Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaaat Penelitian Kualitas Laba

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 1. Penelitian Givoly et a l . 2010 melakukan perbandingan antara kualitas laba pada perusahaan privat dan perusahaan publik, sedangkan penelitian ini hanya melakukan penelitian pada perusahaan publik, 2. Penelitian ini melakukan pengembangan dengan menguji dua jenis kepemilikan perusahaan publik yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dengan mengacu pada penelitian Boediono 2005, 3. Penelitian ini menambahkan variabel levera ge mengacu pada Herawati dan Baridwan 2007 dan growth mengacu pada penelitian Givoly et a l. 2010.

B. Perumusan Masalah

Berdasar latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian yang diwujudkan dalam kalimat tanya sebagai berikut: 1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kualitas laba? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kualitas laba? 3. Apakah levera ge berpengaruh terhadap kualitas laba? 4. Apakah growth berpengaruh terhadap kualitas laba?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan bukti empiris pengaruh kepemilikan institusional terhadap kualitas laba. 2. Memberikan bukti empiris pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 8 3. Memberikan bukti empiris pengaruh levera ge terhadap kualitas laba 4. Memberikan bukti empiris pengaruh growth terhadap kualitas laba

D. Manfaaat Penelitian

1. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada praktisi terutama investor tentang beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas laba. Pemahaman tentang kualitas laba perusahaan diharapkan dapat menambah kemampuan investor dalam melakukan prediksi sehingga keputusan ekonomi yang diambil menjadi lebih tepat. 2. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian berkaitan dengan kualitas laba. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Kualitas Laba

Utami 2005 mengungkapkan laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada para investor dan kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana mereka. Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil, namun di sisi lain penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak menyimpang dari aturan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Boediono 2005 menyatakan bahwa laba merupakan salah satu ukuran untuk melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan. Laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai kenaikan aktiva bersih perusahaan yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan di luar investasi oleh pemilik perusahaan. Karena akuntansi secara umum menganut kos historis, asas akrual, dan konsep ma tching principle , laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih antara pendapatan dan biaya. Investor dan kreditor adalah pihak yang dituju dalam pelaporan keuangan, mereka berkepentingan dengan informasi masa lalu yang digunakan untuk mengevaluasi prospek perusahaan di masa yang akan datang Suwardjono, 2005. 9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 10 Nuryaman 2009 berpendapat informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan, sering menjadi target rekayasa melalui tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan kepuasannya, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau investor. Tindakan oportunis tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu, sehingga laba perusahaan dapat diatur, dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan keinginannya. Perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai dengan keinginannya tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba ea rnings ma na gement . Menurut Bellovary et a l. 2005, otoritas pengawas pasar modal menghendaki adanya permintaan yang besar terhadap laba yang berkualitas, hal ini terkait dengan kebutuhan akan estimasi laba yang dapat meningkatkan nilai sekuritas perusahaan. Kualitas laba dapat diartikan sebagai kemampuan informasi akan laba yang menyampaikan fenomena yang sebenarnya terjadi, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kualitas laba adalah kemampuan perusahaan dalam melaporkan laba yang tidak berbeda dari laba yang sesungguhnya. Givoly et a l. 2010 menyatakan bahwa konsep kualitas laba adalah konsep yang sulit diungkapkan. Hal ini berkaitan dengan pengertian kualitas yang memiliki sifat relatif dalam penilaiannya. Tidak ada definisi yang pasti tentang kualitas laba. Dari beberapa sumber penelitian sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa hal yang berkaitan dengan laba yang berkualitas, seperti akrual yang cenderung persisten, estimasi eror dari proses akrual, keberadaan manajemen laba dan pengakuan laba yang cenderung konservatif. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 11 Bellovary et a l. 2005 berpendapat bahwa kualitas laba merupakan aspek penting untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan. Pihak yang berhubungan dengan perusahaan seperti kreditor, investor dan pengguna informasi keuangan lainnya selalu memperhatikan laporan keuangan. Kualitas laba perusahaan dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melaporkan laba perusahaan yang menujukkan laba perusahaan yang sebenarnya, dengan sebaik mungkin melaporkan laba yang akan digunakan untuk memprediksi laba masa depan perusahaan. Kualitas laba juga dapat diartikan sebagai stabilitas, persistensi dan va ria bility dalam melaporkan laba perusahaan. Rahayu 2008 mengungkapkan bahwa laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang mempunyai sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsi perceived noise , dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya, sedangkan Ayres 1994 dalam Rahayu 2008 menyatakan bahwa laba akuntansi dikatakan berkualitas apabila elemen-elemen yang membentuk laba tersebut dapat diinterprestasikan dan dipahami secara memuaskan oleh pihak yang berkepentingan. Beberapa penelitian memaknai kualitas laba sebagai kualitas laporan keuangan. Fanani et a l. 2009 menyebutkan bahwa pengertian kualitas pelaporan keuangan hingga saat ini masih beragam namun pada prinsipnya pengertian kualitas pelaporan keuangan dapat dipandang dalam dua sudut pandang. Pandangan pertama menyatakan bahwa kualitas pelaporan keuangan berhubungan dengan kinerja keseluruhan perusahaan yang tergambarkan dalam laba perusahaan. Informasi pelaporan keuangan dikatakan tinggi berkualitas perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 12 jika laba tahun berjalan dapat menjadi indikator yang baik untuk laba perusahaan di masa yang akan datang atau berasosiasi secara kuat dengan arus kas operasi di masa yang akan datang. Implikasi dari pandangan tersebut, menunjukkan bahwa fokus pengukuran kualitas pelaporan keuangan perusahaan tersebut berkaitan dengan sifat-sifat pelaporan keuangan. Pandangan kedua menyatakan bahwa kualitas pelaporan keuangan berkaitan dengan kinerja saham perusahaan di pasar modal. Hubungan yang semakin kuat antara laba dengan imbalan pasar menunjukkan informasi pelaporan keuangan tersebut semakin tinggi. Menurut Givoly et a l. 2010 kualitas laba dalam perusahaan dapat diukur dengan beberapa metode. Metode yang pertama adalah pendekatan persistensi akrual. Metode ini merupakan persamaan yang meregresikan antara akrual dan arus kas saat ini dengan laba operasi masa depan perusahaan. Metode yang kedua adalah model estimasi error akrual. Model ini dikembangkan dengan cara mencari variabel residual sebagai hasil dari persamaan regresi antara akrual tahun ini dengan arus kas masa lalu, arus kas saat ini dan arus kas masa depan perusahaan. Perusahaan dengan residual positif menunjukan kualitas laba yang buruk karena cenderung membesar-besarkan laba dan sebaliknya. Metode yang ketiga adalah dengan mendeteksi keberadaan manajemen laba. Metode yang digunakan adalah modified Jones yang menggunakan akrual kelolaan untuk meneliti adanya manajemen laba. Metode yang keempat adalah dengan melihat tingkat konservatisme akuntansi. Banyak metode untuk menghitung konservatisme akuntansi, misalnya dengan membentuk persamaan regresi antara akrual, dummy a rus ka s, dan arus kas perusahaan. Asumsi yang mendasar adalah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 13 perusahaan yang konservatif menghindarkan perusahaan dari tindakan yang menyatakan laba secara overstate sehingga perusahaan yang lebih konservatif dianggap memiliki laba yang lebih berkualitas.

B. Kepemilikan Manajerial dan Kualitas Laba