27
3.3.2 Pasir
Pasir yang dipergunakan dalam penelitian ini diambil dari quarry Sei Wampu, Binjai. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap agregat halus meliputi:
a. Analisa ayakan pasir;
b. Pemeriksaan berat isi agregat halus;
c. Pemeriksaan kandungan organik colorimetric test pada agregat halus;
d. Pemeriksaan berat jenis pada semen dan fly ash;
e. Pemeriksaan kadar lumpur dan kadar liat agregat halus.
3.3.3 Air
Air yang digunakan sebagai bahan pencampur berasal dari Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara.
3.3.4 Fly Ash dan Bottom Ash
Pada penelitian ini, digunakan Fly Ash dan Bottom Ash hasil dari sisa pembakaran batu bara sebagai bahan substitusi semen dan pasir.
3.4 Pemeriksaan Bahan Penyusun Paving Block
3.4.1 Analisa Ayak Agregat Halus SNI 03-1968-1990 dan Analisis Ayak Bottom Ash
a. Tujuan Percobaan 1 Menentukan gradasidistribusi butiran pasir dan Bottom Ash
2 Mengetahui modulus kehalusan fineness modulus pasir dan Bottom Ash
b. Peralatan 1 Timbangan
2 Sieve shaker machine
Universitas Sumatera Utara
28 3 1 set ayakan
4 Oven 5 Sample splitter
c. Bahan 1 Pasir kering oven sebanyak 1000 gram.
2 Bottom Ash d. Prosedur Percobaan
1 Ambil pasir dan Bottom Ash yang telah kering oven 110±5 ºC; 2 Sediakan pasir dan Bottom Ash sebanyak 2 sampel masing-
masing seberat 1000 gr dengan menggunakan sampel splitter; 3 Susun ayakan berturut-turut dari atas ke bawah: 9,52 mm; 4,76
mm; 2,38 mm; 1,19 mm; 0,60 mm; 0,30 mm; 0,15 mm dan pan;
4 Tempatkan susunan ayakan tersebut diatas sieve shaker machine
; 5 Masukkan sampel 1 pada ayakan yang paling atas lalu ditutup
rapat; 6 Mesin dihidupkan selama 5 lima menit;
7 Timbang sampel yang tertahan pada masing-masing ayakan; 8 Lakukan percobaan diatas untuk sampel 2.
e. Rumus 3.1
Dimana: FM = Fineness Modulus
Derajat kehalusan kekasaran suatu agregat ditentukan oleh modulus kehalusan fineness dengan batasan-batasan sebagai berikut:
- Pasir halus
: 2,20 FM 2,60 -
Pasir sedang : 2,60 FM 2,90
Universitas Sumatera Utara
29 -
Pasir kasar : 2,90 FM 3,20
f. Hasil Percobaan Modulus kehalusan pasir FM = 2,51
Modulus kehalusan Bottom Ash FM = 2,406 Pasir dapat dikategorikan sebagai pasir halus. 2,20 FM 2,60
3.4.2 Berat Isi Agregat Halus ASTM C-29 dan Berat isi Bottom Ash.
a. Tujuan Percobaan 1 Menentukan berat isi agregat halus pasir dan Bottom Ash
b. Peralatan 1 Timbangan dengan tingkat kepekaan 0,1 dari berat sampel
2 Batang perojok 3 Bejana besi
4 Termometer 5 Sekop Kecil
c. Bahan 1 Pasir
≤ Saringan Ø 4,75 mm kering oven suhu 110±5 ºC 2 Air
d. Prosedur Percobaan 1 Dengan cara merojok:
a Bejana besi ditimbang dan kemudian diisi dengan pasir dan Bottom Ash
sampai bagian tinggi bejana tersebut lalu rojok sebanyak 25 kali secara merata pada permukaannya; Pasir
Bottom Ash ditambah lagi hingga mencapai ⅔ tinggi bejana
dan dirojok 25 kali secara merata pada permukaannya, kemudian bejana diisi pasir Bottom Ash sampai penuh dan
dirojok 25 kali secara merata lalu permukaannya diratakan. Dalam perojokan untuk setiap lapis tidak boleh menembus
lapisan dibawahnya;
Universitas Sumatera Utara
30 b Timbang bejana + pasir Bottom Ash;
c Pasir dan Bottom Ash dikeluarkan dan bejana dibersihkan lalu diisi oleh air hingga penuh, timbang berat bejana + air dan
diukur suhu air didalam bejana; 2 Cara menyiram:
a Bejana besi ditimbang kemudian diisi pasir dan Bottom Ash dengan cara menyiram dengan sekop setinggi ± 5 cm dari
bagian atas bejana sampai bejana tersebut penuh, lalu ratakan permukaannya.
b Timbang bejana + pasir Bottom Ash. Pasir dikeluarkan dan bejana dibersihkan lalu diisi air hingga
penuh, timbang berat bejana + air dan diukur suhu air didalam bejana. Percobaan dilakukan untuk 2 sampel.
e. Rumus 3.2
Dimana: ρ = Berat isi pasir grcm
3
m = Berat pasir gr v = volume bejana cm
3
f. Hasil Percobaan Pasir Berat isi dengan cara merojok: 1,677 grcm
3
Berat isi dengan cara menyiram: 1,562 grcm
3
g. Hasil Percobaan Bottom Ash Berat isi dengan cara merojok: 1,421 grcm
3
Berat isi dengan cara menyiram: 1,331 grcm
3
Universitas Sumatera Utara
31
3.4.3 Pengujian Kadar Organik PasirColorimetric Test SNI 03-2816-1992 dan Kadar Organik Bottom Ash Colorimetric Test.
a. Tujuan Percobaan Mengetahui tingkat kandungan bahan organik dalam agregat halus.
b. Peralatan 1 Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet kapasitas 350
ml 2 Gelas ukur kapasitas 1000 ml
3 Timbangan 4 Mistar
5 Standar warna Gardner 6 Sendok pengaduk
7 Sampel splitter c. Bahan
1 Pasir dan Bottom Ash kering oven lolos ayakan Ø 4,75 mm
2 NaOH padat
3 Air
d. Prosedur percobaan 1
Sediakan pasir secukupnya dengan menggunakan sampel splitter sehingga terbagi seperempat bagian;
2 Sampel dimasukkan ke dalam botol gelas setinggi ± 3 cm dari
dasar botol; 3
Sediakan larutan NaOH 3 dengan cara mencampur 12 gram kristal NaOH kedalam 388 ml air menggunakan gelas ukur.
Aduk hingga kristal NaOH larut; 4
Masukkan larutan tersebut sampai tinggi larutan ± 2 cm dari permukaan pasir tinggi pasir + larutan = 5 cm;
5 Larutan diaduk menggunakan sendok pengaduk selama 7
menit;
Universitas Sumatera Utara
32 6
Botol gelas ditutup rapat menggunakan penutup karet dan diguncang-guncang pada arah mendatar selama 8 menit;
7 Campuran didiamkan selama 24 jam;
8 Bandingkan perubahan warna yang terjadi setelah 24 jam
dengan standar warna Gardner. e. Rumusstandar
Pengelompokkan standar warna Gardner adalah sebagai berikut: 1
Standar warna no. 1: berwarna beningjernih 2
Standar warna no. 2: berwarna kuning muda 3
Standar warna no. 3: berwarna kuning tua 4
Standar warna no. 4: berwarna kuning kecoklatan 5
Standar warna no. 5: berwarna coklat Perubahan warna yang diperbolehkan menurut standar warna Gardner adalah
standar warna no. 3. Jika perubahan warna yang terjadi melebihi standar warna no. 3 maka, pasir tersebut mengandung bahan organik yang banyak dan harus dicuci
dengan larutan NaOH 3 kemudian bersihkan dengan air.
f. Hasil Percobaan Warna material pasir adalah kuning muda Standar no. 2
Warna material Bottom Ash adalah kuning kecoklatan Standar no. 4
3.4.4 Pemeriksaan Kadar Lumpur Pencucian Pasir Lewat Ayakan No.200