5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Medan Listrik
Secara operasional, kita dapat mendefinisikan medan listrik dengan menempakan sebuah muatan uji yan kecil q
untuk memudahkan kita menganggap q positif pada
titik di dalam sebuah ruang yang diselidiki, kemudian diukur gaya yang bekerja pada benda ini. Sehingga dapat didefinisikan muatan listrik sebagai berikut:
q F
E
…………………………… 2.1
Dari persamaan di atas diketahui E adalah besaran vector karena F adalah besaran vector, dan q
adalah besaran skalar. Arah E searah dengan arah F yang menyatakan di dalam arah mana sebuah muatan positif yan diam akan ditempatkan
pada titik tersebut akan cenderung bergerak.
2.2 Intensitas Medan Listrik
Jika sebuah muatan
1
Q yang diam disuatu titik, dan menggerakkan sebuah muatan lainnya secara perlahan-lahan mengelilinginya, maka akan dapat dikethui bahwa di
setiap titik disekitar
1
Q ada gaya yang akan bekerja pada muatan kedua. Dengan kata
Universitas Sumatera Utara
6
lain, muatan kedua mengungkapkan keberadaan sebuah medan gaya di ruang sekitar
1
Q . Jika dianggap muatan kedua sebagai muatn uji
2
Q , maka gaya yang bekerja pada muatan uji ini sesuai dengan Hukum Coulomb berikut:
12 2
12 2
1 2
4 a
R Q
Q F
2.2
Intensitas medan listrik harus diukur dalam besaran Newton per coulomb –
yaitu dimensi gaya per satuan muatan listrik. Untuk memenuhi kebutuhan ini sebuah besaran baru, yaitu volt V, didiefinisikan dengan dimensi Joule per coulomb atau
newton meter per coulomb N . mC. sehingga dengan besaran baru ini, intensitas medan listrik akan dinyatakan dengan volt per meter Vm. dengan menggunakan
huruf kapital E untuk melambangkan intensitas medan listrik, maka dapat dituiskan
dengan persamaan :
2
Q F
E
2.3
r r
a R
Q E
2 1
4
2.4
Persamaan 2.2 adalah persamaan definisi bagi intensitas medan listrik, dan persamaan 2.3 adalah persamaan untuk medan listrik yang ditimbulkan oleh sebuah
muatan titik
1
Q di dalam ruang hampa vakum. [William, 2006]
2.2 Kuat Medan Listrik dan Metode Bayangan