Analisis Data Medan Listrik Dengan Metode Bayangan Dan Persamaan Karakteristik Impedansi Di Bawah Andongan Jaringan Transmisi Sutt 150 KV
LAMPIRAN
Program Menghitung Medan Listrik dengan Metode Bayangan #Menentukan diameter N konduktor
d=0.0088 n=4
r=11.75*10^-3
da=d (n*r/d)^(1/n)
#Menentukan Kerapatan Muatan Konduktor
da=0.0133779
e=8.854187817*10^12
f[h_]=(1/2Pi*e)*Log[(2*h/da)]
#Menentukan muatan N konduktor
MatrixForm[P={{115.987,90.561,100.201,99.2418,100.996 ,104.558},{90.561,113.55,90.561,100.996,99.2418,100.9 96},{100.201,90.201,110.594,104.558,100.996,99.2418}, {99.2418,100.996,104.558,110594,90.561,100.201},{100. 996,99.2418,100.996,90.561,113.55,90.561},{104.558,10 0.996,99.2418,100.201,90.561,110.594}}]
MatrixForm[V
={{80.60} ,{-43.30},{-43.30} ,{80.60},{-43.30},{-43.30}}]
MatrixForm[Inverse[P]] MatrixForm[p]
MatrixForm[p.V]
#Menghitung Medan Listrik dengan Metode Bayangan y=19
e=8.854187817*10^-12
f[a,x]=(a/2Pi*e)*(2y/(x^2+y^2))
Program Menghitung Medan Listrik dengan Persamaan Karakteristik Impedansi
h=19
w=0.02512 z=120Pi*h/w m=4*10^-7
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Andry. 2009. Perhitungan Kuat Medan Listrik di Bawah Saluran Transmisi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Bandri, S. 2013. Studi Perhitungan Pengaruh Intensitas Medan Listrik Kabel 150 kV yang Berada Dalam Terowongan Terhadap Manusia. Jurnal Momentum. Vol. 15. No. 2
Effendi, Rustam; Slamet Syamsudin; Wilson S. Sinambela; Soemarto. 2007, Medan Elektromagnetika Terapan’ Jakarta: Erlangga.
Fauzi, Akhmad. 2006. Studi Analisis Pemilihan Tegangan Optimal Untuk Saluran Transmisi Daya Listrik. Semarang: Universitas Diponegoro.
Halliday, David; Robert Resnick, Fisika, Edisi Ketiga, Jilid 2, diterjemahkan oleh: Pantur Silaban Ph.D dan Drs. Erwin Sucipto., Jakarta: Erlangga.
Jr. William H. Hayt; John A. Buck. 2006, Elektromagnetika, Edisi ketujuh, diterjemahkan oleh: Irzam Harmein, ST., Jakarta: Erlangga.
Lukmantono, Widen. 2011. Studi Perencanaan Saluran Transmisi 150 kV Bambe Incomer. Surabaya: Institute Teknologi Sepuluh November
L., R. Zimmerman and Fredrick I.O. 2002. Mathematica for Physics, second Edition. New York: Addison Wesley
Nugroho, Dedi. 2011. Pengaruh Perubahan Konfigurasi Saluran Jaringan SUTET 500 kV Terhadap Medan Magnet. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung
Ramadan, Syafril; Hendra Zulkarnain, Perbandingan Kuat Medan Listrik di Bawah Saluran Transmisi 150 kV antara G.I. T.Kuning dan G.I. Berastagi Berdasarkan Pengukuran dan Perhitungan dengan Menggunakan Metode Bayangan, Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sitepu, M. Dan Susilawati. 2008. Solusi Vektor Potensial Hertz Menggunakan Pendekatan Bayangan Kompleks. Jurnal Penelitian MIPA. Vol. 2 No. 1
Susilo, Untung. 2009. Analisis Pengaruh Konfigurasi Konduktor Berkas Terhadap Efisiensi, Regulasi Tegangan dan Korona pada Salran Transmisi. Semarang: Universitas Diponegoro
(3)
Tobing, Bonggas L.. 2003, Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
T., Tam P. A Physicist’s Guide to Mathematica, Second Edition. California: Elsevier Wolframe, S. The Mathematica Book Fifth Edition. New York: Wolframe Media Inc.
(4)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Analisis Masalah
Data medan listrik akan dihitung dengan rumus medan listrik menggunakan metode bayangan, yaitu:
2 2
) (
2
2 xi x yi
yi Qi
E
(3.1)
Dengan: Dengan:
E = Medan Listrik
i
Q ` = muatan konduktor i (C)
ε = permisivitas udara (8.85 x 10-12 C2 N-1 m2) x = koordinat titik tinjau
xi, yi = koordinat konduktor i
Sebelum menghitung Medan Listrik dengan persamaan di atas, maka terlebih dahulu perlu diketahui diamete untuk N konduktor, dengan persamaan:
(5)
d = diameter untuk satu konduktor (m) N = jumlah sub konduktor
r = jari-jari sub konduktor (m)
Dari persamaan 3.2 kemudian kita dapat menentukan kerapatan konduktor untuk N konduktor dengan persamaan:
da Ha
Paa ln 2
2 1
(3.3)
La ab L Pab
1 ln 2
1
(3.4)
Dengan:
Paa : kerapatan konduktor dari a ke a Pab : kerapatan konduktor dari a ke b Ha : tinggi konduktor dari atas tanah da : diameter untuk N konduktor La : Tinggi bayangan konduktor a Lab : Tinggi bayangan konduktor a ke b
Karena V dapat diketahui dari data spesifikasi menara, sebagai tegangan dari phasa ke phasa, maka dapatlah kita ketahui muatan konduktor i dengan persamaan:
(6)
Dengan:
Q : muatan konduktor P : kerapatan konduktor V : tegangan konduktor
Selanjutnya program bantu yang akan dibuat dirancang menggunakan metode lain, yaitu persamaan karakteristik impedansi. Jika pilihan menggunakan metode yang kedua ini medan listrik dihitung dengan persamaan:
0 0
h w B Z
Ey z
(3.6)
Dengan:
Ey = kuat medan listrik pada sumbu y (V/m) 0
= Permeabilitas udara (4.10-7 H/m) Bz = Medan magnet pada sumbu z (T) Z0 = Karakteristik impedansi () h = Tinggi konduktor dari tanah (m)
(7)
3.2 Wolframe Mathematica versi 10.01
Mathematica adalah software program komputer yang dikembangkan oleh Stepen Wolfram melalui lembaga Wolfram Research di Champaign, Illionis, Amerika Serikat untuk keperluan bidang matematika, statistika, dan ilmu pengetahuan teknik yang dirilis pertama kali pada 23 Juni 1988. Mathematica merupakan software yang sangat handal dengan fasilitas terintegrasi lengkap untuk menyelesaikan beragam masalah matematika. Mathemamatica memiliki fasilitas fungsi matematica terpasang (built-in mathematica function) lebih dari 750 buah yang menjadikan sintaks programnya dapat dinyatakan hanya dalam beberapa baris program.
Bilamana Mathematica telah diinstalasi pada komputer, maka kita dapat mengoperasikannya dengan cara:
double klik ikon Mathematica pada layar monitor, atau
pada menu start, program, Mathematica
Berikut tampilan halaman kerja Wolfram Mathematica versi 10.01:
(8)
Adapun dalam penggunaan Wolfram Mathematica, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
gunakan kurung siku [] untuk variabel suatu fungsi
nama fungsi selalu dimulai dengan huruf besar
gunakan spasi sebagai pengganti *
pangkat menggunakan ^
untuk membuat komentar selalu diapit dengan tanda “(*Komentar*)” (Tanpa tanda kutip)
koma ditandai dengan tanda titik (.)
perintah “;” (tanpa tanda titik) memerintahkan program untuk tidak menampilkan hasilnya.
3.3 Perancangan Diagram Alir
Proses perancangan program bantu dalam laporan tugas akhir ini dirancang melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Perancangan diagram alir dan algoritma penghitungan medan listrik dengan metode bayangan dan persamaan karakteristik impedansi
2. Pembuatan program lengkap berdasarkan rancangan diagram alir dan algoritma dengan menggunakan bahasa pemograman Wolfram Mathematica versi 10.0
(9)
Dalam merancang suatu program yang terstruktur dan terkendali dengan baik, terlebih dahulu perlu dilakukan perancangan diagram alir (Flowchart) serta algoritma program sehingga dapat memperjelas langkah-langkah dalam membuat program secara utuh. Rancangan diagram alir dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 3.2 diagram alir penelitian Mulai
Tentukan: P
Tentukan Q
Metode= Bayangan? Input: π, ε0
E = Q/2πε
Periksa parameter
0 0
h Bw Z E
Bandingkan metode bayangan dan karakteristik impedansi
Metode
bayangan=karakteristik impedansi?
Periksa parameter
(10)
Adapun langkah-langkah algoritma program bantu yang digunakan dalam penyelesaian perhitungan medan lisrtik dengan metode bayangan dan persamaan karakteriktik impedansi adalah sebagai berikut:
a. Persiapan penjabaran secara matematik perhitungan medan listrik
b. Penjabaran solusi matematik diameter N konduktor (da) dengan rumus
N
d r N d
da ( . / )1/
c. Penjabaran solusi matematik penyelesaian metode bayangan kerapatan medan konduktor ρ
d. Penjabaran solusi matematik penyelesaian muatan Q dengan metode bayangan
e. Membuat program komputer dan mendapatkan hasil numerik untuk penyelesaian medan listrik dengan metode bayangan
f. Pengujian hasil numerik solusi matematik medan listrik dengan metode bayangan
g. Memperbaiki solusi matematik dan program komputer dengan memperhatikan parameter dan syarat batas
h. Membuat program komputer untuk menghitung medan listrik dengan karakteristik impedansi
0 0
h w B Z
E z
y
i. Membandingan hasil yang diperoleh dengan metode bayangan dan karakteristik impedansi
(11)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengukuran dan Spesifikasi Menara SUTT 150 kV
Perhitungan dilakukan dengan mengambil data-data SUTT 150 kV dari G.I Titi Kuning - G.I Berastagi di desa Ujung Jati, kecamatan Berastagi, kabupaten Karo. Nomor menara 39 dan 40.
Berikut merupakan informasi data dari menara tersebut:
Tipe menara : Saluran Ganda
Konduktor Fasa : 1 x 240 mm2 ACSR
GMR : 0.0289 ft (0.0088 m)
Konduktor tanah : 1 x 50 mm2 GSW
Diameter : 0.0262 ft (0.008 m)
Andongan : 3.5 m
Jumlah sub konduktor (phasa): 4
Diameter sub konduktor : 23.55 mm
Tegangan operasi line to line : 156.5 kV
(12)
Gambar 4.1 Konstruksi menara transmisi 150 kV antara G.I titi Kuning dan G.I Berastagi
Untuk melakukan perhitungan ini diambil beberapa asumsi yaitu:
Sistem dianggap dalam keadaan seimbang
Tidak dipengaruhi kondisi sekitarnya
Distribusi muatan di permukaan saluran seragam
Dari gambar 4.1 dapat diketahui kedudukan koordinat masing-masing konduktor:
x1 = x2 = x3 = x4 = x5 = x6 = jarak titik lengan menara terhadap konduktor = 8.4 m
y1 = y4 = jarak ketinggian konduktor 1 dan 5 terhadap tanah = 28 m
(13)
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Medan Listrik dan Medan Magnet di menara 39-40 G.I Titi Kuning – G.I Berastagi
No
Jarak Pengukuran
(m)
Kuat Medan Listrik (KV/m)
Induksi Medan Magnet (µT) / (A/m)
1 -20 0,0010 0,1
2 -18 0,0009 0,2
3 -16 0,0012 0,3
4 -14 0,002 0,4
5 -12 0,06 0,4
6 -10 0,7 0,53
7 -8 1,4 0,6
8 -6 3,0 0,64
9 -4 4,5 0,67
10 -2 6,3 0,7
11 0 6,3 0,77
12 0 6,3 0,77
13 2 8,0 0,76
14 4 7,5 0,96
15 6 7,4 0,8
16 8 6,0 0,73
17 10 5,0 0,65
18 12 3,76 0,57
19 14 3,0 0,47
20 16 2,15 0,39
21 18 1,7 0,30
(14)
4.2 Perhitungan Medan Listrik dengan Metode Bayangan
Berdasarkan data-data yang ada mula-mula kita hitung harga da dengan menggunakan persamaan 3.2, sehingga:
m x
da0.0088(4*11.75 103/0.0088)1/4 0.0133779 Setelah harga da diketahui maka digunakan persamaan 3.3 dan 3.4 dengan
memasukkan koefisien 1/2πε ke matriks P. Sehingga kita peroleh matriks P sebagai berikut: 12 10 987 . 115 561 . 90 201 . 100 2418 . 99 996 . 100 558 . 104 561 . 90 55 . 113 561 . 90 996 . 100 2418 . 99 996 . 100 201 . 100 561 . 90 595 . 110 558 . 104 996 . 100 2418 . 99 2418 . 99 996 . 100 558 . 104 595 . 110 561 . 90 201 . 100 996 . 100 2418 . 99 996 . 100 561 . 90 55 . 113 561 . 90 558 . 104 996 . 100 2418 . 99 201 . 100 561 . 90 987 . 115 x
Sedangkan Matriks V di peroleh dari tegangan phasa ke phasa: V1 = V4 = 86.60 kV ∟00 = 86.60 + j0.0 kV
V2 = V5 = 43.30 kV ∟-1200 = 43.30 - j49.9985 kV V3 = V6 = 43.30 kV ∟1200 = 43.30 + j49.9985 kV
Selanjutnya kita akan mendapatkan nilai dari Q dengan persamaan 3.5. Dengan demikian, medan listrik dapat dihitung Medan Listrik dengan persamaan 3.1, dengan hasil perhitungannya ditampilkan pada tabel 4.2 berikut ini:
(15)
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Medan Listrik dengan Metode Bayangan
No
Jarak Pengukuran (m)
2 2
) (
2 2 xi x yi
yi Qi
E
(kV/m)
1 -20 1.38079
2 -18 1.53399
3 -16 1.70305
4 -14 1.8865
5 -12 2.08075
6 -10 2.274243
7 -8 2.47243
8 -6 2.6468
9 -4 2.78722
10 -2 2.87885
11 0 2.91075
12 0 2.91075
13 2 2.87885
14 4 2.6468
15 6 2.6468
16 8 2.47243
17 10 2.274243
18 12 2.08075
19 14 1.8865
20 16 1.70305
21 18 1.53399
(16)
4.3 Perhitungan Kuat Medan Listrik dengan Persamaan Karakteristik Impedansi
Dengan menggunakan data kuat medan magnet (B) pada tabel 4.1 dan memasukkan data-data berikut ini,maka medan listrik (E) dapat dihitung ulang menggunakan persamaan 3.6:
Diameter ACSR = 0.008 m
Z0 = 120π w h
π = 3,14
w = 2πr = πd = 3,14 x 0,008 m = 0,02512 m
(17)
Selanjutnya hasil perhitungan ulang medan listrik dengan Karakteristik Impedansi disajikan pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Medan Listrik dengan PersamaanKarakteristik Impedansi
No
Jarak Pengukuran
(m)
Medan Magnet (µT)
0 0
h w B Z
E z
y
(kV/m)
1 -20 0,1 0,942478
2 -18 0,2 1.88496
3 -16 0,3 2.82743
4 -14 0,4 3.76991
5 -12 0,4 3.76991
6 -10 0,53 4.99513
7 -8 0,6 5.65487
8 -6 0,64 6.03186
9 -4 0,67 6.3146
10 -2 0,7 6.59734
11 0 0,77 7.25708
12 0 0,77 7.25708
13 2 0,76 7.16283
14 4 0,96 9.04779
15 6 0,8 7.5982
16 8 0,73 6.88009
17 10 0,65 6.12611
18 12 0,57 5.37212
19 14 0,47 4.42965
20 16 0,39 3.67566
21 18 0,30 2.82743
(18)
4.4 Perbandingan Hasil Perhitungan menggunakan Metode Bayangan dan Persamaan Karakteristik Impedansi
Berdasarkan hasil yang didapat dengan perhitungan metode bayangan dan persamaan karakteristik impedansi pada tabel 4.2 dan 4.3, maka dapat kita bandingkan hasil perhitungan yang didapat dengan kedua metode seperti disajikan pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Perbandingan Medan Listrik Perhitungan dengan Metode Bayangan dan Persamaan Karakteristik Impedansi
No Jarak Pengukuran (m)
2 2
) (
2
2 xi x yi
yi Qi E (kV/m) 0 0 h w B Z E z y (kV/m)
1 -20 1.38079 0,942478
2 -18 1.53399 1.88496
3 -16 1.70305 2.82743
4 -14 1.8865 3.76991
5 -12 2.08075 3.76991
6 -10 2.274243 4.99513
7 -8 2.47243 5.65487
8 -6 2.6468 6.03186
9 -4 2.78722 6.3146
10 -2 2.87885 6.59734
11 0 2.91075 7.25708
12 0 2.91075 7.25708
13 2 2.87885 7.16283
14 4 2.6468 9.04779
(19)
Hasil pada tabel 4.4 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1. Grafik 2D Perbandingan Hasil Perhitungan Medan Listrik dengan Metode Bayangan dan Karakteristik Impedansi
Dari grafik di atas dapat kita lihat terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada kedua metode, walaupun grafik masih menunjukkan lengkungan yang layak untuk grafik Medan Listrik. Perbedaan ini disebabkan persamaan karakteristik Impedansi sangat bergantung pada hasil pengukuran Medan magnet di lapangan. Berikut ini dasjikan pula grafik dalam bentuk 3 dimensi:
20 10 0 10 20
0 2 4 6 8
E kV
Perbandingan metode bayangan dan karakteristik impedansi
Metode Bayangan
Persamaan karakteristik Impedansi
(20)
Gambar 4.2. Grafik 3D Perbandingan Hasil Perhitungan Medan Listrik dengan Metode Bayangan dan Karakteristik Impedansi
4.5 Perbandingan Hasil Pengukurandengan Perhitungan
4.5.1 Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan Menggunakan Metode Bayangan
(21)
Tabel 4.5. Perbandingan Hasil Pengukuran Medan Listrik dengan Perhitungan Menggunakan Metode Bayangan
No Jarak Pengukuran (m) E Pengukuran (kV) E Perhitungan (kV)
1 -20
0,0010 1.38079 2 -18
0,0009 1.53399 3 -16
0,0012 1.70305 4 -14
0,002 1.8865 5 -12
0,06 2.08075 6 -10
0,7 2.274243 7 -8
1,4 2.47243 8 -6
3,0 2.6468 9 -4
4,5 2.78722 10 -2
6,3 2.87885 11 0
6,3 2.91075 12 0
6,3 2.91075 13 2
8,0 2.87885 14 4
7,5 2.6468 15 6
7,4 2.6468 16 8
6,0 2.47243 17 10
5,0 2.274243 18 12
3,76 2.08075 19 14
3,0 1.8865 20 16
2,15 1.70305 21 18
1,7 1.53399 22 20
(22)
data pada tabel 4.5 di atas dapat pula disajikan dalam grafik seperti ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3. Grafik 2D Perbandingan Medan Listrik Pengukuran dengan Perhitungan menggunakan Metode Bayangan
Dari grafik di atas dapat kita lihat terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada pengukuran dan metode bayangan, walaupun grafik masih menunjukkan lengkungan yang layak untuk grafik Medan Listrik. Perbedaan ini disebabkan hasil pengukuran di lapangan bisa mengalami perbedaan baik karena faktor cuaca, kesalahan pembacaan oleh pengukur, atau masalah eksternal lainnya. Secara teori grafik yang paling mendekati untuk medan listrik adalah grafik hasil perhitungan dengan metode bayangan. Berikut ini dasjikan pula grafik dalam bentuk 3 dimensi:
20 10 0 10 20
0 2 4 6 8
E kV
Perbandingan Perhitungan dan Pengukuran
Pengukuran
(23)
Gambar 4.4. Grafik 3D Perbandingan Medan Listrik Pengukuran dengan Perhitungan menggunakan Metode Bayangan
4.5.2. Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan menggunakan Karakteristik Impedansi
Dari tabel 4.1 dan 4.3 kita bisa menyajikan tabel perbandingan hasil pengukuran dan di lapangan dan perhitungan dengan menggunkan persamaan karakteristik impedansi seperti disajikan pada tabel 4.6 berikut ini:
(24)
Tabel 4.6. Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan menggunakan Karakteristik Impedansi
No Jarak Pengukuran (m)
E Pengukuran (kV)
E Perhitungan (kV)
1 -20
0,0010 0,942478 2 -18
0,0009 1.88496
3 -16
0,0012 2.82743
4 -14
0,002 3.76991
5 -12
0,06 3.76991
6 -10
0,7 4.99513
7 -8
1,4 5.65487
8 -6
3,0 6.03186
9 -4
4,5 6.3146
10 -2
6,3 6.59734
11 0
6,3 7.25708
12 0
6,3 7.25708
13 2
8,0 7.16283
14 4
7,5 9.04779
15 6
7,4 7.5982
16 8
6,0 6.88009
17 10
5,0 6.12611
18 12
3,76 5.37212
19 14
3,0 4.42965
20 16
2,15 3.67566
21 18
1,7 2.82743
22 20
(25)
berikut ini disajikan tampilan tabel 4.6 dalam bentuk grafik seperti ditunjukkan pada gambar 4.5 berikut ini:
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Medan Listrik Pengukuran dengan Perhitungan menggunakan Karakteristik Impedansi
Dari grafik di atas dapat kita lihat grafik perhitungan dengan persamaan karakteristik impedansi paling mendekati dengan hasil perhitungan di lapangan. Hal ini disebabkan, dalam menghitung medan listrik dengan persamaan karakteristik impedansi kita sangat bergantung pada data medan magnet yang juga kita dapat dari hasil pengukuran di lapangan. Berikut ini dasjikan pula grafik dalam bentuk 3 dimensi.
20 10 0 10 20
0 2 4 6 8
E kV
Perbandingan Perhitungan dan Pengukuran
Persamaan Karakteristik Impedansi
(26)
Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Medan Listrik Pengukuran dengan Perhitungan menggunakan Karakteristik Impedansi
(27)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil yang didapat pada bab sebelumnya, maka dapatlah disimpulkan bahwa:
1. Metode bayangan dan persamaan karakteristik impedansi dapat digunakan untuk menghitung Medan Magnet pada saluran Transmisi
2. Penggunaan Wolfram Mathematic dalam perhitungan sangat memudahkan perhitungan, selain itu Wolframe juga memiliki ketelitian angka lebih akurat dengan banyak digit di belakang koma. Hal ini dapat kita lihat pada data-data yang ditampilkan pada tabel 4.2 dan 4.3.
3. Metode bayangan lebih baik digunakan dalam perhitungan Medan Listrik, sebab grafiknya lebih stabil. Sedangan pada persamaan Karakteristik Impedansi sebelumnya kita harus memiliki data medan magnet yang kemungkinan besar mengakibatkan hasil perhitungannnya tidak stabil, hal ini disebabkan faktor-faktor eksternal yang mengganggu saat pengukuran medan magnet. Sehingga, pada saat kita memplot hasil pengkuran dan perhitungan dengan persamaan karakteristik impedansi grafiknya lebih mendekati dengan hasil pengukuran.
(28)
4. Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 4.1 diketahui medan listrik tertinggi ada pada kemiringan 2 m dan terendah pada kemiringan 18 m ke kiri dari menara yaitu 8.0 kV/m dan 0.0009 kV/m. Sedangkan hasil perhitungan dengan metode bayangan masih di bawah 3 kV/m, dan nilai tertinggi di dapat 9.04779 kV/m pada kemiringan 4 m untuk perhitungan dengan persamaan Karakteristik Impedansi. Dengan demikian berdasarkan Rekomendasi IRPA/INIRC pada tabel 2.1 dan rekomendasi WHO pada tabel 2.2, jaringan transmisi SUTT 150 kV untuk G.I Titi Kuning – G.I Berastagi aman bagi kesehatan.
5.2 Saran
Ada beberapa saran untuk penelitian selanjutnya:
1. Menggunakan Metode Bayangan untuk kabel yang lain, karena sejauh ini penulis mencukupkan pada kabel terbawah dengan tinggi 19 m.
2. Menggunakan Metode bayangan untuk menghitung medan magnet untuk menyempurnakan penelitian ini.
3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti melakukan pengukuran langsung ke lapangan.
(29)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Medan Listrik
Secara operasional, kita dapat mendefinisikan medan listrik dengan menempakan sebuah muatan uji yan kecil q0(untuk memudahkan kita menganggap q0 positif) pada titik di dalam sebuah ruang yang diselidiki, kemudian diukur gaya yang bekerja pada benda ini. Sehingga dapat didefinisikan muatan listrik sebagai berikut:
0 q
F
E ……… (2.1)
Dari persamaan di atas diketahui E adalah besaran vector karena F adalah besaran vector, dan q0 adalah besaran skalar. Arah E searah dengan arah F yang menyatakan di dalam arah mana sebuah muatan positif yan diam akan ditempatkan pada titik tersebut akan cenderung bergerak.
2.2 Intensitas Medan Listrik
Jika sebuah muatan Q yang diam disuatu titik, dan menggerakkan sebuah muatan 1
lainnya secara perlahan-lahan mengelilinginya, maka akan dapat dikethui bahwa di setiap titik disekitar Q ada gaya yang akan bekerja pada muatan kedua. Dengan kata
(30)
lain, muatan kedua mengungkapkan keberadaan sebuah medan gaya di ruang sekitar 1
Q . Jika dianggap muatan kedua sebagai muatn uji Q , maka gaya yang bekerja pada 2
muatan uji ini sesuai dengan Hukum Coulomb berikut:
12 2 12 0
2 1 2
4 R a
Q Q F
(2.2)
Intensitas medan listrik harus diukur dalam besaran Newton per coulomb – yaitu dimensi gaya per satuan muatan listrik. Untuk memenuhi kebutuhan ini sebuah besaran baru, yaitu volt (V), didiefinisikan dengan dimensi Joule per coulomb atau newton meter per coulomb (N . m/C). sehingga dengan besaran baru ini, intensitas medan listrik akan dinyatakan dengan volt per meter (V/m). dengan menggunakan huruf kapital E untuk melambangkan intensitas medan listrik, maka dapat dituiskan dengan persamaan :
2 Q
F
E (2.3)
r r
a R Q
E 2
0 1 4
(2.4)
Persamaan (2.2) adalah persamaan definisi bagi intensitas medan listrik, dan persamaan (2.3) adalah persamaan untuk medan listrik yang ditimbulkan oleh sebuah muatan titik Q di dalam ruang hampa (vakum). [William, 2006] 1
(31)
Jika di dalam sebuah konduktor mengalir arus listrik, maka di sekitar konduktor tersebut akan muncul medan listrik. Hal ini disebabkan arus listrik merupakan aliran muatan listrik. Kuat medan listrik di sekitar konduktor yang dialiri arus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
) / ( 2 0 2
m V a R
E r
r
(2.5)
dengan:
R = jarak konduktor dengan titik pusat
r
a = vector satuan jarak konduktor
= kerapatan muatan konduktor (Coulomb/meter)
Jika dua buah konduktor yang masing-masing bermuatan bermuatan –Q dan +Q, diberi jarak d satu sama lain, maka di antara kedua konduktor tersebut akan muncul medan listrik. Dengan arah medan listrik yang ditimbulkan adalah sama disebabkan kedua muatannya berlawanan. Akibat dari medan listrik ini akan muncul potensial listrik pada masing-masing konduktor.
Untuk menghitung potensial listrik yang disebabkan oleh salah satu konduktor di titik pusat dengan persamaan sebagai berikut:
(32)
) ( ln 2 0 R V
d Vp
(2.6)
Perhitungan dengan metode bayangan merupakan suatu konfigurasi lengkap yang mencakup konfigrasi awal dan konfigurasi bayangannya. Dalam aplikasinya pada saluran transmisi, ditetapkan suatu konfigurasi bayangannya dari konfigurasi penghantar terhadap tanah. Dengan tanah dianggap sebagai media yang memiliki tegangan nol volt (V=0).
Gambar 2.1 Penghantar bermuatan di atas tanah dan bayangannya
dengan:
dqp = jarak muatan q dengan titik P
Dqp = jarak bayangan muatan Q dengan titik P h = tinggi muatan Q dari permukaan tanah
Permukaan tanah dqp
Dqp
P
V=0 h
Q
(33)
Untuk saluran transmisi dengan jumlah konduktor n, potensial listrik dari masing-masing konduktornya adalah sebagai berikut:
n n n d D d D R h V 1 1 0 12 12 0 2 1 1 0 1 1 ln 2 ... ln 2 2 ln 2 . . . . . . (2.7) n n n n n n n R h n d D d D
V ln2
2 ... ln
2 ln
2 1 0
2 0 1 1 0 1
Dalam matriks dapat dinyatakan sebagai berikut:
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 . . . 2 2 ln . . . ln . . . . . . . . . ln . . . 2 ln . . . . n n n n n n n n R h d D d D R h V V (2.8) Atau dapat disingkat sebagai berikut:
V n
P nn nKV0 2
1
(2.9)
dengan:
(34)
n = jumlah konduktor
h = jarak konduktor dari permukaan tanah
D = jarak konduktor dengan bayangan konduktor lain d = jarak konduktor dengan konduktor lain
V1 = potensial listrik pada konduktor 1 Vn = potensial listrik pada konduktor n
Pada saluran transmisi, potensial listrik V sudah ditentukan pada nilai tertentu. Oleh sebab itu persamaan (2.7) digunakan untuk mendapatkan kerapatan muatan dari masing-masing konduktor saluran transmisi. Dalam hal ini persamaan (2.9) dapat dibuat menjadi:
n 20
P nn1 V n(C/m)(2.10)
Untuk konduktor I, kuat medan listriknya terhadap titik P dapat dituliskan sebagai berikut: ) / ( ) ( ) (
2 0 r2 V m
a y y a x x E i y i p x i p i pi
(35)
) / ( ) ( ) (
2 0 r2 V m
a y y a x x E ii y i p x i p i pii
(2.12)
Sehingga didapatlah kuat medan listrik total di titik P untuk jumlah konduktor sebanyak n, yang dapat dituliskan sebagai berikut:
( / )1 E E kV m
Ep ni pi pii
(2.13)
dengan:
i
` = kerapatan muatan konduktor i xp, yp = koordinat titik P
xi, yi = koordinat konduktor i
ax, ay = vektor satuan arah sumbu x dan y ri = jarak antara konduktor I dengan titik P
= (xp xi)2 (yp yi)2
rii = jarak antara bayangan konduktor I dengan titik P = (xp xi)2 (yp yi)2
(36)
2.4 Kuat Medan Listrik dengan Menggunakan Persamaan Karakteristik Impedansi
Karakteristik Impedansi dari saluran transmisi merupakan perbandingan tegangan V dengan kuat arus I yang melewati saluran transmisi. Atau dapat ditulis secara matematis dengan persamaan berikut ini:
I V
Z0 (2.14)
Pada sebuah medan saluran transmisi, V = Eh dan I = Hw, dengan E adalah kuat medan listrik dan H adalah kuat medan magnet. Sedangkan h adalah tinggi penghantar dari tanah dan w adalah strip penghantar seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
I = Hw
w
V = Eh
(37)
Persamaan karakteristik dari medan saluran transmisi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Hw Eh I V
Z0 (2.15)
Jika dimisalkan h = w, maka karakteristik impedansinya adalah:
120
0 0
0
H E
Z (2.16)
Gambar 2.3 Komponen medan elektromagnetik melalui sistem koordinat Hy
Ey
(38)
Dari gambar di atas dapat diasumsikan bahwa suatu penghantar dengan arah sumbu x, medan listrik E mempunyai komponen Ey dengan arah sumbu y, dan medan magnet H mempunyai komponen Hz dengan arah sumbu z.
0
z y
B
H (2.17)
Maka dari persamaan (2.9), (2.10) dan (2.11) maka didapatlah:
0 0
h
w B Z
Ey z (2.18)
Dengan:
Ey = kuat medan listrik pada sumbu y (V/m) 0
= Permeabilitas udara (4.10-7 H/m) Bz = Medan magnet pada sumbu z (T) Z0 = Karakteristik impedansi () h = Tinggi konduktor dari tanah (m)
w = Strip konduktor (m)
2.5 Ambang Batas Medan Listrik dan Medan Magnet
(39)
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)-Nilai
Ambang Batas Medan Listrik dan Medan Magnet.
Tabel berikut memberikan informasi tentang ambang batas yang direkomendasikan
oleh IRPA/INIRC:
Table 2.1. Rekomendasi IRPA/INIRC untuk Batas Pemaparan terhadap Medan Listrik dan
Medan Magnet yang Berlaku pada Lingkungan Kerja dan Umum untuk Frekuensi
50/60 hz
Klasifikasi Medan Listrik (KVrms/m)
Kuat Fluks Magnetik (mTrms)
Lingkungan Kerja:
1. Sepanjang hari
kerja
2. Waktu singkat
3. Anggota tubuh
10
30a) -
0,5
5b) 25
Lingkungan Umum:
4. Sampai
24/haric) 5. Beberapa
jam/hari
5
10
0,1
1
(40)
Catatan:
a) Lama pemaparan untuk kuat medan listrik antara 10-30 kv/m dapat dihitung dengan
rumus: t80/E dimana t = lama axposure (jam) dan E = kuat medan listrik (kV/m)
b) Lama pemaparan maksimum per hari adalah 2 jam
c) Berlaku pada ruangan terbuka, seperti tempat-tempat rekreasi, lapangan dan
sebagainya.
Batas pemaparan dapat melampaui selama beberapa menit per hari dengan syarat
(41)
2.5 Rekomendasi WHO 1990 Working Group on Health Implication of the Increased Use
of NIR Technologies
Pada tahun 1990, WHO memberikan rekomendasi untuk nilai ambang batas medan magnet
dan medan listrik seperti diinformasikan pada tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2. Nilai ambang batas Medan Listrik
Intensitas medan listrik (kV/m) Lama exposure/24 jam yang
dibolehkan (menit)
5 Tidak terbatas
10 180
15 90
20 10
25 5
Sumber: WHO dalam Suwitno 2010
Selain nilai di atas, bagi masyarakat umum WHO merekomendasikan tingkat pemaparan
(42)
2.6 Saluran Transmisi
Saluran transmisi adalah penghantar baik berupa konduktor ataupun isolator (dialektrika) yang digunakan untuk menghubungkan suatu pembangkit sinyal, disebut juga sumber, dengan sebuah penerima/pemakai yang disebut sebagai beban. Karena sinyal elektrik hanya merambat dengan kecepatan cahaya, amka sinyal elektrik juga memerlukan waktu tempuh tertentu untuk merambat dari suatu tempat atau beban. [Bonggas L. Tobing, 2003]
Prinsip transmisi secara umum adalah memindahkan tenaga dari satu titik ke titik lain. Proses pemindahan ini dapat dilakukan dengan berbagai media transmisi, baik yang digunakan pada frekuensi tinggi maupun gelombang mikro. Pada umumnya saluran transmisi yang umum digunakan yaitu saluran transisi dua kawat sejajar, kabel koaksil, bumbung gelombang, balanced shielded line, dan mikrostrip. [S. Bandri, 2013]
2.7 Peralatan yang menimbulkan Medan Listrik
Seperti kita tahu, kehidupan manusia modern tidak terlepas dari energi listrik, baik untuk kebutuhan rumah tangga, terapi, sarana kerja dan kegiatan lainnya. Dengan peralatan menggunakan listrik maka pekerjaan menggunakan tenaga listrik dalam pelaksaannya menjadi lebih cepat, praktis dan bersih.
Medan listrik di dalam dan di sekitar rumah dihasilkan dari peralatan yang dialiri listrik termasuk lampu penerangan jalan, sistem instalasi listrik rumah, oven listrik, lemari es, mesin cuci, televisi, radio, kipas angin dan sebagainya.
Keberadaan medan listrik tidak dapat dirasakan oleh indra manusia kecuali pada intensitas yang cukup besar. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kuat medan listrik di luar batas tertentu akan mempengaruhi kesehatan manusia. Dampak kesehatan ini termasuk di dalamnya kanker, pengaruh reproduksi dan stres. [S. Bandri, 2013]
(43)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pengiriman daya listrik dengan jaringan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) memiliki berbagai keuntungan diantaranya: pengiriman daya listrik lebih besar, memberikan kerugian daya yang semakin kecil, memiliki keandalan yang lebih unggul, dan sebagainya. Namun demikian sistem ini memiliki kerugian yang meresahkan masyarakat, yakni akibat dari efek medan yang ditimbulkannya terkhusus bagi mereka yang tinggal di bawah atau disekitar SUTT. [Suwitno, 2010]
Keresahan masyarakat ini sudah berlangsung sejak lama. Namun perkembangan teknologi dan sulitnya untuk mendapatkan lahan menyebabkan saluran yang melewati rumah-rumah tidak dapat dihindarkan. Menyikapi hal ini
World Health Organization (WHO) telah membuat standarisasi bahwa kuat medan
magnet sebesar 240 A/m atau 0,3 mT tidak mengganggu kesehatan. Demikian pula untuk medan listrik, pada tahun 1987 WHO telah menetapkan bahwa kuat medan listrik sampai 104 V/m tidak membahayakan kesehatan manusia. Di Indonesia PLN juga telah menetapkan Standar PLN (SPLN) bahwa ambang batas medan magnet secara terus-menerus adalah 0,5 mT. [Sepannur Bandri, 2013]
Metode bayangan merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk menghitung kuat medan pada suatu daerah SUTT. Dengan menetapkan suatu tinggi tertentu sebagai variabel y tetap dan variabel x yang berubah setinggi kabel menara kita dapat menghitung kuat medan magnet dan medan listrik dibawah suatu daerah SUTT dengan tidak memperhatikan konduktor yang digunakan pada kabel. Sehingga diperlukan metode lain untuk mampu memberikan penyelesaian yang lebih baik.
(44)
Untuk itu dipergunakan juga metode Persamaan Karaktristik Impedansi untuk menganalisis kuat medan magnet dan medan listrik dengan mempertimbangan konduktor kawat yang digunakan. Kedua metode ini sama-sama bergantung pada jarak ketinggian dari permukaan tanah. Adapun bahasa pemograman yang digunakan adalah Wolfram Mathematica versi 10.01 yang merupakan bahasa pemograman yang biasa dipakai untuk bidang sains, teknik, dan matematika serta bidang komputasi teknis lainnya.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menggunakan metode bayangan dan persamaan karakteristik impedansi dalam penyelesaian perhitungan medan listrik
2. Membuat program bantu untuk mensimulasikan solusi perhitungan medan listrik dengan menggunakan perangkat lunak bahasa pemograman Wolfram Mathematica versi 10.01.
3. Membandingkan kestabilan metode bayangan dan persamaan karakteristik impedansi dalam penyelesaian perhitungan medan listrik berdasarkan hasil simulasi
4. Menggunakan program bantu yang telah dibuat untuk menganalisi data medan listrik berdasarkan syarat ambang batas yang ditetapkan WHO/
(45)
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan konstribusi positif terhadap usaha menanggulangi bahaya dari medan listrik bagi kesehatan. Manfaat khusus yang diharapkan diantaranya :
1. Pengaturan tinggi dari andongan jaringan transmisi SUTT 150 KV yang tidak menyebabkan bahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
2. Program bantu dapat dikembangkan untuk menghitung medan listrik secara komputasi.
3. Memberikan informasi untuk digunakan sebagai pengembangan pengetahuan pada penelitian lanjutan khususnya bidang fisika komputasi dengan menggunakan perangkat lunak bahasa pemograman Wolfram Mathematica versi 10.01
1.4 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada:
1. Saluran yang dianalisis adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV.
2. Metode perhitungan yang digunakan adaah metode bayangan dan metode karakteristik impedansi dengan memvariasikan jarak
3. Data lapangan diambil dari data yang diambil secara komersial secara komersial berupa kerjasama antara PT. PLN UPT Indonesia dan LP USU.
(46)
Laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab, yaitu sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu medan listrik, intensitas medan listrik, metode bayangan, persamaan karakteristik impedansi serta ambang batas yang direkomendasikan oleh IRPA/INIRC dan juga WHO sebagai lembaga kesehatan Internasional.
Bab 3 Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang peralatan dan prosedur penelitian. Perancangan perangkat lunak ini menggunakan bahasa pemograman Wolfram Mathematica verci 10.01
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini memberikan hasil coba simulasi penyelesaian metode bayangan dan karakteristik impedansi yang telah dilakukan pada bab 3 untuk melihat kesesuaian spesifikasi metode yang digunakan sehingga dianalisa hasil yang telah diperoleh. Serta analisis kesesuaian dengan ambang batas yang telah direkomendasikan oleh WHO.
Bab 5 Kesimpulan dan Hasil
Bab ini memberikan kesimpulan dari hasil perancangan program yang telah dilakukan dan juga memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
(47)
ANALISIS DATA MEDAN LISTRIK DENGAN METODE BAYANGAN DAN PERSAMAAN KARAKTERISTIK IMPEDANSI DI BAWAH ANDONGAN
JARINGAN TRANSMISI SUTT 150 KV
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh medan listrik pada saluran transmisi SUTT 150 kV bagi kesehatan. Sistem ini dikembangkan dengan perangkat lunak Wolfram Mathematica versi 10.01. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode bayangan dan persamaan karakteristik impedansi. Sistem ini meliputi modul masukan data berkaitan dengan spesifikasi menara, seperti diameter kabel, tegangan operasi, tinggi menara dan jarak pengukuran di bawah menara. Objektif utama sistem ini adalah untuk melihat kestabilan metode yang digunakan untuk perhitungan medan listrik agar kinerja pengolahan data dapat ditingkatkan dan rancangan antar muka diperoleh lebih mudah. Hasil dari perhitungan menunjukkan medan listrik di bawah andongan jaringan transmisi masih aman berdasarkan rekomendasi IRPA/INIRC dan WHO.
(48)
DATA ANALYSIS OF ELECTRICAL FIELDS WITH SHADOW AND EQUALITY UNDER THE CHARACTERISTICS IMPEDANCE
TRANSMISSION SUTT sag of 150 KV
ABSTRACT
This study aims to investigate the influence of an electric field on a 150 kV transmission line SUTT for health. This system was developed by Wolfram Mathematica software version 10:01. System development method used is the shadow and the characteristic impedance equation. The system includes a data input module specifications related to the tower, such as the diameter of the cable, operating voltage, tower height and distance measurements below the tower. The main objective of this system is to look at the stability of the method used to calculate the electric field so that performance can be improved data processing and interface design is more easily obtained. The results of the calculations showed electric field under the sag of the transmission network is still safe based on IRPA / INIRC and WHO.
(49)
ANALISIS DATA MEDAN LISTRIK DENGAN METODE
BAYANGAN DAN PERSAMAAN KARAKTERISTIK
IMPEDANSI DI BAWAH ANDONGAN JARINGAN TRANSMISI
SUTT 150 KV
SKRIPSI
NURHASANAH
100801051
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(50)
ANALISIS DATA MEDAN LISTRIK DENGAN METODE
BAYANGAN DAN PERSAMAAN KARAKTERISTIK
IMPEDANSI DI BAWAH ANDONGAN JARINGAN TRANSMISI
SUTT 150 KV
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
NURHASANAH
100801051
(51)
PERSETUJUAN
Judul : Anilisis Data Medan Listrik dengan Metode Bayangan dan Persamaan Karakteristik Impedansi di Bawah Andongan Jaringin Transmisi SUTT 150 kV
Kategori : Skripsi Nama : Nurhasanah Nomor Induk Mahasiswa : 100801051
Program Studi : Sarjana (S1) Fisika Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, Februari 2017
Disetujui Oleh:
Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,
Dr. Perdinan Sinuhaji, MS Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc NIP. 195903101987031002 NIP. 19650517199930310009
(52)
PERNYATAAN
ANALISIS DATA MEDAN LISTRIK DENGAN METODE BAYANGAN DAN PERSAMAAN KARAKTERISTIK IMPEDANSI DI BAWAH ANDONGAN
JARINGAN TRANSMISI SUTT 150 KV
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Januari 2017
NURHASANAH 100801051
(53)
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kasih sayang serta karunia-Nya kepada Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Data Medan Listrik dengan Metode Bayangan dan Persamaan Karakteristik Impedansi di Bawab Andongan Jaringan Transmisi SUTT 150 kV” ini dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan terbaik di muka bumi.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc., selaku pembimbing yang telah memberikan panduan, bantuan serta segenap perhatian dan dorongan kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada bapak Dr. Marhaposan Situmorang, dan bapak Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc. selaku Ketua dan sekertaris Departemen Fisika FMIPA USU, Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA USU, seluruh staff dan dosen Fisika FMIPA USU, serta pegawai FMIPA USU.
Penghargaan tak berhingga kepada Alm. Dr. Mester Sitepu, M. Sc, M. Phil. Tanpa ide, panduan dan perhatian beliau sebelumnya, skripsi ini bukanlah apa-apa. Semoga Allah menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya.
Ucapan terimakasih terbesar penulis sampaikan kepada Ibunda tercinta Siti Hamimah Siregar dan Ayahanda Muhammad Husni Nasution tersayang, segala cinta kasih dan doa yang selalu dihadiahkan kepada penulis tanpa henti. Juga tak lupa kepada kedua adik penulis Arpiani Nasution dan Muhammad Taufik Rizki Nasution.
Tak lupa pula terima kasih kepada teman-teman terbaik penulis yang tak bisa disebutkan namanya satu persatu. Kalian telah menjadikan hari-hari penulis penuh warna dan kegembiraan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas apa yang dikehendaki-Nya.
(54)
ANALISIS DATA MEDAN LISTRIK DENGAN METODE BAYANGAN DAN PERSAMAAN KARAKTERISTIK IMPEDANSI DI BAWAH ANDONGAN
JARINGAN TRANSMISI SUTT 150 KV
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh medan listrik pada saluran transmisi SUTT 150 kV bagi kesehatan. Sistem ini dikembangkan dengan perangkat lunak Wolfram Mathematica versi 10.01. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode bayangan dan persamaan karakteristik impedansi. Sistem ini meliputi modul masukan data berkaitan dengan spesifikasi menara, seperti diameter kabel, tegangan operasi, tinggi menara dan jarak pengukuran di bawah menara. Objektif utama sistem ini adalah untuk melihat kestabilan metode yang digunakan untuk perhitungan medan listrik agar kinerja pengolahan data dapat ditingkatkan dan rancangan antar muka diperoleh lebih mudah. Hasil dari perhitungan menunjukkan medan listrik di bawah andongan jaringan transmisi masih aman berdasarkan rekomendasi IRPA/INIRC dan WHO.
(55)
DATA ANALYSIS OF ELECTRICAL FIELDS WITH SHADOW AND EQUALITY UNDER THE CHARACTERISTICS IMPEDANCE
TRANSMISSION SUTT sag of 150 KV
ABSTRACT
This study aims to investigate the influence of an electric field on a 150 kV transmission line SUTT for health. This system was developed by Wolfram Mathematica software version 10:01. System development method used is the shadow and the characteristic impedance equation. The system includes a data input module specifications related to the tower, such as the diameter of the cable, operating voltage, tower height and distance measurements below the tower. The main objective of this system is to look at the stability of the method used to calculate the electric field so that performance can be improved data processing and interface design is more easily obtained. The results of the calculations showed electric field under the sag of the transmission network is still safe based on IRPA / INIRC and WHO.
(56)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak v
Abstract vi
Daftar isi vii
Daftar tabel ix
Daftar gambar x
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian 2
1.3 Manfaat Penelitian 3
1.4 Batasan Masalah 3
1.5 Sistematika Pembahasan 4
Bab 2 Tinjauan Pustaka 5
2.1 Medan Listrik 5
2.2 Intensitas Medan Listrik 5 2.3 Kuat Medan Listrik dan Metode Bayangan 7
2.4 Kuat Medan Listrik dengan Menggunakan Persamaan 12 Karakteristik Impedansi
2.5 Ambang Batas Medan Listrik dan Medan Magnet 14 2.6 Rekomendasi WHO 1990 Working Group on Health of
the Increased Use of NIR Technologies 17
2.7 Saluran Transmisi 18
2.8 Peralatan yang Menimbulkan Medan Listrik 18
Bab 3 Metode Penelitian 19
3.1 Analisis Masalah 19
3.2 wolframe Mathematica versi 10.01 22 3.3 Perancangan Diagram Alir 23
(57)
4.5 Perbandingan Hasil Pengukuran dan Perhitungan 35 4.5.1 Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan
Menggunakan Metode bayangan 35 4.52 Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan
Menggunakaan Persamaan Karakteristik Impedansi 38
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 42
5.1 Kesimpulan 42
5.2 Saran 43
Daftar Pustaka 44
(58)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Rekomendasi IRPA/INIRC untuk batas pemaparan
Terhadap Medan Listrik dan Medan Magnet pada Lingkungan Kerja dan Umum untuk Frekuensi
50/60 Hz 15
Tabel 2.2 Nilai Ambang Batas Medan Listrik 17 Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Medan Listrik dan Medan Magnet di
Menara 39-40 G.I Titi Kuning – G.I Berastagi 28 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Medan Listrik dengan Metode
Bayangan 30
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Medan Listrik dengan Persamaan
Karakteristik Impedansi 32 Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Perhitungan Menggunakan Metode
Bayangan dan Persamaan Karakteristik Impedansi 33 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan
Menggunakan Metode Bayangan 36 Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan
(59)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Penghantar bermuatan di atas tanah dan bayangannya 8 Gambar 2.2 Prespektif medan listrik dan medan magnet 12 Gambar 2.3 Komponen Medan Elektromagnetik melalui sistem
Koordinat 13
Gambar 3.1 Tampilan halaman kerja Wolframe versi 10.01 22 Gambar 3.2 Diagram alir penelitian 24 Gambar 4.1 Konstruksi menara transmisi 150 kV antara G.I Titi
Kuning dan G.I Berastagi 27
Gambar 4.2 Grafik 2D Perbandingan hasil perhitungan medan listrik dengan Metode Bayangan dan Persamaan Karakteristik
Impedansi 34
Gambar 4.3 Grafik 3D Perbandingan hasil perhitungan medan listrik dengan Metode Bayangan dan Persamaan Karakteristik
Impedansi 35
Gambar 4.4 Grafik 2D Perbandingan hasil medan listrik pengukuran
dengan perhitungan menggunakan Metode Bayangan 37 Gambar 4.5 Grafik 3D Perbandingan hasil medan listrik pengukuran
dengan perhitungan menggunakan Metode Bayangan 38 Gambar 4.6 Grafik 2D Perbandingan hasil medan listrik pengukuran
dengan perhitungan menggunakan Persamaan Karakteristik
Impedansi 40
Gambar 4.6 Grafik 3D Perbandingan hasil medan listrik pengukuran dengan perhitungan menggunakan Persamaan Karakteristik
(1)
ANALISIS DATA MEDAN LISTRIK DENGAN METODE BAYANGAN DAN PERSAMAAN KARAKTERISTIK IMPEDANSI DI BAWAH ANDONGAN
JARINGAN TRANSMISI SUTT 150 KV
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh medan listrik pada saluran transmisi SUTT 150 kV bagi kesehatan. Sistem ini dikembangkan dengan perangkat lunak Wolfram Mathematica versi 10.01. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode bayangan dan persamaan karakteristik impedansi. Sistem ini meliputi modul masukan data berkaitan dengan spesifikasi menara, seperti diameter kabel, tegangan operasi, tinggi menara dan jarak pengukuran di bawah menara. Objektif utama sistem ini adalah untuk melihat kestabilan metode yang digunakan untuk perhitungan medan listrik agar kinerja pengolahan data dapat ditingkatkan dan rancangan antar muka diperoleh lebih mudah. Hasil dari perhitungan menunjukkan medan listrik di bawah andongan jaringan transmisi masih aman berdasarkan rekomendasi IRPA/INIRC dan WHO.
(2)
vi
DATA ANALYSIS OF ELECTRICAL FIELDS WITH SHADOW AND EQUALITY UNDER THE CHARACTERISTICS IMPEDANCE
TRANSMISSION SUTT sag of 150 KV
ABSTRACT
This study aims to investigate the influence of an electric field on a 150 kV transmission line SUTT for health. This system was developed by Wolfram Mathematica software version 10:01. System development method used is the shadow and the characteristic impedance equation. The system includes a data input module specifications related to the tower, such as the diameter of the cable, operating voltage, tower height and distance measurements below the tower. The main objective of this system is to look at the stability of the method used to calculate the electric field so that performance can be improved data processing and interface design is more easily obtained. The results of the calculations showed electric field under the sag of the transmission network is still safe based on IRPA / INIRC and WHO.
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak v
Abstract vi
Daftar isi vii
Daftar tabel ix
Daftar gambar x
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian 2
1.3 Manfaat Penelitian 3
1.4 Batasan Masalah 3
1.5 Sistematika Pembahasan 4
Bab 2 Tinjauan Pustaka 5
2.1 Medan Listrik 5
2.2 Intensitas Medan Listrik 5
2.3 Kuat Medan Listrik dan Metode Bayangan 7
2.4 Kuat Medan Listrik dengan Menggunakan Persamaan 12 Karakteristik Impedansi
2.5 Ambang Batas Medan Listrik dan Medan Magnet 14 2.6 Rekomendasi WHO 1990 Working Group on Health of
the Increased Use of NIR Technologies 17
2.7 Saluran Transmisi 18
2.8 Peralatan yang Menimbulkan Medan Listrik 18
Bab 3 Metode Penelitian 19
3.1 Analisis Masalah 19
3.2 wolframe Mathematica versi 10.01 22
3.3 Perancangan Diagram Alir 23
Bab 4 Hasil dan Pembahasan 26
4.1 Data Pengukuran dan Spesifikasi menara SUTT 150 kV 26 4.2 Perhitungan Medan Listrik dengan Metode Bayangan 29 4.3 Perhitungan Medan Listrik dengan Persamaan
(4)
viii
4.5 Perbandingan Hasil Pengukuran dan Perhitungan 35 4.5.1 Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan
Menggunakan Metode bayangan 35 4.52 Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan
Menggunakaan Persamaan Karakteristik Impedansi 38
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 42
5.1 Kesimpulan 42
5.2 Saran 43
Daftar Pustaka 44
(5)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Rekomendasi IRPA/INIRC untuk batas pemaparan
Terhadap Medan Listrik dan Medan Magnet pada Lingkungan Kerja dan Umum untuk Frekuensi
50/60 Hz 15
Tabel 2.2 Nilai Ambang Batas Medan Listrik 17 Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Medan Listrik dan Medan Magnet di
Menara 39-40 G.I Titi Kuning – G.I Berastagi 28 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Medan Listrik dengan Metode
Bayangan 30
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Medan Listrik dengan Persamaan
Karakteristik Impedansi 32
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Perhitungan Menggunakan Metode
Bayangan dan Persamaan Karakteristik Impedansi 33 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan
Menggunakan Metode Bayangan 36
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Perhitungan
(6)
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Penghantar bermuatan di atas tanah dan bayangannya 8 Gambar 2.2 Prespektif medan listrik dan medan magnet 12 Gambar 2.3 Komponen Medan Elektromagnetik melalui sistem
Koordinat 13
Gambar 3.1 Tampilan halaman kerja Wolframe versi 10.01 22
Gambar 3.2 Diagram alir penelitian 24
Gambar 4.1 Konstruksi menara transmisi 150 kV antara G.I Titi
Kuning dan G.I Berastagi 27
Gambar 4.2 Grafik 2D Perbandingan hasil perhitungan medan listrik dengan Metode Bayangan dan Persamaan Karakteristik
Impedansi 34
Gambar 4.3 Grafik 3D Perbandingan hasil perhitungan medan listrik dengan Metode Bayangan dan Persamaan Karakteristik
Impedansi 35
Gambar 4.4 Grafik 2D Perbandingan hasil medan listrik pengukuran
dengan perhitungan menggunakan Metode Bayangan 37 Gambar 4.5 Grafik 3D Perbandingan hasil medan listrik pengukuran
dengan perhitungan menggunakan Metode Bayangan 38 Gambar 4.6 Grafik 2D Perbandingan hasil medan listrik pengukuran
dengan perhitungan menggunakan Persamaan Karakteristik
Impedansi 40
Gambar 4.6 Grafik 3D Perbandingan hasil medan listrik pengukuran dengan perhitungan menggunakan Persamaan Karakteristik