57
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Proses sintesa PbZr
0,52
Ti
0,48
O
3
terjadi overlapping atau puncak ganda pada puncak-puncak difraksi sinar-x, sehingga PZT memiliki struktur
kristal tetragonal perovskit yang merupakan sistem kristal piezoelektrik. 2. Bahan piezoelektrik PZT dengan tekanan 35.150 Nm
2
dan tekanan 49.210 Nm
2
memiliki nilai FWHM yang berbeda. Hal ini menandakan semakin mengecilnya FWHM, maka semakin besar ukuran butiran kristal
yang diperoleh. Nilai FWHM yang diperoleh didukung dengan karakterisasi BET. Hal ini terjadi karena proses difusi pada saat sintering
menyebabkan porositas pada PZT tekanan 49.210 Nm
2
lebih besar dari PZT dengan tekanan 35.150 Nm
2
. 3. Pada proses pemolingan terdapat nilai konstanta piezoelektrik yang
optimal pada PZT murni dengan perlakuan suhu pemanasan 100
o
C dan lamanya pemolingan selama 15 menit yaitu 61 x 10
-12
CN. Semakin tinggi tekanan kompaksi, maka nilai konstanta piezoelektrik yang
diperoleh akan semakin tinggi. Namun, penambahan PVDF pada bahan PZT dapat mengurangi nilai konstanta piezoelektrik.
5.2. Saran
Untuk mengetahui penyebab nilai porositas semakin tinggi pada PZT bertekanan 49.210 Nm
2
diperlukan pengujian densitas. Pengukuran ini agar dapat membuktikan karakterisasi BET yang diperoleh saat memvariasikan tekanan
kompaksi. Proses pemolingan perlu dioptimalkan dengan meningkatkan tegangan listrik yang lebih tinggi, sehingga dapat menghasilkan nilai konstanta
piezoelektrik yang optimal dan unjuk kerja yang tinggi pada bahan piezoelektrik.
Universitas Sumatera Utara
58 Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk dapat melakukan pengujian
menggunakan LCR meter agar diketahui nilai temperatur Curie serta uji tekan untuk mengetahui nilai frekuensi diri setelah proses pemolingan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA