2.8. Karakterisasi
Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
2.8.1. Karaterisasi X-Ray Diffraction
XRD merupakan alat yang digunakan untuk mengkarakterisasi struktur Kristal, ukuran Kristal dari suatu bahan padat. Semua bahan yang mengandung Kristal
tertentu ketika dianalisa menggunakan XRD akan dimunculkan puncak-puncak yang spesifik. Sehingga kelemahan alat ini tidak dapat untuk mengkarakterisasi
bahan yang bersifat amorf. Metode difraksi umumnya digunakan untuk mengindentifikasi senyawa
yang belum diketahui yang terkandung dalam suatu padatan dengan cara membandingkan dengan data difraksi database yang dilekuarkan oleh
International Centre for Diffarction Data berupa PDF Powder Diffraction File PDF.
Hasil sintering prekursor dan telah menjadi bahan aktif kemudian dikarakterisasi melalui rangkaian pengujian XRD untuk melihat struktur Kristal
dan ukuran kristalit dari bahan aktif Na
2
Li
2
Ti
6
O
14
. Pada proses pengujian XRD, sejumlah sampel serbuk bahan aktif yang telah disinterring, dimasukan kedalam
container kecil untuk ditembaki dengan gelombang yang berasal dari K- Cu α
dengan kecepatan sudut penembakan sekitar 5
o
menit, untuk menghasilkan data indentifikasi bidang Kristal yang minim akan noise. Pengujian XRD ditujukan
untuk mengidentifikasi bidang Kristal Na
2
Li
2
Ti
6
O
14
dengan membandingan data difraksi bidang Kristal Li
4
Ti
5
O
12
.
2.8.2. Karakterisasi Electrochemical Impedance Spectroscopy
Spektroskopi impedasi elektrokimia merupakan metode untuk mengetahui proses yang terjadi pada elektroda dengan mengukur perubahan impedansi dan memplot
fungsi tersebut kedalam bentuk kompleks. Spektroskopi impedansi elektrokimia dapat mengukur nilai arus dan mengetahui respon lain yang terjadi ketika
diterapkan potensial tertentu. Respon elektrik akan memberikan perubahan
Universitas Sumatera Utara
impedansi pada permukaan antara elektrolit dan elektroda. Ketika elektroda permukaan logam dimasukkan ke dalam elektrolit, muatan listrik pada elektroda
menarik ion muatan yang berlawanan dari elektrolit sehingga terjadi penyerahan polarisasi muatan. Terjadi polarisasi menyebabkan adanya lapisan antara
elektroda dan elektrolit disebut electrical double layer Leiden, D. 2002. Fenomena ini menujukkan bahwa pada sel baterai memiki sifat kapasitansi.
Pengukuran menggukan spektroskopi impedansi dilakukan menggunakan sinyal AC dengan frekuensi tertentu. Spectrum frekuensi yang dibandingkan akan
mengindefikasi perubahan impedansi Z yang terkait dengan reaksi elektrokimia pada sel baterai. Baik material katoda ataupun anoda yang berupa komposit
memungkinkan untuk memiliki sifat kapasitansi dari dari proses sintesis yang terjadi. Impedansi merupakan perluasan konsep hambatan R pada rangkaian AC
sehingga disebut impedansi AC.
2.8.3. Karakterisasi Cyclic Voltammetry