Biochemical Oxygen Demand BOD

Kemajuan industri dan teknologi seringkali berdampak pula terhadap keadaan lingkungan, baik air sungai, air laut, air danau, maupun air tanah. Pada umumnya air lingkungan telah tercemar kandungan oksigennya rendah. Hal itu karena oksigen terlarut dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk memecah atau mendegradasi bahan buangan organik sehingga menjadi bahan buangan yang mudah menguap yang ditandai dengan bau busuk. Selain dari itu, bahan buangan organik juga bisa bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air mengikuti reaksi oksidasi biasa. Makin banyak bahan buangan organik yang terlarut di dalam air, makin sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya. Bahan bangan organik biasanya berasal dari industri kertas, industri penyamakan kulit, industri pengolahan bahan makanan, bahan buangan limbah rumah tangga, bahan buangan limbah pertanian, kotoran hewan, dan kotoran manusia dan lain sebagainya. Disamping itu Biochemical Oxygen Demand BOD dan Chemical Oxygen Demand COD merupakan salah satu indicator pencemaran air.

2.3.1. Biochemical Oxygen Demand BOD

Biological Oxygen Demand BOD atau kebutuhan oksigen biologis KOB adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang benar- benar terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan bahan pencemaran akibat pembuangan industri atau penduduk, dan untuk mendesain sistem-sistem pengolahan bagi air yang telah tercemar tersebut. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, kalau sesuatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut, dalam air selama proses Universitas Sumatera Utara biologis tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air. Bakteri yang mampu mengoksidasi zat organik “biasa” yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan air buangan penduduk, berada pada umumnya disetiap air alam. Jumlah bakteri ini tidak banyak di air jernih dan air buangan industri yang mengandung zat organik. Pada kasus ini perlu ditambahkan benih bakteri. Untuk mengoksidasipenguraian zat organik yang khas, terutama di beberapa jenis air buangan industri yang mengandung misalnya fenol, detergen, minyak, dan sebagainya bakteri harus diberikan “waktu penyesuaian” adaptasi beberapa hari melalui kontak dengan air buangan tersebut, sebelum dapat digunakan sebagai benih dalam analisa BOD. Sebaliknya beberapa zat organik maupun anorganik dapat bersifat racun terhadap bakteri misalnya sianida, tembaga, dan sebagainya dan harus dikurangi sampai batas yang diinginkan. Derajat keracunan ini juga dapat diperkirakan melalui analisa BOD. Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organik dan inorganik dengan oksigen di dalam air, dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. Sebagai hasil oksidasi akan terbentuk karbon dioksida, air dan amoniak. Reaksi oksidasi ini dapat dituliskan sebagai berikut: C n H a O b N c + n+ � 4 - � 2 - 3 � 4 O 2 ⃗ n CO 2 + � 2 - 3 � 2 H 2 O + cNH 3 Zat organik oksigen Atas dasar reaksi tersebut, yang memerlukan kira-kira 2 hari dimana 50 reaksi telah tercapai, 5 hari supaya 75 dan 20 hari supaya 100 tercapai. Maka pemeriksaan BOD dapat dipergunakan untuk menaksir beban pencemaran zat organik. Tentu saja, reaksi 1 juga berlangsung pada air badan sungai, air danau maupun instalansi pengolahan air buangan yang Universitas Sumatera Utara menerima air buangan yang mengandung zat organik tersebut. Dengan kata lain, tes BOD berlaku simulasi berbuat seolah-olah terjadi sesuatu proses biologis yang alamiah. Wardhana. 2004

2.3.2. Chemical Oxygen Demand