b. Titrasi presipitimetri, yaitu titrasi dimana terbentuk endapan. Semakin kecil kelarutan
endapan, semakin sempurna reaksinya. Titrasi presipitimetri yang menyangkut larutan perak biasa disebut argentometri.
c. Titrasi kompleksiometri, yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks ion kompleks atau garam yang sukar mengion. d.
Titrasi berdasarkan reaksi redoks, yaitu perpindahan elektron. Disini terdapat unsur- unsur yang mengalami perubahan tingkat oksidasi. Titrasi berdasarkan reaksi redoks
sering dibedakan menjadi: titrasi berdasarkan penggunaan oksidator kuat seperti KMnO
4
, k
2
Cr
2
O
7
, CeSO
4
atau reduktor kuat. Dan titrasi iodometri juga termasuk didalamnya. Titrasi iodometri merupakan jenis titrasi yang digunakan pada
penentuan kadar BOD. Harjadi. 1990.
2.5.1.1. Titrasi Iodometri
Titrasi iodometri adalah salah satu ttrasi redoks yang melibatkan iodium. Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat digunakan untuk menentukan
senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium- iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO
4
.5H
2
O. Berbeda dengan titrasi iodometri yang mereaksikan sample dengan iodium I
2
yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium thiosulfate Na
2
S
2
O
3
. Banyaknya volume Natrium Thiosulfat yang digunakan sebagai titrant setara dengan banyak sampel. Pada titrasi iodometri perlu diawasi
pHnya. Larutan harus dijaga supaya pHnya lebih kecil dari 8 karena dalam lingkungan yang alkalis iodium bereaksi dengan hidroksida membentuk iodida dan hipoiodit dan selanjutnya
terurai menjadi sulfat, sehingga reaksi berjalan tidak kuantitatif. Adanya konsentrasi asam yang kuat dapat menaikkan oksidasi potensial anion yang mempunyai oksidasi potensial yang lemah
Universitas Sumatera Utara
sehingga direduksi sempurna oleh iodide. Dengan pengaturan pH yang tepat dari larutan maka dapat diatur jalannya reaksi dalam oksidasi atau reduksi dari senyawa.
Indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah amilum. Amilum tidak mudah larut dalam air serta tidak stabil dalam suspensi dengan air, membentuk kompleks yang sukar larut
dalam air bereaksi dengan iodium, sehingga tidak boleh ditambahkan pada awal titrasi. Penambahan amilum ditambahkan pada saat larutan berwarna kuning pucat dan menimbulkan
titik akhir titrasi yang tiba-tiba. Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya hilangnya warna biru hilang dari larutan bening.
Prinsip analisa BOD dengan metode iodometri adalah berdasarkan banyaknya jumlah oksigen terlarut bereaksi dengan ion mangan II dalam suasana basa menjadi hidroksida mangan
dengan valensi yang lebih tinggi Mn IV. Dengan adanya ion iodida I
-
dalam suasana asam, ion mangan IV akan kembali menjadi ion mangan II dengan membebaskan iodine I
2
yang setara dengan kandungan oksigen terlarut. Iodine yang terbentuk kemudian di titrasi dengan
sodium thiosulfat dengan indikator amilum. Perbedaan antara oksigen terlarut sebelum dan sesudah pengeraman selama 5 x 24 jam merupakan kandungan kebutuhan oksigen biokimia.
Alaert. G. 1984.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Air merupakan salah satu dari tiga komponen yang membentuk bumi zat padat, air, dan atmosfer. Bumi dilingkupi air sebanyak 70 sedangkan sisanya 30 berupa daratan dilihat
dari permukaan bumi. Udara mengandung zat cair uap air sebanyak 15 dari tekanan atmosfer. Gabriel, 2001.
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan
kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air.
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kualitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kuantitas air yang sudah
tidak mampu memenuhi kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain, berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat
menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu diperlukan pengelolahan dan perlindungan sumber daya
air secara seksama. Effendi, H. 2003.
Universitas Sumatera Utara
Pencemaran terjadi akibat adanya bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas yang masuk kelingkungan hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan. Sumber bahan beracun dan
berbahaya dapat diklasifikasikan 1 industri kimia organik maupun anorganik, 2 penggunaan bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan baku atau bahan penolong dan 3 peristiwa kimia-
fisika, biologi dalam pabrik. Analisa Biochemical Oxygen Demand BOD dan Chemical Oxygen Demand COD
merupakan parameter yang penting bagi pencemaran terhadap air badan air. Pemeriksaan BOD sangat diperlukan karena dapat menentukan beban pencemaran akibat air buangan, dimana angka
BOD menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri atau mikroorganisme untuk menguraikan semua zat organik yang terlarut di dalam air. Sementara angka COD adalah ukuran
pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air.
Berdasarkan uraian di atas saya tertarik untuk meneliti kadar COD dan BOD pada limbah air badan air di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit BTKLPP
Medan, dimana selanjutnya akan dapat ditentukan apakah air badan air sudah memenuhi standar dan dapat digunakan oleh masyarakat sekitar berdasarkan yang yang telah ditetapkan oleh
Mentri Lingkungan Hidup.
1.2. Permasalahan