Etiologi Karies Karies Gigi

menjaga rongga mulut agar tetap bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya karies, serta bau mulut. Tujuan pemeliharaan oral higiene adalah untuk menyingkirkan atau mencegah timbulnya plak gigi dan sisa-sisa makanan yang melekat di gigi. Oral higine dalam kesehatan gigi dan mulut sangat penting, beberapa penyakit gigi dan mulut bisa terjadi karena kita kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut. 10 Penyakit gigi dan mulut sering dijumpai adalah karies gigi. Karies gigi dikenal sebagai kerusakan gigi yang infeksi, biasanya berasal dari bakteri, yang menyebabkan demineralisasi jaringan keras enamel, dentin dan cementum dan perusakan materi organik gigi dengan produksi asam oleh hidrolisis dari akumulasi sisa makanan pada permukaan gigi. 10 Jika demineralisasi melebihi air liur dan faktor remineralisasi lain seperti memproduksi gigi karies gigi berlubang. Dua bakteri yang paling umum bertanggung jawab untuk gigi berlubang adalah Streptococcus Mutans dan Lactobacillus. Jika dibiarkan dan tidak diobati, maka dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan gigi dan infeksi. Saat ini, karies tetap merupakan salah satu penyakit yang paling umum diseluruh dunia. 10

2.2 Karies Gigi

Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keraas gigi yaitu, email, dentin dan sementum disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. 1 Dua bakteri yang paling umum bertanggung jawab untuk gigi berlubang adalah Streptococcus Mutans dan Lactobacillus. Jika dibiarkan dan tidak diobati, maka dapat menyebabkan rasa sakit, infeksi dan kehilangan gigi. Saat ini, karies tetap merupakan salah satu penyakit yang paling umum diseluruh dunia. 10

2.2.1 Etiologi Karies

Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah faktor waktu, yang digambarkan sebagai tiga lingkaran yang bertumpang-tindih. Untuk terjadinya karies, Universitas Sumatera Utara maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama. 1 Gambar 1. Skema yang menunjukkan karies sebagai penyakit multifaktorial 1 a. Host Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai Host terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi ukuran dan bentuk gigi, struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat meny ebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 97 mineral kalsium, fosfat, karbonat, fluor, air 1 dan bahan organik 2. Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak fluor, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi susu tidak sepadat gigi Universitas Sumatera Utara tetap. Mungkin alasan ini menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak. 1 b. Agen atau Mikroorganisme Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti streptokokus mutans, streptokokus sanguis, streptokokus mitis dan streptokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Pada penderita karies aktif, jumlah laktobasilus pada plak gigi berkisar 10 4 – 10 5 selmg plak. Walaupun demikian, s.mutans yang diakui sebagai penyebab utama karies oleh karena s.mutans mempunyai sifat asidogenik dan asidurik resistensi terhadap asam. 1 c. Substrat Substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembang biakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies. 1 Universitas Sumatera Utara

d. Waktu

Dokumen yang terkait

Kondisi oral higiene dan karies gigi pada vegetarian dan non vegetarian di Maha Vihara Maitreya Medan

11 56 83

Perbedaan status oral higiene dan pengalaman karies gigi pada penderita dan bukan penderita asma usia 20-30 tahun di RSUP H.Adam Malik Medan

6 108 62

Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung

4 20 93

Hubungan Oral Higiene dengan Pengan Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 10

Hubungan Oral Higiene dengan Pengan Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 1

Hubungan Oral Higiene dengan Pengan Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 3

Hubungan Oral Higiene dengan Pengan Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 2

Hubungan Oral Higiene dengan Pengan Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oral Higiene - Hubungan Oral Higiene dengan Pengalaman Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 11

HUBUNGAN PENGALAMAN KARIES DAN PUFA DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA ANAK USIA 12-14 TAHUN DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA DAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

0 1 34