PEMBAHASAN Hubungan Oral Higiene dengan Pengalaman Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

BAB 5 PEMBAHASAN

Tabel 3 menunjukkan rerata indeks OHIS siswai SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota yaitu 1,62 ± 0,83 yang termasuk kategori sedang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mirjana et al di Serbia, pada responden 12 tahun yaitu rerata OHIS 1,73 ± 0,65 dengan kategori sedang. 4 Hal ini dikarenakan kondisi sosial ekonomi orang tua yang berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari termasuk kebutuhan perawatan medis sehingga dapat memberikan dampak positif bagi anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Prevalensi karies pada responden siswai SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota yaitu 83,5 Tabel 4. Hasil penelitian ini lebih tinggi dari penelitian Syukra yang menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi di SD Negeri di Kota Bukit Tinggi yaitu 55,6. Hal ini mungkin disebabkan karena kebiasaan anak mengonsumsi makanan kariogenik seperti coklat, permen yang sangat rentan terhadap karies gigi. 14 Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata DMFT siswai SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota adalah 2,57 ± 1,97. Berdasarkan jenis kelamin, rerata DMFT lebih tinggi pada perempuan 2,60 ± 2,12 dan pada laki-laki 2,51 ± 1,81. Penelitian ini lebih tinggi dari penelitian Syukra di Kota Bukit Tinggi yang menunjukkan rerata DMFT 1,35 ± 0,41. Berdasarkan jenis kelamin, rerata DMFT lebih tinggi pada perempuan 1,37 ± 0,31 dan pada laki-laki 1,33 ± 0,17. Hal ini disebabkan mungkin karena erupsi gigi pada anak perempuan lebih cepat daripada anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan lebih lama dalam mulut dan akan cepat terpapar oleh faktor terjadinya karies. 14 Penelitian di Jepang menunjukkan kebiasaan anak perempuan yang cenderung menyukai makanan manis dibandingkan anak laki-laki. 15 Pada Tabel 6 dapat dilihat SiC lebih tinggi daripada rata-rata DMFT. Hal ini terjadi karena rata-rata DMFT WHO diperoleh dari seluruh jumlah populasi. Sedangkan, perhitungan SiC diperoleh dari 13 populasi yang Universitas Sumatera Utara mempunyai skor karies paling tinggi. 1 Brathall mengusulkan indeks SiC digunakan sebagai standar pengukuran statistik epidemiologis yang lebih ditekankan pada individu yang memiliki angka karies yang tinggi pada suatu populasi. 12 Hal ini menunjukkan bahwa siswai SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota memerlukan perhatian khusus untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut. Rata-rata SiC pada siswai SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota yaitu 4,70 ± 1,57. Namun, masih jauh dari visi kesehatan rongga mulut tahun 2015 adalah anak berusia 12 tahun mempunyai skor SiC yang tidak lebih dari 3 . 1 Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara oral higiene dengan indeks DMFT dan indeks SiC. Tabel 7 dan Tabel 8 menunjukkan OHIS dengan kategori baik mempunyai rerata DMFT 1,67 ± 1,40 dan OHIS dengan kategori buruk mempunyai rerata DMFT 3,81 ± 2,04. Demikian juga dengan OHIS dengan kategori baik mempunyai rerata SiC 4,08 ± 0,66 dan OHIS dengan kategori buruk mempunyai rerata SiC 5,50 ± 1,69. Anak yang memiliki status OHIS yang baik mempunyai DMFT yang rendah. 16 Demikian juga, status OHIS yang buruk mempunyai angka prevalensi karies gigi yang tinggi. Kebersihan gigi dan mulut seseorang mempengaruhi terjadinya karies karena kurangnya kesadaran dan perhatian terhadap kesehatan gigi dan mulut. 3 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Kondisi oral higiene dan karies gigi pada vegetarian dan non vegetarian di Maha Vihara Maitreya Medan

11 56 83

Perbedaan status oral higiene dan pengalaman karies gigi pada penderita dan bukan penderita asma usia 20-30 tahun di RSUP H.Adam Malik Medan

6 108 62

Hubungan Pengalaman Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung

4 20 93

Hubungan Oral Higiene dengan Pengan Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 10

Hubungan Oral Higiene dengan Pengan Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 1

Hubungan Oral Higiene dengan Pengan Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 3

Hubungan Oral Higiene dengan Pengan Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 2

Hubungan Oral Higiene dengan Pengan Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oral Higiene - Hubungan Oral Higiene dengan Pengalaman Karies anak Usia 12 Tahun Menggunakan Indeks DMFT dan SiC (WHO) di SD Swasta Al-Ulum Medan dan SD Negeri di Kecamatan Medan Kota

0 0 11

HUBUNGAN PENGALAMAN KARIES DAN PUFA DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA ANAK USIA 12-14 TAHUN DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA DAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

0 1 34