5. Kejelasan : Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan
yang menggunakan laporan. 6. Keandalan : Organisasi harus mengumpulkan, mencatat, menyusun,
menganalisis, dan mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu akan menentukan
kualitas serta materialitas informasi.
2.3 Kinerja Perusahaan
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton dalam Harvard Business Review 2001 pengukuran kinerja perusahaan yang signifikan dengan kondisi
persaingan bisnis saat ini dilakukan dengan metode Balance Scorecard BSC. Metode BSC merupakan metode pengukuran kinerja yang terintegrasi dan mencakup
keseluruhan aspek finansial dan non finansial. Dengan kata lain metode BSC merupakan metode yang menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam
seperangkat sasaran – sasaran strategis, yang dirumuskan menggunakan 4 perspektif
yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. 4 Perspektif BSC, antara lain:
1. Perspektif Keuangan, fungsinya yaitu mengukur kemampulabaan dan nilai pasar market value di antara perusahaan
– perusahaan lain. 2. Perspektif Pelanggan, fungsinya yaitu mengukur mutu, pelayanan, dan
rendahnya biaya dibandingkan dengan perusahaan lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Perspektif Proses Bisnis Internal, fungsinya yaitu mengukur efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa.
4. Perspektif Pembelajaran Pertumbuhan, fungsinya yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memanfaatkan
sumber daya manusia sehingga tujuan strategis perusahaan dapat tercapai untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini kinerja perusahaan akan difokuskan untuk melihat dari perspektif keuangan. Informasi mengenai kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh
para pengguna baik yang berasal dari internal maupun eksternal untuk dapat mengukur tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan tersebut. Dari pihak
eksternal, misalnya investor tertarik dengan pengungkapan informasi pendapatan yang ada saat ini dan taksiran pendapatan yang akan datang untuk melihat seberapa
stabil kondisi keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu. Secara internal manajemen juga membutuhkan analisis keuangan untuk pengendalian internal seperti
analisis perencanaan dan pengendalian yang efektif Horne dan Wachowicz, 2005. Menurut Ross et al. 2003, kinerja keuangan dapat dicerminkan melalui analisis
rasio – rasio keuangan suatu perusahaan. Lebih jauh Ross menjelaskan ada lima
dimensi rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan organisasi :
1. Dimensi Manajemen Aset yang diukur dengan menggunakan lima indikator, yaitu: Inventory Turnover ratios, Receivables Turnover ratios,
Universitas Sumatera Utara
Net Working Capital Turnover ratios, Fixed Asset Turnover ratios, Total Asset Turnover ratios.
2. Dimensi Profitabilitas yang diukur dengan menggunakan tiga indikator, yaitu: Profit Margin, Return on Assets ROA dan Return on Equity
ROE. 3. Dimensi Leverage yang diukur dengan menggunakan tiga indikator,
yaitu: Debt Equity Ratio DER, Time Interest Earned TIE dan Cash Coverage.
4. Dimensi Likuiditas yang diukur dengan menggunakan tiga indikator, yaitu: Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio.
5. Dimensi Pasar yang diukur dengan menggunakan dua indikator, yaitu: Price Earning Ratio PER dan Market Book Value MBV.
Penelitian ini akan fokus pada dimensi profitabilitas dengan indikator Return on Assets ROA. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat
perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan Adhima, 2012.
Salah satu tujuan perusahaan menggunakan sustainability report framework adalah sebagai cara untuk mengelola hubungan dengan stakeholders-nya. Dengan
pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak
hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial dan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan. Dengan adanya hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan benar –
benar memperhatikan faktor keberlanjutan untuk masa depan. Selain itu hal tersebut memberikan nilai lebih karena perusahaan tersebut mengungkapkan laporan yang
bersifat sukarela sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk dapat menginvestasikan dananya untuk perusahaan.
Disamping itu dengan perusahaan mengungkapkan sustainability report akan semakin membuat konsumen, supplier dan investor lebih percaya terhadap
perusahaan tersebut dan harapannya akan semakin menarik konsumen, supplier dan investor untuk membeli produk dari perusahaan tersebut yang secara tidak langsung
akan berdampak pada meningkatnya kegiatan operasi yang jalankan oleh perusahaan yang menandakan adanya peningkatan kinerja keuangan perusahaan kedepannya.
Soelistyoningrum dan Prastiwi 2011 menemukan bukti bahwa pengungkapan sustainability report berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Sustainability
report dianggap sebagai upaya untuk mengkomunikasikan kinerja manajemen untuk mencapai keuntungan jangka panjang perusahaan kepada stakeholders, seperti
perbaikan kinerja keuangan, maksimalisasi profit dan kesuksesan perusahaan jangka panjang. Mereka menyatakan bahwa informasi dalam sustainability report dapat
menjadi salah satu media promosional bagi publik sehingga sikap positif masyarakat terhadap perusahaan akan semakin besar. Hal ini akan berdampak pada kinerja dan
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Penelitian Terdahulu