Lantai 4
Section Dimensi balok
Dimensi kolom eksterior Dimensi kolom interior
Kekakuan frame A
IWF 400x200x8x13 Hollow 219 x 219 mm
Hollow 323,8 x 323,8 mm 40157,38 kNm
B IWF 400x200x8x13
Hollow 219 x 219 mm Hollow 323,8 x 323,8 mm
116033,3 kNm C
IWF 400x200x8x13 Hollow 219 x 219 mm
Hollow 323,8 x 323,8 mm 116033,3 kNm
D IWF 400x200x8x13
Hollow 219 x 219 mm Hollow 323,8 x 323,8 mm
40157,38 kNm
Lantai 5
Section Dimensi balok
Dimensi kolom eksterior Dimensi kolom interior
Kekakuan frame Kf A
IWF 400x200x8x13 Hollow 219 x 219 mm
Hollow 323,8 x 323,8 mm 40157,38 kNm
B IWF 400x200x8x13
Hollow 219 x 219 mm Hollow 323,8 x 323,8 mm
116033,3 kNm C
IWF 400x200x8x13 Hollow 219 x 219 mm
Hollow 323,8 x 323,8 mm 116033,3 kNm
D IWF 400x200x8x13
Hollow 219 x 219 mm Hollow 323,8 x 323,8 mm
40157,38 kNm
Tabel 3.3 data dimensi balok, kolom dan kekakuan frame
3.3 DIMENSI PROPIL
Untuk menentukan stiffness ratio SR yang didefinisikan sebagai rasio dari kekakuan elemen horizontal damper dengan kekakuan elemen tanpa damper. Secara matematis dirumuskan:
SR=
� �
3.4 Dimana : Kbd = kekakuan elemen gabungan devices bracing
Kf = kekakuan sistem frame Menurut Xia dan Hanson dalam D.R Teruna,dkk 2014 nilai SR yang baik tidak berada
di bawah 2 meskipun parameter ini kurang efektif dalam mengontrol rasio maksimum daktilitas dari device.Jadi, syarat dari SR adalah lebih besar dari 2
SR ≥ 2
Universitas Sumatera Utara
Maka dalam penulisan tugas akhir ini dimisalkan bahwa pemakaian nilai SR adalah 3 Lantai 1
Section SR
Kf Kbd
A 3
40157,38 kNm 120472,1539 kNm
B 3
116033,3 kNm 348100,024 kNm
C 3
116033,3 kNm 348100,024 kNm
D 3
40157,38 kNm 120472,1539 kNm
Lantai 2 Section
SR Kf
Kbd A
3
40157,38 kNm 120472,1539 kNm
B 3
116033,3 kNm 348100,024 kNm
C 3
116033,3 kNm 348100,024 kNm
D 3
40157,38 kNm 120472,1539 kNm
Lantai 3 Section
SR Kf
Kbd A
3
40157,38 kNm 120472,1539 kNm
B 3
116033,3 kNm 348100,024 kNm
C 3
116033,3 kNm 348100,024 kNm
D 3
40157,38 kNm 120472,1539 kNm
Lantai 4 Section
SR Kf
Kbd A
3
40157,38 kNm 120472,1539 kNm
B 3
116033,3 kNm 348100,024 kNm
Universitas Sumatera Utara
C 3
116033,3 kNm 348100,024 kNm
D 3
40157,38 kNm 120472,1539 kNm
Lantai 5 Section
SR Kf
Kbd A
3
40157,38 kNm 120472,1539 kNm
B 3
116033,3 kNm 348100,024 kNm
C 3
116033,3 kNm 348100,024 kNm
D 3
40157,38 kNm 120472,1539 kNm
Tabel 3.4 data nilai SR,KF DAN Kbd
3.4 METODE ANALISA TIME HISTORY
Dalam proses penulisan tugas akhir ini menggunakan analisa time history metode direct integration yang dibuat dalam program SAP 2000 versi 14. Sesuai dengan persamaan umum
dinamika struktur yaitu . ̈ + . ̈ + �. =
dimana nilai u adalah perpindahan simpangan maka hubungan antara perpindahan terhadap fungsi waktu adalah persamaan
diferensial ordo dua. Pada analisa respons struktur terhadap gempa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu percepatan tanah, kekakuan struktur dan fasilitas damping. Secara terperinci
ketiga faktor tersebut ditampilkan dalam bentuk representasi terhadap hasil simpangan, reaksi dan gaya gempa. Analisa time history memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan metode
respon spektra yaitu : a.
Analisa yang dilakukan lebih mendekati kenyataan pergerakan struktur nyata di lapangan akibat respon dari gaya gempa
b. Metode analisa direct integration merupakan analisa non linear yang persamaan
gerakannya secara penuh terintegrasi sebagai respn struktur c.
Analisa lebih terperinci karena memperhitungkan faktor interval waktu dan data accelerogram
Universitas Sumatera Utara
d. Analisa dapat berupa variasi interval waktu yang beragam untuk keperluan perhitungan
Dalam penulisan tugas akhir ini digunakan analisa time history direct intergration metode Newmark. Parameter kestabilan dalam metode ini adalah nilai
= ⁄ dimana dalam keadaan percepatan rata
– rata konstan. Metode Newmark menjadi lebih tidak stabil ketika 2 ≥ ≥ ⁄ . Ketika
= ⁄ , formula menjadi lebih stabil dengan kondisi tertentu tetapi tidak stabil saat ⁄ √
� ⁄ ,dimana dt adalah nilai time step dan T adalah periode terpendek yang diterima
oleh struktur. Fungsi waktu terhadap percepatan menjadi kondisi utama untuk analisa time history. Dalam menggunakan time history, terlebih dahulu harus menentukan data gempa yang harus
dieksitasi oleh struktur, misalnya El Centro, Imperial Valley, Kobe, Lomaprieta yang dimuat dalam bentuk matched acceleration. Dengan bantuan program Seismosoft yaitu seismomatch,
maka akan dibentuk kurva percepatan yang telah disesuaikan match lalu dilanjutkan dengan analisa program seismospect untuk melihat spektrum dan ditentukan nilai rata-rata mean dari
data gempa. Setelah itu, target dari spektrum ini diintegrasikan dalam program seismosoft lainnya yaitu seismoartif dengan tujuan membentuk gempa artifisial. Metode ini berlaku untuk ketiga
model perbandingan pada penulisan tugas akhir ini dengan kondisi variabel kekakuan yang sama
3.4 METODE RAYLEIGH – RITZ