Dampak Pencemaran Sulfur Dioksida Pengendalian Sulfur Dioksida

Pencemaran �� 2 diudara berasal dari sumber alamiah maupun sumber buatan. Sumber ilmiah adalah gunung-gunung berapi, pembusukan bahan organik oleh mikroba, dan reduksi sulfat secara biologis. Proses pembusukan akan menghasilkan � 2 � yang akan cepat berubah menjadi �� 2 . Sumber �� 2 buatan adalah pembakaran bahan bakar minyak, gas, dan terutama batubara yang mengandung sulfur tinggi. Sumber-sumber buatan ini diperkirakan memberi kontribusi sebanyak sepertiganya saja dari seluruh �� 2 atmosfirtahun. Akan tetapi, karena hampir seluruhnya berasal dari buangan industri, maka hal ini bertambah di kemudian hari, maka dalam waktu singkat sumber-sumber ini akan dapat memproduksi lebih banyak �� 2 dari pada sumber alamiah. Gas �� 2 diproduksi terutama oleh insinerator yang menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi. �� 2 diemisikan oleh pabrik kimia, pabrik pemroses besi dan baja, pembuatan semen, pabrik batu bara, industri keramik, pembuatan kaca dan pelepasan asap buangan Nugroho, 2005.

2.2.3 Dampak Pencemaran Sulfur Dioksida

Akibat utama polutan �� 2 terhadap manusia adalah terjadinya iritasi pada sistem pernafasan. Dalam tabel 6.7 ditunjukkan konsentrasi �� 2 yang berpengaruh terhadap manusia. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa iritasi pada tenggorokan terjadi pada konsentrasi �� 2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif, iritasi terjadi pada konsentrasi 1-2 ppm. �� 2 dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap manusia usia lanjut dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan dan kardiovaskular. Individu dengan gejala tersebut sangat sensitif jika kontak dengan �� 2 walaupun dengan konsentrasi yang relatif rendah, misalnya 0,2 ppm atau lebih Kristanto, P., 2002. Selain pengaruhnya terhadap kesehatan, sulfur dioksida juga berpengaruh terhadap tanaman dan hewan. Pengaruh �� 2 terhadap hewan sangat menyerupai efek �� 2 pada manusia. Efek �� 2 terhadap tumbuhan tampak terutama pada daun yang menjadi putih atau terjadi nekrosis, daun yang hijau dapat berubah menjadi kuning, ataupun terjadi bercak-bercak putih. Pengaruh pada daun ini terjadi terutama di siang hari sewaktu stomata daun sedang terbuka. Apabila yang terpapar �� 2 itu adalah sayuran, maka perubahan pada warna daun tentunya sangat mempengaruhi harga jual sayuran. Harta benda dapat juga terpengaruh oleh �� 2 . Gedung- gedung yang mempunyai arti sejarah, patung-patung bernilai seni dapat rusak karena �� 2 mudah menjadi � 2 �� 4 yang sangat korosif Slamet, 2002. Tabel 2.1 pengaruh �� � terhadap manusia Konsentrasi ppm Pengaruh 3-5 8-12 20 - Jumlah minuman yang dapat dideteksi dari baunya. - Jumlah minuman yang segera mengakibatkan iritasi pada tenggorokan. - Jumlah minuman yang mengakibatkan iritasi pada mata. Jumlah yang segera mengakibatkan batuk. Jumlah maksimum yang diperkenankan untuk kontak dalam area.

2.2.4 Pengendalian Sulfur Dioksida

Pengendalian Sulfur dioksida terutama dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar bersulfur tinggi atau menukarnya dengan bahan bakar yang lebih bersih lingkungan. Sebagai contoh penggunaan batubara yang mengandung sulfur. Namun tidak selamanya pengurangan bahan bakar mengandung sulfur dapat dilakukan. Bila hal ini terjadi, harus dilakukan pemisahan sulfur dioksida dari gas buang. Absorber dan Stripper merupakan contoh unit yang dapat memisahkan �� 2 dari gas buang. Gas buang dilewatkan melalui absorber, yang merupakan tabung vertical dimana gas lewat dari bawah ke atas sedangkan cairan penyerap absorbent lewat dari atas ke bawah. Untuk menjamin kontak antara gas buang dan absorbent, di dalam absorber dilengkapi dengan packing. Setelah terjadi kontak antara absorbent dengan gas buang, �� 2 dalam gas buang akan terikat di absorbent dan dibawa ke bawah sedangkan gas yang sudah bersih akan keluar melalui puncak absorber. Selanjutnya absorbent yang sudah mengandung �� 2 dimasukkan ke dalam stripper untuk pengolahan selanjutnya. Selain itu, pemisahan gas �� 2 dari gas buang dapat juga dilakukan dengan menggunakan scrubber Mulia. R. M., 2005.

2.2.5 Spektrofotometri UV-Visible