32
yangberpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Sedangkan secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ageng Setyawan melakukan penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta Studi
Kasus pada Saham LQ45” pada tahun 2006. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa, dari kelima variabel yang digunakan yaitu DER, ROI, EPS, ROE, dan
NPM hanya tiga variabel bebas yang terdiri dari DER, ROI, dan EPS yang berpengaruh terhadap Harga Saham. Sedangkan yang lainnya tidak
mempengaruhi Harga Saham. Korpri Sitompul melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor –
Faktor Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Ekek Indonesia” pada tahun 2011. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa dari keenam variabel independen yang digunakan yaitu EPS, BVS, PER, DER, ROA, ROE hanya terdapat tiga variabel bebas yaitu EPS, BVS,
dan PER yang berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen yaitu harga saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan, penelitian, dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka
hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam sebuah kerangka konseptual.
Kerangka Konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
33
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan harga saham dapat
menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisanya dapat meliputi
trend penjualan dan keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber
bahan mentah, peraturan – peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham tersebut Anastasia, 2003.
Earning Per Share EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa sehingga investor sering memusatkan
perhatiannya terhadap Earnings Per Share EPS dalam melakukan analisis. Para calon investor tertarik dengan EPS yang besar karena ini merupakan salah satu
Earning Per Share EPS Price Earnings Ratio PER
Debt to Equity Ratio DER Net Profit Margin NPM
H1 H2
H3
H4 H5
Harga Saham Y
Universitas Sumatera Utara
34
indikator keberhasilan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dengan Earnings Per Share EPS yang tinggi akan membuat harga saham juga tinggi.
Price Earnings Ratio PER merupakan rasio harga dengan penghasilan atau sering digunakan untuk mebandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan
penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham market price share dengan penghasilan per lembar saham Rahardjo, 2003.
Price Earnings Ratio PER ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima. Debt to Equity Ratio DER adalah rasio yang menunjukkan persentase
penyedia dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang
saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka panjangnya Darsono, 2005. Net Profit Margin NPMmenunjukkan perbandingan antara laba bersih
dengan penjualan Halim, 2005. Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan laba bersih
ditinjau dari total penjualannya. Jika laba bersih naik, maka diharapkan juga dapat menaikkan harga saham.
2.4 Hipotesis