rata-rata 0,870 dan 0,897 dibandingkan dengan tahun 1997 dan 2000 yang besarnya rata-rata 0,902 dan 0,909. Besarnya inefisiensi pada tahun 1998 lebih
berpengaruh kepada inefisiensi secara teknis daripada skala efisiensi yang ada. Hasil lain dari penelitiannya tersebut, menganalisis besarnya efisiensi dan skala
bank, menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang negatif antara tingkat efisiensi dengan skala bank, hal tersbut terlihat dalam penelitiannya bahwa skala inefisiensi
diseconomics of scale terjadi pada bank-bank besar, dengan skala inefisiensi terendah bernilai 0,915 pada tahun 1998.
Muhammad Amin 2009 judul Penerapan Metode Data Envelopment AnalysisDEA untuk mengukur efisiensi kinerja perbankan di
Indonesia.Berdasarkan perhitungan efisiensi relatif bank dengan menggunakan program linier model DEA – CCR Primal dapat diketahui bank yang efisien dan
kurang efisien. Dalam tiga tahun 2006-2008, semua bank efisien yaitu selalu memperoleh nilai efisiensi sama dengan 1 satu adalah Bank BNI, Bank BRI,
Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Bukopin. Dari perhitungan model DEA – CCR Primal tidak terdapat DMU atau bank yang kurang efisien, sehingga tidak
ada perlu perbaikan dan acuan untuk analisa perbaikan bank tersebut.
2.5 Kerangka Konseptual
Pengukuran efisiensi pada perbankan telah lazim digunakan sebagai indikator kinerja dalam menjalankan usahanya.Pengukuran efisiensi ini dapat
dilihat dari berbagai aspek, namun pada umumnya efisiensi cenderung dilihat dari sisi teknis dan biaya. Pengukuran efisiensi teknis terfokus pada penilaian
bagaimana hubungan diantara output dan inputnya, sementara efisiensibiaya
menilai dari segi besarnya biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkanoutput yang dihasilkan.
Pengukuran efisiensi dengan melihat sisi teknis dan biaya dapat diaplikasikan dalam menilai efisiensi usaha perbankan termasuk perbankan
syariah, karena aktivitas perbankan bisa dilihat dan diukur secara teknis maupun dari segi biaya. Dengan memperhatikan hal tersebut dan dengan berlandaskan
dengan teori serta kajian empirik yang ada, maka dapat dibangun sebuah kerangka pikir teoritis untuk mengukur tingkat efisiensi pada perbankan pemerintah daerah
sebagai acuan di dalam penelitian ini, sebagaimana digambarkan pada Gambar 2.1 sebagai berikut:
Efisiensi Perbankan
Efisiensi Biaya Efisiensi Teknis
Variabel Ukur Input
Output Variabel Ukur
Biaya masukan
Hasil Keluaran
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pengukuran Efisiensi Perbankan pemerintah daerah
24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berpendekatan kuantitatif, berjenis deskriptif.Dikatakan pendekatan kuantitatif sebab pendekatan yang digunakan di dalam usulan
penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan,
rumus dan kepastian data numerik.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena bertujuan membuat pencanderaan lukisan deskripsi mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti Ginting, 2008:55.Sedangkan dikatakan sebagai penelitian asosiatif karena
penelitian ini menghubungkan dua variabel atau lebih Ginting, 2008:57.
3.2Definisi Operasional Variabel
Metode analisis efisiensi menggunakan DEA membutuhkan data yang berupa input dan output suatu Unit Kegiatan Ekonomi. Variabel output yang
digunakan pada penelitian ini adalah pendapatan bunga dan pendapatan operasional lain.
a. Pendapatan bunga
Yang dimasukkan kedalam pendapatan bunga adalah hasil bunga baik dari pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman-penanaman yang dilakukan
oleh bank yang bersangkutan seperti : giro, simpanan berjangka, obligasi dan surat pengakuan utang lainnya.