Efisiensi Biaya Perbankan Teori Efisiensi Bank

pengeluaran modal pada aset-aset tetap fixed assets and material lainnya.Sementara pendekatan intermediasi memandang sebuah institusi finansial sebagai intermediator.Dalam hal ini input-input institusional seperti biaya tenaga kerja, modal, pembayaran bunga pada deposit, sementara output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman loans dan investasi finansial financial investments lainnya.Sedangkanpendekatan aset melihat fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman loans.Pendekatan asset yang memvisualisasikan fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman loans; dekat sekali dengan pendekatan intermediasi, dimana output benar-benar didefinisikan dalam bentuk aset-aset.

2. Efisiensi Biaya Perbankan

Mengukur efisiensi perbankan dari segi biaya dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan rasio keuangan. Pendekatan rasio keuangan dalam menilai kinerja usaha lembaga keuangan telah lazim digunakan. Dalam Mulyono, Teguh P. 1995, mengukur efisiensi biaya dari suatu bank dengan pendekatan rasio keuangan dapat dilakukan dengan membuat perbandingan rasio antara pendapatan assetnya earning asssets dengan besarnya biaya total expense yang digunakan oleh bank tersebut. Rasio tersebut mengukur seberapa besar biaya total expense yang digunakan oleh sebuah bank untuk memperoleh pos-pos pendapatan earning assets. Semakin besar nilai rasio tersebut, menunjukkan semakin tinggi efisiensi biaya yang diperoleh oleh sebuah bank. Nilai rasio efisiensi tersebut juga sekaligus menunjukkan kemampuan bank dalam menutupi biayanya melalui sumber-sumber pendapatanya. Halkos Salamouris, 2004 dalam Putri, Vicky R. dan Niki Lukviarman, 2008.

2.4 Penelitian Terdahulu

Bebarapa tinjauan empirik yang di ambil dari beberapa jurnal penelitian terdahulu yang dianggap relevan sebagai acuan di dalam penelitian ini sebagai berikut: Bhava Wahyu Nugraha, 2007, Analisis Efisiensi Perbankan Menggunakan Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysys. Hasil penelitian Kelompok bank milik pemerintah, dengan jumlah 3 bank yaitu Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Mandiri, sebanyak 2 bank tidak mencapai tingkat efisiensi atau hanya sebesar 33,3 bank yang mencapai tingkat efisiensi. Kelompok bank swasta nasional, dengan jumlah 10 bank yaitu Bank Nusantara Parahyangan, Bank Bumi Artha, Bank Kesawan, Bank Central Asia, Bank Bukopin, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank Ekonomi Raharja, Bank Permata, dan Bank Pundi Indonesia, sebanyak 4 bank tidak mencapai tingkat efisiensi atau sebesar 60 bank mencapai tingkat efisiensi. Penelitian yang dilakukan oleh Suseno,Priyonggo2008, yang dimuat di dalam Jurnal of Islamic and Economic, Vol.2 No 1 Juni 2008. Dalam hasil penelitiannya disimpulkan bahwa dari tahun 2000-2004 tingkat efisiensi rata-rata perbankan syariah secara umum mencapai 93,19 dengan in-efisiensi rata-rata sebesar 7 persen. Kemudian dari hasil penelitiannya tersebut juga menyimpulkan bahwa dalam periode 2000-2004 terdapat hubungan yang negatif antara tingkat efisiensi perbankan dengan skala usaha, dengan koefisien Skala usaha X1 sebesar – 0,870, artinya dalam periode tersebut ada kecenderungan bahwa semakin meningkatnya skala usaha maka akan menurunkan tingkat efisiensi perbankan syariah. Pengukuran efisiensi perbankan juga dilakukan oleh Suswadi 2007.Objek dalam penelitiannya tersebut adalah Bank Umum Syariah BUS dan Unit Usaha Syariah UUS, dengan menggunakan laporan keuangan publikasi Bank Indonesia periode 2003-2006. Hasil dari penelitian suswadi tersebut, didapatkan bahwa dari periode 2003-2006 efisiensi rata-rata perbankan syariah di Indonesia adalah sebesar 94,37 . Sementara itu, hasil lain dari penelitiannya, yaitu mencari hubungan antara input-outputperbankan syariah terhadap labanya, didapatkan koefisien determinasi R² dari persamaan regresinya sebesar 0,537, menunjukkan bahwa sebesar 53,7 persen variabel independen bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Sementara itu, koefisien untuk masing-masing variabel independennya adalah untuk koefisien variabel Dana Pihak Ketiga DPK adalah sebesar -1,906; koefisien variabel Modal sebesar -1,996; koefisien variabel Penempatan pada Bank Indonsia PBI adalah sebesar 0,718; koefisien variabel Penempatan pada Bank Lain adalah sebesar -0,052; dan koefisien variabel Pembiayaan adalah s ebesar 2,827. Kemudian Maisyaroh Sulistyoningsih 2006.Dalam penelitiannya terfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi biaya pada bank syariah periode 2001-2005. Dari hasil penelitian, didapatkan koefisien determinasi R² sebesar 0,613, menunjukkan bahwa sebesar 61,3 persen variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sementara itu, koefisien untuk masing- masing variabel independen adalah untuk koefisien variabel modal adalah sebesar -1,63; untuk koefisien investasi sebesar 1,83; dan koefisien variabel tenaga kerja adalah sebesar 4,85. Penelitian lainnya mengenai efisiensi perbankan syariah juga dilakukan oleh Maflachatun 2010, dengan judul penelitiannya “Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis DEA”.Berdasarkan hasil penelitiannya tersebut disimpulkan bahwa sebagian dari bank-bank syariah studi pada 11 bank syariah masih mengalami inefisiensi. Adapun bank-bank syariah yang mengalami inefisiensi adalah dua BUS BSM dan BSMI dan empat UUS BNI Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank Bukopin Syariah dan BII Syariah pada tahun 2005, satu BUS BSM dan empat BUS BNI Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank Bukopin Syariah, dan BII Syariah pada tahun 2006, satu BUS BSM 2007 dan lima UUS BNI Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank Bukopin Syariah, BII Syariah dan BTN Syariah pada tahun 2007, dua BUS BSMI dan Bank Bukopin Syariah dan tiga UUS BNI Syariah, Bank Danamon Syariah, BII Syariah pada tahun 2008. Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa ukuran bank yang dinilai dengan total assetnya juga berpengaruh terhadap efisiensi.Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan, seperti oleh Saunders 1997 dalam Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009; 54, setelah meneliti beberapa perbankan di AS, dan hasilnya menunjukkan bahwa perbankan yang berskala menengah nilai asset 200 juta dollar AS, mencapai biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan perbankan yang berskala kecil nilai asset 100 juta dollar AS. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Rangan1988, menyatakan bahwa ukuran bank berpengaruh positif terhadap efisiensi. Artinya semakin besar suatu bank, akan semakin efisien, karena bank dapat memaksimalkan skala dan cakupan ekonomisnya. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Ferrier dan Lovell 1990, menyatakan sebaliknya.Menggunakan teknik programasi linier dan ekonometrika, mereka menyatakan bahwa bank yang kecil justru lebih efisien.Dalam Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009; 51. Hal yang serupa juga telah dinyatakan oleh oleh Suseno P. 2008, dalam hasil penelitiannya sebelumnya, yang menganalisis keterkaitan antara skala usaha perbankan syariah terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia periode 2000-2004.Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak terjadi pengaruh yang positif antara skala usaha terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia selama periode 2000-2004. Penelitian lainnya juga yang dilakukan oleh Yudistira 2003, yang dikutip dalam Suseno P. 2008, Jurnal of Islamic and Economic, Vol.2 No 1 Juni 2008, meneliti tingkat efisiensi 18 perbankan syariah di berbagai Negara, selama 4 tahun dari tahun 1997-2000. Input variabel yang digunakan terdiri dari upah tenaga kerja, asset tetap, dan total deposit sedangkan outputnya terdiri dari pinjaman, pendapatan lainnya dan aset likuid.Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa tahun 2000 merupakan tahun yang paling efisien. Industri perbankan syariah yang telah berpengalaman menunjukkan in-efisiensi pada tahun 1998 dan 1999 dengan rata-rata 0,870 dan 0,897 dibandingkan dengan tahun 1997 dan 2000 yang besarnya rata-rata 0,902 dan 0,909. Besarnya inefisiensi pada tahun 1998 lebih berpengaruh kepada inefisiensi secara teknis daripada skala efisiensi yang ada. Hasil lain dari penelitiannya tersebut, menganalisis besarnya efisiensi dan skala bank, menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang negatif antara tingkat efisiensi dengan skala bank, hal tersbut terlihat dalam penelitiannya bahwa skala inefisiensi diseconomics of scale terjadi pada bank-bank besar, dengan skala inefisiensi terendah bernilai 0,915 pada tahun 1998. Muhammad Amin 2009 judul Penerapan Metode Data Envelopment AnalysisDEA untuk mengukur efisiensi kinerja perbankan di Indonesia.Berdasarkan perhitungan efisiensi relatif bank dengan menggunakan program linier model DEA – CCR Primal dapat diketahui bank yang efisien dan kurang efisien. Dalam tiga tahun 2006-2008, semua bank efisien yaitu selalu memperoleh nilai efisiensi sama dengan 1 satu adalah Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BCA dan Bank Bukopin. Dari perhitungan model DEA – CCR Primal tidak terdapat DMU atau bank yang kurang efisien, sehingga tidak ada perlu perbaikan dan acuan untuk analisa perbaikan bank tersebut.

2.5 Kerangka Konseptual

Pengukuran efisiensi pada perbankan telah lazim digunakan sebagai indikator kinerja dalam menjalankan usahanya.Pengukuran efisiensi ini dapat dilihat dari berbagai aspek, namun pada umumnya efisiensi cenderung dilihat dari sisi teknis dan biaya. Pengukuran efisiensi teknis terfokus pada penilaian bagaimana hubungan diantara output dan inputnya, sementara efisiensibiaya menilai dari segi besarnya biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkanoutput yang dihasilkan. Pengukuran efisiensi dengan melihat sisi teknis dan biaya dapat diaplikasikan dalam menilai efisiensi usaha perbankan termasuk perbankan syariah, karena aktivitas perbankan bisa dilihat dan diukur secara teknis maupun dari segi biaya. Dengan memperhatikan hal tersebut dan dengan berlandaskan dengan teori serta kajian empirik yang ada, maka dapat dibangun sebuah kerangka pikir teoritis untuk mengukur tingkat efisiensi pada perbankan pemerintah daerah sebagai acuan di dalam penelitian ini, sebagaimana digambarkan pada Gambar 2.1 sebagai berikut: Efisiensi Perbankan Efisiensi Biaya Efisiensi Teknis Variabel Ukur Input Output Variabel Ukur Biaya masukan Hasil Keluaran Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pengukuran Efisiensi Perbankan pemerintah daerah 24

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berpendekatan kuantitatif, berjenis deskriptif.Dikatakan pendekatan kuantitatif sebab pendekatan yang digunakan di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena bertujuan membuat pencanderaan lukisan deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti Ginting, 2008:55.Sedangkan dikatakan sebagai penelitian asosiatif karena penelitian ini menghubungkan dua variabel atau lebih Ginting, 2008:57. 3.2Definisi Operasional Variabel Metode analisis efisiensi menggunakan DEA membutuhkan data yang berupa input dan output suatu Unit Kegiatan Ekonomi. Variabel output yang digunakan pada penelitian ini adalah pendapatan bunga dan pendapatan operasional lain. a. Pendapatan bunga Yang dimasukkan kedalam pendapatan bunga adalah hasil bunga baik dari pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman-penanaman yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan seperti : giro, simpanan berjangka, obligasi dan surat pengakuan utang lainnya. b. Pendapatan Operasional Lain Pendapatan operasional lain merupakan pendapatan yang diperoleh dari selain pendapatan bunga. Sedangkan variabel input yang digunakan pada penelitian ini adalahantara lain: 1. Aktiva tetap Yang dimasukkan kedalam pos ini adalah nilai buku dari tanah, gedung kantor, rumah dan perabot milik bank termasuk kantornya diluar negeri, dalam rupiah dan valuta asing. Dalam jumlah tersebut telah dikurangi dengan penyusutan atas nilai aktiva tetap dan inventaris tersebut sampai dengan akhir bulan laporan. 2. Beban bunga Yang dimasukkan kedalam beban bunga adalah semu biaya atas dana-dana termasuk provisi yang berasal dari Bank Indonesia, bank-bank lain dan pihak ketiga bukan bank. 3. Beban operasional lainnya Yang dimasukkan kedalam beban operasional lainnya adalah semua biaya operasional lainnya yang dikeluarkan bank selain beban bunga, misalnya biaya umum dan administrasi, biaya gaji dan tunjangan dan biaya-biaya lainnya. 4. Beban pajak Yang dimasukkan kedalam beban pajak adalah biaya yang dikeluarkan bank selain beban bunga dan beban operasional lainnya, misalnya biaya pajak penghasilan. 3.3Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah bank-bank daerah di Indonesia yang ada di daerah sebanyak 27 bank daerah.Pengambilan populasi dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling artinya metode pemilihan populasi dipilih berdasarkan pertimbangan judgement sampling yang berarti pemilihan populasi secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu.Populasi dalam penelitian ini diambil berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1. Bank daerah yang beroprasi di Indonesia selama periode pengamatan 2009- 2013. 2. Secara konsisten tidak mengalami perubahan bentuk badan usaha pada periode pengamatan 2009-2013. 3. Menyajikan laporan keuangan pada periode pengamatan 2009-2013 dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia. Berdasarkan kriteria diatas, populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 27bank daerah, terdiri dari: Tabel 3.1 Populasi Penelitian No Nama Bank 1 PT BPD Sulawesi Tenggara 2 PT BPD Yogyakarta 3 PT BPD Kalimantan Timur 4 PT Bank DKI 5 PT Bank Lampung 6 PT Bank Aceh 7 PT Bank Kalimantan Tengah 8 PT BPD Jambi 9 PT BPD Sulawesi Selatan 10 PT BPDSulawesi Barat 11 PT BPD Riau dan Kepulauan Riau 12 PT BPD Sumatera Barat 13 PT BPD Jawa Barat, Banten 14 PT BPD Maluku 15 PT BPD Bengkulu 16 PT BPD Jawa Tengah 17 PT BPD Jawa Timur 18 PT BPD Kalimantan Barat 19 PT BPD Nusa Tenggara Barat 20 PT BPD Nusa Tenggara Timur 21 PT BPD Sulawesi Tengah 22 PT BPD Sulawesi Utara 23 PT BPD Bali 24 PT BPD Kalimantan Selatan 25 PT BPD Papua 26 PT BPD Sumatera Selatan Dan Bangka Belitung 27 PT BPD Sumatera Utara Sumber : Bank Indonesia, 2014 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga mempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang diteliti, yang menjadi kepedulian dalam pengambilan sampel penelitian kualitatif adalah tuntasnya memperoleh informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan pada banyak sampel sumber data Sugiyono, 2012:218. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 bank daerah dengan total asset diatas Rp. 10 trilliun . Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut . Tabel 3.2 Sampel Penelitian No Nama Bank 1 PT. Bank DKI 2 PT. BPD. Jawa Barat dan Banten 3 PT. BPD. Jawa Tengah 4 PT. BPD. Jawa Timur 5 PT. BPD. Sumatera Selatan dan Bangka Belitung 6 PT. BPD. Sumatera Utara 7 PT. BPD. Papua 8 PT. BPD. Bali 9 PT. BPD. Riau Kepri 10 PT. BPD. Kalimantan Timur Sumber Bank Indonesia, 2014

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan berupa data sekunder, pengertian data sekunder adalah data yang tidak diperoleh peneliti secara langsung dari obyek penelitian melainkan melalui pihak lain yang mempunyai data dari obyek yang diteliti Marzuki, 2005 dalam Amrillah, 2010. Data sekunder penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan bank-bank daerah di Indonesia.Selanjutnya dilakukan pengumpulan pustaka dengan mengkaji buku-buku literatur, jurnal, makalah dan internet untuk memperoleh landasan teori dan perkembangan tentang Perbankan di Indonesia. 3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi.Metode ini mencakup penghimpunan informasi dan data, melalui metode studi pustaka dan eksplorasi literatur-literatur dan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank-bank daerah yang bersangkutan. 3.6 Metode Analisis 3.6.1 Metode Data Envelopment Analysis DEA Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu DEA Data Envelopment Analysis dengan pendekatan intermediasi.Pendekatan intermediasi ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset financial dari unit-unit surplus menjual unit-unit defisit.Dalam hal ini input-input institusional seperti biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada deposit, lalu dengan output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman loans dan investasi finansial financial statement. Akhirnya pendekatan ini melihatfungsi primer sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman loans Muharram dan Pusvitasari, 2007 : 88. Data Envelopment Analysis DEA merupakan salah satu teknik analisis non parametrik yang biasa digunakan untuk mengukur efisiensi relatif baik antar organisasi bisnis yang berorientasi laba profit oriented maupun antar organisasi atau pelaku kegiatan ekonomi yang tidak berorientasi laba non-profit oriented yang dalam proses produksi atau aktifitasnya melibatkan penggunaan input-input tertentu untuk menghasilkan output-output tertentu. Selain sebagai alat untuk mengukur efisiensi basis, DEA juga bisa digunakan sebagai alat pengambilan kebijakan untuk meningkatkan efisiensi Kurnia, 2004. Pada dasarnya teknik analisis DEA didesain khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu unit keuangan dalam kondisi banyak input maupun output. Kondisi tersebut biasanya sulit disiasati secara sempurna oleh teknik analisis pengukuran efisiensi lainnya Nugroho, 1995 dalam Huri M. D. dan Indah Susilowati, 2004. Efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE dibanding dengan UKE lain dalam sampel yang menggunakan jenis input dan output yang sama. DEA memformulasikan UKE sebagai program linear fraksional untuk mencari solusi, apabila model tersebut ditransformasikan ke dalam program linear dengan nilai bobot dari input dan output Sutawijaya dan Lestari, 2009. DEA merupakan sebuah pendekatan non-parametrik yang berbasis program linear Linear Programming dengan dibantu paket-paket software efisiensi, seperti Banxia Frontier Analysis BFA dan Warwick for Data Envelopment Analysis WDEA. Pada intinya kedua software tersebut akan mengarah pada hasil yang sama.

3.6.2 Model Pengukuran Efisiensi Teknik Bank

Dokumen yang terkait

Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Indonesia Dengan Metode Two-Stage Data Envelopment Analysis Tahun 2013-2015

2 11 135

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 2 100

ANALISIS EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Data Evelopment Analysis (DEA) (Studi pada Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank

0 5 14

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 2 14

ANALISIS EFISIENSI TEHNIK PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada 6 Bank Syariah Tahun 2011).

0 1 12

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

0 0 10

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

0 0 2

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

0 0 8

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

0 0 31

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

0 1 2