Skenario 2 RSS Based Handover with TTT

56

4.3.2 Skenario 2 RSS Based Handover with TTT

Pada skenario 2 ini probabilitas dropping diamati untuk nilai RSCPmin, RSRPmin, HOM, dan TTT yang berbeda-beda. Adapun tampilan keluaran simulasi berbasis GUI Matlab ditunjukkan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Tampilan saat simulasi dijalankan

1. Pengamatan Probabilitas Dropping Terhadap Perubahan Nilai RSCPmin

Adapun kombinasi parameter awal dikonfigurasi berdasarkan Tabel 4.8. Tabel 4.8 Kombinasi parameter skenario 2 dengan nilai RSCPmin yang berbeda RSCPmin RSRPmin HOM -95 dBm -98 dBm 2 dB -96 dBm -98 dBm 2 dB -97 dBm -98 dBm 2 dB -98 dBm -98 dBm 2 dB Universitas Sumatera Utara 57 RSCPmin RSRPmin HOM -99 dBm -98 dBm 2 dB -100 dBm -98 dBm 2 dB Dengan menjalankan simulasi sebanyak 100 kali untuk perubahan kecepatan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Probabilitas dropping, RSCPmin vs kecepatan RSCPmin dBm Kecepatan kmjam 3 10 30 60 90 180 360 450 550 620 -95 1 1 1 1 1 0,99 0,91 -96 1 1 1 1 1 1 0,52 -97 1 1 1 1 1 1 1 -98 1 1 1 1 1 1 1 -99 1 1 1 1 1 1 1 -100 1 1 1 1 1 1 1 Dari Tabel 4.9 diperoleh grafik probabilitas dropping seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.7. Universitas Sumatera Utara 58 Gambar 4.7 Hasil probabilitas dropping saat RSCP berubah-ubah terhadap TTT Dalam Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa ketika nilai RSCPmin ditentukan semakin rendah, maka nilai probabilitas dropping akan semakin kecil. Sementara apabila nilai RSCPmin ditentukan semakin tinggi, maka nilai probabilitas dropping semakin besar. Hal ini dapat diperhatikan saat nilai RSCPmin diatur -95 dBm nilai probabilitas dropping-nya 0.91 dan saat -96 dBm nilai probabilitas dropping-nya 0.52. Hal ini dikarenakan RSCPmin sebagai tolak ukur threshold sinyal terima yang dapattidak dapat mentoleransi pada buruknya kuat sinyal yang diterima oleh user. User akan drop pada saat PBGT ≥ HOM tidak terpenuhi pada TTT yang telah diberikan setelah RSCP ≤ RSCPmin kemudian RSRP selaku received signal strength neighbour cell target berada pada kondisi RSRP ≤ RSRPmin. Variabel kecepatan juga perlu dianalisis. Ketika kecepatan meningkat, maka nilai probabilitas dropping akan lebih kecil seperti pada Tabel 4.9. Hal ini dikarenakan syarat HOM sebagai margin sebelum serving cell pindah ke neighbour 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 3 1 0 3 0 6 0 9 0 1 8 0 3 6 0 4 5 0 5 5 0 6 2 0 P R O BA BI L IT A S D RO P P IN G KECEPATAN KMJAM P E N G A M A T A N T E R H A D A P P E R U B A H A N R S C P M I N I M U M RSCP = -95 dBm RSCP = -96 dBm RSCP = -97 dBm RSCP = -98 dBm RSCP = -99 dBm RSCP = -100 dBm Universitas Sumatera Utara 59 cell target lebih cepat terpenuhi dalam waktu TTT = 200 ms. Fading yang meningkat saat kecepatan user meningkat tidak terlalu berpengaruh pada received signal strength dengan metode RSS based handover ini.

2. Pengamatan Probabilitas Dropping Terhadap Perubahan Nilai RSRPmin

Adapun kombinasi parameter awal dikonfigurasi berdasarkan Tabel 4.10. Tabel 4.10 Kombinasi parameter skenario 2 dengan nilai RSRPmin yang berbeda RSRPmin RSCPmin HOM TTT -98 dBm -95 dBm 2 dB 0.2 s -99 dBm -95 dBm 2 dB 0.2 s -100 dBm -95 dBm 2 dB 0.2 s -101 dBm -95 dBm 2 dB 0.2 s -102 dBm -95 dBm 2 dB 0.2 s -103 dBm -95 dBm 2 dB 0.2 s Dengan menjalankan simulasi sebanyak 100 kali untuk perubahan kecepatan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Probabilitas dropping, RSRPmin vs kecepatan RSRPmin dBm Kecepatan kmjam 3 10 30 60 90 180 360 450 550 620 -98 1 1 1 1 1 0,99 0,91 -99 1 1 1 1 0,9 0,77 0,62 -100 1 1 0,98 0,9 0,75 0,44 0,51 Universitas Sumatera Utara 60 RSRPmin dBm Kecepatan kmjam 3 10 30 60 90 180 360 450 550 620 -101 1 0,99 0,82 0,53 0,49 0,36 0,27 -102 0,98 0,92 0,59 0,24 0,18 0,24 0,22 -103 0,86 0,67 0,17 0,03 0,19 0,2 0,24 Dari Tabel 4.11 diperoleh grafik probabilitas dropping seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 4.8. Gambar 4.8 Hasil probabilitas dropping saat nilai RSRP berbeda terhadap TTT Dalam Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa ketika nilai RSRPmin ditentukan semakin rendah, maka nilai probabilitas dropping akan semakin kecil. Sementara apabila nilai RSRPmin ditentukan semakin tinggi, maka nilai probabilitas dropping semakin besar. Hal ini dapat diperhatikan saat nilai RSRPmin diatur -98 dBm nilai probabilitas dropping-nya 1, saat -99 dBm nilai probabilitas dropping-nya 0.90, 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 3 1 0 3 0 6 0 9 0 1 8 0 3 6 0 4 5 0 5 5 0 6 2 0 P R O BA BI L IT A S D RO P P IN G KECEPATAN KMJAM P E N G A M A T A N T E R H A D A P P E R U B A H A N R S R P M I N I M U M RSRP = -98 dBm RSRP = -99 dBm RSRP = -100 dBm RSRP = -101 dBm RSRP = -102 dBm RSRP = -103 dBm Universitas Sumatera Utara 61 saat -100 dBm nilai probabilitas dropping-nya 0.75, saat -101 dBm nilai probabilitas dropping-nya 0.49, dan seterusnya. Hal ini dikarenakan RSRPmin sebagai tolak ukur threshold sinyal terima yang dapattidak dapat mentoleransi pada buruknya kuat sinyal yang diterima oleh user. User akan drop pada saat PBGT ≥ HOM tidak terpenuhi pada TTT yang telah diberikan setelah RSCP ≤ RSCPmin kemudian RSRP selaku received signal strength neighbour cell target berada pada kondisi RSRP ≤ RSRPmin. Variabel kecepatan juga perlu dianalisis. Ketika kecepatan meningkat, maka nilai probabilitas dropping akan lebih kecil seperti pada Tabel 4.11. Hal ini dikarenakan setelah HOM sebagai margin sebelum serving cell pindah ke neighbour cell target, user akan lebih cepat terpenuhi dalam waktu TTT = 200 ms. Fading yang meningkat saat kecepatan user meningkat tidak terlalu berpengaruh pada received signal strength dengan metode RSS based handover ini.

3. Pengamatan Probabilitas Dropping Terhadap Perubahan Nilai HOM

Adapun kombinasi parameter awal dikonfigurasi berdasarkan Tabel 4.12. Tabel 4.12 Kombinasi parameter skenario 2 dengan nilai HOM yang berbeda RSRPmin RSCPmin HOM -98 dBm -95 dBm 2 dB -98 dBm -95 dBm 3 dB -98 dBm -95 dBm 4 dB -98 dBm -95 dBm 5 dB Universitas Sumatera Utara 62 Dengan menjalankan simulasi sebanyak 100 kali untuk perubahan kecepatan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Probabilitas dropping, HOM vs kecepatan HOM dB Kecepatan kmjam 3 10 30 60 90 180 360 450 550 620 2 1 1 1 1 1 0,99 0,90 3 1 1 1 1 1 1 0,98 4 1 1 1 1 1 1 0,97 5 1 1 1 1 1 1 0,98 Dari Tabel 4.13 diperoleh grafik probabilitas dropping seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.9. Gambar 4.9 Hasil probabilitas dropping saat HOM berubah-ubah terhadap TTT 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 3 1 0 3 0 6 0 9 0 1 8 0 3 6 0 4 5 0 5 5 0 6 2 0 P R O BA BI L IT A S D RO P P IN G KECEPATAN KMJAM P E N G A M A T A N T E R H A D A P P E R U B A H A N H O M HOM = 2 dB HOM = 3 dB HOM = 4 dB HOM = 5 dB HOM = 6 dB Universitas Sumatera Utara 63 Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa ketika nilai HOM ditentukan semakin rendah, maka nilai probabilitas dropping akan semakin besar. Sementara apabila nilai HOM ditentukan semakin tinggi, maka nilai probabilitas dropping semakin kecil. Hal ini dapat diperhatikan saat nilai HOM diatur 2 dB nilai probabilitas dropping-nya 0.90, saat 3 dB nilai probabilitas dropping-nya 0.75, saat 4 dB nilai probabilitas dropping-nya 0.49, dan seterusnya. Hal ini dikarenakan HOM sebagai margin antara serving cell dan neighbour cell target. User akan drop pada saat PBGT ≥ HOM tidak terpenuhi pada TTT yang telah diberikan setelah RSCP ≤ RSCPmin kemudian RSRP selaku received signal strength neighbour cell target berada pada kondisi RSRP ≤ RSRPmin. Variabel kecepatan juga perlu dianalisis. Ketika kecepatan meningkat, maka nilai probabilitas dropping akan lebih kecil seperti pada Tabel 4.13. Hal ini dikarenakan setelah HOM sebagai margin sebelum serving cell pindah ke neighbour cell target lebih cepat terpenuhi dalam waktu TTT = 200 ms. Fading yang meningkat saat kecepatan user meningkat tidak terlalu berpengaruh pada received signal strength dengan metode RSS based handover ini.

4. Pengamatan Probabilitas Dropping Terhadap Perubahan Nilai TTT

Adapun kombinasi parameter awal dikonfigurasi berdasarkan Tabel 4.14. Tabel 4.14 Kombinasi parameter skenario 2 dengan nilai TTT yang berbeda RSRPmin RSCPmin HOM TTT -95 dBm -98 dBm 2 dB 0.2 s -95 dBm -98 dBm 2 dB 0.4 s -95 dBm -98 dBm 2 dB 0.6 s Universitas Sumatera Utara 64 RSRPmin RSCPmin HOM TTT -95 dBm -98 dBm 2 dB 0.8 s -95 dBm -98 dBm 2 dB 1 s Dengan menjalankan simulasi sebanyak 100 kali untuk perubahan kecepatan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Probabilitas dropping, TTT vs kecepatan TTT second Kecepatan kmjam 3 10 30 60 90 180 360 450 550 620 0,2 1 1 1 1 1 0,99 0,96 0,4 1 1 1 1 1 1 0,64 0,6 1 1 1 1 1 0,81 0,68 0,8 1 1 1 1 0,99 0,79 0,71 1,0 1 1 1 1 0,84 0,78 0,68 Dari Tabel 4.15 diperoleh grafik probabilitas dropping seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.10. Universitas Sumatera Utara 65 Gambar 4.10 Hasil probabilitas dropping saat TTT berubah-ubah Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa ketika nilai TTT ditentukan semakin sedikit, maka nilai probabilitas dropping akan semakin besar. Sementara apabila nilai TTT ditentukan semakin banyak, maka nilai probabilitas dropping semakin kecil. Hal ini dapat diperhatikan saat nilai TTT diatur 0.6 detik nilai probabilitas dropping-nya 1, saat 0.8 detik nilai probabilitas dropping-nya 0.99, saat 1 detik nilai probabilitasnya 0.84, saat 1 detik nilai probabilitas dropping-nya 0.96, dan seterusnya. Hal ini dikarenakan TTT sebagai waktu pemenuhan kondisi HOM. User akan drop pada saat PBGT ≥ HOM tidak terpenuhi pada TTT yang telah diberikan setelah RSCP ≤ RSCPmin kemudian RSRP selaku received signal strength neighbour cell target berada pada kondisi RSRP ≤ RSRPmin. Variabel kecepatan juga perlu dianalisis. Ketika kecepatan meningkat, maka nilai probabilitas dropping akan lebih kecil seperti pada Tabel 4.15. Hal ini dikarenakan setelah HOM sebagai margin sebelum serving cell pindah ke neighbour cell target lebih cepat terpenuhi dalam waktu TTT yang telah ditentukan. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 3 1 0 3 0 6 0 9 0 1 8 0 3 6 0 4 5 0 5 5 0 6 2 0 P R O BA BI L IT A S D RO P P IN G KECEPATAN KMJAM P E N G A M A T A N T E R H A D A P P E R U B A H A N T T T TTT = 200 ms TTT = 400 ms TTT = 600 ms TTT = 800 ms TTT = 1000 ms Universitas Sumatera Utara 66 Fading yang meningkat saat kecepatan user meningkat tidak terlalu berpengaruh pada received signal strength dengan metode RSS based handover ini.

5. Nilai Optimal untuk Parameter Handover

Berdasarkan pengamatan dari Tabel 4.9, Tabel 4.11, Tabel 4.13, dan Tabel 4.15 dan berdasarkan kriteria optimal yang telah ditentukan, maka diperoleh nilai optimal RSCPmin, RSRPmin, HOM, dan TTT masing-masing adalah -98 dBm, - 99 dBm, 2 dB, dan 800 ms. Dengan menjalankan simulasi sebanyak 100 kali untuk perubahan kecepatan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.16. Tabel 4.16 Probabilitas dropping, parameter optimalisasi vs kecepatan Parameter Kecepatan kmjam 3 10 30 60 90 180 360 450 550 620 RSRPmin = -102 dBm RSCPmin = -95 dBm HOM = 2 dB TTT = 400 ms 0.96 0.97 0.52 0.19 0.24 0.15 Dari Tabel 4.16 diperoleh grafik probabilitas dropping seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.11. Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 4.11 Hasil optimalisasi parameter tradeoff handover Dari parameter yang ditunjukkan pada Tabel 4.16, didapat output terbaik dengan probabilitas dropping yang kecil namun tidak menurunkan performansi jaringan dengan menjaga received signal strength yang baik bagi pelanggan. Kondisi lebih baik dapat diperoleh dengan menurunkan RSCPmin atau RSRPmin pada masing- masing sistem, namun apabila itu dilakukan, maka kualitas sinyal yang diterima user-lah yang akan dikorbankan. Begitu juga pada HOM, fungsi HOM sebagai margin yang mengurangi terjadinya handover yang tidak perlu juga tidak boleh di- set terlalu besar, karena ini akan mengakibatkan turunnya RSS SS saat kondisi PBGT berlangsung. TTT sebagai waktu pemenuhan kondisi HOM margin tersebut juga di-set sebaik mungkin agar kondisi HOM dapat tercapai namun dengan waktu yang tidak terlalu lama. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 3 1 0 3 0 6 0 9 0 1 8 0 3 6 0 4 5 0 5 5 0 6 2 0 P R O BA BI L IT A S D RO P P IN G KECEPATAN KMJAM N I L A I O P T I M A L P R O B A B I L I T A S D R O P P I N G Universitas Sumatera Utara 68

4.4 Rangkuman Hasil Simulasi