31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Adapun pengerjaan yang dilakukan untuk mensimulasikan perbandingan kedua metode RSS based handover dan RSS based handover with time-to-trigger
TTT diimplementasikan pada jaringan UMTS ke jaringan LTE. Pengerjaan pada metodologi penelitian ini dimulai dengan membuat model sistem, menentukan
algoritma, menghitung link budget, menentukan parameter masukan dan parameter keluaran serta merancang sistem simulasi.
3.1 Model Sistem
Model coverage sel diasumsikan berbentuk hexagonal dengan jumlah sel yang diamati adalah dua. Satu sel merupakan coverage dari UMTS dan satu sel yang
lainnya merupakan coverage dari LTE. Metode handover yang ditentukan berdasarkan RSS based handover disebut dengan skenario pertama dan berdasarkan
RSS based handover with time-to-trigger TTT window disebut dengan skenario kedua. Adapun uraian dari skenario pertama dan skenario kedua adalah sebagai
berikut. 1.
Skenario Pertama berdasarkan Metode RSS based handover UE bergerak dari coverage UMTS menuju coverage LTE dengan iterasi
dilakukan 100 kali. Ilusrasi kedua coverage sel untuk skenario pertama ditunjukkan pada Gambar 3.1, sedangkan jarak lintasan antara UE dengan Node B dimodelkan
dengan Persamaan 3.1.
Universitas Sumatera Utara
32
Gambar 3.1 Skenario 1
= √ −
+ −
3.1
Keterangan:
: koordinat x UE : koordinat x Node B
: koordinat y UE : koordinat y Node B
Adapun rumus untuk menentukan x
1
dan y
1
, x
2
dan y
2
masing-masing ditunjukkan pada Persamaan 3.2 dan Persamaan 3.3.
=
× cos �×� �
ℎ
= − tan � × 3.2
=
�� �
− =
�� �
− 3.3 Kecepatan pergerakan UE divariasikan secara meningkat mulai dari kecepatan
3 kmjam, 10 kmjam, 30 kmjam, 60 kmjam, 90 kmjam, 180 kmjam, 360 kmjam, 450 kmjam, 550 kmjam, dan 620 kmjam. Kemudian nilai parameter
HOM, RSCPmin, dan RSRPmin dibuat bervariasi. Konfigurasi dari parameter
Universitas Sumatera Utara
33
kecepatan, HOM, RSCPmin, dan RSRPmin diamati terhadap nilai keluaran berupa probabilitas dropping.
2. Skenario Kedua berdasarkan Matode RSS based handover with TTT window UE bergerak dari coverage UMTS menuju coverage LTE dengan iterasi
dilakukan 100 kali. Ilusrasi kedua coverage sel untuk skenario kedua ditunjukkan pada Gambar 3.2, sedangkan jarak lintasan antara UE dengan Node B dimodelkan
dengan Persamaan 3.1. Kecepatan pergerakan UE divariasikan secara meningkat mulai dari kecepatan
3 kmjam, 10 kmjam, 30 kmjam, 60 kmjam, 90 kmjam, 180 kmjam, 360 kmjam, 450 kmjam, 550 kmjam, dan 620 kmjam. Kemudian nilai parameter
HOM, RSCPmin, dan RSRPmin dibuat bervariasi. Konfigurasi dari parameter kecepatan, HOM, RSCPmin, RSRPmin, dan TTT diamati terhadap nilai keluaran
berupa probabilitas dropping.
Gambar 3.2 Skenario 2
Universitas Sumatera Utara
34
3.2. Flowchart Skenario Simulasi