Patologi Perdarahan Pada Pemakaian Kontrasepsi Progestin Gangguan perdarahan pada pemakaian kontrasepsi progestin

efek samping yang terjadi ringan tetapi pada kenyataanya dapat menyebabkan beberapa pemakai menghentikan pemakaian implan. Beberapa efek samping penggunaan implan LNG yang dilaporkan oleh Erskine dan rekan seperti terlihat di tabel I. 27 Tabel 1. Efek samping penggunaan kontrasepsi implan LNG yang dilaporkan oleh Erskine et al. Perdarahan ireguler 43 39 Payudara tegang 3 3 Amenore 28 25 Kurangnya dorongan seksual 3 3 Perdarahan Bercak 21 19 Kelelahan 2 2 Pertambahan berat badan 10 9 Nyeri lengan 2 2 Jerawat 7 6 Nausea 1 1 Nyeri kepala 7 6 Peningkatan bulu di wajah 1 1 Keram 7 6 Kehilangan berat badan 1 1 Depresi 5 5 Pusing 1 1 Ketegangan pra-haid 4 4 Pingsan 1 1 Perubahan mood 3 3 Mata kering 1 1 Kerontokan rambut 3 3 Insomnia 1 1 Nyeri kepala sebelah 3 3 Ruam kulit 1 1

2.7. Patologi Perdarahan Pada Pemakaian Kontrasepsi Progestin

Pemakaian progestin secara terus menerus akan mengakibatkan berubahnya struktur lapisan endometrium, sehingga secara otomatis akan merusak dinding kapiler arteriol di endometrium. Perdarahan terjadi melalui arteriol yang rusak dan akan terbentuk hematom, atau akan langsung keluar dan arteriol yang pecah. Eritrosit dapat langsung keluar dari kapiler yang rusak Universitas Sumatera Utara secara diapedesis. Manifestasi dan proses tersebut adalah adanya perdarahan bercak Bila keadaan ini berlangsung terus menerus maka perdarahan yang lama dan banyak akan terjadi. Adanya faktor pemicu lain seperti morfologi kapiler yang abnormal, kerusakan desidua, lekopeni, iskemi pada endometrium dan faktor lain yang belum diketahui dapat mengakibatkan perdarahan yang berlanjut. Pada keadaan perdarahan yang banyak dan lama, kemungkinan telah terjadi gangguan sistem hemostasis yang berhubungan dengan faktor pembekuan yang berkurang, atau telah terjadi props aktifitas antikoagulan yang berlebihan. Pada tingkat ini proses regenerasi endometrium telah terganggu akibat defisiensi estrogen yang terus menerus. Proses regenerasi dari sistem kapiler juga kemungkinan tidak terbentuk, disebabkan adanya defisiensi protein . 21,22,24

2.8. Gangguan perdarahan pada pemakaian kontrasepsi progestin

Gangguan yang utama pada pemakaian kontrasepsi yang mengandung hormon progestin adalah gangguan pada pola perdarahan haid. Pada tahun pertama hanya sekitar 40 akseptor yang memakai kontrasepsi progestin akan mendapatkan siklus haid yang teratur. Sisanya akan mengalami perdarahan yang tidak teratur irreguler bleeding, perdarahan bercak spotting dan amenorea. Dalam salah satu penelitian, didapatkan bahwa pada tiga bulan setelah pemasangan Norplant sebanyak 30 akseptor mengeluh mendapat perdarahan selama 30 hari atau lebih dan kemudian angka ini berkurang 11 Universitas Sumatera Utara menjadi hanya 12 pada bulan ke-9 sampai ke-12. Hasil penelitian lain melaporkan bahwa sebanyak 25 akseptor mengalami perdarahan yang lebih dari 11 hari pada tahun pertama pemakaian dan angka ini akan menurun menjadi hanya 10 pada tahun ke-2,3,4. Dalam hal ini perdarahan yang banyak dan lama jarang terjadi pada pemakaian kontrasepsi progestin. Gangguan perdarahan ini merupakan alasan terbanyak penghentian pemakaian kontrasepsi progestin pada tahun pertama. Keluhan perdarahan akan berkurang sesuai dengan waktu. Qin dan rekan meneliti penggunaan Norplant 2 selama 4 tahun dan mendapatkan bahwa gangguan perdarahan atau menstruasi yang tidak teratur sampai dengan keadaan amenore sebagai salah satu efek samping yang banyak dialami oleh akseptor. Grafik 2. Rerata pola perdarahan perdarahan memanjang, oligomenore dan amenore pada akseptor Norplant 2 selama 4 tahun. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan studi prospektif.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di 4 puskesmas di kota Medan yaitu puskesmas kecamatan Medan Johor, puskesmas kecamatan Medan Helvetia, puskesmas kecamatan Medan Denai, dan puskesmas kecamatan Medan Perjuangan diikuti follow up selama dua tahun sejak bulan Mei 2011 sampai dengan bulan Mei 2013. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita pasangan usia subur, 18-40 tahun dan ingin menunda atau menjarangkan kehamilannya dengan menggunakan kontrasepsi, dalam keadaan sehat dan tidak sedang hamil,yang menjadi pasien klinik KB dari ke-4 puskesmas kecamatan tersebut di atas.

3.3.2. Sampel Penelitian

Universitas Sumatera Utara