Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Implan 2 Batang selama 2 Tahun di Puskesmas Kota Medan

(1)

EFEK SAMPING PENGGUNAAN

KONTRASEPSI IMPLAN 2 BATANG

SELAMA 2 TAHUN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN

TESIS MAGISTER

OLEH: MEIFI ELFIRA

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PENELITIAN INI DI BAWAH BIMBINGAN TIM 5

Pembimbing : dr. Ichwanul Adenin M.Ked (OG), SpOG(K)

dr.Syamsul Arifin Nst, SpOG (K)

Penguji : dr.Hotma Partogi Pasaribu,M.Ked (OG), SpOG

dr. Yostoto B Kaban, SpOG (K)

dr. M.Rizki Yaznil, M.Ked (OG), SpOG

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat

untuk mencapai tingkat strata dua kedokteran


(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Assalaamua'alikum wa rohmatullaahii wa barokaatuh.

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah bagi baginda Rosuulullaah Muhammad SAW, beserta keluarga dan umatnya.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas – tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Magister Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan keilmuan khususnya tentang :

“EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN 2 BATANG

SELAMA 2 TAHUN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN”

Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada yang terhormat :

Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan k esempatan k epada saya untuk mengikuti Program Magister Kedokteran Obstetri dan Ginekologi di FK USU, Medan.


(5)

Menkes RI melalui Kemenkes RI atas kesempatan tugas belajar dan beasiswa kepada saya, sehingga saya dapat mengikuti Program Magister Kedokteran Obstetri dan Ginekologi.

Prof.dr.H.Delfi Lutan,MSc,SpOG (K) dan Dr.dr.M.Fidel Ganis Siregar,MKed (OG),SpOG (K), selaku ketua dan sekretaris Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. dr.Henry Salim Siregar, SpOG (K) dan dr.M.Rhiza Z.Tala, MKed (OG), SpOG (K), selaku Ketua Program dan Sekretaris Program Studi Obstetri dan Ginekologi FK USU.

dr. Ichwanul Adenin M.Ked(OG),SpOG.K, dr.Syamsul Arifin Nst,SpOG.K, dr.Hotma Partogi Pasaribu,M.Ked (OG),SpOG, dr.Yostoto B Kaban, SpOG (K), dan dr.M.Rizki Yasnil, MKed (OG),SpOG, selaku pembimbing serta para penyanggah tesis ini.

P a r a g u r u b e s a r d a n p a r a s t a f p e n g a j a r d e p a r t e m e n o b s t e t r i d a n g in e k o lo g i F K USU y a n g s u d a h b a n y a k m e m b im b i n g s a y a s e la m a m e n im b a i lm u d a la m p r o g r a m m a g i s t e r i n i, b a ik d i R u m a h S a k it Um u m P u s a t H . A d a m Ma l i k , Ru m a h S a k it Um u m Da e r a h d r . P ir n g a d i, Me d a n s e r t a r u m a h s a k it s a t e l it la i n n y a .

Kepala Puskesmas Kecamatan Medan Johor dan Bidan Nurzakiah, para kader Puskesmas Kecamatan, serta para akseptor kontrasepsi implan 2 batang yang sangat berperan dalam penyelesaian tesis ini.


(6)

satu per satu, dokter muda, paramedik, karyawan dan karyawati di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK USU yang bekerja sama dengan saya dalam menjalani pendidikan Magister Kedokteran Klinis Obstetri dan Ginekologi ini.

Tidak lupa rasa terimakasih saya ucapkan kepada yang saya kasihi dan sayangi:

Kedua orangtua saya, Drs.H. Nawawi dan Hj. T.Erwina, yang telah banyak berkorban serta mendidik saya sampai saat ini. Terimakasih atas segala dukungan yang telah diberikan, hanya ALLAH lah yang dapat melipatgandakan dan memberikan pahala yang terbaik, amin insya ALLAH.

Kakakku dr.Erfitrina M.Ked (opthal)SpM dan Erliana. Adekku winny Hasfiani,Bsc dan dr.M. Erwin Syahputra,serta seluruh saudara ipar dan keluarga besar dimanapun berada yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebaikan dan dukungan kalian semua.

Akhirnya, "last but not least" kepada suamiku, dr.Mitra Arif Rizaldy dan anakku tersayang Muhammad Ariq Oubrey. Terima kasih atas segala dukungan yang telah diberikan.

.


(7)

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR...I

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR SINGKATAN...vi

DAFTAR GAMBAR...vi

DAFTAR TABEL...vi

ABSTRAK...vii

BAB I PENDAHULUAN...1

I.1 Latar Belakang...1

I.2. Identifikasi Masalah...4

I.3.Tujuan Penelitian...5

I.4. Manfaat Penelitian...5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...6

II.1 Definisi...6

II.2 Kontrasepsi implant...6

II 3 Jenis-jenis Kontrasepsi Implan...9

II.2.3.1 Norplant ...9

II.2.3.2 Implanon...9

II.2.3.3 Indoplant...10

II.2.3.4 Duplant ...10

II.2.3.5 Uniplant ...11

II.2.3.6 Capronor ...11

II 4 Cara Kerja Kontrasepsi Implan ...12

II 5 Patofisiologi Haid ...13

II 6 Keuntungan dan Efek samping Kontrasepsi Implan ...17

II.2.6.1 Keuntungan Kontrasepsi Implan ...17

II.2.6.2 Efek Samping Kontrasepsi Implan ... ...19

II 7 Patologi Perdarahan Pda Pemakaian Kontrasepsi ...25

II 8 Gangguan Perdarahan pada Pemakaian Kontrasepsi Progestin ...26


(8)

III 1 Rancangan Penelitian...28

III 2 Tempat dan Waktu Penelitian...28

III 3 Populasi dan Sampel Penelitian...28

III.3.3.1. Populasi Penelitian...28

III.3.3.2 Sampel Penelitian...29

III.3.3.3 Penentuan Besar Sampel...29

III 4 Kriteria inklusi dan eksklusI...30

III 3.4.1. Kriteria Inklusi... 30

III 3. 4.2. Kriteria Eksklusi... 31

III 5 Alat dan bahan...31

III 6 Cara Kerja...31

III 3.6.1 Anamnesis... ... 31

III 3.6.2 Pemeriksaan fisik...32

III 3.6.3 Prosedur Pemasangan Implan 2 batang ...32

III 3.6.4. Prosedur Pencabutan Implan 2 batang ... 35

III 3.6.5 Berhentinya Subyek dari Perlakuan Penelitian ... 36

III 7 Pengolahan Analisa dan Data ... ...37

III 8 Kerangka Kerja ... 38

III 9 Batasan Operasional ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 40

IV 4.1 Distribusi frekuensi variabel ...40

IV 4.2 Perubahan Berat Badan Sebelum dan Sesudah Pemasangan Implan Selama 2 tahun ...47

IV 4.3 Distribusi frekuensi variabel Pola Haid pendidikan... ... 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...53

V 5.5. 1 Kesimpulan ... 53

V 5.5.2 Saran ...53


(9)

DAFTAR SINGKATAN

KB : Keluarga Berencana.

SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia.

FDA : Food and Drug Administration.

LNG : Levonorgestrel.

SHBG : Sex Hormone Binding Globulin.

FSH : Follicle Stimulating Hormone.

LH : Luteinizing Hormone.

GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone.

LHRH : Luteinizing Hormone Releasing Hormone.

IUD : Intra Uterine Device.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium...15

Gambar 2 : Diagram umpan balik positif dan negatif yang melibatkan sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium...16

DAFTAR TABEL Tabel IV.1 Distribusi Frekuensi Variabel ...40

Tabel IV.2 Perubahan Berat Badan Sebelum dan Sesudah Pemasangan Implan Selama 2 Tahun ...47

Tabel IV.3. Distribusi Frekuensi Pola Haid ... 49

Tabel IV.4. Aseptor Berdasarkan Efek Samping selain ganguan Haid ... 50

Tabel IV.8. Distribusi Frekuensi Variabel Efek Samping Selain gangguan haid...41

Tabel IV.9. Analisis Kontinuitas pemakaian kontrasepsi implan selama 1 tahun...42


(10)

EEEEEEEEEEFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN 2 BATANG SELAMA 2 TAHUN

Meifi Elfira, Ichwanul Adenin, Syamsul Arifin Nasution, Hotma Partogi Pasaribu, Yostoto B Kaban, M Rizki Yasnil

Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Latar Belakang : Indonesia adalah negara dengan jumlah akseptor kontrasepsi implan

terbesar didunia, makadiperlukan data rerata efek samping kontrasepsi tersebut.

Tujuan : Meneliti efek samping yang dialami selama penggunaan kontrasepsi implan

2 batang selama 2 tahun.

Metode : Penelitian deskriptif analitik dengan rancangan prospektif pada 4 puskesmas

kecamatan di kota Medan, sejak bulan Mei tahun 2011 sampai dengan bulan Mei tahun 2013 terhadap 150 akseptor kontrasepsi implan 2 batang. Dilakukan pencatatan efek samping metode tersebut.

Hasil : Gangguan pola haid merupakan keluhan yang paling sering dijumpai dan

merupakan penyebab diskontinuitas tersbesar (55%). Dalam penilaian per 3 bulan, secara berurutan dijumpai siklus haid ireguler dijumpai sebesar 40.26%-59.45%, siklus haid normal 13.51% - 42% dan amenore 10.1%-39.01%.

Kesimpulan : Tolerabilitas yang baik terkait efek samping, menunjukkan bahwa

kontrasepsi implan layak untuk diberikan kepada para akseptor kontrasepsi, disertai penjelasan yang baik tentang risiko dan manfaat dari penggunaan metode tersebut.


(11)

SIDE EFFECTS USE CONTRACEPTIVE 2 RODS IMPLANT FOR 2 YEARS

Meifi Elfira, Ichwanul Adenin, Syamsul Arifin Nasution, Hotma Partogi Pasaribu, Yostoto B Kaban, M Rizki Yasnil

Departement of Obstetric and Gynaecology Sumatera Utara University School of Medicine

ABSTRACT

Background : Indonesia is a country with the largest number of acceptors of

contraceptive implants in the world , it is necessary to average the data of the side effects of contraceptives .

Objective : Examining the side effects experienced during use of 2 rods implant

contraceptives for 2 years.

Methods: The study was a prospective descriptive analytic design on four district

health centers in the city of Medan, since May of 2011 until May of 2013 to 150 2 rod implantable contraceptive acceptors. Do the side effects of the method of recording .

Results : Interference pattern of menstruation is the most common complaint and is

the biggest cause of discontinuity ( 55 % ). In the assessment every 3 months , respectively encountered irregular menstrual cycles encountered by 40.26 % -59.45 % , 13,51 %- 42 % normal menstrual cycle and 10.1 %-39.01 % amenorrhea.

Conclusion : Good Tolerability related side effects , suggesting that deserves to be

given contraceptive implants to the acceptors of contraception, with a good description of the risks and benefits of the use of such methods .


(12)

EEEEEEEEEEFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN 2 BATANG SELAMA 2 TAHUN

Meifi Elfira, Ichwanul Adenin, Syamsul Arifin Nasution, Hotma Partogi Pasaribu, Yostoto B Kaban, M Rizki Yasnil

Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Latar Belakang : Indonesia adalah negara dengan jumlah akseptor kontrasepsi implan

terbesar didunia, makadiperlukan data rerata efek samping kontrasepsi tersebut.

Tujuan : Meneliti efek samping yang dialami selama penggunaan kontrasepsi implan

2 batang selama 2 tahun.

Metode : Penelitian deskriptif analitik dengan rancangan prospektif pada 4 puskesmas

kecamatan di kota Medan, sejak bulan Mei tahun 2011 sampai dengan bulan Mei tahun 2013 terhadap 150 akseptor kontrasepsi implan 2 batang. Dilakukan pencatatan efek samping metode tersebut.

Hasil : Gangguan pola haid merupakan keluhan yang paling sering dijumpai dan

merupakan penyebab diskontinuitas tersbesar (55%). Dalam penilaian per 3 bulan, secara berurutan dijumpai siklus haid ireguler dijumpai sebesar 40.26%-59.45%, siklus haid normal 13.51% - 42% dan amenore 10.1%-39.01%.

Kesimpulan : Tolerabilitas yang baik terkait efek samping, menunjukkan bahwa

kontrasepsi implan layak untuk diberikan kepada para akseptor kontrasepsi, disertai penjelasan yang baik tentang risiko dan manfaat dari penggunaan metode tersebut.


(13)

SIDE EFFECTS USE CONTRACEPTIVE 2 RODS IMPLANT FOR 2 YEARS

Meifi Elfira, Ichwanul Adenin, Syamsul Arifin Nasution, Hotma Partogi Pasaribu, Yostoto B Kaban, M Rizki Yasnil

Departement of Obstetric and Gynaecology Sumatera Utara University School of Medicine

ABSTRACT

Background : Indonesia is a country with the largest number of acceptors of

contraceptive implants in the world , it is necessary to average the data of the side effects of contraceptives .

Objective : Examining the side effects experienced during use of 2 rods implant

contraceptives for 2 years.

Methods: The study was a prospective descriptive analytic design on four district

health centers in the city of Medan, since May of 2011 until May of 2013 to 150 2 rod implantable contraceptive acceptors. Do the side effects of the method of recording .

Results : Interference pattern of menstruation is the most common complaint and is

the biggest cause of discontinuity ( 55 % ). In the assessment every 3 months , respectively encountered irregular menstrual cycles encountered by 40.26 % -59.45 % , 13,51 %- 42 % normal menstrual cycle and 10.1 %-39.01 % amenorrhea.

Conclusion : Good Tolerability related side effects , suggesting that deserves to be

given contraceptive implants to the acceptors of contraception, with a good description of the risks and benefits of the use of such methods .


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.1 Keluarga berencana menurut WHO adalah tindakan yang dipakai individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, menentukan jumlah anak dalam keluarga.2

Keberhasilan Keluarga Berencana di Indonesia dengan tingkat prevalensi kontrasepsi sekitar 45-50 % menyebabkan pergeseran dari pelayanan kontrasepsi mengejar target menuju pelayanan kontrasepsi meningkat menjadi 60-70 % dan diharapkan dengan pelayanan yang lebih bermutu akan menunjang upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi secara bermakna. Indonesia dengan cakupan peserta KB aktif sebesar 57% berada pada peringkat ke-3 dari 10 negara ASEAN. Salah satu jenis kontrasepsi adalah kontrasepsi hormonal implan. Penggunaan kontrasepsi implan di Indonesia berkisar 4,2% - 5,5 % dari seluruh penggunaan kontrasepsi metode modern.3,4


(15)

Pada tahun 1968 di Amerika Serikat pertama kali dilakukan uji klinik implan yang dipasang subdermal dimulai. Uji klinik ini gagal karena kapsul silikon yang berisikan progestin, klormadinonasetat berhubungan dengan timbulnya kanker payudara pada binatang percobaan. Antara tahun 1970 sampai dengan tahun 1978 dilakukan uji klinik implan berisikan megesterol asetat. Uji klinik ini tidak dilanjutkan karena pada anjing percobaan menunjukkan adanya pertumbuhan nodul payudara serta dijumpai adanya massa adneksa dan sejumlah kehamilan ektopik. Berdasarkan pengalaman itu maka percobaan diteruskan dengan menggunakan progestin dosis rendah, namun megestrol asetat kurang kuat dalam menghambat ovulasi. Selanjutnya, digunakan implan norethindrone, norgestrienone dan levonorgestrel (LNG). Enam kapsul berisi norethindrone tidak memberikan harapan baik. Hasil uji klinik norgestrienone dan levonorgestrel dapat mencegah kehamilan lebih baik dan angka kelangsungan pemakaian lebih tinggi. Setelah implan levonorgestrel terpasang didapatkan siklus anovulasi pada setiap siklus menstruasi selama tahun pertama. 5, 13,15

Meski terus menjadi metode yang populer di negara berkembang, pemasaran implan telah dihentikan di Amerika Serikat dan Inggris. Disetujui oleh FDA pada tahun 1990, Norplant ditarik dari pasar pada tahun 2002. Produk generasi berikutnya dengan dua batang, yang dikenal sebagai Norplant-2 atau Jadelle, telah disetujui oleh FDA pada tahun 1996, namun belum dipasarkan di Amerika Serikat. Hal ini dipengaruhi pengalaman penggunaan kontrasepsi implan di Amerika Serikat sebelumnya yaitu Norplant, termasuk tuntutan hukum


(16)

terhadap Wyeth, sebagai produsen, dengan alasan tidak cukupnya peringatan tentang efek samping seperti perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan rasa mual, yang menyebabkan kerugian dari pihak konsumen, alasan lain penghentian pemakaian Norplant dan Norplant 2 diantaranya adalah penambahan berat badan.

Pemakaian Implan menurut SDKI 1991 sampai dengan 1997 menunjukkan angka yang terus meningkat berturut-turut 3,1%, 4,9 %, dan 6%. Sa

6

mpai Maret 1999 akseptor implan di Indonesia berjumlah 2.882.889 orang, atau 10,8% dari semua akseptor kontrasepsi di Indonesia yang berjumlah 26.729. 030 akseptor. Jumlah ini merupakan yang terbesar didunia.5

Sedangkan hasil SDKI 2002-2003 pemakaian implan mengalami penurunan menjadi 4,3 % dan SDKI 2007 menjadi 4,2 %. Sementara berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2010, persentase akseptor kontrasepsi implan di Indonesia adalah 8,26 % atau no.5 terbesar dari seluruh peserta KB aktif.

7,8 Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2008, jumlah

akseptor kontrasepsi implan di kota Medan adalah sebesar 11.526 orang, atau 6,86 % dari total jumlah peserta KB aktif.2

Walaupun memiliki persentase pengguna yang rendah, implan memiliki tingkat kontinuitas pemakaian yang tinggi. Dalam uji klinis, antara 85% sampai 99% dari wanita yang menggunakan implan terus menggunakan metode ini untuk setidaknya satu tahun. Antara 58% sampai 96% wanita terus menggunakan implan untuk setidaknya tiga tahun, dan 40% sampai 76% terus menggunakan metode untuk setidaknya lima tahun. Dalam meta-analisis dari


(17)

delapan uji klinis, tingkat kelanjutan dari Implanon adalah 92% pada satu tahun, 67% pada dua tahun, dan 17% pada tiga tahun. Kontinuitas pemakaian implan lebih tinggi pada negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Contohnya di Indonesia pemakaian Indoplant mempunyai tingkat kontinuitas pemakaian sampai dengan 93% pada tahun ketiga. 9,10

Dalam Cochrane review tentang subdermal implan, kontinuitas digunakan sebagai penanda akseptabilitas, sementara efek samping digunakan sebagai penanda tolerabilitas.4,8 Berdasarkan data di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang efek samping penggunaan implan 2 batang sebagai tolerabilitas penggunaan implan 2 batang.

1.2. Identifikasi Masalah

Indonesia adalah negara dengan jumlah akseptor kontrasepsi implan terbesar di dunia, maka diperlukan data rerata efek samping penggunaan kontrasepsi. Oleh karena pengalaman penggunaan kontrasepsi implan di Amerika Serikat sebelumnya yaitu Norplant, termasuk tuntutan hukum terhadap Wyeth, sebagai produsen dengan alasan tidak cukupnya peringatan tentang efek samping seperti perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan rasa mual, yang menyebabkan kerugian dari pihak konsumen, alasan lain penghentian pemakaian Norplant dan Norplant 2 diantaranya adalah penambahan berat badan.


(18)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Meneliti efek samping yang dialami selama penggunaan kontrasepsi implan selama 2 tahun.

1.3.2 Tujuan Khusus :

1. Meneliti efek samping haid memanjang yang dialami selama penggunaan kontrasepsi implan selama 2 tahun.

2. Meneliti efek samping amenore yang dialami selama penggunaan kontrasepsi implan selama 2 tahun.

3. Meneliti efek samping ketidaknyamanan pada lokasi implanasi yang dialami selama penggunaan kontrasepsi implan selama 2 tahun.

4. Meneliti efek samping kenaikan berat badan yang dialami selama penggunaan kontrasepsi implan selama 2 tahun.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan efek samping yang terjadi pada penggunaan kontrasepsi implan selama 2 tahun. 2. Sebagai data dasar untuk penelitian sejenis.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon polidymetri silicon dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel ( LNG ) adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi dengan masa kerja panjang, dosis rendah, dan reversibel untuk wanita.7

2.2. Kontrasepsi Implan

Folkman dan Long pada tahun 1964 memperkenalkan penemuan tabung silastik berisikan obat yang dapat dikeluarkan sedikit demi sedikit dalam waktu lama. Dua tahun kemudian Dziuk dan Cook menemukan kapsul silastik yang dapat mengeluarkan konsentrasi obat secara invitro dengan konstan. Segal dan Croxatto pada tahun 1966 dalam pertemuan tahunan American Fertility Society mengusulkan untuk menggabungkan beberapa prinsip tersebut pada pemakaian hormon steroid, hasilnya menunjukkan bahwa hormon steroid dalam kapsul silastik yang dimasukkan di bawah kulit tersebut dapat dikeluarkan secara terus-menerus sedikit demi sedikit dalam waktu lebih dan satu tahun. Penemuan ini menjadi dasar dan konsep pengembangan kontrasepsi jangka panjang bawah kulit. Tujuannya adalah untuk


(20)

mengembangkan jenis kontrasepsi baru yang dapat memberikan alternatif bagi perempuan dalam mengambil keputusan memilih kontrasepsi yang efektif untuk beberapa tahun.

Norplant merupakan jenis kontrasepsi implan generasi pertama yang diperkenalkan pertama kali di Chile pada tahun 1972-1974. Kemudian terus Pada tahun 1968 di Amerika Serikat pertama kali dilakukan uji klinik implan yang dipasang subdermal dimulai. Uji klinik ini gagal karena kapsul silikon yang berisikan progestin, klormadinonasetat berhubungan dengan timbulnya kanker payudara pada binatang percobaan. Antara tahun 1970 sampai dengan tahun 1978 dilakukan uji klinik implan berisikan megesterol asetat. Uji klinik ini tidak dilanjutkan karena pada anjing percobaan menunjukkan adanya pertumbuhan nodul payudara serta dijumpai adanya massa adneksa dan sejumlah kehamilan ektopik Berdasarkan pengalaman itu maka percobaan diteruskan dengan menggunakan progestin dosis rendah,namun megestrol asetat kurang kuat dalam menghambat ovulasi. Selanjutnya, digunakan implan norethindrone, norgestrienone clan. levonorgestrel (LNG). Enam kapsul berisi norethindrone tidak memberikan harapan baik. Hasil uji klinik norgestrienone dan LNG dapat mencegah kehamilan lebih baik dan angka kelangsungan pemakaian lebih tinggi. Setelah implan LNG terpasang didapatkan siklus anovulasi pada setiap siklus menstruasi selama tahun pertama.

11,12

Diperkenalkan ke berbagai negara hingga mencapai lebih kurang 60 negara pada tahun 1990-an. Di Indonesia, Norplant sebagai metoda kontrasepsi mulai diperkenalkan kepada masyarakat secara terbatas pada dua pusat


(21)

penelitian yaitu Klinik Raden Saleh Jakarta dan Bagian Kebidanan/Kandungan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Sejak tahun 1982 penelitian dikembangkan pada 9 pusat penelitian lainnya, sehingga total menjadi 11 yaitu: Jakarta, Bandung, Medan, Padang, Palembang, Semarang, Jogyakarta, Surabaya, Denpasar, Ujung Pandang, dan Menado. Pada tahun 1985 mulai dilakukan program expanded field trial di seluruh propinsi di Indonesia sampai tahun 1987, sehingga pada tahun tersebut Norplant sudah dapat dilayani di seluruh propinsi. 1, 5, 10, 13

Grafik 2.1. Proporsi jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB aktif di Provinsi Sumatera Utara tahun 2006 – 2008 (Sumber: Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara 2008)

2.3. Jenis – jenis Kontrasepsi Implan

2.3.1. Norplant

Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya


(22)

berkisar antara 50 – 85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai. Norplant merupakan nama dagang kontrasepsi implan subdermal yang mengandung levonorgestrel yaitu suatu hormon progestin yang merupakan derivat dari 19- nortetosteron. LNG terdapat dalam bentuk kristal yang ditempatkan pada bagian interior dari kapsul. Pada Norplant, levonorgestrel akan dilepaskan sebanyak 50-80 mcg/hari selama satu tahun pertama pemasangan. Jumlah ini sama dengan yang didapat dari pil kontrasepsi yang hanya mengandung progestin dan kira-kira sepertiga sampai setengah dari dosis harian pil kontrasepsi kombinasi (estrogen dan progestin). Pelepasan pada tahun berikutnya sampai dengan tahun ke 6 pemakaian adalah 30-35 mcg/hari.

2.3.2. Implanon

5,8,14

Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.

2.3.3. Indoplant

14,15

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun. Indoplant adalah jenis-jenis implan LNG terbaru yang terdiri


(23)

dari dua batang lentur dan di dalamnya berisi campuran dalam jumlah yang sama antara LNG dengan elastomer silikon. Batang implan dibungkus tabung silikon berdinding tipis yang pada ujung-ujungnya ditutup dengan Silastic (polydimetyl-siloxane) Medical Grade Adhesive. Indoplant dan Duplant, terdiri dari dua batang kapsul silastik masing-masing mempunyai panjang 44 mm dengan diameter 2,4 mm, setiap batang berisi 75 mg LNG. Baik pada Indoplant maupun Duplant akan melepaskan hormon levonorgestrel 30 mcg/hari..

2.3.4. Duplant

14, 15, 16, 19

Duplant terdiri dari dua batang kapsul silastik masing-masing mempunyai panjang 44 mm dengan diameter 2,4 mm, setiap batang berisi 75 mg LNG Duplant merupakan implan baru yang sedang dalam tahap fase III uji coba klinis dan merupakan copy dari Sinoimplan yaitu implan 2 batang dengan ukuran, kandungan dan cara kerja yang identik dengan Indoplant. Sebagai zat aktif kontrasepsi implan, levonorgestrel merupakan hormon steroid dengan aktivitas progesteron yang kuat dan aktivitas androgen yang lemah.. 1, 11, 12, 14, 15,

16, 17, 18

2.3.5. Uniplant

Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per hari dan lama kerja 1 tahun.

2.3.6. Capronor


(24)

Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12-18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.

Jenis-jenis implan mempengaruhi lama kerja alat kontrasepsi tersebut. Lama kerja ini dipengaruhi oleh jenis hormon yang digunakan serta dosis hormon yang terkandung dalam kapsul implan. Implan yang dapat mengalami biodegradasi menghantar progestin dalam kadar konstan untuk suatu periode waktu yang bervariasi dari sebuah wahana yang larut dalam jaringan tubuh. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah.

15,16

2.4. Cara Kerja Kontrasepsi Implan :

11,14,15,16,17


(25)

Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.

2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi, meskipun demikian tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.

3. Mengurangi transportasi sperma

Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma.

4. Menekan ovulasi

Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.11,20

2.5. Patofisiologi Haid

Dalam setiap siklus haid yang normal, proses ovulasi dan perubahan endometrium dikendalikan oleh kerjasama antara hormon korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium yang disebut sebagai poros


(26)

hipotalamus-hipofisis-gonad. Peran terbesar dimainkan oleh hipotalamus dan hipofisis melalui mekanisme umpan balik positif dan negatif, balk lengkung panjang maupun lengkung pendek. Dalam prosesnya, poros ini peka terhadap intervensi dari luar maupun dari dalam seperti penyakit sistemik. Bila poros berjalan normal maka siklus haid akan berjalan normal. Perdarahan haid dengan siklus yang teratur secara tidak langsung menunjukkan fungsi normal dari poros tersebut. Sebaliknya bila poros berjalan tidak normal akan mengakibatkan kegagalan ovulasi dan pola perdarahan yang abnormal.

Siklus haid normal diawali oleh proses neuroendokrinologis yang akan menghasilkan isyarat hormonal pada masing-masing tingkat. Isyarat ini dimulai dari nukleus arkuatus di mediobasal hipotalamus setelah menerima rangsangan dari korteks serebri. Akibat perangsangan ini, hipotalamus akan melepaskan gonadotropin releasing hormon ( GnRH) atau luteinizing hormon releasing hormon (LHRH). Sekresi hormom pelepas ini dikendalikan oleh mekanisme umpan balik lengkung panjang yang oleh steroid ovarium dan mekanisme umpan balik lengkung pendek yang diatur oleh gonadotropin hipofisis. Pelepasan GnRH merupakan syarat awal untuk terjadinya peristiwa siklus berikutnya. GnRH merupakan suatu hormon dekapeptida yang dilepaskan secara pulsatil dengan frekuensi dan amplitudo tertentu. Gangguan terhadap sekresi GnRH akan menyebabkan gangguan terhadap poros di bawahnya, dengan akibat terjadinya anovulasi, amenore dan gangguan haid lainnya. Sebagai respon terhadap pelepasan GnRH maka hipofisis akan melepaskan hormon perangsang folikel (follicle stimulating hormone,FSH) dan hormon


(27)

luteinisasi (luteinising hormone,LH). FSH berperan merangsang pematangan folikel ovarium, sedangkan LH dalam jumlah tertentu diperlukan sepanjang siklus haid untuk merangsang sintesis pembakal androgen di dalam stroma ovarium yang akan diubah menjadi estrogen di dalam folikel. Kadar estrogen yang terus menerus tinggi di folikel menyebabkan peningkatan kadar LH pada pertengahan siklus haid. LH hanya akan bekerja jika ada FSH, kedua hormon ini bersifat sinergistik. Lonjakan LH yang terjadi akan merangsang terjadinya ovulasi dan terbentuknya korpus luteum. Terjadinya gangguan pada sekresi salah satu atau rangsangan FSH dan LH pada ovarium akan menyebabkan folikel-folikel mengalami proses pembentukan menjadi folikel yang matang dan kemudian akan mengalami proses ovulasi. Pengaruh kedua hormon ini pada folikel-folikel menyebabkan sekresi estrogen serta sedikit progesteron dan sedikit sekali androgen. Teka intema merupakan tempat utama produksi hormon-hormon tersebut. Setelah ovulasi, sekresi progesteron dilanjutkan oleh corpus luteum. Pola sekresi hormon-hormon ovarium sendiri telah diketahui dengan jelas. Pada saat terjadi haid, kadar estrogen cepat merosot dan menetap dalam kadar yang rendah pada tahap dini fase folikuler. kedua hormon tersebut akan mengakibatkan perubahan pola ovulasi dan perdarahan. 21, 22, 24,


(28)

Gambar 1. Fungsi sekresi dari hipotalamus, juga pelepasan releasing faktor dari hipofisis yang mengendalikan fungsi endokrin dari ovarium dan kelenjar - kelenjar adrenal.

Dengan berkembangnya folikel, estrogen meningkat dengan cepat hingga mencapai puncak. Pada saat ini terjadi lonjakan LH yang mengakibatkan ovulasi. Setelah ovulasi, kadar estrogen cepat menurun kembali, disusul dengan peningkatan progesteron sebagai hasil sekresi korpus luteum. Kenaikan level serum dari hormon sex steroid menyebabkan umpan balik negatif yang menghambat pelepasan GnRH dan hormon gonadotropin. Hormon sex steroid mempunyai efek yang berbeda terhadap endometrium dan miometrium. Sementara inhibin yang diproduksi di ovarium mempunyai efek umpan balik negatif terhadap pelepasan gonadotropin, seperti digambarkan pada gambar 2.

24


(29)

Gambar 2. Diagram umpan balik positif dan negatif yang melibatkan sumbu HPO. Pelepasan secara pulsatil hormon GnRH menyebabkan pelepasan LH dan FSH dari hipofisis anterior yang mana keduanya merangsang pematangan folikel, ovulasi dan produksi hormon sex steroid ( estrogen, progesteron dan testosteron ). 25

Pada fase folikuler kadar progesteron rendah kemudian setelah ovulasi kadamya mulai meningkat sebagai hasil produksi korpus luteum. Hormon ini berperanan dalam mempersiapkan endometrium untuk implanasi. Gangguan pada hormon ini akan mempengaruhi siklus endometrium sehingga menimbulkan pola perdarahan yang tidak teratur. Tidak terbentuknya korpus luteum aktif karena anovulasi mengakibatkan rendahnya kadar progesteron sementara kadar estrogen tetap normal. Pengaruh estrogen ini menyebabkan endometrium mengalami proliferasi yang malar, sehingga mengakibatkan pengelupasan endometrium tak beraturan. Pada insufisiensi korpus luteum, akan terjadi regresi korpus luteum sehingga kadar progesteron` menjadi rendah. Keadaan ini akan mengakibatkan pemendekan siklus haid, polimenore atau


(30)

bercak prahaid. Selain itu berubahnya nisbah estrogen/progesteron juga dapat mengakibatkan pengelupasan endometrium yang tidak teratur. 21, 22, 24

2.6. Keuntungan dan Efek samping Kontrasepsi Implan

2.6.1. Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :

1. Daya guna tinggi

Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat efektif.

2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.

3. Pengembalian kesuburan yang cepat

Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa depan. Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal.


(31)

Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.

4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

5. Bebas dari pengaruh estrogen

Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.

6. Tidak mengganggu kegiatan sanggama

Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

7. Tidak mengganggu ASI

Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.

8. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan 9. Dapat dicabut setiap saat

10. Mengurangi jumlah darah haid

Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang. 11. Mengurangi / memperbaiki anemia


(32)

Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.11

2.6.2. Efek samping Kontrasepsi Implan, meliputi:

1. Perubahan pola haid

Kerugian atau efek samping kontrasepsi implan pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea

Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun. Efek samping yang paling sering terjadi pada pemakaian implan LNG adalah perubahan pola perdarahan haid. Perdarahan bercak atau perdarahan terus-menerus sering terjadi terutama pada 6-9 bulan pertama pemakaian. Dari hasil penelitian didapatkan pola perdarahan tersebut


(33)

lebih sering dijumpai pada siklus dimana kadar estrogen rendah (yaitu pada siklus anovulasi atau siklus ovulasi terganiggu). Sebaliknya perdarahan yang tidak teratur jarang dijumpai pada siklus yang berovulasi. Rata-rata jumlah darah yang keluar biasanya lebih sedikit dibandingkan saat memakai implan. Kadar hemoglobin meningkat dengan dilanjutkannya pemakaian implan dan jarang sekali yang mengalami perdarahan berat sehingga menyebabkan penurunan kadar hemoglobin. Dalam pengamatan selama 3 tahun tidak didapatkan angka penghentian pemakaian yang disebabkan oleh perubahan pola perdarahan pada kedua jenis implan tersebut. Perubahan perdarahan yang sering terjadi terutama adalah perdarahan yang lama dan tidak teratur. Perubahan tersebut akan berkurang sejalan dengan waktu pemakaian. Penghentian pemakaian selama 5 tahun yang disebabkan oleh perubahan pola perdarahan haid secara kumulatif adalah 4,2-30,7 per 100 pemakai implan, meskipun demikian tahun pertama kelangsungan pemakai implan LNG berkaitan dengan efek samping tersebut lebih baik dari IUD, pil KB dan kontrasepsi suntik.

2. Nyeri kepala

Timbulnya keluhan seperti nyeri kepala yang dialami oleh pengguna kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.


(34)

Wanita yang menggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan dikacaukan oleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidak mempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).

4. Jerawat

Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik


(35)

dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.

5. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)

Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan menghadapinya dengan berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa nyeri saat pemasangan implan merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita, nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan. Pada kenyataannya, sebagian besar pasien mampu menyaksikan dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan implannya. Wanita harus diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan mudah sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat karena lokasi dan ukurannya.

6. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan. Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%,


(36)

suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.

7. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.

Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.

8. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi. Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.

9. Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).

Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini, penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.

Pada pemakaian implan LNG umumnya akan mengalami satu atau beberapa efek samping tetapi jarang menjadi masalah yang berat. Kebanyakan


(37)

efek samping yang terjadi ringan tetapi pada kenyataanya dapat menyebabkan beberapa pemakai menghentikan pemakaian implan. Beberapa efek samping penggunaan implan LNG yang dilaporkan oleh Erskine dan rekan seperti terlihat di tabel I. 27

Tabel 1. Efek samping penggunaan kontrasepsi implan LNG yang dilaporkan oleh Erskine et al.

Perdarahan ireguler 43 39% Payudara tegang 3 3%

Amenore 28 25% Kurangnya dorongan

seksual

3 3%

Perdarahan Bercak 21 19% Kelelahan 2 2%

Pertambahan berat badan 10 9% Nyeri lengan 2 2%

Jerawat 7 6% Nausea 1 1%

Nyeri kepala 7 6% Peningkatan bulu di wajah 1 1%

Keram 7 6% Kehilangan berat badan 1 1%

Depresi 5 5% Pusing 1 1%

Ketegangan pra-haid 4 4% Pingsan 1 1%

Perubahan mood 3 3% Mata kering 1 1%

Kerontokan rambut 3 3% Insomnia 1 1%

Nyeri kepala sebelah 3 3% Ruam kulit 1 1%

2.7. Patologi Perdarahan Pada Pemakaian Kontrasepsi Progestin

Pemakaian progestin secara terus menerus akan mengakibatkan berubahnya struktur lapisan endometrium, sehingga secara otomatis akan merusak dinding kapiler arteriol di endometrium. Perdarahan terjadi melalui arteriol yang rusak dan akan terbentuk hematom, atau akan langsung keluar dan arteriol yang pecah. Eritrosit dapat langsung keluar dari kapiler yang rusak


(38)

secara diapedesis. Manifestasi dan proses tersebut adalah adanya perdarahan bercak Bila keadaan ini berlangsung terus menerus maka perdarahan yang lama dan banyak akan terjadi. Adanya faktor pemicu lain seperti morfologi kapiler yang abnormal, kerusakan desidua, lekopeni, iskemi pada endometrium dan faktor lain yang belum diketahui dapat mengakibatkan perdarahan yang berlanjut. Pada keadaan perdarahan yang banyak dan lama, kemungkinan telah terjadi gangguan sistem hemostasis yang berhubungan dengan faktor pembekuan yang berkurang, atau telah terjadi props aktifitas antikoagulan yang berlebihan. Pada tingkat ini proses regenerasi endometrium telah terganggu akibat defisiensi estrogen yang terus menerus. Proses regenerasi dari sistem kapiler juga kemungkinan tidak terbentuk, disebabkan adanya defisiensi protein.

21,22,24

2.8. Gangguan perdarahan pada pemakaian kontrasepsi progestin

Gangguan yang utama pada pemakaian kontrasepsi yang mengandung hormon progestin adalah gangguan pada pola perdarahan haid. Pada tahun pertama hanya sekitar 40% akseptor yang memakai kontrasepsi progestin akan mendapatkan siklus haid yang teratur. Sisanya akan mengalami perdarahan yang tidak teratur (irreguler bleeding), perdarahan bercak (spotting) dan amenorea.

Dalam salah satu penelitian, didapatkan bahwa pada tiga bulan setelah pemasangan Norplant sebanyak 30 % akseptor mengeluh mendapat perdarahan selama 30 hari atau lebih dan kemudian angka ini berkurang


(39)

menjadi hanya 12% pada bulan ke-9 sampai ke-12. Hasil penelitian lain melaporkan bahwa sebanyak 25% akseptor mengalami perdarahan yang lebih dari 11 hari pada tahun pertama pemakaian dan angka ini akan menurun menjadi hanya 10% pada tahun ke-2,3,4. Dalam hal ini perdarahan yang banyak dan lama jarang terjadi pada pemakaian kontrasepsi progestin. Gangguan perdarahan ini merupakan alasan terbanyak penghentian pemakaian kontrasepsi progestin pada tahun pertama. Keluhan perdarahan akan berkurang sesuai dengan waktu.

Qin dan rekan meneliti penggunaan Norplant 2 selama 4 tahun dan mendapatkan bahwa gangguan perdarahan atau menstruasi yang tidak teratur sampai dengan keadaan amenore sebagai salah satu efek samping yang banyak dialami oleh akseptor.

Grafik 2. Rerata pola perdarahan ( perdarahan memanjang, oligomenore dan amenore ) pada akseptor Norplant 2 selama 4 tahun.


(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan studi prospektif.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di 4 puskesmas di kota Medan yaitu puskesmas kecamatan Medan Johor, puskesmas kecamatan Medan Helvetia, puskesmas kecamatan Medan Denai, dan puskesmas kecamatan Medan Perjuangan diikuti (follow up) selama dua tahun sejak bulan Mei 2011 sampai dengan bulan Mei 2013.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah wanita pasangan usia subur, 18-40 tahun dan ingin menunda atau menjarangkan kehamilannya dengan menggunakan kontrasepsi, dalam keadaan sehat dan tidak sedang hamil,yang menjadi pasien klinik KB dari ke-4 puskesmas kecamatan tersebut di atas.


(41)

Sampel dalam penelitian ini adalah wanita pasangan usia subur 18-40 tahun, dalam keadaan sehat dan tidak sedang hamil, diambil dari subjek penelitian Uji Klinik Fase III: Perbandingan Kontrasepsi Implan Dua Batang Levonorgestrel "DUPLANT dan INDOPLANT" di Indonesia, yang diteliti oleh Prof. dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K) dan dr. Ichwanul Adenin, SpOG (K) di senter Medan yang saat ini sedang berlangsung.

3.3.3. Penentuan Besar Sampel

Besar sampel penelitian ini dihitung secara statistik berdasarkan proporsi rerata kontinuitas pemakaian kontrasepsi implan levonorgestrel 2 batang selama 2 tahun pada 100 orang wanita akseptor dari penelitian oleh Sivin dan rekan yaitu sebesar 88,3 %, dengan standard error (SE) sebesar ± 0,9.18

Sementara menurut Streiner SE = SD

, dimana SE = standard error, SD = standar deviasi, dan n = jumlah sampel, sehingga SD = SE x . 42 Dari kedua kepustakaan tersebut didapatkan : SD = 0,9 x = 9.

Sastroasmoro mengatakan besar sampel tunggal untuk perkiraan rerata adalah dengan menggunakan rumus :

n = [ ( Zα x S) / d ] dimana,

2

n = jumlah sampel

Zα = nilai confidence interval 95 %, yang menurut t-table ditetapkan sebesar 1,96


(42)

S = Standar Deviasi, berdasarkan kepustakaan didapatkan sebesar 9. d = Tingkat ketepatan absolut yang diinginkan, ditetapkan sebesar 2.

14

sehingga, berdasarkan rumus dan kepustakaan diatas, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan : [ ( 1,96 x 9 ) / 2 ]2 = [ 17,64 / 2 ]2 = [ 8,82 ]2 = 77,79 ~ 78 orang

3.4. Kriteria inklusi dan eksklusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

- Wanita Pasangan Usia Subur usia 18-40 tahun dan dalam keadaan sehat.

- Tidak hamil

- Masih melakukan hubungan seksual secara aktif sehingga masih mempunyai risiko untuk menjadi hamil

- Dalam 3 bulan terakhir tidak memakai kontrasepsi hormonal

- Mendapatkan penjelasan dan memahami tujuan, resiko dan manfaaat penelitian, serta menandatangani informed consent

- Subyek bersedia kembali ke klinik, untuk melakukan kunjungan ulang sesuai dengan jadwal

- Bersedia hanya memakai implan sebagai kontrasepsi selama penelitian

3.4.2. Kriteria Eksklusi


(43)

3.5. Alat dan Bahan

Duplan dan indoplant yaitu Implan 2 batang yang berisi levonorgestrel masing-masing kapsul mengandung 75 mg levonorgestrel, dan susuk tersebut akan dilepaskan hormon 30 mcg/hr,implan dipasang pada bagian dalam lengan atas.

3.6. Cara Kerja 3.6.1. Anamnesis

Apabila telah memenuhi persyaratan sebagai peserta penelitian, dilakukan pencatatan data tentang identitas, umur, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Ditanyakan tentang haid yang terakhir, riwayat haid, apakah sedang hamil, riwayat kehamilan, jumlah paritas, apakah masih menginginkan anak, atau sedang menyusui, pemakaian obat-obatan atau kontrasepsi hormonal sebelumnya atau jenis kontrasepsi lain yang pernah atau dipakai, riwayat perdarahan vagina yang abnormal, frekuensi bersenggama, riwayat penyakit sekarang dan dahulu serta penyakit keluarga. Semua peserta diberi konseling mengenai cara dan tujuan penelitian agar peserta mengerti dan mengikuti semua tata cara dalam penelitian ini.

3.6.2. Pemeriksaan fisik

Diperiksa keadaan umum dan status ginekologis, mencakup tekanan darah sistolik dan diastolik, frekuensi nadi , tinggi dan berat badan. Subyek yang


(44)

telah dilakukan skrining/penapisan (telah memenuhi seluruh persyaratan inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini) dan telah menandatangani informed consent, akan mendapatkan treatment salah satu Implan yang sudah disiapkan.

3.6.3. Prosedur Pemasangan Implan 2 batang

Apabila hasil pemeriksaan riwayat kesehatan calon subyek memenuhi syarat maka kepada subyek akan diberikan Informed Consent. Selanjutnya apabila calon subyek bersedia mengikuti studi tersebut diwajibkan menandatangani Informed Consent, untuk menunjukkan bahwa subyek dengan sadar setelah mendapatkan penjelasan bersedia mengikuti penellitian ini.

Pemeriksaan kesehatan segera dilakukan setelah subyek menandatangani Informed Consent, pemeriksaan meliputi :

• Pengukuran berat badan.

• Pengukuran tinggi badan dengan menggunakan Microtoise.

• Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter air raksa. • Untuk meyakinkan bahwa calon subyek tidak hamil maka dilakukan

pemeriksaan kehamilan dengan menggunakan tes kehamilan.

• Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan tidak dijumpai adanya kelainan pada calon subyek maka subyek dipasang Implan. Data waktu pemasangan dan pencabutan implan akan dicatat.

• Implan dapat dipasang setiap saat selama siklus haid bila sudah dipastikan tidak hamil atau risiko untuk hamil. Waktu yang tepat adalah pada saat haid (dalam waktu 7 hari datangnya haid). Implan dipasang


(45)

tepat dibawah kulit (subdermis) pada sisi bagian dalam dari lengan kiri atas perempuan (bila aktifitas;

-Usia reproduksi

sakseptor lebih sering menggunakan tangan kanan) melalui tindakan operasi kecil menggunakan anestesi lokal. Yang boleh Menggunakan Implan:

-Telah memiliki anak ataupun yang belum. -Menghendaki

Pemasangan dilakukan sebagai berikut:

1. Persiapan

Memastikan kembali bahwa subyek penelitian tidak dalam keadaaan hamil, dan masuk dalam kriteria penerimaaan. Subyek penelitian diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Alat-alat yang diperlukan untuk pemasangan sudah siap dan dalam keadaaan steril. Menentukan lokasi pemasangan setinggi 8 cm pada lengan atas bagian dalam.

2. Pra-pemasangan

Provider mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, bersihkan dengan kain bersih dan memakai sarung tangan steril, subyek penelitian berbaring terlentang dengan lengan kin (lengan yang tidak dominant) direntangkan dan dilenturkan.

Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik dengan larutan betadin pada lokasi pemasangan dengan gerakan ke arah luar secara melingkar seluas 8-13 cm. Memasang kain penutup (doek) steril di sekeliling lokasi pemasangan. Melakukan tindakan anestesi lokal dengan larutan lidocain 1 persen.


(46)

3. Pemasangan

Melakukan sayatan dangkal selebar kurang lebih 2 mm dengan pisau operasi. Memasukkan trokar dan pendorongnya sampai batas tanda satu (pada pangkal trokar). Mengeluarkan pendorong lalu memasukkan batang implan yang pertama ke dalam trokar dengan tangan yang memakai sarung tangan atau dengan pinset.

Memasukkan kembali pendorong dan mendorong terus sampai terasa adanya tahanan. Menahan pendorong ditempatnya dengan satu tangan dan menarik trokar keluar sampai mencapai pegangan pendorong. Menarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tanda dua (pada ujung trokar). Menggerakkan ujung trokar dari ujung batang implan ke arah samping sambil memegang batang implan yang sudah terpasang, memasukkan batang implan yang kedua dengan teknik yang sama. Meraba ujung batang implan dan memastikan bahwa batang implan telah terpasang dengan benar, mengeluarkan trokar dan tempat sayatan, luka ditutup dengan tensoplast atau plester.

4. Pasca pemasangan

Pasca pemasangan subyek penelitian diminta menunggu paling sedikit selama 15 sampai 20 menit sebelum diperbolehkan pulang, untuk mengamati bila timbul masalah seperti rasa nyeri (dapat diberi analgetik) dan perdarahan pada luka insisi. Subyek diminta datang kembali satu bulan kemudian, atau apabila ada keluhan sebelum waktu kunjungan ulang. Pada setiap kunjungan ulang dilakukan anamnesis dan pemeriksaan umum oleh peneliti untuk memastikan bahwa subyek penelitian tidak hamil. Bila meragukan, dilakukan


(47)

pemeriksaan urine (tes sensitifitas kehamilan). Bila pasien dinyatakan hamil, maka implan dicabut, datanya dicatat dan kehamilan dapat diteruskan.

3.6.4. Prosedur Pencabutan Implan 2 Batang

Berbeda dengan pemasangan, pencabutan dapat dilakukan setiap saat. Sebelum pencabutan dilakukan, pastikan posisi implan pada lengan dengan palpasi. Bersihkan lengan dengan antiseptik. Berikan anestesi lokal (lidocain 1%) pada bagian bawah dan letak implan. Lakukan insisi sepanjang 2 mm. Lakukan penekanan keluar agar susuk dapat keluar melalui insisi dan cabut dengan menggunakan forcep. Setelah selesai pencabutan, tutup luka bekas sayatan dengan plester steril.

3.6.5. Berhentinya Subyek dari Perlakuan Penelitian

Setiap subyek penelitian berhak mengundurkan diri/ berhenti dari penelitian ini setiap saat mereka menghendaki. Bila terjadi hal-hal yang demikian, peneliti berkewajiban untuk mencabut dan menghentikan sebagai peserta/subyek penelitian ini.

Beberapa alasan berhenti dari penelitian ini kemungkinan bisa terjadi karena: a. Subyek minta berhenti dari studi karena ingin merencanakan kehamilan

b. Alasan lain, misalnya adanya efek samping yang membahayakan/adverse event yang serius

c. Jika subyek berpindah tempat tinggal yang sulit dijangkau sehingga tidak dapat untuk difollow up (misalnya: pindah daerah tempat tinggal)


(1)

(2)

Statistics

Pola haid setelah 13 - 15 bulan

N

Valid

138

Missing

0

Pola haid setelah 13 - 15 bulan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

amenorrh

20

14.5

14.5

14.5

hypomeno

70

50.7

50.7

65.2

normal

48

34.8

34.8

100.0

Total

138

100.0

100.0

Pola haid setelah 16 - 18 bulan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

amenorrh

14

10.1

10.1

10.1

hypomeno

74

53.6

53.6

63.8

normal

50

36.2

36.2

100.0

Total

138

100.0

100.0

Pola haid setelah 19-21 bulan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

amenorrh

14

10.1

10.1

10.1

hypomeno

73

52.9

52.9

63.0


(3)

Pola haid setelah 22- 24 bulan

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

amenorrh

14

10.1

10.1

10.1

hypomeno

66

47.8

47.8

58.0

normal

58

42.0

42.0

100.0

Total

138

100.0

100.0

Efek Samping setelah 2 tahun

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

gatal pada lokasi insersi

1

.7

.7

.7

nausea

1

.7

.7

1.4

tidak dijumpai

136

98.6

98.6

100.0

Total

138

100.0

100.0

Paired Samples Statistics

Mean

N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1

Berat Badan Sebelum

Pemasangan Impan

57.20

138

8.464

.720


(4)

Paired Samples Correlations

N

Correlation

Sig.

Pair 1

Berat Badan Sebelum

Pemasangan Impan & BB

setelah 2 tahun

138

.965

.000

No.Subjek Nama Umur (th) Pendidikan Pekerjaan Paritas (Primi, Secundi, Multi, Grande) Abortus (ya, berapa kali/tdk) Kontrasepsi sebelumnya (jenis) Tgl Pemasangan Implant BB awal (Kg) BB Bulan XII (Kg)BB Bulan XXIV (Kg)Peningkatan BB(Kg) Penurunan BB (Kg) pola haid bulan I - III pola haid bulan IV - VI pola haid bulanVII - IX pola haid bulan X - XII pola haid bulan XIII - XV pola haid bulan XVI - XVIII pola haid bulan XIX - XXI pola haid bulan XXII - XXIV Kehamilan selama penelitian Efek Samping Selain Menstruasi Drop Out (bulan keberapa) Alasan Drop Out

1 Tarih irtanti 29 SLTA IRT Multi Ya, 1 kali Suntik 18/06/2011 45 42 44 0 1 normal normal normal amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 2 Siti Khadijah 32 SLTA IRT Multi Tidak Pil 18/06/2011 53 50 52 0 1 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 3 Suliani 33 strata 1 IRT Multi Tidak Tidak pernah pakai 18/06/2011 69 69 72 0 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 4 Nurcahaya 32 SLTA wiraswasta Multi Tidak Kondom 18/06/2011 70 69 69 0 1 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 5 Hani 34 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 18/06/2011 50 50 51 1 0 oligomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 6 Tanti Melda Sari 27 SLTA IRT Primi Tidak Suntik 18/06/2011 63 62 65 2 1 normal hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 7 Ermilian 39 SLTP wiraswasta Multi Tidak Pil 18/06/2011 70 70 68 0 2 hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 8 Helmina Safitri 26 strata 1 PNS Secundi Tidak Kondom 18/06/2011 70 70 69 0 1 normal hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 9 Marsiana 23 SLTA IRT Primi Tidak Kondom 18/06/2011 47 46 53 5 0 normal normal normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 10 Asniar 39 SLTA IRT Multi Tidak Kondom 18/06/2011 58 60 66 8 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 11 Dian Mei Sari 37 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 18/06/2011 57 DO DO DO DO metrorrhagia DO DO DO DO DO DO DO DO tidak dijumpai Bulan I metrorrhagia 12 Adelina 33 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 18/06/2011 56 60 61 5 0 hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 13 Suparti 29 SLTA wiraswasta Secundi Tidak IUD 18/06/2011 53 DO DO DO DO amenorrhea amenorrhea amenorrhea DO DO DO DO DO DO gatal pd lokasi insersi Bulan VI Masalah kulit 14 Erti 25 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 18/06/2011 43 41 DO DO DO hypomenorrhea normal normal hypomenorrhea hypomenorrhea DO DO DO tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 15 Sri Banuaria 37 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 18/06/2011 63 61 61 0 2 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 16 Ines Febrina Srg 26 strata 1 PNS Multi Tidak Suntik 18/06/2011 50 52 55 5 0 amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 17 Sri Muryani 22 SLTA IRT Primi Tidak Suntik 18/06/2011 68 62 65 3 6 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 18 Pradika 25 strata 1 IRT Secundi Tidak Pil 20/06/2011 68 DO DO DO DO DO DO DO DO DO DO DO DO DO gatal pd lokasi insersi sebelum 1 bulan masalah kulit 19 Tomuriani Ritonga 37 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 20/06/2011 62 62 67 5 0 hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 20 Suyati 30 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 20/06/2011 54 56 52 0 2 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 21 Fitriyati 39 SLTA IRT Multi Tidak Tidak pernah pakai 20/06/2011 41 43 47 6 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 22 Yeti Widya Astuti 38 SLTA IRT Multi Tidak Pil 20/06/2011 65 66 64 0 1 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 23 Tekini 39 SLTA IRT Multi Tidak Tidak pernah pakai 20/06/2011 70 70 70 0 0 normal hypomenorrhea normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 24 Cherty Suherni 24 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 20/06/2011 45 50 51 0 2 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 25 Nuriyati br Smtpg 35 SLTA wiraswasta Multi Tidak Tidak pernah pakai 20/06/2011 48 DO DO DO DO amenorrhea amenorrhea amenorrhea DO DO DO DO DO DO tidak dijumpai Bulan V amenorrhea 26 Narti 31 SLTA IRT Primi Tidak Pil 20/06/2011 70 71 71 1 0 normal normal normal normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 27 Hamidah 28 SLTA IRT Multi Tidak Tidak pernah pakai 20/06/2011 70 DO DO DO DO normal menometrorrhagia normal DO DO DO DO DO DO tidak dijumpai Bulan VI menometrorrhagia 28 Erni 39 SLTP IRT Multi Tidak Pil 20/06/2011 47 DO DO DO DO hypomenorrhea metrorrhagia hypomenorrhea metrorrhagia hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea DO tidak dijumpai Bulan VIII metrorrhagia 29 Yurmiati 30 SLTA IRT Secundi Tidak Tidak pernah pakai 20/06/2011 40 38 41 DO DO hypomenorrhea normal normal hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 30 Nurhani 24 SLTA wiraswasta Secundi Tidak Pil 20/06/2011 58 57 64 6 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 31 Elviana 23 SLTA IRT Primi Tidak Tidak pernah pakai 20/06/2011 55 54 57 2 0 amenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 32 Nuryanti 33 SLTA IRT Multi Tidak Tidak pernah pakai 20/06/2011 45 48 48 3 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai Bulan IX amenorrhea 33 Hayati 36 SLTA IRT Multi Tidak Pil 20/06/2011 57 56 52 0 5 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 34 Hetty Nurmala 32 SLTA IRT Multi Tidak Tidak pernah pakai 22/06/2011 53 51 52 0 1 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 35 Siti Aminah 33 SLTA IRT Multi Tidak Pil 22/06/2011 42 41 43 1 0 hypomenorrhea normal normal normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 36 Sukarsih 38 SLTA IRT Multi Tidak Pil 22/06/2011 50 48 53 3 0 normal normal normal normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 37 Juniati 35 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 22/06/2011 63 DO DO DO DO hypomenorrhea normal hypomenorrhea DO DO DO DO DO DO tidak dijumpai Bulan IX Ingin Hamil 38 Fitri Ana 28 SLTA wiraswasta Secundi Tidak Kondom 23/06/2011 57 57 56 0 1 amenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 39 Rosida 33 SLTA IRT Multi Tidak Pil 23/06/2011 61 61 62 1 0 hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 40 Eka Susanti 29 SLTA IRT Multi Tidak Kondom 23/06/2011 44 47 47 3 0 amenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 41 Lisnawati 37 SLTA IRT Multi Ya, 1 kali Pil 23/06/2011 55 56 56 1 0 amenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 42 Era 26 akademi PNS Secundi Tidak Suntik 23/06/2011 60 61 61 1 0 hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 43 Siti Nurul Kaidah 26 SLTA IRT Multi Tidak Kondom 23/06/2011 61 61 61 0 0 amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 44 Pristiawati 30 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 23/06/2011 64 64 64 0 0 normal hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 45 Rafiana 35 SLTA IRT Multi Tidak Kondom 23/06/2011 53 55 55 2 0 hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 46 Tiurmaida Sbln 31 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 23/06/2011 54 56 56 2 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 47 Trida Murni 32 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 23/06/2011 70 72 72 2 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 48 Lilis 23 SLTA IRT Primi Tidak Kondom 23/06/2011 51 51 51 0 0 normal amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 49 Sari Pasaribu 32 SLTA wiraswasta Multi Tidak Kondom 23/06/2011 61 63 63 2 0 amenorrhea menorrhagia hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 50 Evi Manalu 32 SLTA IRT Multi Tidak Pil 23/06/2011 60 61 61 1 0 normal amenorrhea normal amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO


(5)

51 Martina 32 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 23/06/2011 50 DO DO DO DO hypomenorrhea menorrhagia hypomenorrhea DO DO DO DO DO tidak ada Nausea Bulan VII Nausea 52 Delfri 28 SLTA IRT Multi Tidak Kondom 23/06/2011 59 61 61 2 0 normal amenorrhea normal amenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 53 Henny Sidabutar 32 SLTA IRT Primi Tidak coitus interuptus 23/06/2011 56 57 57 1 0 hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 54 Nova Sirait 31 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 23/06/2011 55 56 56 1 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 55 Frisda Sidabutar 31 SLTA IRT Grande Ya, 4 kali Suntik 23/06/2011 60 56 58 0 2 hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 56 Valentina 29 akademi wiraswasta Multi Tidak Suntik 23/06/2011 53 54 55 2 0 amenorrhea menorrhagia hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 57 Lamria Hutasoit 30 SLTA IRT Multi Tidak coitus interuptus 23/06/2011 57 58 58 1 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 58 Helga 21 SLTA IRT Primi Tidak Suntik 23/06/2011 70 70 70 0 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 59 Togina Pasaribu 35 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 23/06/2011 62 63 63 1 0 hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 60 Long Line 35 SLTA IRT Multi Tidak Kondom 23/06/2011 52 54 55 3 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 61 Riwani Stmrg 28 SLTA IRT Multi Tidak Pil 23/06/2011 56 57 57 1 0 hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 62 Rospin 32 SLTA wiraswasta Multi Tidak Suntik 23/06/2011 55 56 56 1 0 hypomenorrhea normal normal normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 63 Dewi Upira 28 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 23/06/2011 57 60 60 3 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 64 Desy 30 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 23/06/2011 61 62 62 1 0 hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 65 Aprilinda 22 SLTA IRT Primi Tidak Kondom 23/06/2011 54 59 58 4 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 66 Marta Simaremare 34 SLTA IRT Secundi Tidak Kondom 23/06/2011 52 55 55 3 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 67 Nopa Suprapti 33 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 23/06/2011 64 65,5 65 1 0 hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 68 Anita Adelina 36 SLTA wiraswasta Multi Ya, 1 kali Suntik 23/06/2011 45 47 46 1 0 hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 69 Nurijah Siregar 37 SLTA IRT Secundi Tidak Kondom 23/06/2011 63 65,5 66 3 0 normal amenorrhea normal amenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 70 Sarlina Purba 30 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 23/06/2011 63 62 63 0 0 normal amenorrhea normal amenorrhea normal normal normal normal normal tidak dijumpai tidak DO tidak DO 71 Rahmadani 31 SLTA IRT Secundi Tidak Kondom 23/06/2011 68 69 68 0 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 72 Cory 20 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 23/06/2011 64 65 65 1 0 normal amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 73 Iyus Riani 36 SLTA IRT Multi Ya, 1 kali Suntik 23/06/2011 45 49 49 4 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 74 Asna 33 SLTA IRT Grande Ya, 1 kali Suntik 23/06/2011 48 52 52 4 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 75 Reni Irma Amelia 34 SLTA wiraswasta Secundi Tidak Kondom 23/06/2011 49 54 51 2 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 76 Eka Susilawaty 33 SLTA IRT Multi Tidak Pil 26/06/2011 48 50 50 2 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 77 Nuraini 25 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 26/06/2011 46 47 47 1 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 78 Dian 21 SLTA IRT Primi Tidak Suntik 26/06/2011 48 48 48 0 0 normal hypomenorrhea normal hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 79 Nining 24 SLTA IRT Primi Tidak Suntik 26/06/2011 46 48 48 2 0 normal hypomenorrhea normal hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 80 Risna 35 SLTA IRT Multi Tidak Pil 26/06/2011 53 56 56 3 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 81 Katarina 39 SLTA IRT Multi Tidak Pil 26/06/2011 56 59 59 3 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 82 Daryani 27 SLTA wiraswasta Secundi Tidak coitus interuptus 26/06/2011 42 50 49 7 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 83 Linda 27 SLTA IRT Multi Tidak Pil 26/06/2011 68 73 74 6 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 84 Imelda 38 SLTA IRT Primi Tidak Pil 26/06/2011 56 58 58 2 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 85 Ester 39 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 26/06/2011 65 70 69 4 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 86 Fina Astuti 30 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 26/06/2011 52 56 55 3 0 normal hypomenorrhea normal hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 87 Elly Priyanti 38 SLTA IRT Multi Ya, 1 kali Pil 26/06/2011 54 52 52 0 2 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 88 Tina Pulungan 35 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 26/06/2011 75 77 77 2 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 89 Dewi 28 SLTA wiraswasta Secundi Tidak Pil 26/06/2011 51 52 52 1 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 90 Fenti 24 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 26/06/2011 63 64 64 1 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 91 Suryani 27 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 26/06/2011 46 46 46 0 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 92 Rachyuni 30 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 26/06/2011 52 50 51 1 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 93 Mawarni 37 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 26/06/2011 51 54 55 4 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 94 Marlinda 34 SLTA IRT Multi Tidak Pil 26/06/2011 77 78 78 1 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 95 Apriani 24 SLTA wiraswasta Multi Tidak Suntik 26/06/2011 53 57 56 3 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 96 Fitriana 30 SLTA IRT Multi Tidak Pil 26/06/2011 60 58 58 0 2 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada nausea tidak DO tidak DO 97 Winna 39 SLTP IRT Multi Tidak Pil 26/06/2011 69 70 70 1 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 98 Nuraini Sitorus 37 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 26/06/2011 50 50 50 0 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 99 Eva 27 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 26/06/2011 45 45 45 0 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 100 Tuti Indriyani 29 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 26/06/2011 54 54 55 1 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO


(6)

100 Tuti Indriyani 29 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 26/06/2011 54 54 55 1 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 101 Nurliah 28 SLTA IRT Multi Tidak Kondom 26/06/2011 52 56 55 3 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 102 Aprida 32 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 26/06/2011 51 51 51 0 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada gatal pd lokasi insersi tidak DO tidak DO 103 Dedek Susanti 28 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 26/06/2011 48 47 46 0 2 hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 104 Salmiah Nasution 28 SLTA IRT Primi Tidak Pil 26/06/2011 70 73 74 4 0 normal amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 105 Efi 37 SLTA wiraswasta Secundi Tidak Suntik 26/06/2011 58 59 59 1 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 106 Tantri Kusuma 28 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 26/06/2011 72 74 DO 2 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea DO hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 107 Darma 34 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 26/06/2011 58 59 59 1 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 108 Sutasni 39 SLTP IRT Multi Ya, 1 kali Pil 26/06/2011 70 70 70 0 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 109 Clara 32 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 26/06/2011 56 61 60 4 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 110 Eva Limbong 27 SLTA IRT Primi Tidak Suntik 26/06/2011 54 58 57 3 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 111 Bestina 39 SLTA IRT Multi Tidak Pil 26/06/2011 58 61 61 3 0 amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 112 Evi 34 SLTA wiraswasta Secundi Tidak Pil 26/06/2011 56 58 58 2 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea DO hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 113 Ani 29 SLTA IRT Multi Ya, 1 kali Pil 26/06/2011 52 54 54 2 0 hypomenorrhea normal hypomenorrhea normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 114 Sumarni 30 SLTA IRT Multi Ya, 1 kali Pil 27/06/2011 70 71 71 1 0 hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 115 Siti Fatimah 32 SLTA IRT Multi Ya, 1 kali Pil 30/06/2011 70 69 69 0 1 normal normal normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 116 Debi Indah Sari 26 SLTA IRT Multi Ya, 2 kali Suntik 27/06/2011 62 63 63 1 0 normal hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 117 Rustini Sri Lestari 34 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 27/06/2011 48 50 51 3 0 hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 118 Asnaini 38 SLTA IRT Multi Tidak Pil 27/06/2011 68 66 66 0 2 hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 119 Melda Yanti 29 SLTA IRT Multi Tidak Pil 27/06/2011 65 65 65 0 0 hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 120 Nurviani 28 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 27/06/2011 60 61 62 2 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 121 Annisa Siregar 33 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 27/06/2011 68 65 66 0 2 normal normal normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 122 Sumiati 38 SLTA IRT Multi Tidak Pil 27/06/2011 65 66 66 1 0 hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 123 Tiara Nurdiana 23 SLTA wiraswasta Secundi Tidak Pil 27/06/2011 45 45 45 0 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 124 Meliana 33 SLTA IRT Secundi Tidak IUD 27/06/2011 45 47 47 2 0 normal normal normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 125 Jumiati 30 SLTA IRT Multi Ya, 1 kali Implant 27/06/2011 70 77 76 6 0 normal normal normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 126 Desi Kurniawati 28 SLTA IRT Multi Ya, 1 kali Suntik 27/06/2011 60 62 62 2 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 127 Sri Susilawati 38 SLTA IRT Multi Tidak Implant 27/06/2011 62 60 60 0 2 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 128 Ani Suriati 38 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 27/06/2011 45 47 47 2 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 129 Nina 29 SLTA IRT Secundi Tidak Suntik 27/06/2011 49 51 51 2 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 130 Riaslin Tarihoran 39 SLTA wiraswasta Multi Tidak Implant 27/06/2011 49 45 47 0 2 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 131 Farida Ningsih 33 SLTA IRT Multi Tidak Pil 27/06/2011 53 53 53 0 0 normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 132 Ramah Yani 33 SLTA IRT Multi Tidak IUD 27/06/2011 65 62 63 0 2 hypomenorrhea normal normal normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 133 Marlina 39 SLTA wiraswasta Grande Ya, 1 kali Pil 27/06/2011 68 68 68 0 0 normal hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 134 Siti Normah 30 SLTA wiraswasta Multi Tidak Suntik 27/06/2011 48 50 51 3 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 135 Nurhaida Ulfa 25 SLTA IRT Secundi Tidak Tidak pernah pakai 27/06/2011 49 49 50 1 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 136 Murni 39 SLTP IRT Grande Tidak Pil 27/06/2011 60 60 60 0 0 hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 137 Netty 20 SLTA IRT Primi Tidak Suntik 04/07/2011 55 56 56 1 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 138 Fitri 20 SLTA IRT Primi Tidak Tidak pernah pakai 04/07/2011 48 49 50 2 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 139 Sakban 39 SLTA IRT Multi Tidak Suntik 04/07/2011 55 57 57 2 0 hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 140 Epi 32 SLTA IRT Secundi Tidak Pil 04/07/2011 57 56 56 0 1 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 141 Tuti 38 SLTA IRT Grande Tidak Tidak pernah pakai 04/07/2011 65 65 65 0 0 normal hypomenorrhea normal normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 142 Enny 32 akademi wiraswasta Multi Tidak IUD 04/07/2011 58 58 58 0 0 amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal normal normal tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 143 Titi Sumarni 37 SLTA IRT Multi Tidak Tidak pernah pakai 04/07/2011 45 47 47 2 0 amenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 144 Ibi Sarina 34 SLTA IRT Multi Tidak Pil 04/07/2011 65 70 70 5 0 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 145 Mia 38 SLTP IRT Multi Tidak Pil 04/07/2011 70 70 70 0 0 hypomenorrhea hypomenorrhea normal normal hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 146 Yadiliago 39 SLTP IRT Multi Tidak Pil 04/07/2011 67 65 65 0 2 amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 147 Niat Hati Daya 27 akademi wiraswasta Secundi Tidak IUD 04/07/2011 60 60 60 0 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 148 Suriyatni 31 SLTA IRT Multi Tidak Pil 04/07/2011 75 74 74 0 1 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea amenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 149 Andriyani 34 SLTA IRT Grande Ya, 1 kali Pil 04/07/2011 45 46 46 1 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO 150 Ike 30 SLTA wiraswasta Multi Tidak Pil 04/07/2011 60 62 63 3 0 hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea hypomenorrhea tidak ada tidak dijumpai tidak DO tidak DO