Tinjuan Hukum Administrasi Negara Tentang Retribusi Parkir Kota Padang Sidempuan

(1)

TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TENTANG

RETRIBUSI PARKIR KOTA PADANGSIDIMPUAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

IRFAN FAJRI RAMBE 100200255

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TENTANG RETRIBUSI PARKIR KOTA PADANGSIDIMPUAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

IRFAN FAJRI RAMBE 100200255

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Disetujui Oleh:

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

SURIA NINGSIH, SH, M.Hum

NIP. 196002141987032002

Pembimbing I Pembimbing II

SURIA NINGSIH, SH, M.Hum Dr. AGUSMIDAH, SH,M.Hum


(3)

ABSTRAK

TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TENTANG RETRIBUSI PARKIR KOTA PADANGSIDIMPUAN

*Irfan Fajri Rambe **Suria Ningsih

***Agusmidah

Tinjauan hukum administrasi negara adalah pandangan secara hukum administrasi negara melihat seperti apa masalah yang dihadapi dan bagaimana hukum itu mengatasinya. Retribusi parkir adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin untuk parkir yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apa manfaat retribusi parkir terhadap pedapatan daerah Kota Padangsidimpuan? Bagaimanakah pemerintah kota Padangsidimpuan mengatur pengelolaan parkir agar retribusi parkir meningktakan pendapatan asli daerah? Bagaimanakah upaya penertiban dan sanksi yang diterapkan terhadap pengelola parkir yang terbukti melanggar Perda Kota Padangsidimpuan No. 5 tahun 2010? Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif yaitu suatu penelitian yang secara deduktif dimulai analisa terhadap pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang mengacu pada studi kepustakaan yang ada ataupun terhadap data sekunder yang digunakan dan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan normatif tentang hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lain dan penerapan dalam prakteknya.

Tinjauan hukum administrasi negara dalam pengelolaan retribusi parkir kota Padangsidimpuan harus adil dalam perundang-undangan dan pelaksanaannya. Pengelolaannya harus berdasarkan peraturan dan undang- undang yang berlaku untuk memberikan jaminan hukum pada wajib retribusi, dengan berdasar pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 ayat 2, yang berbunyi : pengenaan dan pemungutan pajak (termasuk bea dan cukai) untuk keperluaan negara hanya boleh terjadi berdasar undang-undang. Pengelolaan harus efisien, dalam artian bahwa pengelolaan sedapat mungkin cukup untuk menutupi sebagian pengeluaran-pengeluaran daerah, sehingga ada keseimbangan dalam hal pengelolaan retribusi parkir untuk membantu jalanya perekonomian daerah. Dasar hukum pengelolaan retribusi parkir oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Daerah Kota Padangsidimpuan adalah PERDA No.5 tahun 2010 tentang retribusi jasa usaha. Hambatan dalam pengelolaan retribusi parkir di kota Padangsidimpuan yakni hambatan yuridis (wewenang dan tugas pengelola) dan non yuridis(pelaksanaan dan kepedulian masyarakat), upaya yang dilakukan untuk mangatasi hambatan ini adalah memberikan pembinaan bagi calon petugas parkir, mengawasi kegiatan perparkiran, memberikan atribut resmi kepada juru parkir, memberikan sanksi atas pelaksanaan diluar aturan, dan memberikan penyuluhan(sosialisasi) kepada masyarakat tentang pentingnya retribusi parkir dan pengaturannya demi meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Padangsidimpuan.

Kata Kunci : Tinjauan Hukum Administrasi Negara , Retribusi , Parkir , Kota Padangsidimpuan

*Mahasiswa, NIM : 100200255 **Dosen Pembimbing I, Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian tingkat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul Tinjauan Hukum Administrasi Negara Tentang Retribusi Parkir Kota Padangsidimpuan.

Di dalam menyelesaikan skripsi ini, telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafruddin, SH, MH,DFM selaku pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. OK. Saidin, SH, M.Hum selaku pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Suria Ningsih, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara dan sekaligus Dosen Pembimbing I penulis yang


(5)

sabar dalam memberikan saran,petunjuk dan bimbingan dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Agusmidah, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II penulis yang sabar dalam memberikan saran, petunjuk dan bimbingan dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Seluruh staf dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu khususnya dalam bidang hukum.

8. Kedua orangtua penulis, ayahanda Drs. H. Lambue Rambe dan ibunda Hj. Farida Siregar yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Yessy Oktaviani Rambe, Roni Gunawan Rambe dan Annisa Mei Rina Rambe yakni abang dan kakak penulis yang selalu memberi dukungan dan nasehat untuk selesainya skripsi ini.

10. Indah Awan H. Siregar yang banyak membantu dan memberikan motivasi untuk lebih semangatnya penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat- sahabat penulis, Helmi A. Lubis, M.Hanafiah Harahap, Royhan A. Hasibuan, Iswin R. Inal Siregar, M. Erwin S. dan Firmansyah Harahap yang membantu, memotivasi dan selalu member semngat kepada penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

12. Teman-teman di Fakultas Hukum stambuk 2010 yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan sampai selesainya penulisan skripsi ini.


(6)

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis skripsi ini masih merasa memiliki banyak kekeliruan oleh karena itu penulis meminta maaf kepada pembaca skripsi ini karena keterbatasan pengetahuan dari penulis. Besar harapan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada kita semua dan semoga doa yang telah diberikan mendapat berkah dari Allah SWT. Amin…

Medan, Maret 2014 Hormat saya

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Abstrak……….….…...i

Kata Pengantar………..…...ii

Daftar Isi……….…...v

BAB I : PENDAHULUAN……….……….….1

A. Latar Belakang……….………..1

B. Permasalahan……….9

C. Tujuan Penulisan……….10

D. Manfaat Penulisan………...10

E. Metode Penelitian………....11

F. Keaslian Penelitian………..13

G. Tinjauan Pustaka………..13

H. Sistematika Penulisan………..16

BAB II : MANFAAT RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN……...19

A. Retribusi Parkir Dan Pengaturannya di daerah………....19

B. Sumber Pendapatan Daerah Menurut UU Pemerintahan Daerah Dan UU Keuangan Daerah………..25

C. Manfaat Pengaturan Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan………29

D. Retribusi Parkir Di Kota Padangsidimpuan Menurut Perda No. 5 Tahun 2010 Tentang Retribusi………32

BAB III : PERATURAN PENGELOLAAN PARKIR AGAR RETRIBUSI PARKIR MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN………...…..35 A. Peran Pemerintah Daerah Kota Padangsidimpuan


(8)

Sebagai Pengelola Parkir………35

B. Target Dan Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir………43

C. Pembinaan Disiplin Dan Pengawasan Pengelolaan Parkir Menurut Perda Kota Padangsidimpuan No. 5 Tahun 2010 Tentang Retribusi……….……….48

BAB IV : UPAYA PENERTIBAN DAN SANKSI YANG DITERAPKAN TERHADAP PENGELOLA PARKIR YANG TERBUKTI MELANGGAR PERDA KOTA PADANGSIDIMPUAN NO. 5 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI……….………....55

A. Kewenangan Pengutipan Retribusi Parkir Kota Padangsidimpuan……….…..55

B. Pelaksanaan Pengutipan Retribusi Parkir Kota Padangsidimpuan………...59

C. Penertiban Pengutipan Retribusi Parkir Di Kota Padangsidimpuan………...…………....63

D. Hambatan Dan Upaya Pengembangan Dan Penertiban Perparkiran……….65

BAB V : PENUTUP………...……….82

A. Kesimpulan………82

B. Saran………..84


(9)

ABSTRAK

TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TENTANG RETRIBUSI PARKIR KOTA PADANGSIDIMPUAN

*Irfan Fajri Rambe **Suria Ningsih

***Agusmidah

Tinjauan hukum administrasi negara adalah pandangan secara hukum administrasi negara melihat seperti apa masalah yang dihadapi dan bagaimana hukum itu mengatasinya. Retribusi parkir adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin untuk parkir yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apa manfaat retribusi parkir terhadap pedapatan daerah Kota Padangsidimpuan? Bagaimanakah pemerintah kota Padangsidimpuan mengatur pengelolaan parkir agar retribusi parkir meningktakan pendapatan asli daerah? Bagaimanakah upaya penertiban dan sanksi yang diterapkan terhadap pengelola parkir yang terbukti melanggar Perda Kota Padangsidimpuan No. 5 tahun 2010? Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif yaitu suatu penelitian yang secara deduktif dimulai analisa terhadap pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang mengacu pada studi kepustakaan yang ada ataupun terhadap data sekunder yang digunakan dan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan normatif tentang hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lain dan penerapan dalam prakteknya.

Tinjauan hukum administrasi negara dalam pengelolaan retribusi parkir kota Padangsidimpuan harus adil dalam perundang-undangan dan pelaksanaannya. Pengelolaannya harus berdasarkan peraturan dan undang- undang yang berlaku untuk memberikan jaminan hukum pada wajib retribusi, dengan berdasar pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 ayat 2, yang berbunyi : pengenaan dan pemungutan pajak (termasuk bea dan cukai) untuk keperluaan negara hanya boleh terjadi berdasar undang-undang. Pengelolaan harus efisien, dalam artian bahwa pengelolaan sedapat mungkin cukup untuk menutupi sebagian pengeluaran-pengeluaran daerah, sehingga ada keseimbangan dalam hal pengelolaan retribusi parkir untuk membantu jalanya perekonomian daerah. Dasar hukum pengelolaan retribusi parkir oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Daerah Kota Padangsidimpuan adalah PERDA No.5 tahun 2010 tentang retribusi jasa usaha. Hambatan dalam pengelolaan retribusi parkir di kota Padangsidimpuan yakni hambatan yuridis (wewenang dan tugas pengelola) dan non yuridis(pelaksanaan dan kepedulian masyarakat), upaya yang dilakukan untuk mangatasi hambatan ini adalah memberikan pembinaan bagi calon petugas parkir, mengawasi kegiatan perparkiran, memberikan atribut resmi kepada juru parkir, memberikan sanksi atas pelaksanaan diluar aturan, dan memberikan penyuluhan(sosialisasi) kepada masyarakat tentang pentingnya retribusi parkir dan pengaturannya demi meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Padangsidimpuan.

Kata Kunci : Tinjauan Hukum Administrasi Negara , Retribusi , Parkir , Kota Padangsidimpuan

*Mahasiswa, NIM : 100200255 **Dosen Pembimbing I, Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Otonomi Daerah yang telah dilaksanakan oleh Bangsa Indonesia sejak 9 tahun yang lalu merupakan salah satu tuntunan reformasi yang saat ini merupakan hal yang telah dilaksanakan oleh setiap daerah untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat serta menuntut kepada setiap daerah yang ada untuk dapat mandiri dalam segala bidang termasuk yang paling adalah meningkatkan dalam sektor pendapatan asli daerah.

Dengan diberlakukan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan lebih banyak kewenangan kepada daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahan, Undang-undang tersebut merupakan landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Pemberian otonomi kepada daerah bertujuan memberi kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.1 Hakekat ekonomi daerah merupakan kewajiban

1


(11)

daerah untuk melancarkan jalannya pembangunan untuk mencapai kesejahtraan rakyat yang harus diterima dan dilaksanakan dengan tanggung jawab penting dalam pembangunan perkotaan. Pemerintah daerah memerlukan biaya untuk membiayai penyelenggaraan jalannya pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di daerahnya. Meningkatnya kebutuhan akan ketersediaan sarana dan prasarana serta tingkat pelayanan perkotaan merupakan kenyataan yang ada dimana implikasinya adalah kebutuhan akan pembiayaan pembangunan. Pertumbuhan dan perkembangan kota yang pesat tanpa diikuti oleh ketersediaan pembiayaan pembangunan yang memadai dapat menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya adalah menurunnya kualitas lingkungan perkotaan, dan timbulnya permukiman kumuh.

Pada era desentralisasi peningkatan pendapatan daerah menghadapi masalah yang tidak ringan mengingat adanya perubahan kewenangan Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Pelaksanaan otonomi Daerah berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang baru berjalan kurang lebih 3 (tiga) tahun bersamaan dengan masa transisi disegala aspek pemerintahan baik kelembagaannya, kewenangan, keuangan, ataupun sumber daya personil yang sedang dalam proses penataan jelas akan berpengaruh pada penyediaan sumber dananya.2Dengan diberlakukannya kedua Undang-undang tersebut, daerah diberikewenangan yang lebih luas untuk mengelola daerahnya masing-masing.

2


(12)

Dalam penyelenggaraannya dipandang perlu untuk menekankan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta perlu memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.

Berbagai upaya untuk meningkatkan sumber-sumber penerimaan daerah telah banyak dilaksanakan dengan harapan upaya tersebut dapat mengarah pada pencapaian tujuan pembangunan keuangan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Upaya peningkatan Pendapatan Daerah oleh setiap Pemerintah Daerah pada level manapun baik Propinsi dan Kabupaten/Kota haruslah dilakukan dengan berbagai kebijaksanaan sesuai dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing , salah satu upaya untuk meningkatkan sumber-sumber penerimaan daerah sendiri adalah dengan pengelolaan penerimaan yang bersumber dari pajak dan retribusi daerah yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menyediakan sumber pembiayaan pembangunan. Hal ini berdasarkan pada UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dimana pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah untuk memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab.3

Pendapatan asli daerah dari sektor transportasi khususnya perparkiran dianggap cukup berpotensi dan dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam menunjang pemasukan keuangan daerah.

3


(13)

Pemanfaatan dari pajak dan retribusi parkir di daerah diharapkan mampu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat dipergunakan secara efisien untuk memperbaiki sarana dan prasarana kota, khususnya perbaikan fasilitas parkir, sehingga akan meningkatkan kualitas dari penyelenggaraan fasilitas parkir. Pembinaan dan pengelolaan perparkiran merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi di daerah. Hal ini dilakukan untuk menjamin terselenggaranya pembinaan yang berhasil mewujudkan penataan lingkungan perkotaan, kelancaran lalu lintas jalan, ketertiban administrasi pendapatan daerah, serta mampu mengurangi beban sosial melalui penyerapan tenaga kerja4.

Pemerintah daerah mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab dalam membina pengelolaan perparkiran di wilayahnya, yang pada hakekatnya merupakan bagian dari kegiatan pelayanan umum. Sebagai imbalan penyelenggaraan pelayanan umum dimaksud, pemerintah daerah memiliki hak menerima dana dari masyarakat berupa retribusi/sewa dan pajak sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah5. Untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam penggunaan pemanfaatan parkir baik itu tempat parkir umum ataupun tempat parkir khusus diperlukan adanya ketentuan-ketentuan bagi pemerintah dan pengelola dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan, pengelolaan dan pengendalian terhadap penggunaan tempat parkir tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penerimaan daerah

4

SK M endagri No.43 Tahun 1980 t ent ang Pengelolaan Perparkiran di Daerah. 5

Direkt orat Jenderal Perhubungan Darat , 1998; ret ribusi/ sew a dan pajak sebagai salah sat u sumber pendapat an asli daerah.


(14)

yang potensial guna mendukung jalannya pemerintahan dan kelancaran pembangunan kota.

Pemasukan pemerintah daerah dari pajak dan retribusi parkir sangat dipengaruhi oleh metode yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan tersebut. Misalnya saja sistem parkir umum yang menggunakan alat pengukur parkir (parking meter) atau system parkir khusus yang menggunakan sistem tol. Pada suatu kawasan yang dikelola dengan baik biasanya akan lebih mudah untuk mengendalikan jumlah pendapatan yang masuk, sedangkan parkir yang berada di pinggir jalan dimana juru parkir berfungsi sebagai kasir akan mempersulit pelaksanaan pengawasannya.6

Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara professional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan. Untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab diperlukan kewenangan dan kemampuan menggali sumber-sumber keuangan sendiri.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan daerah menjadi lebih besar untuk mengelola dan untuk mengurus rumah tangganya sendiri termasuk mengelola sumber-sumber penerimaan daerah. Sumber-sumber-sumber penerimaan daerah tersebut digunakan untuk mendukung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

6

Direkt orat Jenderal Perhubungan,1998; ret ribusi/ sew a dan pajak sebagai salah sat u sumber pendapat an asli daerah.


(15)

Keberhasilan penyelenggaraan perparkiran dalam era otonomi daerah dapat terlihat pada kemampuan daerah dan memanfaatkan kewenangan luas, nyata, dan bertanggung jawab secara profesional dalam menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah.

Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional pada hakekatnya diharuskan untuk mengembangkan kemandirian tiap-tiap daerah sesuai potensi sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan merata dan terpadu.

Untuk melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan maka daerah / kota lebih dituntut untuk menggali seoptimal mungkin sumber-sumber keuangannya seperti: Pajak, retribusi atau pungutan yang merupakan sumber-sumber pendapatan asli daerah yakni7:

1. Hasil pajak daerah; 2. Hasil retribusi daerah;

3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan;

4. Lain lain pendapatan daerah yang sah.

Pemberian otonomi daerah dimaksud untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mengatur dan mengurus daerahnya sendiri, terutama dalam membiayai pembangunan dewasa ini.

7

Ahmad Yani, Hubungan Keuangan ant ara Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah di Indonesia (Jakart a : PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 39.


(16)

Dengan diberikan hak kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan pihak lain adalah sangat tepat karena dengan demikian sudah memiliki kekuatan hukum untuk menentukan kebijakan dalam pengelolaan daerahnya, meskipun pada dasarnya tetap dikordinir oleh pemeritah pusat.

Sesuai dengan ketentuan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, bahwa: Hal hal yang mendasarkan Undang – Undang ini adalah untuk mendorong memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD. Oleh sebab itu Undang – Undang ini menempatkan otonomi daerah secara utuh pada daerah kabupaten dan kota.

Retribusi daerah selain sebagai salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah daerah juga merupakan faktor yang dominan peranannya dan kontribusinya untuk menunjang pemerintah daerah salah satunya adalah retribusi parkir.8

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kegiatan manusia didalamnya terutama pada kawasan yang memiliki peresentase yang tinggi atas kegiatan perdagangan dan komersial. Tarikan pergerakan kendaraan yang terjadi sudah pasti diawali dan diakhiri di tempat parkir. Kondisi yang semacam ini tentunya akan membutuhkan ruang parkir yang memadai, peraturan mengenai retribusi parkir yang tegas dan

8


(17)

pengeloala parkir yang mengetahui dan memahami peraturan yang berlaku tentang retribusi parkir, namun kebanyakan pengelolaan parkir biasanya selalu lari dari peraturan yang menimbulkan retribusi parkir tidak maksimal dalam meningkatakan pendapatan asli daerah .

Masalah utama dari retribusi parkir adalah pengelolaan parkir yang buruk dan juga pengelola parkir yang tidak menjalankan peraturan perparkiran secara nyata. Masalah parkir juga merupakan masalah yang dialami oleh kota-kota besar di dunia. Masalah parkir ini jika tidak ditangani dengan baik akan memperparah masalah retribusi parkir, kemacetan lalu-lintas dan pastinya mengganggu kenyamanan masyarakat, maka untuk menanganinya di perlukan kebijakan dan pengelolaan perparkiran.9

Pada dasarnya kebijakan pengelolaan perparkiran dalam rangka pengendalian parkir memiliki dua fungsi sebagai pengontrol aktivitas pergerakan dan lalu-lintas, serta pertumbuhan ekonomi suatu kawasan. Hal ini disebabkan perparkiran merupakan bagian yang penting dalam manajemen lalu-lintas. Hal ini telah diterapkan oleh peraturan-peraturan sebelumnya, yaitu tentang retribusi yang menyebutkan bahwa tarif parkir di kawasan rawan kemacetan dengan tujuan mengendalikan tingkat penggunaan parkir, dapat ditetapkan lebih tinggi dari kawasan kurang rawan kemacetan.10

Istilah kawasan dalam kamus tata ruang merupakan suatu wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya yang merupakan kesatuan geografis beserta

9

Direkt orat Jenderal Perhubungan Darat ,1998; ret ribusi/ sew a dan pajak sebagai salah sat u sumber pendapat an asli daerah.

10


(18)

segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya di tentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri-ciri tertentu dan khusus.

Perkembangan di kota Padangsidimpuan ini dikhawatirkan akan menyebabkan berbagai masalah, terutama berkaitan dengan permasalahan pendapatan daerah dari retribuisi parkir yang pengelolaannya banyak melanggar tertib parkir sesuai peraturan yang berlaku di kota Padangsidimpuan . Seringkali kita menemui juru parkir liar yang beroperasi di kota Padangsidimpuan yang belum tentu berguna dalam hal membantu memarkir kendaraan, namun para juru parkir liar tetap saja marak dan belum diberi tindakan oleh pemerintah kota Padangsidimpuan.

Dalam hal ini, semakin parah lagi hasil dari retribusi parkir ini tidak pula diserahkan kepada pemerintah kota padangsidimpuan sebagai pengawas dan pengelola parkir untuk meningkatkan pendapatan asli daerah(PAD), melainkan di nikmati para juru parkir liar tersebut dan tak jarang hasil retribusi parkir ini diserahkan kepada preman setempat. Yang menggelikan adalah para pengguna lahan parkir tetap secara tidak langsung menyuburkan praktek-pratek parkir liar dengan memberikan uang parkir kepada mereka.

Mungkin saja ini pengaruh dari rasa takut terhadap juru parkir tersebut. Jika demikian halnya, maka apa bedanya dengan pemalakan terhadap pemilik kendaraan dan lagi-lagi tugas dan tanggung jawab pemerintah kota Padangsidimpuan dan pihak yang berwajib dipertanyakan.

Oleh karena itu, untuk mengatasinya dilakukan kebijakan pembinaan dan pengelolaan perpakiran dalam rangka pengendalian parkir di kota


(19)

Padangsidimpuan untuk kiranya semaksimal mungkin dapat meningkatkan pendapatan daeraah kota Padangsidimpuan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah :

1. Apa manfaat retribusi parkir terhadap pedapatan daerah Kota Padangsidimpuan ?

2. Bagaimanakah pemerintah kota Padangsidimpuan mengatur pengelolaan parkir agar retribusi parkir meningktakan pendapatan asli daerah?

3. Bagaimanakah upaya penertiban dan sanksi yang diterapkan terhadap pengelola parkir yang terbukti melanggar Perda Kota Padangsidimpuan No. 5 tahun 2010?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui manfaat retribusi parkir terhadap pendapatan daerah kota Padangsidimpuan.

2. Untuk mengetahui seperti apa pemerintah kota Padangsidimpuan mengatur pengelolaan parkir agar retribusi parkir meningkatkan pendapatan daerah kota Padangsidimpuan.


(20)

3. Untuk mengetahui upaya penertiban dan sanksi yang diterapkan kepada pengelola parkir yang terbukti melanggar Perda kota Padangsidimpuan No. 5 tahun 2010.

D. Manfaat penulisan

1. Secara teoritis, penulisan ini memberikan informasi tentang bagaimana tinjauan hukum administrasi negara terhadap retribusi parkir kota Padangsidimpuan, sesuai perda kota Padangsidimpuan No. 5 tahun 2010 dan bagaimana masalah retribusi parkir berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan daerah kota Padangsidimpuan.

2. Secara praktis, memberikan informasi tentang upaya pemerintah kota Padangsidimpuan dalam penyelesaian masalah pengelolaan retibusi parkir kota Padangsidimpuan ditinjau dari hukum administrasi negara sesuai Perda kota Padangsidimpuan No. 5 tahun 2010.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Metode penelitian bergunaa untuk menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data. Dalam penulisan skripsi ini, metode penelitian yang digunakan penulis adalah yuridis normatif yaitu yaitu suatu penelitian yang secara deduktif dimulai analisa terhadap pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang mengacu pada studi kepustakaan yang ada ataupun terhadap data sekunder yang


(21)

digunakan dan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan normatif tentang hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lain dan penerapan dalam prakteknya, dengan diawali dari data sekunder untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian tehadap data primer dilapangan atau terhadap prakteknya.11

2. Data dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder, adapun data sekunder yang dimaksudkan penulis adalah :

a. Bahan hukum primer, yaitu berupa peraturan perundang-undangan yang terdiri dari Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang, Peraturan Presiden Republik Indonesia. Adapun bahan hukum primer ini terdiri dari Undang-undang yang berhubungan dengan retribusi parkir.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu buku-buku hukum, majalah, karyatulis ilmiah ataupun buku-buku dan beberapa sumber dari situs internet yang berkaitan yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

c. Bahan hukum tersier merupakan semua dokumen yang berisi konsep-konsep dan keterangan-keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan sekunder yaitu kamus dan artikel.

3. Teknik dan Alat Pengumpul Data

11

Abdurr ahmat Fat honi, M et odologi Penelit ian dan Teknik Penulisan Skripsi (Jakart a : PT Rineka Cipt a, 2006), hal. 19.


(22)

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, selain mendasarkan pada penelitian lapangan, penulis juga melakukan penelaahan secara mendalam terhadap peraturan perundang-undangan dengan sumber data ;

I. Studi kepustakaan (library research),

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, hasil – hasil seminar, majalah – majalah ilmiah, dan sebagainya yang dianggap berhubungan, relevan serta mendukung kesempurnaan penelitian sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini.

II. Studi lapangan (field research),

Studi lapangan adalah pengumpulan data secara langsung ke lapangan dengan mempergunakan teknik pengumpulan data. Data yang telah dikumpulkan, adalah melalui studi lapangan yang dilakukan pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Daerah kota Padangsidimpuan.

4. Analisi Data

Seluruh penulisan skripsi ini diawali dari data primer yang merujuk kepada hukum positif, yang kemudian dilengkapi data sekunder dan data tersier yang telah diperoleh baik dari media apapun dan kemudian dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif yaitu suatu analisa yang bertujuan untuk mencari data yang nantinya dapat menjawab semua permasalahan didalam skripsi ini.


(23)

F. Keaslian Penulisan

Penulisan tentang tinjauan hukum administrasi negara tentang retribusi parkir kota Padangsidimpuan belum pernah diangkat atau dibahas sebelumnya sebagai skripsi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, adapun satu judul mempunyai kemiripan dengan Penulisan tentang tinjauan hukum administrasi negara tentang retribusi parkir kota Padangsidimpuan yakni penulisan yang membahas mengenai tinjauan hukum administrasi negara tentang retribusi parkir kotamadya Binjai.

Dengan demikian, penulisan skripsi ini dapat dikatakan yang pertama kali dilakukan, sehingga keaslian penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan secara akademik dan secara moral.

G. Tinjauan Pustaka

Dengan adanya tinjauan kepustakaan ini dimaksudkan memberikan pembatasan – pembatasan terhadap pengertian beberapa istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Didalam tulisan ini terdapat beberapa pengertian yang digunakan sebagai dasar penelitian hukum.

Tujuan disusunnya Tinjauan Pustaka ini adalah untuk mendapatkan penafsiran mengenai istilah atau defenisi – defenisi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini . Pengertian – pengertian yang perlu didefenisikan sebagai berikut :


(24)

Tinjauan Yuridis adalah pandangan secara hukum melihat seperti apa masalah yang dihadapi dan bagaimana hukum itu mengatasinya12

Hukum administrasi negara adalah usaha Negara sebagai keseluruhan aturan hukum yang menentukan cara bagaimana Negara sebagai penguasa itu menjalankan usaha-usaha untuk memenuhi tugas-tugasnya, atau cara bagaimana penguasa itu seharusnya bertingkah laku dalam mengusahakan tugas-tugasnya.13

Pemerintah adalah organisasi yang menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya.14

Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang - undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPD) dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (Gubernur atau Bupati / Walikota).15

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerahuntuk kepentingan pribadi atau badan.16

12

Tit ik Triw ulan Tut ik,Pengant ar Ilmu hukum(Jakart a : Perpust akan Nasional, 2006), hal. 4 13

Ibid.,hal. 42 14

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar BahasaIndonesia(Jakart a:Balai Pust aka, 1990), hal. 672

15

Pasal 1 angka 8 Undang- Undang Nomor 10 t ahun 2004 t ent ang Pembent ukan Perat uran Perundang-Undangan

16

Pasal 1 angka 10 Undang –Undang Nomor 28 t ahun 2009 t ent ang Pajak Daerah Dan Ret ribusi Daerah


(25)

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya.17

Pengelola parkir bukan perusahaan asuransi, melainkan perusahaan jasa yang mengelola lahan perparkiran di suatu area property, dengan cara bekerjasama dengan pemilik lahan area tersebut, sebagian besar kami (vendor) mengelola parkir di suatu pusat perbelanjaan, perkantoran ataupun gedung atau pelataran parkir. Perusahaan ini dibayar atas dasar jumlah transaksi yang dilakukan ataupun berdasarkan persentase pendapatan yang diperoleh yang berkisar antara 2 sampai 5 %.

Pada awalnya pengelolaan parkir di pinggir jalan dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui Perusahaan daerah, kemudian mulai berkembang pelataran dan gedung parkir yang juga dikelola oleh pemerintah daerah. Karena pengelola biasanya tidak efisien akhirnya pengelolaan mulai dikerjasamakan dengan perusahaan swasta, seperti yang banyak ditemukan saat ini diberbagai lokasi parkir umum.18

Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran yang bersangkutan.19Pendapatan daerah berasal dari penerimaan dari dana penimbangan pusat dan daerah juga yang berasal dari daerah itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta lain – lain pendapatan yang sah.

17

Pasal 1 angka 15 Undang –Undang Nomor 22 t ahun 2009 t ent ang Lalu Lint as dan Angkut an Jalan.

18

M ardiasmo, Perpajakan Revisi 2011(Yogyakart a : Andi, 2011)hal. 15. 19


(26)

Pengertian pendapatan asli daerah yaitu penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.20

H. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, bahwa pada setiap bab akan dibahas secara terperinci sebagai bagian dari keseluruhan skripsi ini. Adapun susunan sistrematika skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pada bab ini diatur mengenai pendahuluan yang merupakan uraian awal terdiri atas latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat, metode penulisan, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Pada bab ini diuraikan tentang manfaat retribusi parkir terhadap

pendapatan daerah kota Padangsidimpuan.

BAB III : Pada bab ini diuraikan tentang peraturan pengelolaan parkir agar retribusi parkir meningkatkan pendapan asli daerah kota Padangsdimpuan.

BAB IV : Pada bab ini diuraikan upaya penertiban dan sanksi yang diterapkan terhadap pengelola parkir yang terbukti melanggar perda kota Padangsidimpuan No. 5 tahun 2010.

20


(27)

BAB V : Pada bab ini adalah bagian penutup yang berisikan kesimpulan dari permasalahan yang terdapat dalam pokok permasalahan serta saran - saran yang berkaitan dengan tinjauan hukum administrasi negara tentang retribusi parkir kota Padangsidimpuan.


(28)

BAB II

MANFAAT RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

A. Retribusi Parkir dan Pengaturannya di Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagaimana pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.21

Direktorat Keuangan Jendral Pemerintah Dalam Negeri menjelaskan bahwa sifat Retribusi Daerah adalah22:

 Paksaan bersifat ekonomis ;

 Adanya imbalan secara langsung kepada pembayar ;

 Walaupun memenuhi persyaratan baik formal dan materil tetapi tetap ada alternatif untuk menolak atau menerima pembayaran ;

 Dalam hal ini Retribusi Daerah digunakan untuk suatu tujuan tertentu tetapi dalam banyak hal retribusi tidak lebih dari pengembalian biaya yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.

Retribusi parkir sebagaiman halnya masuk dalam pajak daerah dan merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah diharapkan menjadi salah

21

Ibid., hal.55 22


(29)

satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningktakan dan memeratakan kesejahtraan masyarakat.

Retribusi parkir merupakan salah satu bagian dari retribusi jasa umum, yakni retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Objek retribusi umum adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.23

Tarif parkir merupakan retribusi atas penggunaan lahan parkir dipinggir jalan yang besarannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota berdasarkan UU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang selanjutnya ditetapkan di tingkat Kabupaten/Kota dengan Peraturan Daerah.24 Untuk mengoptimalkan pendapatan dari tarif parkir adalah dengan mengawasi proses dari pada retribusi parkir itu apakah sudah berjalan sesuai Peraturan Daerah yang berlaku.

Penetapan tarif parkir merupakan salah satu perangkat yang digunakan sebagai alat dalam kebijakan manajemen lalu lintas di suatu kawasan/kota untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi menuju ke suatu kawasan tertentu yang perlu dikendalikan lalu lintasnya dan merupakan salah satu pendapatan asli daerah yang penting.

23

Ahmad Yani,Op.Cit., hal.56. 24

M arihot Pahala Siahaan, Pajak daerah dan Ret ribusi Daerah(Jakart a : Rajaw ali Pers,2008), hal. 49.


(30)

Prinsip dan sasaran tarif retribusi parkir bisa saja berbeda sesuai keputusan pemerintah daerah, misalnya dalam penetapan tarif retribusi parkir di tepi jalan umum yang rawan kemacetan dapat ditetapkan lebih tinggi dari pada di tepi jalan umum yang kurang rawan kemacetan dengan sasaran mengendalikan tingkat pengguna jasa parkir sehingga tidak menghalangi kelancaran lalu lintas.25

Dasar pengenaan retribusi parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk pemakaian tempat parkir. Dasar pengenaan pajak didasarkan pada klasifikasi tempat parkir, daya tampung dan frekwensi kendaraan bermotor, setiap kendaraan bermotor yang parkir ditempat parkir diluar badan jalan akan dikenakan tarif parkir yang ditetapkan oleh pengelola. Tarif parkir ini merupakan pembayaran yang harus diserahkan oleh pengguna tempat parkir untuk pemakaian tempat parkir. Tarif parkir yang ditetapkan oleh pengelola tempat parkir diluar badan jalan yang memungut bayaran disesuaikan tarif parkir yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten.

Pemungutan retribusi parkir adalah salah satu dari pelaksanaan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab sebagai mana yang dimaksud dalam undang-undang Nomor 32 tentang pemerintah daerah merupakan upaya pemerintah daerah dalam menggali dan mengembangkan potensi daerah dalam rangka untuk memperoleh dana sehubungan dengan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah.

25


(31)

Perparkiran adalah merupakan bagian dari sub sistem lalu lintas angkutan jalan penyelenggaraan dilaksanakan oleh pemerintah daerah, dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kepada masyarakat di bidang perparkiran, penataan lingkungan, ketertiban, dan kelancaran arus lalu lintas serta sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD).

Perparkiran secara umum juga diartikan sebagai suatu usaha untuk melancarkan arus lalu lintas dan meningkatkan produktifitas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara. Dengan demikian perparkiran pada dasarnya dapat dikatakan sebagai usaha dasar untuk meningkatkan sumber daya alam, dan sumber daya manusia dan mengubah masa lampau yang buruk menjadi zaman baru yang lebih baik.

Dalam rangka pencapaian pelayanan dan pelaksanaan perpakiran secara efektif dan efisien maka setiap daerah harus secara kreatif mampu menciptakan dan mendorong semakin meningkatnya sumber-sumber pendapatan asli daerah. Salah satu sumber-sumber pendapatan asli daerah yang potensial adalah sektor jasa perparkiran melalui retribusi parkir tersebut.

Era reformasi yang telah terjadi ternyata membawa hikmah positif bagi daerah dimana selama ini dominasi pusat terhadap daerah bagitu kuat sehingga menimbulkan ketimpangan perekonomian antar daerah, tuntutan daerah untuk mengarahkan sistem sentralistik kepada sistem desentralisasi menuju otonomi daerah makin kuat. Sejak diberlakukannya era otonomi daerah pada Januari 2001, gema otonomi daerah semakin gencar baik merupakan retorika elit politik maupun para pelaksana daerah yang tidak sabar untuk melaksanakan kebijakan itu. Sesuai


(32)

dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, yang menjadi dasar hukum pelaksanaannya dimana otonomi memberikan kebebasan pada pemerintahan kabupaten atau pemerintahan kota untuk mengatur dirinya sendiri. Otonomi merangsang daerah untuk memberdayakan sumber daya baik fisik ataupun non fisik yang ada diwilayahnya. Pembagian hasil ekonomi yang tidak merata selama ini memicu tuntutan cepat diberlakukannya otonomi daerah terutama oleh daerah yang kaya akan sumber daya alam.

Semangat yang menggebu-gebu dilaksanakannya otonomi daerah dan desentralisasi memaksa daerah untuk mendiri karena pembiayaan/pengeluaran rutin daerah harus ditopang oleh penerimaan daerahnya sendiri, sehingga bagi daerah yang sumber dayanya kurang menunjang, pelaksanaan otonomi akan terasa berat. Beban yang dimaksud, misalnya pajak dan retribusi yang dikenakan pada perusahaan-perusahaan daerah dan masyarakat setempat, untuk dapat lebih meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Untuk membawa daerah pada derajat otonomi yang berarti dan mengarah pada kemandirian daerah, faktor kemampuan keuangan daerah merupakan ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi, self supporting keuangan merupakan salah satu bobot penyelenggaraan otonomi ini artinya daerah otonom memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber keuangan , mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup


(33)

memadai untuk membiayai penyelenggaraan pembangunan daerah.26 Dukungan keuangan ini ditandai dengan semakin besarnya nilai PAD dan semakin menurunkan dukungan pusat dalam bentuk sumbangan /bantuan.

Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi menurut Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, terdiri dari27:

 Pendapatan Asli Daerah (PAD)  Dana Perimbangan

 Lain-lain Pendapatan

Pendapatan asli daerah merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan otonomi daerah, dalam menetapkan target penerimaan dari pos ini seharusnya dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis potensi daerah yang ada. Dengan analisis potensi yang dilaksanakan tiap tahun, maka diharapkan daerah dapat memanfaatkan potensi yang ada semaksimal mungkin demi kepentingan pembangunan di daerahnya. Semakin besar kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maka daerah akan semakin mampu melaksankan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan semakin lancar.

26

Ibid.,hal.32. 27

Pasal 5 ayat 2 Undang-undang No. 33 t ahun 2004 t ent ang Perimbangan Keuangan Pem erint ah Pusat dan Pemerint ahan Daerah.


(34)

Ketika pemerintah daerah sedang melakukan usaha meningkatkan pendapatan asli daerahnya, maka hal yang harus dipertimbangkan adalah beban yang harus ditanggung masyarakat. Disatu sisi peningkatan PAD akan mempengaruhi tingkat kemampuan daerah, tetapi disisi lain juga berarti penigkatan beban masyarakat. Hal ini karena obyek pemungutan akhir adalah masyarakat.

Sumber pendapatan asli daerah diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang aturan pelaksanaannya berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1997 tentang Retribusi Daerah, dimana daerah diberi kewenangan untuk melaksanakan pemungutan berbagai jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat.28 Hal ini digunakan untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan daerah. Disini perlu dipahami oleh masyarakat bahwa pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah ini sebagai sumber penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.

B. Sumber Pendapatan Daerah Menurut Undang – Undang Pemerintahan Daerah dan Undang – Undang Keuangan Daerah

28


(35)

Sesuai undang-undang pemerintah daerah sumber pendapatan daerah terdiri atas:

a. pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD29, yaitu: 1) hasil pajak daerah;

2) hasil retribusi daerah;

3) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan 4) lain-lain PAD yang sah;

b. dana perimbangan; dan

c. lain-lain pendapatan daerah yang sah

 Hasil pajak daerah yaitu Pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Pajak daerah sebagai pungutan yang dilakukan pemerintah daerah yang hasilnya digunakan untu pengeluaran umum yang balas jasanya tidak langsung diberikan sedang pelaksanannya bisa dapat dipaksakan.30

 Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah daerah bersangkutan. Retribusi daerah mempunyai sifat-sifat yaitu pelaksanaannya bersifat ekonomis, ada imbalan langsung walau harus memenuhi persyaratan-persyaratan formil dan materiil, tetapi ada alternatif untuk mau tidak

29

Pasal 157 Undang –Undang Nomor 32 t ahun 2004 t ent ang pemerint ah daerah. 30

Rahardjo Adisasmit a, Pengelolaan Pendapat an & Anggaran Daerah(Jakart a : gr aha ilmu, 2011) hal. 20.


(36)

membayar, merupakan pungutan yang sifatnya budgetetairnya tidak menonjol, dalam hal-hal tertentu retribusi daerah adalah pengembalian biaya yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk memenuhi permintaan anggota masyarakat.31

 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan pendapatan daerah dari keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan daerah yang dipisahkan,sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka sifat perusahaan dareah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat menambah pendapatan daerah, memberi jasa, menyelenggarakan kemamfaatan umum, dan memperkembangkan perekonomian daerah.32

 Lain-lain pendapatan daerah yang sah ialah pendapatan-pendapatan yang tidak termasuk dalam jenis-jenis pajak daerah, retribusli daerah, pendapatan dinas-dinas. Lain-lain usaha daerah yang sah mempunyai sifat yang pembuka bagi pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan baik berupa materi dalam kegitan tersebut bertujuan untuk menunjang, melapangkan, atau memantapkan suatu kebijakan daerah disuatu bidang tertentu.33

 Dana perimbangan diperoleh melalui bagian pendapatan daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan baik dari pedesaan, perkotaan, pertambangan sumber daya alam dan serta bea perolehan hak atas tanah dan

31

Ibid.

32

Ibid.,hal. 21. 33


(37)

bangunan. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.34

 Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan daerah dari sumber lain misalnya sumbangan pihak ketiga kepada daerah yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.35

Sesuai undang – undang keuangan Negara / daerah sumber pendapatan daerah yakni

 pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.36

 Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.37

Kebijakan keuangan daerah yakni untuk meningkatkan sumber PAD sebagai sumber utama pendapatan daerah dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhannya guna memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana dari pemerintah tingkat atas. Dengan demikian usaha peningkatan PAD seharusnya dilihat dari perspektif yang lebih luas tidak hanya ditinjau dari segi daerah masing – masing tetapi dalam kaitannya dengan kesatuan perekonomian Indonesia.

34

Ibid. 35

Ibid.,hal. 22. 36

Pasal 16 Angka 3 Undang –Undang Nomor 17 t ahun 2003 t ent ang Keuangan Negara. 37


(38)

C. Manfaat Pengaturan Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padangsidimpuan

Kewenangan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi kota Padangsidimpuan melakukan pemungutan pendapatan asli daerah yakni salah satunya adalah retribusi parkir sesuai dengan pasal 10 ayat (2) huruf (c) Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan : melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Manfaat retribusi parkir dapat diukur berdasarkan target capai pungutan, jika target pencapaian tinggi maka manfaat retribusi terhadap PAD akan besar pula, target capai pungutan retribusi parkir diartikan sebagai pencapaian maksimal dari nominal pendapatan dari retribusi parkir di Kota Padangsidimpuan yang telah di tetapkan setiap tahunnya yang dilihat dari target capaian pungutan retribusi parkir setiap tahun setelah ditinjau mengenai kendala dan solusi yang telah dilaksanaakan dalam pengelolaan retribusi parkir demi meningkatkan pendapatan retribusi parkir di Kota Padangsidimpuan.38

Dalam rangka pencapaian pelayanan dan pelaksanaan perparkiran secara efektif dan efisien maka setiap daerah harus secara kreatif mampu menciptakan dan mendorong semakin meningkatnya sumber-sumber pendapatan asli daerah. Salah satu sumber-sumber pendapatan asli daerah yang potensial adalah sektor jasa perparkiran, sumber keuangan atau sumber-sumber pendapatan asli daerah,

38

Hasil w aw ancara dengan Hj. Zubaidah, Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informat ika Kot a Padangsidimpuan, 26 Desember 2013.


(39)

seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.39 Prinsip otonomi daerah menggunakan otonomi seluas-luasnya, dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah menjadi urusan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Jika dilihat dari data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi kota Padangsidimpuan, pemasukan uang hasil retribusi parkir ke kas daerah lebih rendah dibandingkan dengan target pertahunnya. Besarnya Kontribusi retribusi parkir untuk pendapatan asli daerah (PAD) kota Padangsidimpuaan pada tahun 2013 sebesar Rp.217.200.000,00 (dua ratus tujuh belas juta dua ratus ribu rupiah) pemasukan ini diperkirakan baru 34,75 % dari target retribusi parkir tahun 2013 kota Padangsidimpuan.40

Dengan demikian kontribusi retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah termasuk pemasukan yang cukup besar bagi daerah kota Padangsidimpuan jika mencapai target.

Retribusi parkir selain sebagai salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah daerah juga merupakan faktor yang dominan peranannya dan kontribusinya untuk menunjang pemerintahan Kota Padangsidimpuan.41

39

Rahardjo Adisasmit a,Op.Cit., hal.55.

40

Hasil w aw ancara dengan Efrida Zuliyant i NST, Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informat ika Kot a Padangsidimpuan, 26 Desember 2013.

41


(40)

Retribusi parkir sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari masyarakat, dimana pengelolaannya dahulu dilakukan oleh dinas pendapatan daerah dan kini dikelolah oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi yang diserah tugaskan oleh pemerintah Kota Padangsidimpuan. Dalam rangka pencapaian pelayanan dan pelaksanaan pembangunan secara efektif dan efesien, maka setiap daerah harus secara kreatif mampu menciptakan dan mendorong semakin meningkatnya sumber-sumber pendapatan asli daerah.42 Salah satu sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang potensial adalah dari sektor jasa perparkiran, sumber-sumber keuangan atau sumber-sumber pendapatan asli daerah seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Prinsip otonomi daerah menggunakan otonomi seluas luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, oleh sebab itu Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ini menempatkan otonomi daerah secarah utuh pada daerah kabupaten dan kota.

Pemungutan retribusi parkir di kota Padangsidimpuan adalah salah satu dari pelaksanaan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab sebagai mana

42


(41)

yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 tentang Pemerintah Daerah merupakan upaya pemerintah daerah dalam menggali dan mengembangkan potensi daerah dalam rangka untuk memperoleh dana sehubungan dengan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah.

Perparkiran adalah merupakan bagian dari sub sistem lalu lintas angkutan jalan yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kepada masyarakat di bidang perparkiran, penataan lingkungan, ketertiban, dan kelancaran arus lalu lintas serta sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD).43

Perparkiran secara umum juga diartikan sebagai suatu usaha untuk melancarkan arus lalu lintas dan meningkatkan produktifitas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara.44

Perparkiran pada dasarnya dapat dikatakan sebagai usaha dasar untuk meningkatkan sumber daya alam, dan sumber daya manusia, dan mengubah masa lampau yang buruk menjadi zaman baru yang lebih baik.

D. Retribusi Parkir di Kota Padangsidimpuan Menurut Perda No. 4 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha Umum Dan Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 5 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha

43

Ibid.,hlm. 40.

44

Sugiant o, Pajak dan Ret ribusi Daerah (Pengelolaan Pemerint ah Daerah Dalam Aspek Keuangan, Pajak dan Ret ribusi Daerah), (Jakart a : PT Gram edia Widiasarana, 2008), hal.48.


(42)

Retribusi parkir di tepi jalan umum adalah pembayaran atas penggunaan tempat parkir di tepi jalan umum yang ditetapkan oleh kepala daerah.45 Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum digolongkan sebagai retribusi jasa usaha umum.

Objek retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan pelayaanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.46

Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapat pelayaanan parkir di tepi jalan umum.47 Subjek retribusi dalam hal melakukan pembayaran atas jasa penggunaan parkir(retribusi parkir) berbeda – beda sesuai dengan tingkat penggunaan jasa.Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dari kendaraan yang parkir di tepi jalan umum.48

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi parkir tepi jalan umum di kota Padangsidimpuan didasarkan atas tujuan untuk mengendalian permintaan dan penggunaan atas pelayanan dalam rangka memperlancar lalu lintas jalan.

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi parkir tepi jalan umum di kota Padangsidimpuan harus tetap memperhatikan biaya penyediaan marka dan rambu parkir, biaya transportasi dalam rangka pembinaan, pengawasan, pengendaian, biaya operasional dan pemeliharaan. Prinsip dan sasaran dalam

45

Pasal 1 angka 26 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 4 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha Umum.

46

Pasal 28 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 4 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha Umum.

47

Pasal 29 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 4 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha Umum.

48

Pasal 30 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 4 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha Umum.


(43)

penetapan tarif retribusi ditentukan agar kiranya tarif retribusi parkir dapat meningkatkan PAD kota Padangsidimpuan sebagai salah satu penunjang pemerintahan kota Padangsidimpuan.

Besarnya tarif parkir di tepi jalan umum yang ditetapkan adalah sebagai berikut49:

Tabel 1.1

Tarif Parkir di tepi jalan umum kota Padangsidimpuan

No Jenis Kendaraan

Tarif parkir

(Rp)

Tarif Berlangganan/Bulan (Rp)

1. Mobil penumpang sedan, jeep, mini bus, truk ringan, pick -up(roda empat lainnya)

2.000 50.000

2. Sepeda motor 1.000 25.000

3. Becak motor 1.000 25.000

Subjek retribusi parkir kadang kala mengalami kehilangan, kerusakan pada kendaraan ataupu barang - barang yang berada diluar dan didalam kendaraan yang diparkir.

Apabila terjadi kerusakan/kehilangan kendaraan yang diparkir atau kerusakan/kehilangan barang-barang yang berada diluar dan didalam kendaraan yang diparkir tidak menjadi tanggung jawab petugas parkir kecuali dapat

49

Pasal 32 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 4 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha Umum.


(44)

dibuktikan terjadinya kerusakan, kehilangan kendaraan atau barang yang ada diluar dan didalam kendaraan akibat dari perbuatan petugas parkir.50

Retribusi tempat khusus parkir adalah pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.51 Semua orang / badan yang mendapatakan jasa pelayanan khusus parkir diwajibkan membayar retribusi tempat khusus parkir. Retribusi tempat khusus parkir dipungut retribusi atas pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.52

Besarnya tarif retribusi tempat khusus parkir yang ditetapkan adalah sebagai berikut53:

Tabel 1.2

Tarif Parkir tempat khusus parkir di kota Padangsidimpuan

No Jenis Kendaraan Tarif

1. Sedan, Jeep, Mopen, Pick-up,mobil pribadi Rp. 1500 / sekali parkir

2. Bus dan sejenisnya Rp. 2000 / sekali parkir

3. Sepeda Motor Rp. 1000 / sekali parkir

Obyek retribusi tempat khusus parkir adalah pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari obyek retribusi adalah pelayanan tempat parkir yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, BUMN,BUMD

50

Pasal 31 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 4 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha Umum.

51

Pasal 1 angka 19 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 5 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha.

52

Pasal 15 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 5 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha.


(45)

dan pihak swasta.54 Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan jasa pelayanan khusus parkir dari pemerintah.55 Pengguna obyek retribusi tempat khusus parkir wajib membayar retribusi tempat khusus parkir.

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi tempat khusus parkir didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak dan sebagai pengganti biaya pengadaan, penataan, pengawasan, operasional dan pemeliharaan.56

53

Pasal 19 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 19 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha.

54

Pasal 16 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 5 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha.

55

Pasal 17 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 5 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha.

56

Pasal 18 Perat uran Daerah Kot a Padangsidimpuan Nomor 5 t ahun 2010 t ent ang Ret ribusi Jasa Usaha.


(46)

BAB III

PERATURAN PENGELOLAAN PARKIR AGAR RETRIBUSI PARKIR MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA

PADANGSIDIMPUAN

A. Peran Pemerintah Daerah Kota Padangsidimpuan Sebagai Pengelola Parkir

Ada berapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pengelolaan retribusi yaitu57:

1. Pengelolaannya harus adil artinya, adil dalam perundang-undangan dan mampu bersikap adil dalam hal pelaksanaannya. Dimana pembangunan itu bukanlah beban sepihak tapi merupakan bersama yang harus dipikul tanggung jawabnya.

2. Pengelolaanya harus berdasarkan perundang-undangan dalam hal pelaksanaan pengelolaan retribusi harus berpatokan pada peraturan yang berlaku untuk memberikan jaminan hukumm pada wajib retribusi. Untuk menjamin keadilan secara tegas, dengan berdasar pada Undang-undang Dasar 1945 Pasal 23 ayat 2, yang berbunyi : pengenaan dan pemungutan pajak (termasuk bea dan cukai) untuk keperluaan Negara hanya boleh terjadi berdasar Undang-undang.

3. Pengelolaanya tidak menunggu perekonomian diusahakan adanya keseimbangan dalam hal pengelolaan retribusi untuk membantu jalanya perekonomian.

4. Pengelolaan harus efisien, dalam artian bahwa pengelolaan sedapat mungkin cukup untuk menutupi sebagian pengeluaran-pengeluaran Daerah. Untuk pengelolaannya sedapat mungkin memperhatikan efisiensi ekonomi dari segi hasil dan usaha (biaya), serta perlunya penetapan pengelolaan yang sederhana.


(47)

Pembinaan dan pengelolaan perparkiran merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi di daerah kota Padaangsidimpuan. Hal ni dilakukan untuk menjamin terselenggaranya pembinaan yang berhasil mewujudkan penataan lingkungan perkotaan, kelancaran lalu lintas jalan, ketertiban administrasi pendapatan daerah, serta mampu mengurangi beban sosial melalui penyerapan tenaga kerja.58

Pemerintah daerah kota Padangsidimpuan mempunyai tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam membina pengelolaan perparkiran di wilayahnya, yang pada hakekatnya merupakan bagian dari kegiatan pelayanan umum. Sebagai imbalan penyelenggaraan pelayanan umum dimaksud, pemerintah daerah memiliki hak menerima dana dari masyarakat berupa retribusi/sewa dan pajak sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam penggunaan pemanfaatan parkir baik itu tempat parkir umum ataupun tempat parkir khusus diperlukan adanya ketentuan-ketentuan bagi pemerintah dan pengelola dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan, pengelolaan dan pengendalian terhadap penggunaan tempat parkir tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penerimaan daerah yang potensial guna mendukung jalannya pemerintahan dan kelancaran pembangunan kota Padangsidimpuan. Pemasukan pemerintah daerah dari pajak dan retribusi parkir sangat dipengaruhi oleh metode yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan tersebut.

57

Sugiant o, Pajak dan Ret ribusi Daerah (Pengelolaan Pemerint ah Daeer ah Dalam Aspek Keuangan, Pajak dan Ret ribusi Daerah), (Jakart a : PT Gram edia Widiasarana, 2008), hal.31. 58


(48)

Pengendalian parkir dilakukan untuk mendorong penggunaan sumber daya parkir secara lebih efisien serta digunakan juga sebagai alat untuk membatasi arus kendaraan ke suatu kawasan yang perlu dibatasi lalu lintasnya. Pengendalian parkir merupakan alat manajemen kebutuhan lalu lintas yang biasa digunakan untuk mengendalikan kendaraan yang akan menuju suatu kawasan ataupun perkantoran tertentu sehingga dapat diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja lalu lintas di kawasan tersebut.59

Pengendalian parkir harus diatur dalam Peraturan Daerah tentang parkir agar mempunyai kekuatan hukum dan diwujudkan rambu larangan, rambu petunjuk dan informasi. Untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan yang diterapkan dalam pengendalian parkir perlu diambil langkah yang tegas dalam menindak para pelanggar kebijakan parkir.

Pemerintah daerah kota Padangsidimpuan menerapkan fungsi manajemen untuk meningkatkan PAD kota Padangsidimpuan melalui retribusi parkir, yakni :60

1. Perencanaan yaitu merencanakan segala sesuatunya untuk mencapai PAD yang maksimal setelah dijalankannya rencana seperti mengenai aturan mengenai parkir, fasilitas parkir, target pencapaian retribusi parkir, dan pengendalian/pengawasan parkir.

59

Id.m.w ikibooks.org/ M anajemen lalu lint as/ Pengendalian parkir diakses pada 29 Desember 2013.

60

Hasil w aw ancara dengan Hj. Zubaidah, Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informat ika Kot a Padangsidimpuan, 26 Desember 2013.


(49)

2. Pengorganisasian yakni pembentukan atau pembagian kerja misalnya, bidang pemungutan retribusi, fasilitas parkir dan pengawas retribusi parkir.

3. Pelaksanaan yaitu bagaimana retribusi parkir ini dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku demi meningkatkan PAD Kota Padangsidimpuan. 4. Pengawasan adalah memeriksa ataupu melihat bagaimana berjalannya

retribusi parkir apakah telah berjalan sesuai peraturan dan jika tidak bagaimana peringatan atau sanksi yang diberikan.

Jika ditelaah masing-masing dari fungsi manajemen, yaitu61:

a) Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan fungsi dasar (fundamental) manajemen, Perencanaan adalah fungsi yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program dari alternatif-alternatif yang ada.

Dengan perencanaan perlu dilakukan dengan cermat dan matang serta berorientasi kedepan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Dengan demikian, suatu perencanaan senantiasa berpijak pada kenyataan yang ada sehingga sasaran yang ingin dicapai benar-benar dapat terwujud. Dari uraian teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan memegang peranan penting dalam mewujudkan tujuan dari organisasi atau perusahaan. Proses perencanaan dapat disusun dari tiga segi, dengan perkataan lain bahwa


(50)

fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui 3 cara. Cara-cara tersebut yang pertama, mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik. Setelah ciri-ciri itu diketahui lalu diusahakan agar rencana yang dibuat memenuhi syarat-syarat tersebut. Kedua, memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan memuaskan. Ketiga, memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah. Dalam menerapkan prinsip-prinsip pemecahan masalah dengan teknik ilmiah, Pemerindah daerah Kota Padangsidimpuan melalui Dinas Perhubungan, KOmunikasi dan Informatika dapat pula menciptakan suatu rencana yang baik, dengan perkataan lain pembuatan suatu rencana dapat dipandang sebagai suatu masalah yang harus terpecahkan dengan sistematis.

b) Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari Manajemen, dilaksanakan untuk mengatur seluruh sumber daya yang dimiliki termasuk unsur manusia sehingga tujuan dapat tercapai.

Pengorganisasian merupakan fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manajer pada semua tingkatan dan jenis kegiatan dan bentuk organisasi, besar atau kecil, bisnis atau negara. Fungsi pengorganisasian dalam manajemen penting sebab :

 Mewujudkan struktur pengelola parkir

61


(51)

 Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian menjadi jelas.

 Wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas.

 Memperlihatkan antar tugas atau pekerjaan dari setiap bidang

 Sumber daya manusia dan materil yang dibutuhkan dapat diketahui.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. Dua aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis saling berhubungan dan dapat dikerjakan secara bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi.

Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal.


(52)

Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Pembagian beban pekerjaan yang menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.

3. Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan menjadikan kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengorganisasian ini kan membuat para anggota memahami tujuannya dan mengurangi ketidak efisiensian dan konflik.

c) Pelaksanaan/Penggerakan (Actuating)

Pelaksanaan penggerakan di dalam manajemen merupakan fungsi yang paling penting karena berkaitan langsung dengan memanfaatkan sumber daya manusia. Penggerakan adalah menggerakkan semua pekerja, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan.

Masalah penggerakan/pelaksanaan sangat berkaitan dengan manusia dan merupakan suatu masalah yang paling kompleks. Dengan demikian dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, pelaksanaan merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan.


(53)

d) Pengawasan (Controlling)

Titik tolak yang digunakan utnuk membahas pengawasan sebagai salah satu fungsi organik manajemn ialah definisi yang mengatakan bahwa pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi organik, pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan oleh semua badan/instansi yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh semua petugas operasional.

Proses pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh administrasi dan manajemen dengan mempergunakan dua macam teknik yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung ialah apabila instansi yang bersangkutan mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan. Sedangkan pengawasan tidak langsung adalah pengawasan dari jarak jauh, pengawasan ini dilakukan terhadap laporan yang disampaikan oleh pekerja lapangan, laporan ini dapat berbentuk lisan maupun tulisan.

Ada 4 fungsi pengawasan sebagai berikut :

1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan dasar pengawasan;


(54)

3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada;

4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.

Dari pengertian tersebut diketahui bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan instansi diperlukan aparat yang berkompetensi dibidangnya sehingga dalam pelaksanaan nantinya dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Sesuai dengan riset yang penulis laksanakan di Dinas Perhubungan, Komunikaasi dan Informatika kota Padangsidimpuan, peran dari pemerintah daerah dalam pengelolaan retribusi parkir demi meningkatkan PAD (pendapatan Asli Daerah) melalui Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Padangsidimpuan hanya terlihat dari62:

- Pembuatan rambu-rambu di parkiran tepi jalan umum - Pembuatan marka jalan di parkiran

- Melakukan pembinaan kepada juru parkir - Pembagian rompi dinas untuk para juru parkir

- Pengawasan secara berkala pada wilayah perparkiran dan pengutipan retribusi parkir

B. Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir

62

Hasil w aw ancara dengan Efrida Zuliyant i NST, Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informat ika Kot a Padangsidimpuan, 26 Desember 2013.


(55)

Pendapatan asli daerah merupakan pencerminan terhadap pendapatan masyarakat/daerah, untuk itu perlu adanya kiat-kiat bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan potensi masyarakat/daerah dalam pengelolaan sumber-sumber pendapatan masyarakat/daerah. Meningkatnya pendapatan masyarakat/daerah jelas mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sekaligus menambah pendapatan asli daerah.63

Sehubungan dengan upaya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Pemerintah Kota Padangsidimpuan terus mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan retribusi daerah terutama retribusi parkir.

Jenis pungutan retribusi parkir di Kota Padangsidimpuan masih berpotensi dan strategis untuk dikembangkan sebagai andalan karena retribusi parkir dipungut berdasarkan imbalan jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah yang langsung dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut.64 Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa pungutan retribusi parkir dapat dilakukan berkali-kali kepada masyarakat setiap kali menikmati jasa pemerintah, namun demikian besar kecilnya penerimaan retribusi juga ditentukan sejauh mana pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Masyarakat selaku obyek pungutan harus turut serta dalam mengoptimalisasikan pemungutan retribusi parkir Kota Padangsidimpuan agar pengelolaan retribusi parkir berjalan efektif dan efisien, sehingga target penerimaan retribusi parkir dapat terealisasi.

63


(56)

Kembali dinyatakan oleh Efrida Zuliyanti NST, Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Padangsidimpuan jika pemungutan retribusi parkir berjalan optimal maka kontribusi retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah (PAD) akan meningkat. Peningkatan pendapatan asli daerah secara keseluruhan tiap tahunnya dapat diikuti dengan pencapaian target secara konsisten terhadap target yang telah ditentukan sebelumnya.

Berikut ini penulis menyajikan data tentang perkembangan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah secara keseluruhan sejak tahun 2011 sampai tahun 2013. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Table 1.3

Perkembangan Realisasi PAD Kota Padangsidimpuan Tahun 2011-2013

Tahun Target Realisasi

2011 Rp.1.402.000.000 Rp.512.000.000 2012 Rp.1.804.000.000 Rp.710.000.000 2013 Rp.2.407.000.000 Rp. 920.264.000

Berdasarkan data neraca keuangan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Padangsidimpuan dalam 3 Tahun terakhir tidak mecapai target setiap tahun. Pencapaian yang terdekat kepada target terbesar pada tahun 2011, dari target sebesar Rp.1.402.000.000. realisasi hanya tercapai Rp. 512.000.000 .

64


(57)

Dari table 1.3 diatas, penulis melihat bahwa realisasi penerimaan retribusi parkir setiap tahunnya sebenarnya mengalami peningkatan, meskipun target setiap tahunnya tidak tercapai secara optimal namun secara keseluruhan realisasi penerimaan retribusi parkir setiap tahunnya mengalami peningkatan. Selanjutnya untuk mengetahui kontribusi retribusi parkir terhadap penerimaan retribusi daerah di Kota Padangsidimpuan pada tahun 2011-2013 dapat di lihat pada tabel berikut ini65:

Tabel 1.4

Kontribusi Retribusi Parkir Terhadap Penerimaan Retribusi Daerah Kota Padangsidimpuan Pada Tahun 20111-2013

Tahun Realisasi Retribusi Parkir

Total

Realisasi PAD Kontribusi (%)

2011 Rp. 149.000.000 Rp.512.000.000 29,1 2012 Rp. 167.107.000 Rp.710.000.000 23,53 2013 Rp. 217.200.000 Rp. 920.264.000 23,6

Oleh Marina Sinaga sebagai Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Padangsidimpuan, berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Kota Padangsidimpuan pada Tahun 2011-2013 tidak stabil. Pada tahun 2011 kontribusi retribusi parkir mencapai 29,1%.

65

Hasil w aw ancara dengan M arina Sinaga, Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informat ika Kot a Padangsidimpuan, 26 Desember 2013.


(58)

Sedangkan pada tahun 2012 kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah mengalami penurunan menjadi 23,53%. Pada tahun 2013 kontribusi parkir terhadap retribusi daerah meningkat dari tahun 2012 tetapi tetap saja lebih rendah dari rahun 2011 yakni 23,6%.

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kontribusi retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah cenderung mengalami pasang surut. Meskipun retribusi parkir memiliki potensi yang cukup besar sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah namun hal itu tidak menjamin kontribusi yang diberikan terhadap retribusi daerah dan pendapatan asli daerah juga meningkat setiap tahunnya.

Oleh sebab itu pemerintah daerah kota Padangsidimpuan perlu meningkatkan pengelolaan retribusi parkir yang mengarah ke optimalisasi pemungutan retribusi parkir. Sehingga penerimaan retribusi parkir dapat meningkat dan realisasi dari target yang telah ditentukan dapat tercapai serta dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap retribusi daerah dan pendapatan asli daerah (PAD) secara keseluruhan.

Optimalisasi pemungutan retribusi parkir dimaksud untuk menjalankan semua hal yang memungkinkan sesuai undang-undang dan Perda Kota Padangsidimpuan demi meningkatkan PAD Kota Padangsidimpuan. Salah satu contoh di Kabupaten Sidoarjo, untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari retribusi parkir dilakukan penetapan kebijakan parkir berlangganan.

Kebijakan tersebut tertuang di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo No. 1 Tahun 2006 tentang Retribusi Parkir. Retribusi parkir berlangganan menurut Perda Sidoarjo adalah pengenaan retribusi kepada pemilik kendaraan bermotor dengan plat nomor kendaraan Sidoarjo dan/atau kendaraan


(1)

illegal dan terjadinya kerugian atas perbuatannya sudah merupakan tindak pidana yang menjadi wewenang pihak kepolisian.

B. Saran

Dalam melakukan penelitian yang penulis lakukan tentang Tinjauan Hukum Administrasi Negara Tentang Retribusi Parkir Kota Padangsidimpuan, penulis juga mengemukakan saran-saran sebagai berikut ini :

1. Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi parkir penulis menyarankan hendaknya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Daerah Kota Padangsidimpuan mengawasi lagi terhadap pemungutan retribusi parkir khususnya dalam pemberian karcis kepada para wajib retribusi parkir agar tidak ada terjadinya pungutan liar kepada para wajib retribusi parkir kota Padangsidimpuan.

2. Dalam pelaksanaan penagihan sebaiknya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Daerah Kota Padangsidimpuan menciptakan koordinasi yang lebih baik lagi kepada para petugas pemungut retribusi agar bisa tidak ada penggelapan hasil retribusi parkir dan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para wajib retribusi parkir.

3. Seharusnya Pemerintah Kota Padangsidimpuan diharapkan dapat merevisi aturan yang telah ada tentang pengelolaan tempat parkir dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Sehingga tidak terjadi kekosongan peraturan dalam mengawasi


(2)

pelanggaran yang terjadi terhadap usaha penegakan perlindungan konsumen.

4. Seharusnya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Daerah Kota Padangsidimpuan melakukan pengecekan lebih rutin lagi karena masih banyak pengelola parkir yang tidak terdaftar dan menggunakan atribut resmi secara bergantian dengan petugas yang tidak resmi. Serta memberikan karcis parkir resmi dengan jumlah yang lebih banyak mengingat jumlah pengguna jasa parkir melebihi dari karcis resmi yang diberikan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku :

Adisasmita, Rahardjo, Pengelolaan Pendapatan & Anggaran Daerah . Jakarta : Graha Ilmu, 2011.

Fathoni, Abdurrahmat, Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan Skripsi. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006.

Kaloh, J., Mencari Bentuk Otonomi Daerah. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2007 Mardiasmo,Perpajakan Revisi 2011. Yogyakarta : Andi, 2011.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta:Balai Pustaka, 1990.

Siahaan, Marihot Pahala , Pajak daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : Rajawali Pers, 2008.

Sugianto, Pajak dan Retribusi Daerah (Pengelolaan Pemerintah Daeerah Dalam Aspek Keuangan, Pajak dan Retribusi Daerah).Jakarta : PT Gramedia Widiasarana, 2008.

Tutik, Titik Triwulan, Pengantar Ilmu hukum. Jakarta : Perpustakan Nasional, 2006.

Widjaja, H. A. W., Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta, 1996.

Yani, Ahmad, Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Indonesia .Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004.


(4)

Peraturan Perundang-Undangan :

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,1998;8.

Perda kota Padangsidimpuan No. 2 tahun 2003 tentang Kewenangan Kota Padangsidimpuan Sebagai Daerah Otonom.

Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 4 tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha Umum.

Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 5 tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha.

Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan No. 16 tahun 2010 tentang Pajak Daerah Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1997 tentang Retribusi.

Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Putusan MA No 3416/Pdt/1985.

Republik Indonesia, Undang- Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

Republik Indonesia, Undang –Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara.

Republik Indonesia, Undang –Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Republik Indonesia, Undang –Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.


(5)

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Republik Indonesia, Undang –Undang Dasar 1945.

Surat Keputusan Mentri Dalam Negeri No.34 Tahun 1980 tentang Pengelolaan Perparkiran di Daerah.

Internet :

http://academia.edu./3102063/Optimalisasi_Pajak_Daerah_dan_Retribusi_Daerah _Dalam_Rangka_Meningkatkan_Kemampuan_Keuangan_Daerah diakses 5 Maret 2014.

http://Hukumonline.com/Motor Hilang di Parkiran, Siapa yang Bertanggung Jawab? diakses pada 17 Desember 2013

http://Id.m.wikibooks.org/Manajemen lalu lintas/Pengendalian parkir diakses pada 29 Desember 2013.

http://lifestyle.kompasiana.com/urban/ 2012 /01/06/optimalisasi-pendapatan-dari-retribusi-parkir-di-sidoarjo-428704.html diakses pada 5 Maret 2014. http://lifestyle.kompasiana.com/urban/ 2012

/01/06/optimalisasi-pendapatan-dari-retribusi-parkir-di-sidoarjo-428704.html diakses 5 Maret 2014.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/.../Skripsi.pdf? diakses pada 5 Maret 2014.

http://www.metrosiantar.com/ms-berita/tabagsel.../page/13 diakses pada 5 Maret 2014.


(6)