7
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam  merancang  dan  membangun  aplikasi,  sangatlah  penting  untuk mengetahui  terlebih  dahulu  dasar-dasar  teori  yang  digunakan.  Dasar-dasar  teori
tersebut digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan pembahasan lebih lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.
2.1 Perencanaan Bahan Baku
Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai Herjanto, 1999. Perencanaan merupakan salah
satu  sarana manajemen  untuk  mencapai  tujuan  yang telah ditetapkan, karena itu, setiap  tingkat  manajemen  dalam  organisasi  sangat  membutuhkan  aktivitas
perencanaan.  Perencanaan  juga  merupakan  fungsi  memilih  sasaran  perusahaan secara  kebijaksanaan,  program  dan  pemilihan  langkah-langkah  apa  yang  harus
dilakukan, siapa yang melakukan dan kapan aktivitasnya dilaksanakan. Bahan baku adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses
produksi  Baridwan,  2003.  Bahan  baku    memiliki  beberapa  faktor  yang  perlu diperhatikan Kholmi, 2003, yaitu :
1.  Perkiraan pemakaian Merupakan  perkiraan  tentang  jumlah  bahan  baku  yang  akan  digunakan  oleh
perusahaan untuk proses produksi pada periode yang akan datang. 2.  Harga bahan baku
Merupakan  dasar  penyusunan  perhitungan  dari  perusahaan  yang  harus disediakan untuk investasi dalam bahan baku tersebut.
3.  Biaya-biaya persediaan Merupakan  biaya-biaya  yang  dibutuhkan  oleh  perusahaan  untuk  pengadaan
bahan baku 4.  Kebijaksanaan pembelanjaan
Merupakan  faktor  penentu  dalam  menentukan  berapa  besar  persediaan  bahan baku yang mendapatkan dana dari perusahaan.
5.  Pemakaian sesungguhnya Merupakan  pemakaian  bahan  baku  yang  sesungguhnya  dari  periode  lalu  dan
merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. 6.  Waktu tunggu
Merupakan tenggang waktu yang tepat maka perusahaan dapat membeli bahan baku  pada  saat  yang  tepat  pula,  sehingga  resiko  penumpukan  ataupun
kekurangan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin. Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  perencanaan  bahan  baku  adalah  proses
analisis  dan  penyusunan  suatu  kebutuhan  bahan  baku  dengan  memproyeksikan secara tepat sesuai tujuan yang ingin dicapai.
2.2 Just In TimeJIT
Secara singkat prinsip Just In Time adalah menghilangkan sumber-sumber pemborosan produksi dengan cara menerima jumlah yang tepat dari bahan baku dan
memproduksinya dalam jumlah yang tepat pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat  pula  Indrajid  dan  Pranoto,  2003.  Tujuan  dari  adanya  manajemen
menggunakan  dan  mengembangkan  konsep  manajemen  Just  In  Time  dalam perusahaan dapat dirangkum sebagai berikut.
1. Flexibilitas
Menciptakan fleksibilitas produk yang tinggi produksi, bersifat “sistem tarik”
pull system memerlukan fleksibilitas tinggi untuk menanggapi tuntutan konsumen yang  terus  berkembang.  Produksi  dengan  cara  “sistem  tarik”  pendekatan  baru
merupakan  produksi  yang  dilakukan  untuk  menganggapi  permintaan,  sedangkan produksi  dengan  “sistem  dorong”  pendekatan  lama  merupakan  produksi  yang
ditetapkan produsen kepada konsumen. 2.
Meningkatkan efisiensi proses produksi Peningkatan  efisiensi  dapat  dilakukan  terutama  melalui  pengurangan
persediaan  barang  sehingga  mengakibatkan  pengurangan  biaya  persediaan,  atau dengan  kata  lain  meningkatkan  perputaran  modal.  Biaya  persediaan  ini  sangat
tinggi,  berkisar antara 20 persen –40 persen dari harga barang pertahun. Efisiensi
didapat  juga  dengan  cara  mendesain  pabrik  sedemikian  rupa  sehingga  proses produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan aman.
3. Meningkatkan daya kompetisi
Meningkatnya  efisiensi  dalam  proses  produksi  dengan  sendirinya  akan meningkatkan  daya  saing  perusahaan.  Hal  ini  dianggap  salah  satu  tujuan  yang
paling  penting,  yaitu  suatu  tujuan  strategis,  karena  peningkatan  efisiensi  berarti penurunan  biaya  dan  ini  memungkinkan  perusahaan  untuk  tetap  bertahan  dalam
persaingan pasar. 4.
Meningkatkan mutu barang Kemitraan  pembeli-penjual  yang  dibina  dan  berlangsung  dalam  jangka
panjang  selalu  berusaha  untuk  melakukan  perbaikan  secara  terus  menerus  dalam hal  mutu  dan  biaya  barang.  Mutu  tinggi  dari  suku  cadang  atau  komponen  yang
dipasok  oleh  pemasok  pada  gilirannya  akan  meningkatkan  mutu  barang  yang diproduksi oleh perusahaan. Kemitraan penjual pembeli memungkinkan melakukan
pengendalian  mutu  suku  cadang  atau  komponen  dengan  lebih  murah  dan  lebih handal.
5. Mengurangi pemborosan
Pengurangan  pemborosan  terutama  dalam  bentuk  barang  yang  terbuang, karena pada hakekatnya pemborosan adalah biaya. Menurut jenisnya, pemborosan
dapat dibedakan dari cara pemborosan itu terjadi, yaitu: a.  Karena  produksi  berlebih  memproduksi  barang  dengan  jumlah  yang  terlalu
banyak. b.  Karena waktu tunggu waktu tunggu yang tidak produktif dalam proses produksi
perusahaan. c.  Karena transport gerakan yang tidak perlu dalam proses produksi.
d.  Karena proses operasi atau proses yang tidak perlu. e.  Karena persediaan penimbunan bahan baku, bahan setengah jadi, bahan jadi,
atau bahan  lain yang berlebih. f.  Karena gerakan pengerjaan kembali atau hasil dari kegiatan-kegiatan yang tidak
perlu.
2.3 Mesin Pemecah Batu Stone Crusher