BAB 1
PENDAHULUAN
7.1. Latar Belakang
Berbagai tanaman dapat menghasilkan minyak atsiri yang merupakan minyak yang dapat menguap dan mengandung aroma dan wangi yang khas baik bersumber
dari daun, batang, bunga maupun akar tumbuhan Guenther, 2006 . Penggunaan minyak atsiri dari bahan alam sebagai obat semakin diminati masyarakat, seiring
dengan gerakan “kembali ke alam”back to nature yang dilakukan masyarakat. Tanaman obat makin penting peranannya dalam pola konsumsi makanan, minuman,
dan obat-obatan Tim Penulis Martha Tilaar Center 2002 . Berbagai Penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan pengobatan secara tradisional yang bersumber dari
tumbuh tumbuhan yang ada di sekitar kita baik menggunakan daun, batang, kulit, akar, biji, maupun buah ndari tumbuhan tersebut Heyne, 1987 .
Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan karakteristik
tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat Buchbauer, 1991. Minyak atsiri dikenal dengan nama
minyak eteris atau minyak terbang essential oil,volatile yang merupakan salah satu hasil metabolisme tanaman. Bersifat mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai
rasa getir, serta berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Minyak atsiri larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air Sudaryani dan sugiharti, 1990.
Minyak atsiri hanya mengandung zat-zat kimia organik yang membentuk secara terpadu aroma yang khas dari setiap jenis rempah-rempah, seperti halnya kayu
manis. Kulit dan daun kayu manis sebelum masehi dikenal sebagai sumber pewangi untuk membalsem mumi raja–raja Mesir, maupun sebagai peningkat cita rasa
masakan dan minuman, aroma kulit dan daun kayu manis ini berasal dari minyak atsiri yang baru pada abad 16-17, jelasnya pada tahun 1574 direalisasikan melalui
destilasi uap menurut Gildemeister Rismunandar, 1990.
Universitas Sumatera Utara
Tanaman kayu manis merupakan famili Lauraceae dengan jumlah species yang beragam dan dapat tumbuh dengan baik pada iklim tropis. Ditinjau dari sifat keatsirian
minyak sinamonnya maka kayu manis dikenal dengan tiga tipe yaitu: kayu manis asal Ceylon Cinnamomum zelylanicum Nees, kayu manis asal Saigon Cinnamomum
loureiril Nees, kayu manis asal Cina Cinnamomum cassia Nees Guenther, 1990 Di Indonesia sendiri sudah ada jenis kayu manis lain, yaitu Cinnamomum
burmanii. Jenis kayu manis yang berbeda dengan Cinnamomum zeylanicum dan Cinnamomum cassia dan benar-benar merupakan tanaman asli Indonesia.
Cinnamomum burmanii merupakan tanaman hutan di Sumatera Barat. Hingga saat ini Cinnamomum burmanii masih tetap merupakan penghasil kulit dengan nama ”padang
kaneel”. Ada juga yang menamakan kulit kayu manis tersebut dengan ”cassiavera”.
Manfaat lain dari minyak kayu manis adalah memiliki efek mengeluarkan angin karminatif dan membangkitkan selera atau menguatkan lambung stomakik. Selain
itu, minyaknya dapat digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan pasta, penyegar bau sabun, deterejen, lotion, parfum, dan cream.
Bagian dari kayu manis yang dimanfaatkan adalah bagian kulit dan daunnya. Pengolahan kulit kayu manis dan daun berupa minyak atsiri kayu manis. Minyaknya
banyak digunakan sebagai pemberi rasa dan aroma dalam industri makanan, minuman, farmasi, rokok dan kosmetik. Manfaat lain minyak kayu manis dipakai
sebagai obat tradisional, yaitu mengeluarkan angin dan membangkitkan selera makan atau menguatkan lambung Rismunandar dan Paimin, 2001.Minyak atsiri dapat
diperoleh dengan cara pengepresan , destilasi uap, dan dengan menggunakan dietil eter , Lard Tallow Guenther, 2006
Telah dilakukan penelitian dan didapat minyak sinamon dari cinnamomum burmanii asal Halmahera dengan membandingkan hasil minyak atsiri yang di hasilkan
dari daun dan kulit kayu manis menunjukkan komponen utama pada daun adalah safrol,
3,7-Dimetil-3,6-oktadien-3-o1, sineol sedangkan pada kulit komponen utamanya safrol, sineol, isoeguenol Agusta, dkk, 1997 .
Universitas Sumatera Utara
Telah diteliti bahwa ekstrak dari Cinnamomum burrnanii memiliki senyawa bioaktif antibakteri. Hal ini tampak dari Pengujian aktivitas antibakteri yang telah
dilakukan terhadap bakteri-bakteri Salmonella fyphosa, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri paling
kuat diberikan oleh fraksi n-heksan Suherlan, 1995
Penelitian terhadap minyak atsiri dari Cinnamomum burmannii yang berasal dari Guangzhou
,
China yang dilakukan oleh Wang dkk 2009 melaporkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang terkandung adalah transsinamaldehid 60,72,
eugenol 17,62 dan kumarin 13,39.
Dari uraian diatas , penulis tertarik untuk mengisolasi senyawa kimia bahan alam hayati dari golongan minyak atsiri yang terkandung pada daun kayu manis.
1.2. Permasalahan