Akuntabilitas Keuangan AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 35

6. Sasaran Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Pencapaian kualitas sumber daya manusia tahun 2014 adalah sebagai berikut: NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 6. Peningkatan kualitas SDM a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. 100 100 100

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial

25 4,76 19,04 c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi 100 NA NA a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial Jumlah pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis yudisial yang dilaksanakan oleh Mahkamah Agung RI sebanyak 128 orang dari 22 satuan kerja dan jumlah peserta yang lulus sebanyak 128 orang, sehingga capaiannya 100.

b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial

Jumlah pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan non yudisial yaitu pendidikan dan pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa yang diselenggarakan oleh Pengadilan Tinggi Bandung sebanyak 42 orang dari 22 satuan kerja dan jumlah peserta yang lulus sebanyak 2 orang atau realisasinya 4,76, maka capaiannya diperoleh dari realisasi dibagi target yaitu 4,76 dibagi 25 hasilnya adalah 19,04.

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi

Persentase pejabat yang lulus mengikuti eksaminasi dalam rangka promosi tahun 2014 adalah NA Not Available.

C. Akuntabilitas Keuangan

Secara garis besar pengelolaan keuangan meliputi kegiatan perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan anggaran serta diupayakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada tahun anggaran 2014 Pengadilan Tinggi Bandung menerima 2 dua sumber anggaran DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dari Badan Urusan Adminsitrasi BUA dan Badan Peradilan Umum. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 36 No. Unit Organisasi Nomor DIPA Tanggal DIPA Jumlah DIPA 1. Badan Urusan Administrasi BUA SP DIPA- 005.01.2.0975002014 5 Desember 2013 Rp 35.295.825.000 2. Badan Peradilan Umum BADILUM SP DIPA- 005.03.2.0990672014 5 Desember 2013 Rp 439.300.000

1. DIPA Unit Organisasi Badan Urusan Administrasi BUA

DIPA Unit Organisasi Badan Urusan Administrasi BUA Tahun Anggaran 2014 di Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebesar Rp 35.295.825.000,- Tiga puluh lima milyar dua ratus sembilan puluh lima juta delapan ratus dua puluh lima ribu rupiah, dengan perincian sebagai berikut : No. Jenis Belanja Alokasi Anggaran 1. Belanja Pegawai Rp. 19.077.001.000,- 54,05 2. Belanja Barang Rp. 1.768.824.000,- 5,01 3. Belanja Modal Rp. 14.450.000.000,- 40,94 GRAFIK PAGU DIPA BUA PENGADILAN TINGGI BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 BERDASARKAN JENIS BELANJA 5 41 54 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Realisasi Anggaran DIPA unit organisasi Badan Urusan Administrasi BUA Tahun Anggaran 2014 di Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebesar Rp 35.114.530.511,- Tiga puluh lima milyar seratus empat belas juta lima ratus tiga puluh ribu lima ratus sebelas rupiah atau 99,49 , dengan perincian sebagai berikut : No. Jenis Belaja Alokasi Anggaran 1. Belanja Pegawai Rp. 19.030.399.899,- 54,19 2. Belanja Barang Rp. 1.741.077.112,- 4,96 3. Belanja Modal Rp. 14.343.053.500,- 40,85 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 37 GRAFIK REALISASI ANGGARAN DIPA BUA PENGADILAN TINGGI BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 BERDASARKAN JENIS BELANJA 54 5 41 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

2. DIPA Unit Organisasi Badan Peradilan Umum Badilum

DIPA unit organisasi Badan Peradilan Umum BADILUM Tahun Anggaran 2014 di Pengadilan Tinggi Bandung hanya terdiri dari 1 satu jenis belanja yaitu belanja barang sebesar Rp. 439.300.000,- Empat ratus tiga puluh sembilan juta tiga ratus ribu rupiah. Realisasi Anggaran DIPA unit organisasi Badan Peradilan Umum BADILUM Tahun Anggaran 2014 di Pengadilan Tinggi Bandung adalah sebesar Rp 421.618.700,- Empat ratus dua puluh satu juta enam ratus delapan belas ribu tujuh ratus rupiah atau 95,98 . Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Bandung 2014 38

BAB IV PENUTUP

A. Keberhasilan

Pengadilan Tinggi Bandung dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga peradilan umum tingkat banding telah melaksanakan tugasnya dengan baik secara penanganan administrasi perkara dengan terealisasinya upaya hukum banding perkara pidana perdata dan perpanjangan penahanan tepat waktu sesuai prosedur dari Pengadilan Negeri se-wilayah Provinsi Jawa Barat. Dan pelaksanaan administrasi umum yang menunjang tugas pokok fungsi sebagai Pengadilan tingkat banding, yaitu dalam pelaksanaan administrasi keuangan, administrasi kepegawaian dan administrasi umum. Serta menjalankan tugas peradilan lainnya antara lain : 1. Penanganan pengaduan masyarakat dengan menyediakan Meja Pengaduan. 2. Pemberian keterangan tidak pailit bagi calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah. 3. Pelayanan informasi peradilan dengan menyediakan Meja Informasi.

B. Hambatan Masalah

1. Penyusunan anggaran belum sepenuhnya dilaksanakan oleh seluruh bagian unit kerja pada Pengadilan Tinggi Bandung, sehingga kegiatan atau rencana tidak dapat direalisasikandilaksanakan. 2. Optimalisasi penyerapan anggaran pada Pengadilan Tinggi Bandung belum sepenuhnya dapat direalisasikan. 3. Perlu dibentuknya Pengadilan Tingkat Pertama pada daerah Kabupaten Bekasi Cikarang, Kabupaten Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran.

C. Pemecahan Masalah

1. Perlu peningkatan komitmen bersama untuk menerapkan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah SAKIP, sebagai instrumen kontrol yang objektif dan transpraran dalam mengelola sarana dan prasarana serta keterampilan sumber daya manusia untuk peningkatan pelayanan penyelesaian perkara khususnya di Pengadilan Tinggi Bandung. 2. LAKIP sebagai akhir dari SAKIP dapat dioptimalisasi pemanfaatan LAKIP sebagai alat evaluasi kinerja bagi Pengadilan Tinggi Bandung. 3. Kelayakan LAKIP sebagai instrument punish and reward merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan dari kesempurnaan instrument lainnya renstra, indikator kinerja utama, penetapan kinerja dan evaluasi LAKIP yang harus optimal. 4. Keterbukaan didalam memberikan data untuk penyusunan LAKIP. Akhirnya, semoga LAKIP Tahun 2014 Pengadilan Tinggi Bandung ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas instansi pemerintah dan menjadi