LAKIP 2014.
(2)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
1
B A B I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntabilitas adalah salah satu tonggak penting era reformasi. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme menyatakan Akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam penyelenggaraan negara. Azas akuntabilitas ini menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi beserta kewenangan pengolahan sumber daya dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja selama kurun waktu satu tahun anggaran. Laporan Kinerja Dinas Kesehatan merupakan tolak ukur keberhasilan dalam pelaksanaan program kebijakan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Informasi yang diharapkan dari Laporan Kinerja adalah penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan secara efesien, efektif dan responsif terhadap masyarakat, sehingga menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi suatu lembaga.
1.2. Landasan Hukum
1. Undang – Undang No 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih bebas dari Nepotisme
(3)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
2 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
10.Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul;
11.Perda Bantul No. 5 Tahun 2014 Tentang Perubahan Perda No. 01 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015;
12.Keputusan Bupati Bantul Nomor 386 Tahun 2014 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Bupati dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(4)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
3
1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan
Kedudukan Dinas Kesehatan adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Kesehatan, dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan rumah tangga pemerintah daerah dan tugas pembantuan dibidang kesehatan. Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul, terdiri dari:
I. Sekretariat, membawahkan : 1. Sub-Bagian Umum
2. Sub-Bagian Program
3. Sub-Bagian Keuangan dan Aset
II. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan : 1. Seksi Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak 2. Seksi Bina Gizi Masyarakat
3. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
III. Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan, membawahkan : 1. Seksi Penyelenggaraan Surveillance
2. Seksi Pengendalian Penyakit
3. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Matra. IV. Bidang Perberdayaan Mayarakat Sehat, membawahkan :
1. Seksi Penyelenggaraan Promosi Kesehatan; 2. Seksi Bina UKBM
3. Seksi Pembiayaan Kesehatan Kesehatan dan Kemitraan. IV. Bidang Sumber daya Kesehatan, membawahkan :
1. Seksi Penyelenggaraan Pengembangan SDM Kesehatan 2. Seksi Penyelenggaraan Regulasi kesehatan
(5)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
4 V. UPTD
VI. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
SUB.BAG. UMUM & KEPEGAWAIAN
BIDANG PELAYANAN K ESEHATAN
BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEHAT
SEKSI PENYELENGGARAAN KESEHATAN IBU DAN
SEKSI PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SDM SEKRETARIAT
KEPALA DINAS KESEHATAN
BIDANG SUMBERDAYA KESEHATAN
SUB.BAG. PROGRAM SUB.BAG.
KEUANGAN
& ASET
BIDANG
PENANGGULANGANMASA LAH KESEHATAN
SEKSI BINA GIZI MASYARAKAT
SEKSI PENGENDALIAN
PENYAKIT SEKSI
PENYELENGGARAAN
SURVEILANS
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MATRA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI B INA UKBM
UPTD
PUSKESMAS& UPT JAMKESDA
SEKSI
PENYELENGGARAAN PEMBIAYAAN PELAYANAN KES DASAR
DAN RUJUKAN
SEKSI PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN
SEKSI PENYELENGGARAAN REGULASI KESEHATAN
SEKSI PENYELENGGARAAN
(6)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
5 Penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan kabupaten Bantul tertuang dalam Keputusan Bupati Nomor 59 tahun 2008 tanggal 15 Desember 2008. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
a Menyusun rencana dan program kebijaksanaan teknis dibidang kesehatan.
b Melaksanakan pembinaan umum dibidang kesehatan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.
c Melaksanakan pembinaan teknis dibidang upaya pelayanan kesehatan dasar dan upaya pelayanan kesehatan rujukan dan farmasi berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.
d Melaksanakan pembinaan operasional sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.
e Memberikan perijinan bidang kesehatan sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g Melaksanakan pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup tugasnya;
h Melaksanakan pengeloaan rumah tangga dan tata usaha Dinas.
i Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.
1.4. Analisis Aspek Strategis
Aspek strategis adalah aspek yang mendukung dan merupakan sumber daya dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju perwujudan visi dan misi Dinas kesehatan Bantul, aspek-aspek tersebut antara lain:
(7)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
6
1.4.1 Aspek Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Dinas Kesehatan Tahun 2013 termasuk Puskesmas sebanyak 1108 orang, pada tahun 2014 menjadi 1.104 orang, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Keadaan Tenaga Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2013 dan 2014
NO PENDIDIKAN 2013 2014
I MEDIS
1. Dokter Umum 75 85
2. Dokter Gigi 36 42
3. Spesialis Dalam 1 1
4. Spesialis Gigi 0 1
5. Spesialis Anak 0 1
II PASCA SARJANA
1. Magister Kesehatan Masyarakat 6 9
2. Magister Public Health 10 11
3. Magister Sains Ekonomi 2 2
4. Magister Ekonomi Pembangunan 1 1
5. Magister Manajemen 6 6
6. Magister Science 1 2
III PARAMEDIS
1. D4 Bidan 14 18
2. D3 Bidan 121 115
3. D1 Bidan 65 63
4. Keperawatan/Ners 12 11
5. D4 Keperawatan 8 8
6. D3 Keperawatan 135 139
7. Sekolah Pendidikan Keperawatan 47 37
8. Sekolah Perawat (PKC/E) 2 2
9. D4 Perawat Gigi 3 4
10.D3 Perawat Gigi 32 34
11.Sekolah Pendidikan Perawat Gigi 32 28
(8)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
7
1. Kesehatan Masyarakat 34 31
2. S1 Gizi 1 2
3. D4 Gizi 3 5
4. D3 Gizi 42 38
5. SPAG 4 2
6. S1 Sanitarian 7 4
7. D4 Sanitarian 4 4
8. D3 Sanitarian 30 30
9. SPPH 4 4
10.D4 Analis Kesehatan 4 5
11.D3 Analis Kesehatan 20 19
12.Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK)
17 17
13.Apoteker 9 11
14.Sarjana Farmasi 1 4
15.Sekolah Menengah Farmasi (SMF)/Asisten apoteker
22 23
16.D4 Epidemiologi 2 2
17. D3 Fisioterapi 16 16
18. D3 Pranata Rontgen 0 1
19. D4 Teknik Elektromedik 0 1
20. D3 Rekam Medis 13 13
V Non Kesehatan/ Administrasi/ Tata
Usaha
1. S1 Administrasi 4 15
2. D3 Non Kesehatan 9 9
3. Arsiparis 1 1
4. SLTA 88 86
5. SLTP 34 21
6. SD 6 6
Total 1108 1104
1.4.2 Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2013-2014
(9)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
8
KESEHATAN 2013 2014
1 Puskesmas Rawat Inap 16 16
2 Puskesmas Non rawat Inap 11 11
3 Puskesmas Pembantu 67 67
4 Puskesmas Keliling 27 27
5 Rumah Sakit Umum 10 10
6 Rumah Sakit Khusus (bedah-PARU-KIA) 4 4
7 Balai Pengobatan 31 25
8 Rumah Bersalin 15 14
9 Apotek 106 104
10 Toko Obat 1 1
11 Industri Peracik Batra 4 14
12 Praktik Pengobatan Tradisional 146 174
15 Laboratorium kesehatan 3 4
16 Posyandu 1128 1132
17 Posyandu Lansia 870 901
18 Praktik Dokter Spesialis 35 39
19 Praktek Dokter Umum 193 161
20 Poskesdes 75 75
21 Bank Darah Rumah Sakit 1 1
Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Bantul cukup banyak dan merata di seluruh kecamatan terutama sarana pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yaitu Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu.
(10)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
9
1.4.3 Aspek Pembiayaan Kesehatan
Tabel 1.3. Alokasi Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan Tahun 2013 - 2014
NO JENIS SUMBER BIAYA
JUMLAH ALOKASI
2013 2014
1 APBD KABUPATEN 41.768.413.863 82.794.905.415
2 APBD PROV. DIY 28.196.600 36.242.000
3 APBN 398.131.000 5.813.608.000
4 BOK 2.376.810.000 2.376.810.000
5 DAK 5.619.240.000 7.174.211.000
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan anggaran Dinas Kesehatan dari berbagai sumber dana. Peningkatan relatif mencolok pada APBD Kabupaten, hal ini disebabkan adanya anggaran kapitasi kepesertaan Jaminan Kesehatan di Puskesmas dari BPJS yang digunakan untuk pelayanan kesehatan bagi peserta jaminan.
1.4.4. Aspek Wilayah
Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima Kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah seluruhnya mencapai 506,85 km2 dan merupakan 15,91% dari seluruh luas wilayah
Propinsi DIY.Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah Propinsi DIY, yaitu antara 07o ’ ” – 08o ’ ” LS dan o ’ ” – 110o ’ ” BT.
Sebelah Utara berbatasan dengan kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah Selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo. Kontur geografis meliputi dataran rendah pada bagian tengah, perbukitan pada bagian timur dan barat, dengan bentang alam relatif membujur dari utara ke selatan. Tata guna lahan yaitu Pekarangan 36,16 %, Sawah 33,19 %, Tegalan 14,90 % dan Tanah Hutan 3,35 %.
(11)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
10 Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan, yang terdiri dari 75 desa dan 933 dusun. Kecamatan yang paling jauh adalah Kecamatan Dlingo dengan jarak sekitar 30 Km dari Ibukota Kabupaten, wilayahnya merupakan perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul. Kondisi wilayah sebagian besar adalah dataran yang cukup menguntungkan bagi masyarakat karena mudah dalam menjangkau dan mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, dengan jarak terjauh dari kelurahan dalam satu Kecamatan ke Pusat Kesehatan Masyarakat hanya ± 3 Km.
Tabel 1.4. Jarak Puskesmas Hubungannya dengan Situasi Geografis Kabupaten Bantul Tahun 2014
NO KECAMATAN LUAS WIL.
JUMLAH DESA/ KEL
DUKUH PUSKESMAS Rata-rata WaktuTem puh dari Kab. ke Puskesmas
1 Srandakan 18,32 2 43 Srandakan 20 menit
2 Sanden 23,16 4 62 Sanden 20 menit
3 Kretek 26,77 5 52 Kretek 20 menit
4 Pundong 23,68 3 49 Pundong 20 menit
5 Bambanglipuro 22,70 3 45 Bambanglipuro 20 menit
6 Pandak 24,30 4 49 Pandak I, II 15- 20
menit
7 Bantul 21,95 5 55 Bantul I, II 10 menit
8 Jetis 24,47 4 50 Jetis I, II 10-15
menit
9 Imogiri 54,49 8 64 Imogiri I, II 30-45
menit
10 Dlingo 55,87 6 72 Dlingo I, II 45 - 60
menit
11 Pleret 22,97 5 58 Pleret 30 menit
12 Piyungan 32,54 3 57 Piyungan 50 menit
13 Banguntapan 28,48 8 47 Banguntapan I,
II dan III
50 menit
14 Sewon 27,16 4 60 Sewon I, II 25 menit
15 Kasihan 32,25 4 63 Kasihan I, II 25 menit
16 Pajangan 32,25 3 53 Pajangan 20 menit
17 Sedayu 34,36 4 54 Sedayu I, II 40 - 50
(12)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
11
1.4.5. Aspek Permasalahan Kesehatan
Prioritas masalah kesehatan di Kabupaten Bantul tahun 2014 berdasarkan permasalahan yang ada sebagai berikut:
1. Penanggulangan penyakit menular 2. Peningkatan kesehatan ibu dan anak
3. Penyehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat
4. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan serta perluasan cakupan jaminan kesehatan menyeluruh
5. Peningkatan upaya kesehatan promotif dan preventif (paradigma sehat).
1.5. Sistematika Laporan
Sistematika penyusunan Laporan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum
1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan 1.4 Analisis Aspek Strategis
1.5 Sistematika Penyusunan. BAB II Perencanaan Kinerja
2.1.Rencana Strategis 2.1.1 Visi dan Misi
2.1.2 Tujuan dan Sasaran 2.1.3 Kebijakan dan Program 2.2. Rencana Kerja
2.2.1 Program Kegiatan 2.2.2 Perjanjian Kinerja
(13)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
12 BAB. III Akuntabilitas Kinerja
3.1. Pengukuran Kinerja
3.1.1 Metode Pengukuran Kinerja
3.1.2 Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran 3.2. Evaluasi Kinerja Dan Analisis Kinerja Tahun 2013
3.2.1 Pengukuran Kinerja Kegiatan 3.2.2 Evaluasi Kinerja
3.2.3 Realisasi Anggaran
3.3. Program dan Kegiatan Bersumber APBD II
3.4. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBD I 3.5. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBN BAB. IV Penutup
(14)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
13
BAB
II
PERENCANAAN
KINERJA
Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators) telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input) kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes dan benefit). Rencana kinerja merupakan penggalan dari suatu perencanaan strategis dalam waktu satu tahun. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan tahun 2014, sebagai berikut :
Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2014
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
URAIAN TARGET
1 2 3 4
1
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
1 Menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI)
75/100.000 KH
2 Menurunkan Angka Kematian
Bayi (AKB) 7,5/1.000 KH
3 Angka Gizi Buruk Balita 0.43%
4 Umur Harapan Hidup (UHH) 71,38 tahun
2 Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan 5
Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu / Total Quality Manajemen (TQM)
90%
3
Menurunnya angka kesakitan
6 Angka Kesakitan DBD 51%
7 Penyembuhan Kasus TB 88%
8 Prevalensi HIV-AIDS pada
(15)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
14
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
URAIAN TARGET
1 2 3 4
9
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI
100%
4
Mewujudkan mutu lingkungan hidup
10 Kualitas Air Minum 75%
11 Jamban Sehat 80%
5
Meningkatnya
pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
12 Cakupan desa siaga kategori baik 80%
6
Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
13 Persentase penduduk yang
memiliki jaminan kesehatan 80%
7 Meningkatnya Penggunaan
Obat Rasional (POR) 14 Penggunaan Obat Rasional (POR) 91%
8
Meningkatnya sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan
15 Peserta PKP mendapatkan
sertifikat PIRT 60%
2.1. Program dan Kegiatan Tahun 2014
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu guna mencapai sasaran dan tujuan. Program kesehatan tahun 2014 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007 namun demikian inti program kesehatan tersebut sesuai dengan Renstra Dinas kesehatan tahun 2011 -2015 dan merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya. Program-program kesehatan yang ada dalam Permendagri 13 Tahun 2006 meliputi:
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kerja dan Keuangan
(16)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
15 5) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
6) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 7) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
8) Program Upaya Kesehatan Masyarakat 9) Program Pengawasan Obat dan Makanan
10) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
11) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
12) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
13) Program Peningkatan dan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak. 14) Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 15) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
16) Program pengembangan Lingkungan Sehat
17) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
18) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular 19) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
(17)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
43
2.2.2. Penetapan Kinerja
Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2014
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) URAIAN TARGET PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
1
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
1 Menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI)
75/100.000 KH
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
1 Peningkatan SDM
masyarakat 65,000,000
2 Peningkatan
pelayanan kesehatan 65,400,000
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya
3 Pengadaan sarana dan
prasarana Puskesmas
1,371,775,000
4 Rehabilitasi sedang/
berat Puskesmas
2,296,846,361 Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
5
Pelayanan Vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
26,457,000
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
6
Perijinan dan pengawasan praktek tenaga dan sarana kesehatan
80,000,000
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat 7
Pemberian Tambahan
(18)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
44
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) URAIAN TARGET PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
2
Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB)
7,5/1.000 KH
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
8
Pelatihan dan pendidikan
perawatan anak Balita
30,000,000
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat 9
Pemberdayaan masyarakat untuk penyampaian keluarga sadar gizi
27,550,000
10 Monitoring, evaluasi
dan pelaporan 30,860,000
3 Angka Gizi Buruk
Balita 0.43%
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat 11
Pemberian Tambahan
Makanan dan Vitamin 481,110,000
12
Penyusunan peta informasi masyarakat
kurang gizi 18,210,000
13
Penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, kekurangan vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
56,010,000
4 Umur Harapan
Hidup (UHH) 71,38 tahun
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
14 Pemeliharaan dan
pemulihan kesehatan 26,400,000
15
Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Bagi Pengungsi Korban Bencana
(19)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
45
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) URAIAN TARGET PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
16 Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan 8,440,345,341 17 Peningkatan Kesehatan Masyarakat 1,428,645,000
18 Monitoring, evaluasi
dan pelaporan 274,184,070
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
19 Peningkatan
Pelayanan Kesehatan 288,210,000
2 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 5 Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu / Total Quality Manajemen (TQM) 90% Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 20 Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan 24,035,000 21 Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan Kesehatan 61,025,000
22 Monitoring, Evaluasi
dan Pelaporan 12,800,000
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya 23
Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas keliling 1,036,750,000 24 Penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok
(20)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
46
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) URAIAN TARGET PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
3
Menurunnya
angka kesakitan 6 Angka Kesakitan
DBD 51%
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 25 Penyemprotan /Fogging sarang nyamuk 281,420,000
7 Penyembuhan
Kasus TB 88% 26
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
80,945,000
8 Prevalensi
HIV-AIDS pada Populasi <0.5%
27 Peningkatan Surveillans epidemiologi dan penanggulangan penyakit 100,000,000 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular 28 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular 10,000,000 9 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI 100% Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
29 Peningkatan
Imunisasi 58,990,000
4
Mewujudkan mutu lingkungan hidup
10 Kualitas Air Minum 75% Pengembangan
Lingkungan sehat 30
Pengawasan kualitas air bersih dan air minum
83,355,000
11 Jamban Sehat 80% 31
Pengkajian pengembangan lingkungan sehat 268,805,000 5 Meningkatnya pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
12 Cakupan desa siaga
kategori baik 80%
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 32 Pengembangan media promosi dan
informasi sadar hidup sehat
(21)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
47
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) URAIAN TARGET PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
33 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 97,700,000 34 Peningkatan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan 47,425,000 35 Monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan
1,563,025,000
36 Promosi kesehatan
(DBHCT) 150,000,000
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
37 Fasilitasi pelayanan
kesehatan di sekolah 30,000,000
38
Fasilitasi pelayanan kesehatan di lingkungan kerja
18,400,000
39 Kemitraan dengan
institusi pendidikan 20,535,000
6 Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan 13 Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan 80% Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
40 Pelayanan Jamkesda 15,219,000,000
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
41 Kemitraan asuransi
kesehatan masyarakat 38,938,332,000
42 Kemitraan bagi pasien
kurang mampu 50,825,000
43 Pendampingan
(22)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
48
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) URAIAN TARGET PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
7
Meningkatnya Penggunaan Obat Rasional (POR)
14 Penggunaan Obat
Rasional (POR) 91%
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
44 Penyediaan obat dan
perbekalan kesehatan
4,803,842,743
45
Peningkatan
pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
14,424,000
46
Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
8,000,000
47 Monitoring, evaluasi
dan pelaporan 16,125,000
48
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan (Obat
penunjang/Suplemen)
800,000,000
8
Meningkatnya sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan
15
Peserta PKP mendapatkan sertifikat PIRT
60%
Program
Pengawasan Obat dan Makanan
49
Peningkatan pemberdayaan konsumen/
masyarakat di bidang obat dan makanan
163,850,000
80,398,003,165
Total Anggaran Rp 82,794,905,415
(23)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
48
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungwaban secara periodik. Kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Esensi pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perubahan dengan menggunakan program/kegiatan dan sumber daya anggaran untuk mencapai rumusan perubahan pada level keluaran, hasil maupun dampak.
Pendekatan pembangunan berbasis kinerja sejalan dengan prinsip good governance dengan pilarnya akuntabilitas yang akan menunjukkan pemenuhan tugas dan mandat suatu instansi dalam pelayanan publik yang bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah tercapai.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Pijakan dalam sistem akuntabilitas kinerja ini berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan PK dan Pelaporan AKIP. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja
(24)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
49 organisasi pemerintah. Tabel berikut ini menggambarkan skala nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang juga dipakai dalam penyusunan LAKIP ini.
Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai
Realisasi Kinerja
Kriteria Penilaian
Realisasi Kinerja Kode
1. Sangat Baik
2. 75,1 – 90,0 Tinggi 3. 65,1 – 75,0 Sedang 4. 50,1 – 65,0 Rendah
5. ,0 Sangat Rendah
Sumber : Permendagri No. 54 Tahun 2010, diolah
Nilai realisasi kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai berikut:
a. Apabila semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase capaian = Realisasi
x 100 % Rencana
b. Apabila Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian rencana tingkat capaian, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase capaian = (2 x Rencana) - Realisasi x 100 % Rencana
Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran dan evaluasi atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Penghitungan nilai realisasi kinerja ini telah dilakukan pada Sistem AKIP secara elektronik (e-sakip).
(25)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
50
3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014
Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance ndicators) telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input) kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes dan benefit).
Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai dengan Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007, Tanggal 31 Mei 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. IKU instansi pemerintah harus selaras antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja keluaran (output) dan hasil (outcome). Tujuan dalam penetapan IKU adalah untuk; 1) Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; 2) Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
Dalam menyusun IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul melalui tahap pengumpulan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan perencanaan, baik di tingkat nasional maupun di daerah, yaitu;
1. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
2. Rencana Strategis, kebijakan umum dan atau dokumen strategis lainnya yang relevan;
3. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi, serta peran lainnya;
4. Kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas kinerja;
5. Kebutuhan data statistik pemerintah;
6. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu pengetahuan.
(26)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
48
Tabel 3.2. Pencapaian IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2014
NO IKU SATU
AN RUMUS YANG DIGUNAKAN
CAPAI-AN 2013
TAHUN 2014 TARGET
AKHR RENSTRA
(2015)
TAR-GET PENGHITUNGAN CAPAIAN
%
REALI-SASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. Sasaran : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
1
Angka Kematian Ibu (AKI)
/100. 000
KH
Jumlah ibu yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas
di suatu wilayah pada kurun
waktu tertentu x 100.000 96,83 75 14 x 100.000 =
104,7 60,40 70,00
Jumlah kelahiran hidup di wilayah
dan pada kurun waktu yang sama
13.371
2 Angka Kematian Bayi (AKB)
/1.000 KH
Jumlah bayi (berumur < 1 tahun) yg meninggal di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu x 1000 9,39 7,5 117 x 1.000 =
8,75 83,33 7,00
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
13.371
3 Gizi buruk %
Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan pada tempat dan
kurun waktu tertentu x 100% 0,42 0,45 188 x 100 % = 0,38 115,56 0,43
Jumlah seluruh balita pada tempat & periode waktu yg sama
50.105
4 Umur Harapan
Hidup (UHH) tahun
penghitungan eo dilakukan secara tidak langsung menggunakan dua variabel yakni rata-rata anak yang dilahirkan hidup (live birth) dan rata-rata anak yang masih hidup (still living) untuk setiap wanita berusia 15-49 tahun menurut kelompok umur lima tahunan
(27)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
49
NO IKU SATU
AN RUMUS YANG DIGUNAKAN
CAPAI-AN 2013
TAHUN 2014 TARGET
AKHR RENSTRA
(2015)
TAR-GET PENGHITUNGAN CAPAIAN
%
REALI-SASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5
Prevalensi HIV -
AIDS %
Jumlah penderita HIV di suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu x100% 0,05 <0,50 538 x 100% = 0,05 190,00 <0,50
Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
968.632
B. Sasaran : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
1
Persentase Puskesmas yang telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM)
%
Jumlah Puskesmas yang telah
menerapkan SMM x100% 66,67 90 18 x 100% = 66,67 74,08 100
Jumlah Puskesmas pada kurun
waktu yang sama
27
2
Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
%
Jumlah penduduk yang memiliki kartu peserta jaminan kesehatan prabayar di satu wilayah pada
kurun waktu tertentu x100% 96,62 80 868.513
x 100 % = 89,66 112,08 90
Jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama
968.632
(28)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
50
3.2. Pengukuran Kinerja
Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Tahun 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Interval Realisasi Kinerja(%) 50,1 - 65 65,1 -75 75,1 -90
1 Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat
1) Angka Kematian Ibu*
2) Angka Kematian
Bayi*
3) Status Gizi Buruk
Balita*
4) Umur Harapan
Hidup*
Per 100.000 KH
Per 1.000 KH Persentase Tahun 75 7,5 0,43 71,38 104,7 8,75 0,38 71,62 60,40 83,33 115,56 100,34
2 Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan 5) Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu/ Total Quality Management (TQM)
Persentase 90 66,67 74,08
3 Menurunnya angka
kesakitan
6) Prevalensi HIV-AIDS*
7) Angka kesakitan (IR)
DBD
8) Penyembuhan kasus
TB
9) Cakupan Desa UCI
Persentase Persentase Per100.000 pddk Persentase <0,5 51 88 100 0,05 64,21 81,07 100 74,10 190,00 92,84 100,00
4 Meningkatnya kualitas
kesehatan lingkungan
10)Kualitas air minum
11)Jamban Sehat
Persentase Persentase 75 80 97,60 82,11 130,13 102,64 5 Meningkatnya kemitraan di bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
12)Desa Siaga kategori
baik (Purnama dan Mandiri)
(29)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
51
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Interval Realisasi Kinerja(%) 50,1 - 65 65,1 -75 75,1 -90
6 Meningkatnya jumlah
penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
13)Penduduk yang
memiliki jaminan kesehatan
Persentase 80 89,66 112,08
7 Meningkatnya
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan bermutu
14)Penggunaan Obat
Rasional pada kasus J00
Persentase 91 95,23 104,65
8 Meningkat-nya
sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
15)Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi
Persentase 60 73,06 121,77
(30)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
48 Mencermati tabel diatas, dari sejumlah 15 indikator kinerja pada Dinas Kesehatan, mayoritas kinerja yang dicapai telah memenuhi kriteria
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
3.3. Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2014
Pengukuran pencapaian sasaran pembangunan kesehatan diukur dengan menggunakan indikator-indikator pembangunan kesehatan yang mengacu pada Indikator Kinerja Utama bidang Kesehatan Tahun 2014.
3.3.1. Misi 1 : Mengupayakan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, dan bermutu.
73,33% 6,67%
13,33%
6,67%
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan
Tar-get
Capai -an
Interval Realisasi Kinerja (%)
50,1 - 65 65,1 -75 75,1 -90
1 Meningkat-nya derajat kesehatan masyarakat 1) Angka Kematian Ibu* 2) Angka Kematian Bayi* 3) Status Gizi
Buruk Balita* 4) Umur Harapan
Hidup*
Per 100.000 KH
Per 1.000 KH Persentase Tahun 75 7,5 0,43 71,38 104,7 8,75 0,38 71,62 60,40 83,33 115,56 100,34
2 Meningkat-nya kualitas pelayanan kesehatan 5) Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu/ Total Quality Management (TQM)
Persentase 90 66,67 74,08
sangat tinggi yaitu sebesar 73,33% (11 indikator), kriteria tinggi 6,67% (1 indikator), sedang sebesar 13,33% dan rendah 6,67% (1 indikator). Capaian realisasi kinerja ini tampak pada gambar disamping.
Gambar 3.1. Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2014
(31)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
49
1) Angka Kematian Ibu (AKI)
Pencapaian AKI pada tahun 2014 sebesar 104,7/100.000 KH meningkat dibanding tahun 2013 sebesar 96,83/100.000 KH dari target 75/100.000 dengan nilai realisasi kinerja sebesar 60,40% dalam kategori predikat
Rendah. Selanjutnya kecenderungan AKI pada lima tahun terakhir disajikan pada gambar 3.2. berikut ini.
Gambar 3.2. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
Gambar diatas menunjukkan kecenderungan AKI yang mengalami fluktuasi. Seluruh kasus kematian ibu telah dilakukan Audit Maternal Perinatal yang diselenggarakan untuk mengkaji hal – hal yang terkait dengan riwayat dan kondisi sejak ibu masih hamil, penatalaksanaan persalinan dan kronologis kasus sampai terjadinya kematian. Hasil audit penyebab kematian ibu tersebut sebagian besar disebabkan pengenalan resiko oleh masyarakat dan petugas kesehatan serta pemilihan fasilitas layanan persalinan pada ibu hamil/bersalin/nifas dengan komplikasi yang kurang tepat sehingga menyebabkan keterlambatan penatalaksanaan kasus emergency obstetric di rumah sakit rujukan dengan fasilitas yang memadai. Hasil kajian audit didapatkan kematian ibu dengan adanya penyakit penyerta seperti penyakit jantung, asma dan kanker sebanyak 7 kasus (50%).
82,1
111,2
52,2
96,83 104,7
65
100
90
80
75
0 20 40 60 80 100 120 140
2010 2011 2012 2013 2014
(32)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
50 Penyebab kematian ibu sebesar 50% karena penyebab langsung yaitu perdarahan dan eclampsia, hal ini dapat menjadi petunjuk bagi perencanaan program di tahun yang akan datang agar lebih difokuskan kepada kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan pengenalan dan kewaspadaan dini masyarakat terhadap tanda bahaya serta risiko. Selain itu juga dibutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam hal teamwork yang solid serta response time yang cepat dalam hal pengenalan risiko, penegakan diagnosa dan ketepatan dalam pengambilan keputusan klinik untuk menghindari keterlambatan tindakan dan kesalahan intervensi sehingga kematian ibu dapat dicegah dan diturunkan.
Kegiatan yang telah dilaksanakan guna menurunkan angka kematian ibu pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan SDM Kesehatan: Sosialisasi pengenalan deteksi dini resiko ibu hamil resiko tinggi.
b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan: Fasilitasi Problem Solving, Review Maternal Perinatal, Disiminasi Hasil Rekomendasi Tk. Kabupaten, Review Deteksi Dini Ibu Hamil Beresiko, Sosialisasi Asuhan Persalinan Normal, Rakor Koordinator KIA, Rakor DTKB, Rakor KB, Rakor Bidan c. Kemitraan Lintas Sektor dan Lintas Program
d. Pemantapan sistem rujukan
e. Promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan melalui program inovatif Dusun Bebas 4 Masalah Kesehatan (DB4MK) yang merupakan program penyelesaian masalah kesehatan secara komprehensif. Pelaksanaan program ini melibatkan seluruh komponen masyarakat disemua tingkatan dengan penekanan utama yaitu upaya penurunan kematian ibu, kematian bayi, balita gizi buruk, penanggulangan demam berdarah, dan pencegahan penyakit TBC.
2) Angka Kematian Bayi (AKB)
AKB pada tahun 2014 sebesar 8,75/1000 KH dari target 7,5/1000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 83,33% termasuk kategori Tinggi, dan
(33)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
51 mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013 sebesar 9,39/1000 KH. Kecenderungan Angka Kematian Bayi pada lima tahun terakhir dari tahun 2010 - 2014 disajikan dalam gambar berikut ini.
Gambar 3.3. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bantul Tahun 2010- 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
Gambar ini memperlihatkan kecenderungan penurunan AKB dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kematian bayi AKB menurut penyebab kematian disajikan pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.4. Kematian Bayi Berdasarkan Penyebab Kematian Di Kabupaten Bantul Tahun 2014
NO PENYEBAB JUMLAH %
1 Asphyxia 33 28,20
2 Kelainan bawaan 31 26,49
3 BBLR 30 25,64
4 Aspirasi 9 7,69
5 Pneumonia 3 2,56
6 Diare 2 1,71
7 Sepsis 1 0,85
8 Infeksi Usus 1 0,85
9 Kecelakaan 1 0,85
10 Lain – lain 3 2,56
Total 117 100,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
9,8
8,5 8,6
9,38 8,75
7
10 9
8 7,5
0 5 10 15 20 25
2010 2011 2012 2013 2014
(34)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
52 3) Status Gizi Buruk Balita
Status gizi buruk Balita sebesar 0,38% dengan target 0,43% termasuk kategori Sangat Baik (nilai 115,56%). Status gizi buruk dari tahun ke tahun terus menurun sesuai harapan.
Gambar 3.4. Angka Gizi Buruk Balita di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
Mencermati grafik diatas, terdapat kecenderungan penurunan status gizi buruk pada Balita. Program perbaikan gizi mencakup beberapa kegiatan yaitu surveilans gizi, konsultasi, pemeriksaan balita oleh dokter ahli, pemantauan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)serta pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu). Upaya lain yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita Gizi Buruk berupa bantuan makanan tambahan selama 180 hari makan anak bagi 215 Balita serta kunjungan dan pemeriksaan oleh dokter ahli anak di Puskesmas. Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin sudah tercapai 100%. Selain itu, upaya perbaikan gizi juga dilakukan dengan PMT bagi 340 ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) untuk 90 hari makan.
4) Umur Harapan Hidup
Umur harapan hidup sebesar 71,62% dengan target 71,40% dan realisasi kinerja 100,34% termasuk kategori Sangat Baik. Umur harapan
0,58 0,52
0,44 0,42 0,38
0 0,2 0,4 0,6 0,8
2010 2011 2012 2013 2014
(35)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
53 hidup (UHH) pada waktu lahir (eo) adalah rata-rata jumlah tahun yang akan
dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan pada suatu waktu tertentu jika pola mortalitas untuk kelompok umur tersebut bersifat tetap pada masa mendatang. UHH menjadi suatu indikator peningkatan derajat kesehatan.
Gambar 3.5. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Bantul Tahun 2010 – 2014
Sumber: BPS , 2014
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa UHH Kabupaten Bantul terus mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2010 UHH Kabupaten Bantul 71,31 tahun meningkat menjadi 71,62 tahun pada tahun 2014. Untuk mencapai umur harapan hidup yang baik maka upaya-upaya telah dilakukan antara lain dengan memasyarakatkan pentingnya upaya kesehatan preventif kepada kelompok usia lanjut, upaya pemeliharaan kesehatan dengan melakukan olah raga yang teratur dan pentingnya konsumsi makanan yang seimbang bagi kelompok usia lanjut.
5. Penerapan Manajemen Mutu di Puskesmas
Standarisasi pengembangan mutu pelayanan di Puskesmas sebesar 66,67% dengan target 90% dan nilai realisasi kinerja 74,08 termasuk kategori Sedang. Tabel 3.5. berikut ini menunjukkan upaya hasil standarisasi pengembangan mutu pelayanan di Puskesmas.
71,31 71,33 71,34 71,35
71,62
71 72
(36)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
54
Tabel 3.5 Puskesmas dengan Penerapan Manajemen Mutu Tahun 2014
No. Jenis Standarisasi Pengembangan
Mutu Pelayanan Puskesmas
1 Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinis (PMKK)
1. Sewon I 2. Pajangan, 3. Imogiri II, 4. Jetis II,
5. Banguntapan II. 2 Sistem Manajemen Mutu (SMM) Berbasis
ISO
1. Sanden, 2. Pandak I, 3. Pandak II 4. Sedayu II, 5. Bantul I, 6. Bantul II 7. Kasihan I 8. Kasihan II 9. Banguntapan I 10. Sedayu I 11. Piyungan
3 Akreditasi 1. Imogiri I,
2. Jetis I 3. Jetis II
4. Banguntapan II 5. Srandakan 6. Bambanglipuro Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
3.3.2. Misi 2 : Mengupayakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan
1) Prevalensi HIV-AIDS
Prevalensi HIV-AIDS sebesar 0,057% dengan target 0,5% dan nilai realisasi kinerja 190% termasuk kategori Sangat Tinggi. Akselerasi
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tar
get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja (%)
50 50,1 - 65 65,1 -75 75,1 -90
1
Menurun-nya angka kesakitan
1) Prevalensi HIV-AIDS*
2) Angka kesakitan (IR) DBD 3) Penyembuhan
kasus TB
4) Cakupan Desa UCI
Persentase Persentase Per100.000 pddk Persentase <0,5 52 85 100 0,05 64,21 81,07 100 74,10 190,00 92,84 100,00
2 Meningkat-nya kualitas kesehatan lingkungan
5) Kualitas air minum
6) Jamban Sehat
Persentase Persentase 81 75 97,60 82,11 130,13 102,64
(37)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
55 pengendalian HIV-AIDS dilakukan melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan pada kelompok kunci dan pada kelompok potensial (umur 15-24 tahun), dengan cara intensifikasi konseling, penemuan dan pengobatan kasus, serta peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV pada kelompok potensial. Hasil kegiatan pengendalian HIV-AIDS tahun 2014 antara lain cakupan KIE pada kelompok kunci (kelompok pekerja seks dan pengguna Narkoba) sebesar 100%. Cakupan KIE pada kelompok rentan (usia 15-24 tahun) sebesar 100% dan cakupan VCT pada kelompok kunci sebesar 100%. Kasus HIV-AIDS pada tahun 2014 sebanyak 538 kasus.
Pencapaian kondisi ini dilakukan dengan peningkatan pelayanan Voluntary Consulting and Testing (VCT) dan Care Support and Treatment (CST) di RSUD Panembahan Senopati, klinik layanan Infeksi Menular Seksual (IMS) di Puskesmas Kretek, Imogiri I, Srandakan, Kasihan II, Dlingo I dan Sedayu I serta Klinik layanan terapi metadon bagi pemakai Narkoba suntik di Puskesmas Banguntapan II.
Gambar 3.6. Penemuan kasus HIV AIDS di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
Grafik diatas memperlihatkan kecenderungan peningkatan kasus HIV-AIDS. Peningkatan kasus ini menunjukkan keberhasilan program penjangkauan penderita HIV-AIDS. Penderita yang telah ditemukan kemudian diterapi, sehingga dapat memutus rantai penularan dan
38 54
312
473 508
0 100 200 300 400 500 600
(38)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
56 menurunkan angka prevalensi HIV-AIDS. Angka prevalensi HIV-AIDS sampai tahun 2014 sebesar 0,05%, termasuk kategori endemis rendah (<0,5%).
2) Angka Kesakitan Demam Berdarah dengue (DBD)
Angka kesakitan DBD pada tahun 2014 adalah 64,21‰ dengan target 51/100.000 penduduk (622 kasus) dengan kategori nilai capaian kinerja Sedang (74,10%). Upaya yang telah dilakukan untuk menekan angka DBD adalah pemberdayaan masyarakat melalui Gertak PSN, pemberantasan vektor dan KIE yang terus-menerus dilakukan oleh jajaran kesehatan didukung lintas sektor, kecamatan dan kelurahan cukup memberikan dampak yang positif terhadap upaya penurunan angka kesakitan DBD di Kab Bantul. Grafik kecenderungan penurunan angka kesakitan DBD sebagai berikut:
Gambar 3.7. Angka Kesakitan DBD Di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
6. Angka kesembuhan TB
Angka kesembuhan pengobatan TBC dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah adalah peningkatan status gizi penderita TB, penerapan strategi DOTS, dan peningkatan jejaring TB dengan fasilitas kesehatan swasta (dokter dan apotik). Kunci sukses pengobatan TB adalah kepatuhan dalam minum obat TB.
170
27 30
128
64
0 50 100 150 200
2010 2011 2012 2013 2014
(39)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
57 Gambar 3.8. Angka Kesembuhan TBC di Kabupaten Bantul
Tahun 2010-2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
Grafik diatas memperlihatkan bahwa angka kesembuhan TBC cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 angka kesembuhan TBC Kabupaten Bantul sebesar 78,57% meningkat menjadi 81,7%.
3.3.3 Misi 3 : Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
Pencapaian indikator terkait misi 3 Sangat Tinggi. Upaya yang dilakukan guna mendukung misi 3 ini melalui sarasehan, dan pertemuan tokoh masyarakat. Berbagai kegiatan dalam rangka Desa Siaga ini adalah pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga, dan fasilitasi kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Kemandirian masyarakat di bidang kesehatan tampak dari indikator Desa Siaga aktif di Kabupaten Bantul, seperti pada grafik berikut:
78,57
86,4 86,12
79,75 81,7
70 74 78 82 86 90
2010 2011 2012 2013 2014
%
K
e
se
m
b
u
h
a
n
Tahun
Angka Kesembuhan Target Nasional
No Sasaran Indikator
Kinerja Satuan
Tar-get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja (%)
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 -90
1 Meningkatnya kemitraan di bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
1) Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri)
Persentase
(40)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
58 Gambar 3.9. Strata Desa Siaga Di Kabupaten Bantul Tahun 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
Gambar diatas menunjukkan bahwa strata Desa Siaga Aktif (Purnama dan Mandiri) telah meningkat, yang berarti bahwa masyarakat telah aktif dan mandiri di bidang kesehatan.
3.3.4. Misi 4 : Mengupayakan tersedianya pembiayaan jaminan kesehatan semesta
Pencapaian indikator terkait misi 4 yaitu tentang jaminan kesehatan semesta pada tahun 2014 sebesar 89,66% dengan target 80% dan realisasi capaian kinerja 89,66%, termasuk alam kategori Sangat Baik. Program jaminan kesehatan yang dilaksanakan meliputi beberapa jenis dari berbagai penyelenggara jaminan kesehatan dan sumber biaya. Sejumlah 868.513 jiwa (89,66%) penduduk telah mempunyai jaminan kesehatan, secara rinci tertera pada tabel berikut ini.
56,00
40,00 38,67
6,67
0,00 34,67
49,33 48,00
61,33
20,00
9,33 10,67 12,00
18,67
49,33
0,00 0,00 1,33
13,33
30,67
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00
2010 2011 2012 2013 2014
Pratama Madya Purnama Mandiri
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tar
get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja(%)
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 - 90
1 Penduduk
yang memiliki jaminan kesehatan
1) Persentase yang memiliki jaminan kesehatan
(41)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
59
Tabel 3.6. Peserta Jaminan Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2013
No. Jenis
Jaminan
Jumlah Peserta (jiwa)
Penyelenggara Sumber
Biaya Premi 1 JKN - PBI 472.445 BPJS Kesehatan Pemerintah RI 2 Jamkesos 50.000 Pem. DIY Pemerintah DIY
3 Jamkesda 220.000 Pemkab Bantul Pemkab Bantul + Pemda DIY 4 JKN – PNS 94.062 BPJS Kesehatan PNS dan Pemerintah
5 JKN – TNI/POLRI 5.724 BPJS Kesehatan
6 JKN – Jamsostek 19.389 BPJS Kesehatan Pegawai danperusahaan 7 Askes Komersial 6.893 Asuransi Swasta Masyarakat
Jumlah 868.513
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
3.3.5. Misi 5 : Mengupayakan ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan yang bermutu
Pencapaian indikator terkait misi 5 yaitu Penggunaan Obat Rasional pada kasus J00 pada Tahun 2014 sebesar 95,23 telah mencapai target 91 dan nilai realisasi kinerja 103,78 atau kategori Sangat Baik. Upaya yang telah dilakukan pada tahun 2013 terkait penyediaan obat esensial yang bersumber dari dana DAK maupun APBD II. Jumlah kecukupan obat esensial sudah tercapai, begitu juga dengan Penggunaan Obat Rasional (POR) sebesar 95,23%. Penggunaan obat yang rasional akan mengurangi dampak negatif resistensi kuman terhadap antibiotik tertentu, sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian. Cakupan POR dari tahun ke tahun semakin meningkat, seperti terlihat pada grafik berikut.
No Sasaran Indikator
Kinerja Satuan
Tar-get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja (%)
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 - 90
1 Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan bermutu
6) Penggunaan Obat Rasional pada kasus J00
(42)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
60 Gambar 3.10. Penggunaan Obat Rasional di Kabupaten Bantul
Tahun 2011 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
Gambar diatas menunjukkan peningkatan POR dan memiliki arti bahwa rasionalisasi penggunaan antibiotika oleh dokter di Puskesmas pada kasus JOO sudah memenuhi standar.
3.3.6. Misi 6 : Melaksanakan pengawasan dan pengaturan di bidang kesehatan
Pencapaian indikator terkait misi 5 yaitu Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi pada Tahun 2014 sebesar 73,06% telah melampaui target 60% dengan nilai realisasi kinerja sebesar 121,77% atau kategori Sangat Tinggi. Program dan upaya untuk mendukung misi 6 ini adalah adanya regulasi bidang kesehatan terkait sertifikasi PIRT kepada industri makanan rumah tangga, dan pemberian ijin institusi pelayanan kesehatan.
90 90 90
91 89,41
91,38
94,44 95,23
86 88 90 92 94 96
2011 2012 2013 2014
Target POR
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan
Tar-get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja (%)
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 - 90
1 Meningkatnya sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
7) Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi
(43)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
61
Tabel 3.7. Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2014
No Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum Jumlah
1 Rumah Sakit Umum 10
2 Rumah Sakit Bersalin 1
3 Rumah Sakit Khusus (Bedah, Paru dan
KIA)
3
4 Klinik Utama 2
5 Klinik Pratama 12
6 Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar 5
7 Balai Pengobatan 25
8 BP/RB 14
9 Apotek 104
10 Klinik kecantikan estetika 5
11 Laboratorium 4
12 Toko Obat 1
13 Toko Alat Kesehatan 1
14 Optik 12
15 Puskesmas Rawat Inap 16
16 Puskesmas Non Rawat Inap 11
17 Puskesmas Pembantu 67
18 Puskesmas Keliling 27
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
3.4. PENCAPAIAN KINERJA LAINNYA 1. Pencapaian MDG’s Bidang Kesehatan
Tabel 3.8. Pencapaian Indikator MDG’s Bidang Kesehatan Tahun 2014
No. Indikator MDGs Target Capaian Status Tujuan 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Target 1C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015
1.7. Prevalensi balita dengan berat badan
rendah/kekurangan gizi
1.8a. Prevalensi balita gizi buruk 0,42 0.38 ●
1.8b. Prevalensi balita gizi kurang 8 7.78 ●
Tujuan 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak
Target 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015
4.1.
Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup
10 0.74 ●
4.2.
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
(44)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
62
4.2a. Angka kematian neonatal per
1.000 kelahiran hidup
5.6 ►
4.3.
Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
99 96.06 ►
Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Target 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu Hingga tiga-perempat dalam kurun waktu 1990-2015
6.1.
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
75 104.7 ▼
6.2.
Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
100 99.98 ►
Target 5B : Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
6.4.
Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) (per 1000 perempuan usia 15-19 tahun)
24 0.53 ►
6.5.
Cakupan pelayanan Antenatal
(sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali kunjungan)
100 92.05 ►
Tujuan 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya
Target 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga tahun 2015
6.1.
Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi
< 0,5 0.05 ●
6.2.
Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir (%)
80 100 ●
6.3.
Proporsi jumlah penduduk usia 15-24
tahun yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS
80 97.29 ●
Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010
6.5.
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral
100 100 ●
Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015
6.6. Angka kejadian dan tingkat kematian akibat Malaria (per 100.000 penduduk)
6.6a. Angka kejadian malaria(per
100.000 penduduk)
0,0017 0.00063 ●
7.9. Angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat tuberculosis
6.9a. Angka kejadian Tuberkulosis
(semua kasus/100.000 penduduk/tahun)
82 46.35 ▼
6.9b. Tingkat prevalensi Tuberkulosis
(per 100.000 penduduk)
(45)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
63
6.9c. Tingkat kematian karena
Tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
4 1.2 ●
7.10. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi, yang diobati dan sembuh
dalam program DOTS (Directli Observed Treatment, Short-course)
6.10a. Proporsi jumlah kasus
Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS
70 100 ●
6.10b. Proporsi kasus Tuberkulosis
yang diobati dan sembuh
85 87.2 ●
Tujuan 7 : Memastikan kelestarian Lingkungan Hidup
Target 7C : Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015
7.8.
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak, perkotaan dan perdesaan
7.8a. Proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak-perkotaan
85
7.8b. Proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak-perdesaan
85 97.6 ●
7.9.
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan
7.9a. Proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak-perkotaan
80
7.9b. Proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak-perdesaan
80 82.11 ●
Keterangan :
Status :● Sudah Tercapai►Akan Tercapai▼Perlu Perhatian Khusus
3.5. PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN
Tabel 3.8. Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2014 No Jenis Sumber Biaya Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 APBD Kab. Bantul 82.794.905.415 71.484.250.338 86,34
2 APBD Prop. DIY 36.242.000 36.242.000 100
3 APBN 5.813.608.000 5.719.393.200 98,38 Jumlah 88,644,755,415 77,239,885,538 87,13
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
3.4.1 Anggaran Dinas Kesehatan bersumber APBD Kabupaten Bantul
Anggaran pada tahun 2014 sebesar Rp. 82,794,905,415,- dengan realisasi Rp. 71,484,250,338,- atau sebesar 86,34% sebagai berikut:
(46)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
48
Tabel 3.9. Pencapaian Kinerja dan Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Kinerja Anggaran (Rp) Target Capaian %
Realisasi Target Capaian
% Realisasi
1 Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat
1) Angka Kematian Ibu* 75 104,7 60,40 4,062,621,361 3,983,920,500 98.06
2) Angka Kematian Bayi* 7,5 8,75 83,33 114,867,000 114,117,000 99.35
3) Status Gizi Buruk
Balita*
0,43 0,38 115,56 555,330,000 555,280,000 99.99
4) Umur Harapan Hidup* 71,38 71,62 100,34 10,551,454,411 8,340,435,688 79.05
2 Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan
5) Puskesmas
melaksanakan Sistem Manajemen Mutu/ Total Quality Management (TQM)
90 66,67 74,08 1,902,415,150 1,884,544,900 99.06
3 Menurunnya angka
kesakitan
6) Prevalensi HIV-AIDS* <0,5 0,05 190,00 110,000,000 109,411,270 99.46
7) Angka kesakitan (IR)
DBD
51 64,21 74,10 281,420,000 222,792,500 79.17
8) Penyembuhan kasus
TB
88 81,07 92,84 80,945,000 76,685,000 94.74
9) Cakupan Desa UCI 100 100 100,00 58,990,000 58,865,000 99.79
4 Meningkatnya kualitas
kesehatan lingkungan
10)Kualitas air minum 75 97,60 130,13 83,355,000 82,851,850 99.40
11)Jamban Sehat 80 82,11 102,64 268,805,000 247,005,000 91.89
5
Meningkatnya kemitraan di bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
12)Desa Siaga kategori
baik (Purnama dan Mandiri)
80 80,00 100,00
1,968,335,000
(47)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
49
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kinerja Anggaran (Rp)
Target Capaian Realisasi Target Capaian Realisasi
6 Meningkatnya jumlah
penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
13)Penduduk yang
memiliki jaminan kesehatan
80 89,66 112,08 54,553,223,500 46,315,935,612 84.90
7 Meningkatnya
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan bermutu
14)Penggunaan Obat
Rasional pada kasus J00
91 95,23 104,65 5,642,391,743 5,339,130,054 94.63
8 Meningkat-nya
sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
15)Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi
60 73,06 121,77 163,850,000 163,850,000 100.00
Jumlah 80,398,003,165 69,201,934,374 86.07
Belanja Langsung Pendukung 2,396,902,250 2,282,315,964 95.22
(48)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
48
BAB IV
PENUTUP
Pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul secara umum terlihat peningkatan yang signifikan atas sasaran strategis. Sebanyak 7 (tujuh) sasaran sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bupati Bantul Nomor 386 Tahun 2014 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Bupati dan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan 15 (lima belas) sasaran sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015 rata-rata realisasi kinerja dengan kategori Sangat Tinggi.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan sebagai jabaran dari visi dan misi Dinas Kesehatan untuk mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap realisasi kinerja pada 15 (lima belas) indikator sasaran, disimpulkan bahwa 11 (sebelas) indikator sasaran atau sebanyak 73,33% dikategorikan sangat baik, 1 (satu) indikator sasaran atau 6,67% dikategorikan tinggi, 2 (dua) indikator sasaran atau 13,33% memenuhi kategori realisasi kinerja sedang, dan 1 (satu) indikator sasaran atau 6,67% dikategorikan rendah. Keberhasilan ini perlu ditingkatkan, terutama pada indikator sasaran yang capaiannya belum memuaskan dan hanya berkategori sedang dan rendah, sehingga perlu perhatian pada tahun berikutnya.
Upaya-upaya untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang muncul di Kabupaten Bantul telah banyak dilakukan melalui kerjasama dengan lintas sektor terkait dan dukungan partisipasi masyarakat. Perubahan paradigma pembangunan kesehatan yang melibatkan berbagai elemen lintas sektor, pemerintah desa, kecamatan dan masyarakat untuk ikut aktif dalam program-program kesehatan merupakan hal yang sangat positif untuk membangun kepedulian masyarakat menuju hidup sehat.
(49)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
49
LAMPIRAN
Penghargaan-penghargaan yang diterima Dinas Kesehatan pada Tahun 2014: 1) MDG’s Award dari Presiden RI
a) Penyediaan Air Bersih Sumber Agung, Dusun Jalak, dari Utusan khusus Presiden untuk MDG’s pada bulan Maret 2014
b) Program Kelas Kelompok Pendukung Ibu (Kekep Ibu) Sebuah Terobosan Untuk Menurunkan Angka Kematian ditetapkan sebagai Program Unggulan kategori Kesehatan Ibu dan Anak oleh Utusan khusus Presiden untuk MDG’s pada bulan Maret 2014;
2) Kementrian Kesehatan RI
a) Sertifikat Eliminasi Malaria
b) Tim Pembina UKS Kabupaten Bantul sebagai pemenang I Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2014 Tingkat SD/MI- Kategori Kinerja Terbaik (SD Ngrukeman)
c) Tim Pembina UKS Kabupaten Bantul sebagai pemenang I Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2014 Tingkat SMA/SMK/MA- Kategori Kinerja Terbaik (SMA 2 Bantul)
d) Juara I Dokter Gigi teladan dari Puskesmas Piyungan e) Juara I Nutrisionis teladan dari Puskesmas Imogiri I
f) Juara I Asisten Apoteker teladan dari Puskesmas Imogiri II g) Juara I Kecamatan Sayang Ibu (Poncosari, Srandakan)
h) Manggala Karya Bhakti Husada Tahun 2014 (Pemerintah Kabupaten Bantul sebagai sebagai penggagas dan pendorong kegiatan-kegiatan inovatif di Bidang Kesehatan)
3) Propinsi DIY
a) Dokter Kecil Kab Bantul an Anita Aneksia (SD Semuten Dlingo) sebagai pemenang lomba I Dokter Kecil Tingkat Propinsi D.I.Y b) Juara I Kecamatan Sayang Ibu (Poncosari, Srandakan)
c) Kader Kab. Bantul Juara Umum dalam Jambore Kader tingkat Propinsi D.I.Y
(1)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
62
4.2a. Angka kematian neonatal per
1.000 kelahiran hidup
5.6 ►
4.3.
Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak
99 96.06 ►
Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Target 5A : Menurunkan Angka Kematian Ibu Hingga tiga-perempat dalam kurun waktu 1990-2015
6.1.
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
75 104.7 ▼
6.2.
Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
100 99.98 ►
Target 5B : Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015 6.4.
Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) (per 1000 perempuan usia 15-19 tahun)
24 0.53 ►
6.5.
Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali kunjungan)
100 92.05 ►
Tujuan 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya
Target 6A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga tahun 2015
6.1.
Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi
< 0,5 0.05 ● 6.2.
Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi terakhir (%)
80 100 ●
6.3.
Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS
80 97.29 ●
Target 6B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010
6.5.
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral
100 100 ●
Target 6C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015
6.6. Angka kejadian dan tingkat kematian akibat Malaria (per 100.000 penduduk)
6.6a. Angka kejadian malaria(per
100.000 penduduk)
0,0017 0.00063 ●
7.9. Angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat tuberculosis
6.9a. Angka kejadian Tuberkulosis
(semua kasus/100.000 penduduk/tahun)
82 46.35 ▼
6.9b. Tingkat prevalensi Tuberkulosis
(per 100.000 penduduk)
(2)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
63
6.9c. Tingkat kematian karena
Tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
4 1.2 ●
7.10. Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi, yang diobati dan sembuh
dalam program DOTS (Directli Observed Treatment, Short-course)
6.10a. Proporsi jumlah kasus
Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS
70 100 ●
6.10b. Proporsi kasus Tuberkulosis
yang diobati dan sembuh
85 87.2 ●
Tujuan 7 : Memastikan kelestarian Lingkungan Hidup
Target 7C : Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015
7.8.
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak, perkotaan dan perdesaan
7.8a. Proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak-perkotaan
85
7.8b. Proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak-perdesaan
85 97.6 ●
7.9.
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan
7.9a. Proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak-perkotaan
80
7.9b. Proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak-perdesaan
80 82.11 ●
Keterangan :
Status : ● Sudah Tercapai►Akan Tercapai▼Perlu Perhatian Khusus
3.5. PENCAPAIAN KINERJA DAN ANGGARAN
Tabel 3.8. Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2014
No
Jenis Sumber Biaya
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1
APBD Kab. Bantul
82.794.905.415 71.484.250.338
86,34
2
APBD Prop. DIY
36.242.000
36.242.000
100
3
APBN
5.813.608.000
5.719.393.200
98,38
Jumlah
88,644,755,415 77,239,885,538
87,13
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
3.4.1
Anggaran Dinas Kesehatan bersumber APBD Kabupaten Bantul
Anggaran pada tahun 2014 sebesar
Rp.
82,794,905,415,- dengan
realisasi Rp.
71,484,250,338,- atau sebesar 86,34% sebagai berikut:
(3)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
48
Tabel 3.9. Pencapaian Kinerja dan Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Kinerja Anggaran (Rp)
Target Capaian %
Realisasi Target Capaian
% Realisasi 1 Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat
1) Angka Kematian Ibu* 75 104,7 60,40 4,062,621,361 3,983,920,500 98.06 2) Angka Kematian Bayi* 7,5 8,75 83,33 114,867,000 114,117,000 99.35 3) Status Gizi Buruk
Balita*
0,43 0,38 115,56 555,330,000 555,280,000 99.99 4) Umur Harapan Hidup* 71,38 71,62 100,34 10,551,454,411 8,340,435,688 79.05 2 Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan
5) Puskesmas
melaksanakan Sistem Manajemen Mutu/ Total Quality Management (TQM)
90 66,67 74,08 1,902,415,150 1,884,544,900 99.06
3 Menurunnya angka kesakitan
6) Prevalensi HIV-AIDS* <0,5 0,05 190,00 110,000,000 109,411,270 99.46 7) Angka kesakitan (IR)
DBD
51 64,21 74,10 281,420,000 222,792,500 79.17 8) Penyembuhan kasus
TB
88 81,07 92,84 80,945,000 76,685,000 94.74 9) Cakupan Desa UCI 100 100 100,00 58,990,000 58,865,000 99.79 4 Meningkatnya kualitas
kesehatan lingkungan
10)Kualitas air minum 75 97,60 130,13 83,355,000 82,851,850 99.40 11)Jamban Sehat 80 82,11 102,64 268,805,000 247,005,000 91.89
5
Meningkatnya kemitraan di bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
12)Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri)
80 80,00 100,00
1,968,335,000
(4)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
49
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kinerja Anggaran (Rp)
Target Capaian Realisasi Target Capaian Realisasi 6 Meningkatnya jumlah
penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
13)Penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
80 89,66 112,08 54,553,223,500 46,315,935,612 84.90
7 Meningkatnya
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan bermutu
14)Penggunaan Obat Rasional pada kasus J00
91 95,23 104,65 5,642,391,743 5,339,130,054 94.63
8 Meningkat-nya sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
15)Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi
60 73,06 121,77 163,850,000 163,850,000 100.00
Jumlah 80,398,003,165 69,201,934,374 86.07
Belanja Langsung Pendukung 2,396,902,250 2,282,315,964 95.22
(5)
LAKIP Dinkes Bantul Tahun 2014
48
BAB IV
PENUTUP
Pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul secara umum
terlihat peningkatan yang signifikan atas sasaran strategis. Sebanyak 7
(tujuh) sasaran sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bupati Bantul
Nomor 386 Tahun 2014 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Bupati
dan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan 15 (lima belas) sasaran sebagaimana
tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun
2011
–
2015 rata-rata realisasi kinerja dengan kategori Sangat Tinggi.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan sebagai
jabaran dari visi dan misi Dinas Kesehatan untuk mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran
terhadap realisasi kinerja pada 15 (lima belas) indikator sasaran,
disimpulkan bahwa 11 (sebelas) indikator sasaran atau sebanyak 73,33%
dikategorikan sangat baik, 1 (satu) indikator sasaran atau 6,67%
dikategorikan tinggi, 2 (dua) indikator sasaran atau 13,33% memenuhi
kategori realisasi kinerja sedang, dan 1 (satu) indikator sasaran atau 6,67%
dikategorikan rendah. Keberhasilan ini perlu ditingkatkan, terutama pada
indikator sasaran yang capaiannya belum memuaskan dan hanya berkategori
sedang dan rendah, sehingga perlu perhatian pada tahun berikutnya.
Upaya-upaya untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang
muncul di Kabupaten Bantul telah banyak dilakukan melalui kerjasama
dengan lintas sektor terkait dan dukungan partisipasi masyarakat.
Perubahan paradigma pembangunan kesehatan yang melibatkan berbagai
elemen lintas sektor, pemerintah desa, kecamatan dan masyarakat untuk
ikut aktif dalam program-program kesehatan merupakan hal yang sangat
positif untuk membangun kepedulian masyarakat menuju hidup sehat.
(6)