Produksi Daging: Total produksi

DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 29 perah mengalami penurunan angka populasi dikarenakan makin meningkatnya biaya produksi terutama untuk biaya pakan dan konsentrat sementara disisi lain harga jual susu masih rendah sehingga banyak peternak yang terpaksa mengurangi populasi. Peningkatan harga daging sapi pada tahun-tahun terakhir juga mendorong para peternak untuk menjual ternaknya. Populasi unggas khususnya ayam ras ayam ras petelur dan pedaging dibandingkan tahun 2012 pada tahun 2013 telah mencapai target karena adanya peningkatan dalam budidaya ayam ras maupun ayam buras. Tabel 2.4 Pencapaian Populasi Ternak Tahun 2013 No Jenis Ternak Populasi Ternak ekor Pencapaian 2012 2013 Pencapaia n Target Peningkata n Realisasi Sasaran Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 1 Sapi perah 22.154 22.203 20.161 90.80 -9.88 2 Sapi Potong 29.278 29.792 31.704 108.29 8.29 3 Kuda 2.679 2.860 2.765 103.21 3.21 4 Kerbau 12.521 - 15.064 - 20.31 5 Domba 942.829 1.200.733 1.126.976 119.53 19.53 6 Kambing 83.725 85.678 84.646 101.10 1.10 7 Ayam ras pedaging 546.245 548.077 553.892 101.40 1.40 8 Ayam buras 1.578.234 1.732.247 1.603.486 101.60 1.60 9 Itik 238.761 233.184 242.581 101.60 1.60 Rata-rata 384.047 - 408.297 106.31 6.31

a. Produksi Daging: Total produksi

daging pada tahun 2013 adalah sebesar 7.674.278 kg. Kontribusi produksi daging yang dihasilkan bersumber dari daging unggas 55.65 , daging sapi 20.59 , daging kerbau 5.39 , daging domba 14.94, daging kambing 3.43. DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 30 Sedangkan kontribusi produksi telur sebesar 4.763.761 kg yang bersumber dari telur ayam buras 51.82. dan telur itik 48.18 . Produksi daging yang dihasilkan sebagian besar berasal dari ternak yang dihasilkan Kabupaten Garut, kecuali daging sapi yang masih didatangkan dari luar daerah. Tabel 2.5 Pencapaian Produksi Hasil Ternak Tahun 2013 No KOMODITI 2012 kg 2013 kg +- I DAGING - Sapi 1.911.607 1.580.312 20.59 - Kerbau 565.357 413.410 5.39 - Domba 1.155.418 1.146.500 14.94 - Kambing 241.599 263.397 3.43 - Ayam Ras 797.618 936.225 12.20 - Ayam Buras 2.882.654 2.935.159 38.25 - Itik 347.744 399.275 5.20 JUMLAH 7.901.997 7.674.278 100 II TELUR - Ayam Buras 2.396.514 2.468.593 51.82 - Itik 2.171.955 2.295.168 48.18 JUMLAH 4.568.469 4.763.761 100 III SUSU Liter 20.963.787 18.319.634 -12.6 Pencapaian produksi daging selama periode 2009-2013 terus mengalami peningkatan, kecuali untuk 2013 mengalami penurunan sekitar 2.88 . Hal ini salah satunya disebabkan lambatnya laju pertumbuhan ekonomi serta meningkatnya harga daging sapi hingga melewati level Rp. 100.000 per-kg yang mengakibatkan permintaan akan daging menurun, baik dalam jumlah maupun keragaman jenis daging. Untuk memenuhi target produksi daging sapi, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan melakukan upaya pembinaan bagi para peternak sapi untuk meningkatkan produksinya dalam mencapai norma gizi yang ideal. Upaya untuk meningkatkan kontribusi Kabupaten Garut dalam memenuhi kebutuhan sapi potong, pada tahun 2013 dilaksanakan melalui program DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 31 antara lain Bantuan Ternak dan Permodalan usaha peternak, pengembangan usaha peternakan, Pengembangan Kelembagaan Peternakan serta Peningkatan nilai mutu genetik ternak bibit pengembangan Pembibitan Ternak Sapi dalam menunjang pengembangan Sentra pembibitan ternak sapi dan ditunjang dengan sentra-sentra penggemukan di Garut bagian Utara dan Tengah, Peningkatan program fasilitasi kemitraan antara pengusaha dan pemerintah dengan para peternak sapi potong dalam usaha budidaya clan penggemukan, serta dari Peningkatan kinerja IB, Pengamanan Ternak, dan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif. b. Produksi Telur: Produksi telur mengalami peningkatan. Produksi telur selama tahun 2013 menunjukkan kenaikan masing- masing untuk telur ayam buras sebesar 3.01 dan itik sebanyak 5.67 . Produksi telur unggas untuk tahun 2013 adalah sebesar 4.763.761 Kg yang distribusinya berasal dari telur Ayam Buras 2.468.593 Kg dan telur Itik 2.295.168 Kg. Sampai saat ini produksi telur di Kabupaten Garut masih dihasilkan dari ayam Buras dan itik, sementara untuk ayam ras masih dipasok dari luar daerah. Upaya untuk meningkatkan kontribusi Kabupaten Garut dalam memenuhi kebutuhan telur pada tahun 2013 dilaksanakan melalui program antara lain Bantuan Ternak dan Permodalan usaha peternak, pengembangan usaha peternakan, Penyuluhan Peternakan serta Peningkatan nilai mutu genetik ternak bibit melalui pengadaan ternak ayam buras petelur yang berkualitas seperti ayam arab dan itik cihateup, masing-masing didatangkan dari Balai Pembibitan Unggas di Majalengka dan Penangkar Itik Cihateup di Tasikmalaya yang kemudian disebar di Kabupaten Garut. DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 32 c. Produksi Susu: Produksi susu yang dihasilkan pada tahun 2013 sebanyak 18.319.634 lt. Pada tahun 2013, produksi susu mengalami penurunan cukup signifikan yaitu sekitar 12.6. Hal ini disebabkan menurunnya populasi sapi perah yang dikarenakan meningkatnya biaya produksi terutama untuk biaya pakan dan konsentrat sementara disisi lain harga jual susu masih rendah sehingga banyak peternak yang menjual ternaknya tetapi belum membeli kembali ternak karena menunggu harga sapi perah turun. Dilihat dari produksi susu Jawa Barat, Kabupaten Garut saat ini masih tercatat sebagai penghasil susu nomor 2 dua setelah Kabupaten Bandung. Di lain pihak pada tahun 2013 dengan telah diterapkannya perdagangan bebas maka Industri Pengolah Susu IPS telah menerapkan standar kualitas susu, selain penerapan kuantitas Kadar Lemak dan Berat jenis susu juga menerapkan dengan ketat ambang batas residu Antibiotik dan Kandungan Bakteri, dengan kondisi peternakan di Jawa Barat 30 adalah peternakan rakyat, cukup berat menerapkan hal tersebut. Selama tahun 2013 telah terjadi beberapa kali penolakan susu rakyat oleh IPS, namun dengan berbagai upaya peningkatan kualitas yang melibatkan seluruh stakeholder maka rendahnya kualiltas susu tersebut dapat ditekan melalui Milking Hygienes. d. Pengendalian Penyakit Hewan Menular: Prinsip pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan yang menjadi tugas pemerintah terutama diarahkan pada penyakit yang berdampak negatif tinggi, menular, penyebaran cepat serta mengakibatkan angka kematian. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan No. DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 33 103TH.105KPITSDIP DJP0398 ada 11 sebelas penyakit yang mendapat prioritas pengendaliannya di Indonesia yaitu rabies, hog cholera, brucellosis, anthrax, salmonellosis, ND, jembrana, IBD, SE, BVD dan surra. Penyakit-penyakit tersebut sering berubah sifat dan intensitasnya setiap waktu sehingga beresiko menjadi, suatu wabah penyakit hewan menular yang akan berdampak terhadap sosio ekonomi. Oleh karena itu tindakan antisipasi melalui pencegahan, pengamatan clan pemetaan penyakit secara dini sangat diperlukan secara teratur dan berkesinambungan, lingkup pertanian yang dibudidayakan di unit pelaksana teknis dinas UPTD dan peraturan daerah No. 25 tahun 2001 tentang pemeriksaan kesehatan hewan dan bahan asal hewan antar propinsi, ransum makanan ternak serta penyidikan penyakit hewan. e. Tingkat Konsumsi Produksi Ternak: Untuk pencapaian konsumsi ternak selama tahun 2013 masing-masing menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan tahun 2012. Berdasarkan norma gizi melalui perhitungan jumlah produksi berbanding jumlah kapita penduduk, tingkat konsumsi daginig untuk Kabupaten Garut mencapai nilai norma gizi sebesar 3.03 , telur 1.95 dan susu 2.70 Bila dibandingkan dengan tahun 2012, norma gizi masyarakat untuk konsumsi daging menurun sebanyak -6.19, konsumsi telur meningkat sebanyak 4.84 dan susu menurun sebesar -12.90 . Semua norma gizi mengalami penurunan kecuali untuk produk telur. Hal ini selain disebabkan produk telur yang meningkat, juga dipengaruhi daya beli masyarakat yang lebih memilih produk telur yang dengan harga jual jauh lebih murah dibanding dua produk lainnya. Meskipun mengalami peningkatan lumayan besar, tingkat konsumsi dan norma gizi masyarakat Kabupaten Garut masih jauh dari standar yang ditetapkan WHO. Untuk konsumsi daging baru mencapai 10.1 , konsumsi DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 34 telur sebanyak 4.7 dan konsumsi susu sebanyak 6.1 dari standar yang ditetapkan. Oleh sebab itu berbagai program perlu terus digalakan dalam meningkatkan konsumsi daging, telur dan susu. Tabel 2.6 Pencapaian Penyediaan Konsumsi Hasil Ternak Tahun 2013 No Komoditas Konsumsi KgKapTahun Capaian Re alis as i 2 1 2 N o rm a G izi R ealisa s i 2013 R ealisa s i 2 1 3 d ib and ing 2012 R ealisa s i 2 1 3 d ib and ing n or m a giz i 1 Daging 3.23 10,10 3.03 93.81 30.00 2 Telur 1.86 4,70 1.95 104.84 41.49 3 Susu 3.1 6,10 2.70 87.10 44.26 Sektor Perikanan Stabilitas sosial dan laju pertumbuhan ekonomi mendorong permintaan akan ikan konsumsi secara gradual meningkat, baik dalam jumlah maupun jenis. Produksi perikanan darat untuk konsumsi pada tahun 2013 sebanyak 49.005 ton atau meningkat sebesar 9.65 dibanding tahun 2012. Produksi ikan konsumsi yang dihasilkan sebagian besar berasal dari pembudidayaan yang dihasilkan Kabupaten Garut. Untuk memenuhi permintaan produksi ikan konsumsi pada tahun 2013 dilakukan melalui upaya pembinaan bagi para pembudidaya ikan untuk meningkatkan produksinya dalam mencapai norma gizi yang ideal. Upaya untuk meningkatkan kontribusi Kabupaten Garut dalam memenuhi kebutuhan perikanan, pada tahun 2013 dilaksanakan melalui program antara lain bantuan sarana prasarana dan permodalan usaha perikanan, pengembangan usaha perikanan, Pengembangan tata kelembagaan perikanan serta Peningkatan nilai mutu bibit ikan. Pengembangan perikanan terutaman ditunjang oleh sentra-sentra produksi perikanan antara lain terdapat di 42 kecamatan. DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 35 Produksi konsumsi ikan segar di Kabupaten Garut pada Tahun 2013 mencapai 53.139 ton yang berasal dari perikanan darat sebesar 49.005 ton dan perikanan laut sebesar 4.134 ton. Dari data tersebut terlihat bahwa produksi perikanan darat masih dominan. Tabel 2.7 Pencapaian Produksi Ikan tahun 2013 No Uraian Realisasi 2012 ton Sasaran 2013 ton Realisasi 2013 ton Realisasi 2013 dibanding 2012 Capaian 2013 dibanding sasaran A Budidaya 1 Tambak 420 600 426 101.43 71.00 2 Kolam Air Tenang 27.818 41.584 30.708 110.39 73.85 3 Koalam air Deras 795 863 527 66.29 61.07 4 Sawah Minapadi 13.182 14.000 15.908 120.68 113.63 Jumlah 42.215 57.047 47.569 112.68 83.39 B Penangkapan 1 Perikanan Laut 4.834 4.319 4.134 85.52 95.72 2 Perairan umum 2.060 2.211 1.436 69.71 64.95 Jumlah 6.894 6.530 5.570 80.79 85.30 C Produksi 1 Perbenihan ekor 337.903.057 450.000.000 471.328.220 139.49 104.74 2 Jumlah Produksi Konsumsi ton 49.109 63.577 53.139 108.21 83.58 3 Jumlah Produksi Perikanan Darat ton 44.275 59.258 49.005 110.68 82.70 4 Jumlah Produksi Perikanan Laut 4.834 4.319 4.134 85.52 95.72 Kontribusi pendapatan dari subsektor perikanan meliputi semua hasil kegiatan perikanan laut, perairan umum, kolam, tambak dan keramba serta pengolahan atas produk-produk perikanan berupa pemindangan, pengeringan DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 36 dan pengasinan. Komoditas subsektor ini selain ikan juga termasuk udang, kepiting, rumput laut, ikan hias dan sebagainya. Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Garut pada tahun 2013 sebesar 23.55 kgkapitatahun dari target sebesar 23.75 kgkapitatahun atau tercapai 99.15 . Dibandingan target tahun 2012, tingkat konsumsi ikan mengalami kenaikan. Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Garut tergolong masih rendah bila dibandingan dengan target konsumsi ikan secara regional jawa Barat sebesar 30 kgkapitatahun dan nasional sebesar 34.4 kgkapitatahun. Untuk itu terus diupayakan berbagai program kegiatan yang dapat mendorong tingkat konsumsi. Upaya yang dilakukan diantaranya dengan kegiatan promosi dan sosialisasi ”Gemar Makan Ikan” serta meningkatkan produksi ikan untuk peningkatan pengadaan pangan. Sektor Kelautan Selain memiliki potensi besar di bidang peternakan dan perikanan, Kabupaten Garut juga memiliki potensi sumberdaya hayati laut yang cukup besar. Kabupaten Garut memiliki panjang pantai  80 km yang meliputi tujuh kecamatan. Panjang pantai di wilayah Selatan Garut yang mencapai 80 km memiliki potensi yang juga sangat besar untuk dikembangkan sebagai sentra pengembangan perikanan tangkap maupun budidaya. Pantai selatan Kabupaten Garut memiliki potensi berupa Zona Ekonomi Eksklusif ZEE 200 mil laut dengan luas areal penangkapan  28. 560 km 2 dan diestimasi memiliki potensi lestari MSY sebesar 166.667 tontahun. Sementara untuk zona teritorial 12 mil laut memiliki potensi sebesar 10.000 tontahun. Sampai saat ini nelayan Kabupaten Garut baru memanfaatkan zona teritorial dengan hasil tangkapan sampai tahun 2009 baru mencapai 5.571kg atau sekitar 50 dari potensi yang ada. Hal ini disebabkan karena DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 37 armada penangkapan yang dimiliki saat ini baru berupa perahukapal ukuran kecil 5-10 GT . Jenis ikan yang umumnya ditangkap di perairan selatan Kabupaten Garut diantaranya adalah Tuna, Tongkol, Cakalang, Cumi-cumi, Layur, Kakap, Bawal Hitam, Kerapu, Baronang, Cucut Botol, Lobster dan ikan hias. Disamping ikan-ikan tersebut juga terdapat rumput laut yang cukup potensial. Tabel 2.8 Armada Tangkap dan Monografi NelayanTahun 2013 PPI Perahu Unit Alat Tangkap Unit KM MT TM Jml Pancing Jaring Ra w e B o tol Ra w e B u a s Ra w e Ka k a p T ond a Ka lip o Jm l G illn et P a ya n g Si ra n g P u k a t P a n ta i Jm l Cilauteureun 20 225 125 370 59 97 174 415 497 1,242 165 30 684 8 887 Cijeruk 46 65 111 7 13 35 64 79 198 21 386 407 Cimarimuara 50 37 87 5 24 49 126 181 385 5 192 197 Ranca Buaya 179 247 426 12 69 74 215 345 715 27 27 395 449 Jumlah 20 500 74 94 83 203 332 20 ,102 2540 18 57 ,657 8 1940 PPI Nelayan Orang Pengolah Orang Bakul Orang Ju ra ga n P a n dega Ik a n Hi a s Rm p t. La u t Jm l Ik a n Rm p t La u t Jm l Ik a n U da n g Rm p t La u t Ik a n Hi a s Jm l Cilauteureun 135 1,072 45 245 1,497 5 4 9 47 4 5 3 59 Cijeruk 32 497 204 733 - 7 5 12 Cimarimuara 57 359 45 461 - 7 3 10 Ranca Buaya 74 997 257 1,328 - 8 7 1 16 Jumlah 298 2,925 45 751 4019 5 4 9 69 19 6 3 97 Produksi perikanan laut di Kabupaten Garut sebagian besar masih berasal dari hasil penangkapan. Produksi ikan laut pada tahun 2013 sebesar 4.134 kg menurun sebesar 16.93 dibanding produksi pada tahun 2012. Peningkatan produksi ikan laut diupayakan melalui bantuan sarana prasarana dan permodalan kelompok nelayan, pengembangan usaha DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT 38 perikanan, Pengembangan tata kelembagaan perikanan serta Peningkatan teknologi dan armada tangkap. Potensi budidaya laut di Kabupaten Garut sebesar 3.400 Ha dan baru dimanfaatkan sebesar 0.5 Ha atau baru sekitar 0.01. Budidaya tambak dengan potensi yang ada sebesar 1000 Ha dan baru dimanfaatkan sekitar 26.6 Ha atau baru termanfaatkan sekitar 2,66 Selain potensi perikanan, di Kabupaten Garut terdapat banyak potensi pada ekosistem yang belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi ekosistem kelautan terdiri dari: - Estuaria : 24 ha - Terumbu Karang : 525 ha - Padang Lamun : 75 ha - Mangrove : 50,9 ha Potensi sumberdaya laut lainnya yang terdapat di Kabupaten Garut adalah sumberdaya energi dari pasang surut yang dapat dikonversi menjadi energi listrik terutama pada daerah-daerah teluk dan estuaria. Sumberdaya mineral antara lain berupa biji timah, pasir besi, pasir pantai, batu, kobalt, mangan, tembaga dan lain-lain. Kabupaten Garut juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangan sebagai daerah tujuan wisata pantai dengan beragam objek wisata yang masih belum tergali dengan optimal.

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG