KEMITRAAN DAN JEJARING USAHA

Pasal 38 1 Untuk meningkatkan akses Usaha Mikro dan Kecil terhadap sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Pemerindah Daerah: a. menumbuhkan, mengembangkan, dan memperluas jaringan lembaga keuangan bukan bank; b. menumbuhkan, mengembangkan, dan memperluas jangkaan lembaga penjamin kredit; c. memberikan kemudahan dan fasilitasi dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh pembiayaan; dan d. meningkatkan fungsi dan peran Konsultan Mitra Bank dalam pendampingan dan advokasi bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk memperoleh pembiayaan. 2 Dunia usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan dan masyarakat berperan serta secara aktif meningkatkan akses Usaha Mikro dan Kecil terhadap pinjaman atau kredit sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan cara: a. meningkatkan kemampuan menyusun studi kelayakan usaha; b. meningkatkan pengetahuan tentang prosedur pengajukan kredit atau pinjaman; dan c. meningkatkan pemahaman dan ketrampilan teknis serta manajerial usaha. Bagian Kedua Pembiayaan dan Penjaminan Usaha Menengah Pasal 39 Pemerintah Daerah melakukan pemberdayaan Usaha Menengah dalam bidang pembiayaan dan penjaminan dengan: a. memfasilitasi dan mendorong peningkatan pembiayaan modal kerja dan investasi melalui perluasan sumber dan pola pembiayaan, akses terhadap pasar modal dan lembaga pembiayaan lainnya; dan b. mengembangkan lembaga penjamin kredit dan lembaga lainnya serta meningkatkan fungsi lembaga penjamin ekspor dan konsultan keuangan mitra bank.

BAB XI KEMITRAAN DAN JEJARING USAHA

Bagian Kesatu Kemitraan Pasal 40 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat melakukan kerjasama usaha dengan pihak lain dalam bentuk kemitraan berdasar kesetaraan. Pasal 41 Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ditujukan untuk: a. mewujudkan kemitraan antara Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan Usaha Besar; b. mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pelaksanaan transaksi usaha dengan Usaha Besar; c. mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; d. mencegah pembentukan struktur pasar yang mengarah pada terjadinya persaingan usaha tidak sehat dalam bentuk monopoli, oligopoli, dan monopsoni; dan e. mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang perseorangan atau kelompok tertentu yang merugikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pasal 42 1 Pemerintah Daerah memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk melakukan hubungan kemitraan dalam berbagai bentuk bidang usaha. 2 Dunia Usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan dan masyarakat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk melakukan hubungan kemitraan dalam berbagai bidang usaha. 3 Dalam mewujudkan kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Pemerintah Daerah berperan sebagai fasilitator dan stimulator. Pasal 43 1 Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dapat dilaksanakan dengan pola: a. inti plasma; b. sub kontrak; c. perdagangan umum; d. waralaba; e. distribusi dan keagenan; dan f. bentuk lainnya. 2 Pola kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pola kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam Peraturan Bupati. Bagian Kedua Jejaring Usaha Pasal 44 1 Setiap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat membentuk Jejaring Usaha. 2 Jejaring Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi bidang usaha yang mencakup bidang-bidang yang disepakati oleh kedua belah pihak dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan, ketertiban umum dan kesusilaan.

BAB XII SANKSI ADMINISTRATIF

Dokumen yang terkait

Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 77 85

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 62 130

Bank Perkreditan Rakyat Sebagai Sumber Pembiayaan Usaha Menengah Kecil Di PT BPR Tridana Percut Medan

0 32 88

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

Peran Hukum Perbankan Dalam Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Pt Bank Rakyat Indonesia Cabang Lubuk Pakam)

1 62 141

Unit Usaha Jasa Dan Industri Laboratorium Dental FKG-USU: Peningkatan Mutu Pelayanan Prostodontik Dan Inovasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi

1 69 47

PERDA NO 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

0 0 26

PERDA 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

0 0 23