BAB IV PELAKSANAAN PENGAWASAN IZIN USAHA PARIWISATA
DI KOTA MEDAN
A. Gambaran Umum Kepariwisataan Kota Medan
Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis
secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintah daerah.
35
Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat
dengan kota-kota negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan
diperkirakan memiliki pangsa pasar barangjasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2014
diperkirakan telah mencapai 2.983.868 jiwa. Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota
Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regionalnasional.
36
Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951,
35
Pemkomedan.Go.IdSelayang_Informasi.Php diakses tanggal 1 April 2015
36
Ibid
Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan
dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66IIIPSU tanggal 21
September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota
Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang
sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 1402271PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran
Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH
Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang penitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II
Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan
administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis.
Keberadaan Kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun 1590 oleh Guru
Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang
diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh. Perkembangan Kota Medan selanjutanya ditandai dengan perpindahan
ibukota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis Ke Medan, tahun 1887, sebelum akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang
Gubernur pada tahun 1915. Secara historis, perkembangan kota medan sejak awal memposisikan nya menjadi jalur lalu lintas perdagangan. Posisinya yang terletak
di dekat pertemuan Sungai Deli dan Babura, serta adanya Kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam awal perkembanganya, telah
mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai Pusat Perdagangan ekspor- impor sejak masa lalu.
Kota Medan pada pertengahan tahun 2010 telah menerima penghargaan berupa anugerah Indonesia Tourism Award ITA sebagai The Most Favorite
City dan The Best Service City. Hal ini tentu saja dapat menjadi motivasi tersendiri untuk dapat menumbuh kembangkan sektor pariwisata di Kota Medan.
Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam upaya penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri
yang mampu mendatangkan devisa negara dan penerimaan asli daerah yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat dalam berbagai sektor ekonomi.
Potensi pariwisata yang dimiliki oleh Kota Medan sangat prospektif dan obyek wisata adalah satu mata rantai yang sangat penting di dalam rangkaian industri
pariwisata dan diharapkan oleh pemerintah kota sebagai penambah pendapatan daerah dalam meningkatkan perekonomian. Bangunan bersejarah merupakan
salah satu sumber pendapatan untuk menambah devisa melalui kunjungan wisatawan mancanegara.
Pengembangan bidang pariwisata merupakan suatu hal yang sangat perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah, mengingat banyak sekali keuntungan atau
manfaat yang bisa diambil dari kegiatan pariwisata, antara lain dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat serta
memperkenalkan seni budaya daerah dan hasil kerajinan daerah untuk dapat dipasarkan kepada wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara,dan yang tak kalah penting adalah dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah PAD. Dalam melakukan pengembangan pariwisata
dibutuhkan berbagai pendukung untuk memperlancar jalannya kegiatan. Antara lain sumber daya manusia yang berkualitas, adanya dana yang cukup memadai,
didukung sarana dan prasarana serta kebijakan dari Pemerintah Daerah yang memprioritaskan bidang pariwisata. Suatu kegiatan pengembangan pariwisata
yang sudah baik tanpa adanya dukungan dari hal-hal tersebut diatas tidak mungkin dapat mencapai hasil yang diharapkan, artinya setiap pengembangan bidang
pariwisata sangat membutuhkan dana serta SDM yang berkualitas disamping ditunjang adanya sarana dan prasarana serta kebijakan dari Pemerintah Daerah
Pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek destinasi dan aspek market.
Meskipun aspek market perlu dipertimbangkan namun macam, sifat dan perilaku obyek dan daya tarik wisata alam dan budaya diusahakan untuk menjaga
kelestarian dan keberadaannya, sehingga pengembangannya harus berdasarkan
market driven. Pengembangan pariwisata memerlukan perencanaan secara nasional, regional atau Provinsi dan kawasan ataupun obyek. Perencanaan secara
nasional disusun berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku serta berbagai issues dan fenomena yang berkembang. Sementara itu pengembangan pariwisata
regional atau lokal didasarkan pada regulasi di daerah serta persepsi dan preferensi masyarakat sebagai bentuk realisasi paradigma baru yang
memberdayakan masyarakat. Proses perencanaan Tinjauan Tentang Kebijakan Pemerintah Daerah Terkait Pengembangan Kepariwisataan Di Sumatera Utara
Studi Kasus Kota Medan pengembangan pariwisata yang mengkoordinasikan pemikiran nasional dan pemikiran masyarakat akan menghasilkan perencanaan
terpadu. Secara langsung perencanaan ini akan menjadi participation planning. Pengembangan pariwisata Indonesia telah tercermin dalam rencana
strategi yang dirumuskan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, yakni:
1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membuka kesempatan
berusaha dan lapangan kerja serta pemerataan pembangunan di bidang pariwisata;
2 Mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkesinambungan sehingga
memberikan manfaat sosial-budaya, sosial ekonomi bagi masyarakat dan daerah, serta terpeliharanya mutu lingkungan hidup;
3 Meningkatkan kepuasan wisatawan dan memperluas pangsa pasar; dan
4 Menciptakan iklim yang kondusif bagi pembangunan pariwisata Indonesia
sebagai berdayaguna, produktif, transparan, dan bebas KKN untuk
melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat, dalam institusi yang merupakan amanah yang dipertanggungjawabkan accountable.
Perencanaan Nasional Pengembangan Pariwisata menghasilkan strukturisasi pengembangan kawasan konservasi. Perubahan yang mendasar
adalah konsep kawasan sebagai fungsi utama pelestarian. Sementara pemanfaatan hanya dilakukan terhadap aspek jasa estetika, pengetahuan pendidikan dan
penelitian terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati filosofi, pemanfaatan jalur untuk tracking dan adventuring. Proses yang hampir sama dapat dilakukan
terhadap perencanaan pariwisata wilayah regional provinsi. Pada perencanaan ini akan menghasilkan wilayah atau kawasan pengembangan pariwisata. Perencanaan
pada level wilayah Provinsi ini merupakan perencanaan yang menampung perencanaan lokal ODTW atau areal wisata alam dengan menjabarkan dan
berpedoman pada perencanaan nasional. Upaya pengembangan pariwisata yang dilihat dari kebijaksanaan dalam
pengembangan wisata alam, dari segi ekonomi pariwista alam akan dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Memang pariwisata alam membutuhkan
investasi yang relatif lebih besar untuk pembangunan sarana dan prasarananya. Untuk itu diperlukan evaluasi yang teliti terhadap kegiatan pariwisata alam
tersebut. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa pariwisata alam yang berbentuk ekoturisme belum berhasil berperan sebagai alat konservasi alam
maupun untuk mengembangkan perekonomian. Salah satu penyebabnya adalah sulitnya mendapatkan dana pengembangan kegiatannya.
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah
tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya.
Untuk kesiapan objek-objek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan
disesuaikan dengan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan. Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan
meningkatkan aksesibilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. Di samping berbagai kebutuhan
yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin,
pusat-pusat perbelanjaan, barber, dan sebagainya. Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlukan
koordinasi yang mantap antara instansi terkait bersama dengan instansi pariwisata di berbagai tingkat. Dukungan instansi terkait dalam membangun prasarana wisata
sangat diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya pembangunan pariwisata.
Dalam pembangunan prasarana pariwisata pemerintah lebih dominan karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut,
seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara daerah, dan sebagainya, yang tentu saja dapat
meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja masyarakat
Pengelolaan kawasan wisata alam banyak menggunakan dana dari pendapatan pariwisata dari pengunjung sebagai mekanisme pengembalian biaya
pengelolaan dan pelestarian kegiatan pariwisata alam belum tercapai secara optimal. Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang
pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur, yaitu :
1. Objek dan daya tarik wisata, 2. Prasarana wisata,
3 .Sarana wisata, 4. Infrastruktur,
5. Masyarakatlingkungan Bangunan–bangunan bersejarah mempunyai pengertian sebuah bangunan
atau kelompok bangunan yang memiliki nilai sejarah baik dari fisik mapun fungsi dari bangunan tersebut. Bangunan bersejarah di Kota Medan memiliki nilai
sejarah yang sangat penting bagi perkembangan budaya masyarakat yang terdiri dari berbagai etnis yang menarik dan memiliki nilai jual dalam pariwisata. Kota
Medan memiliki banyak aset bangunan yang bernilai sejarah dan sumber daya kultural yang secara keseluruhan membentuk citra kota atau gambaran yang
bernilai sejarah terhadap Kota Medan. Terdapatnya berbagai macam objek wisata khususnya di Kota Medan,
Kuil Shri Mariamman, Istana Maimon, Musium Kemerdekaan, Musium Gedung Arca, merupakan salah satu objek wisata yang cukup diminati banyak wisatawan,
karena berbeda dengan tempat yang lain, daerah dan bangunannya menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik minat wisatan untuk berkunjung ke kota Medan.
Dalam rangka meningkatkan pengembangan kepariwisataan di Kota Medan, Pemerintah Kota Medan telah menetapkan strategi dan arah kebijakan
yang menunjang keberhasilan pariwisata di Kota Medan. Kebijakan-kebijakan tersebut adalah :
37
a. Mengembangkan pemenuhan kebutuhan kepariwisataan sebagai daya tarik
kota sekaligus sebagai bagian penting peningkatan perekonomian kota. b.
Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas promosi serta penyuluh di bidang kebudayaan dan pariwisata.
c. Meningkatkan penggalian potensi kebudayaan dan pariwisata lokal.
d. Penyediaan sarana dan prasarana wisata kota yang handal
e. Meningkatkan pengelolaan serta pelestarian objek kebudayaan dan
pariwisata secara terkoordinasi, dan partisipatif. Beberapa objek wisata di Kota Medan antara lain :
38
1. Istana Maimun
Istana Maimun sangat terkenal karena merupakan peninggalan Kerajaan Deli, sebuah istana yang berwarna kuning berdiri megah di tengah Kota Medan.
Lokasi Istana Maimun di Jl. Brig. Katamso Kel. Sukaraja Kec. Medan Maimun, Medan sangat mudah untuk dijangkau karena terdapat banyak transportasi umum
37
ibbi.ac.idibbiacidbahanhasrul-4.pdf diakses tanggal 1 April 2015
38
Winnyradc.Wordpress.Com2013022115-Tempat-Menarik-Yang-Wajib-Di- Kunjungi-Di-Medan-Sumatera-Utara diakses tanggal 1 April 2015
dan letaknya di tepi jalan Katamso dan kelihatan dari depan jalan sehingga mudah untuk di akses.
Pengunjung bisa menikmati koleksi dari Istana yang berasal dari masa lalu namun masih utuh seperti foto Sultan beserta seluk beluk sejarah Kerajaan Deli,
dan terdapat Singgasana Sultan yang mewah. Untuk menambah wawasan tentang Kerajaan Deli dan menikmati nuansa tempo dulu, Istana Maimun bisa jadi
referensi untuk travelling dan menikmati hari libur di Medan. 2.
Masjid Raya Medan Masjid Raya Medan yang merupakan icon Medan. Masjid Raya Medan
merupakan masjid yang megah dan besar yang merupakan rumah ibadah umat Islam. Nama lain dari Masjid Raya Medan ialah Masjid Raya Al Mashun yang
berdiri pada tanggal 21 Agustus 1906 yang berbentuk octagonal dan memiliki kubah sebanyak lima buah dengan warna putih dengan kubah berwarna hitam dan
membawa kesan yang menakjubkan. Tempat ini sangat mudah dijangkau, masjid raya medan berlokasi di Jl. Sisingamangaraja Medan. Tidak jauh dari Istana
Maimun cukup berjalan kaki sekitar 200 meter. 3.
Penangkaran Buaya Asam Kumbang Medan Sebuah kolam dengan buaya dapat dilihat di Penangkaran Buaya Asam
Kumbang Medan yang berisi buaya-buaya rawa. Taman Buaya Asam Kumbang merupakan salah satu tempat yang harus dicoba dikunjungi jika sedang di Medan
karena di taman buaya kita bisa melihat ribuan ekor buaya di rawa buatan dan juga di kolam-kolam yang umur buayanya variatif hingga umur 78 tahun. Lokasi
Taman Buaya Asam Kumbang di Sunggal Medan dan sangat mudah untuk ditemukan karena banyak trasnportasi umum.
4. Rahmad Gallery
Rahmat Galleri Medan, sebuah museum pengawetan hewan yang terkenal dengan “wild museum”. Melihat hewan-hewan yang diawetkan dan ditata dengan
sebaik mungkin sehingga menambah wawasan tentang dunia satwa. Hewan- hewan ini bukan sengaja dibunuh, tapi hewan yang sudah mati lalu diawetkan. Di
Museum Rahmat terdapat koleksi hewan sebanyak 1000 jenis spesies. Lokasi Museum Satwa Internasional Rahmat di Jl. S. Parman Medan.
5. Kampung KelingKampung Madras Medan
Kampung Keling atau sekarang yang disebut dengan Kampong Madras ialah nama sebuah tempat yang ada di Medan yang memiliki penduduk India yang
besar. 6.
Tjong Afie Merupakan rumah tua yang merupakan peninggalan Tjong Afie dengan
desain perpaduan Tionghoa Melayu dan Eropa. Disini kita bisa menikmati sejarah kehidupan, mempelajari budaya perpaduan Melayu dan Tioghoa serta peningalan
yang bersejarah baik itu lukisan, maupun perabotan rumah tangga keluarga Tjong Afie. Lokasi Tjong Afie di Jl. Ahmad Yani Kesawan Medan dan mudah untuk
ditemukan, tak jauh dari Merdeka Walk. 7.
Objek Wisata Kebun Binatang Medan Kebun Binatang Medan KBM terletak di daerah Simalingkar B,
Kecamatan Medan Tuntungan. Kebun binatang ini banyak dikritik karena
dianggap tidak menyediakan fasilitas yang layak bagi menampung hewan-hewan yang dimilikinya. Suasana yang gersang serta pemberian makanan yang kurang
bagi para hewan juga menjadi masalah yang dihadapi kebun binatang ini. Pengunjung banyak mengeluhkan tentang kondisi hewan di KBM yang sepertinya
kurang mendapat perawatan yang baik sehingga terlihat tidak begitu menarik. Faktor-faktor Penghambat Pengembangan Kepariwisataan Kota Medan
apabila dikembangkan dengan serius dan seksama dapat menjadi salah satu Kota Wisata di Indonesia. Sudah sepatutnya pemerintah dan masyarakat Kota Medan
secara bersama-sama bersatu satu sinergi membangun Kota Medan sehingga sektor pariwisata dapat menjadi primadona di Kota Medan, mengingat menurut
sejarah, Kota Medan merupakan Paris van Sumatera dahulunya.
B. Mekanisme Pengawasan Terhadap Izin Usaha Pariwisata