dianggap tidak menyediakan fasilitas yang layak bagi menampung hewan-hewan yang dimilikinya. Suasana yang gersang serta pemberian makanan yang kurang
bagi para hewan juga menjadi masalah yang dihadapi kebun binatang ini. Pengunjung banyak mengeluhkan tentang kondisi hewan di KBM yang sepertinya
kurang mendapat perawatan yang baik sehingga terlihat tidak begitu menarik. Faktor-faktor Penghambat Pengembangan Kepariwisataan Kota Medan
apabila dikembangkan dengan serius dan seksama dapat menjadi salah satu Kota Wisata di Indonesia. Sudah sepatutnya pemerintah dan masyarakat Kota Medan
secara bersama-sama bersatu satu sinergi membangun Kota Medan sehingga sektor pariwisata dapat menjadi primadona di Kota Medan, mengingat menurut
sejarah, Kota Medan merupakan Paris van Sumatera dahulunya.
B. Mekanisme Pengawasan Terhadap Izin Usaha Pariwisata
Kepariwisataan salah satu jenis usaha yang dapat menghasilkan jasa atau produk yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang terjadi
tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya usaha, lokasi tempat kedudukan, letak geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan
metode atau cara pemasarannya. Dalam melakukan pengawasan, tahap-tahap yang penting adalah:
1. Mempersiapkan standar dalam menyusun strategi.
2. Mengadakan pengecekan dan pelaporan dari setiap usaha.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
4. Melaksanakan perbandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa
penyimpangan
5. Mengadakan koreksi pada pelaksanaan
39
Walikota melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan usaha pariwisata. Walikota dalam melaksanakan pengawasan dan melimpahkan kepada
Kepala SKPD. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha hiburan, Walikota dapat membentuk Tim Pengawasan Usaha Pariwisata TPUP.
1 TPUP sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 bertugas membantu Walikota dengan masa bakti 3 tiga tahun. 2 Keanggotaan TPUP terdiri dari
unsur Pemerintah Daerah, TNI, Kepolisian, Kejaksaan, Kantor Kementerian Agama, MUI, dan Unsur Asosiasi Kepariwisataan. 3 TPUP sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Keputusan Walikota. .
C. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan dalam Penyelenggaraan Usaha
Pariwisata
Pengawasan erat sekali kaitannya dengan perencanaan, yang artinya harus ada sesuatu obyek yang diawasi, jadi pengawasan hanya akan berjalan kalau ada
rencana programkegiatan untuk diawasi. Rencana digunakan sebagai standar untuk mengawasi, sehingga tanpa rencana hanya sekedar meraba-raba.
Apabila rencana telah ditetapkan dengan tepat dan memulai pengawasannya begitu rencana dilaksanakan, maka tidak ada hal yang
menyimpang.
39
T. Hani Handoko, Op.cit. hal 362
Pada umumnya pengawasan terdiri dari 3 tiga langkah yaitu: 1.
Menentukan standar, standar pengawasan adalah suatu standar tolok ukur yang merupakan patokan bagi pengawas dalam menilai apakah obyek atau
pekerjaan yang diawasi berjalandengan semestinya atau tidak 2.
Mengukur hasil atas dasar standar, penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudahsenyatanya dikerjakan dapat dilakukan melalui
antara lain: laporan lisan dan tertulis, buku catatan harian tentang itu, Baganc, Jadwal atau grafik produksihasil, Insfeksi atau pengawasan
langsung; Pertemuankonferensi dengan petugas-petugas yang bersangkutan; survei yang dilakukan oleh tenaga staf atau melalui
penggunaan alat teknik. 3.
Mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Aktifitas tersebut di atas merupakan kegiatan yang dilakukan
pembandingan antara hasil pengukuran dengan standar. Maksudnya, untuk mengetahui apakah diantaranya terdapat perbedaan dan jika ada, maka
seberapa besarnya perbedaan tersebut kemudian untuk menentukan perbedaan itu perlu diperbaiki atau tidak.
Standar pengukuran yang dipakai biasanya sudah ditentukan oleh penanggung jawab programkegiatan, yang selanjutnya pengawas mengukur hasil-
hasilnya dengan mengacu kepada standar tersebut. Hasil pengukurannya sebagai dasar untuk apakah pelaksanaan kegiatan telah diselenggarakan secara efisien,
efektif, ekonomis dan tertib aturan. Pengawasan akan sia-sia tanpa tindakan perbaikan, apabila dalam pengukuran hasil ditemukan keadaan tidak sesuai
standar yang direncanakan, maka pengawas harus menganjurkan tindakan perbaikan. Mengetahui adanya pelanggaran, maka pengawas berkewajiban
melaporkannya kepada pihak yang berwenang. Oleh karena itu dengan pelaksanaan pembentukan kualitas aparatur
pemerintahan, maka ditunjuklah inspektorat selaku badan pengasawan internal pemerintah kabupatenkota, yang berfungsi untuk mengawasi kinerja pemerintah,
pada kegiatan pembangunan, kegiatan kepegawaian, dan pelayanan pada masyarakat. Agar tercipta pemerintahan yang baik Good Governance, dan bersih
di daerah. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan pengawasaan pemerintah di
Kantor Walikota Medan, dalam hal ini tugas dan fungsi inspektorat sebagai salah satu bagiannya sudah diterapkan sebagai pengawas fungsional. Namun menurut
pengamatan penulis pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat terhadap pegawai negeri sipil pada umumnya dan pada badan kepegawaian yang dimana bagian ini
menjadi tempat urusan menengenai kepegawaian tentu saja akan berbeda dengan yang lain, sehingga tentu saja konsep pengawasaan yang digunakan akan
membawa sesuatu yang berbeda terhadap Pegawai Negeri Sipil di instansi tersebut.
Setiap pengusaha pariwisata yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 1, Pasal 37 2, dan Pasal 49 dikenai sanksi
administratif. Sanksi administratif yang diberikan bagi penyelenggara usaha pariwisata
antara lain:
a. Teguran tertulis, dikenakan kepada pengusaha paling banyak 3 tiga kali
dengan tenggang waktu masing-masing 3 tiga hari. Teguran tertulis diberikan oleh Kepala Dinas berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan di
tempat atau alat bukti lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Teguran tertulis pada ayt 3 diberikan oleh Kepala Dinas berdasarkan Berita Acara
Pemeriksaan di tempat atau alat bukti lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
b. Pembatasan kegiatan usaha; Sanksi pembatasan kegiatan usaha dikenakan
kepada pengusaha yang tidak mematuhi teguran c.
Pembekuan sementara kegiatan usaha; Sanksi pembekuan sementara kegiatan usaha dikenakan kepada pengusaha yang tidak memenuhi
ketentuan yang berlaku d.
Pembatalan TDUP; danatau. Sanksi pembekuan sementara dilaksanakan selama 6 enam bulan.
e. Penutupan tempat usaha pariwisata. Apabila ketentuan tidak dilaksanakan,
maka dilakukan pembatalan TDUP danatau penutupan tempat usaha pariwisata. Pembatalan TDUP danatau penutupan tempat usaha pariwisata
diberikan oleh Walikota atas usulan Kepala Dinas
D. Kendala dan Upaya Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Tugas