Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, membahas serta menuangkannya dalam bentuk Skripsi dengan judul Pengawasan
Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Studi Pemko Medan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yakni:
1. Bagaimana pengaturan izin usaha pariwisata berdasarkan peraturan daerah
kota Medan No. 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan? 2.
Bagaimana pengawasan dalam penyelenggaraan usaha pariwisata ? 3.
Bagimana pelaksanaan pengawasan izin usaha pariwisata di Kota Medan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Ada pun yang menjadi tujuan dibuatnya skripsi ini adalah: a.
Untuk mengetahui pengaturan izin usaha pariwisata berdasarkan peraturan daerah kota Medan No. 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan.
b. Untuk mengetahui pengawasan dalam penyelenggaraan usaha pariwisata.
c. Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan izin usaha pariwisata di Kota
Medan.
2. Manfaat Penulisan
Manfaat penelitian ini antara lain adalah : a.
Secara teoritis Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat
memberikan kontribusi bagi pembangunan ilmu hukum, khususnya dalam bidang Hukum Administrasi Negara.
b. Secara praktis
Diharapkan memberikan umpan balik kepada pemerintah Kota Medan beserta elemen-elemen yang terkait sehingga Pemerintah Kota Medan
lebih membuka diri dan mau bermitra dengan berbagai pihak baik peneliti dari kalangan perguruan tinggi, DPRD, tokoh masyarakat,
LSM dan pengusaha dalam rangka mencari format kebijakan yang diperlukan untuk model kegiatan pemerintahan dalam pelayanan yang
lebih efisien, responsif dan akuntanbel.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran dan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis baik di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, maka
penulis memilih judul Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Kepariwisataan Studi Pemko
Medan. Judul penelitian ini belum diteliti oleh peneliti yang lain maka penulis tertarik untuk mengambil judul ini sebagai skripsi, maka dapat dikatakan bahwa
penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Perizinan
Pembukaan UUD 1945 menetapkan dengan tegas tujuan kehidupan bernegara yang berdasarkan hukum, hal ini berarti bahwa hukum merupakan
supermasi atau tiada kekuasaan lain yang lebih tinggi selain hukum. Upaya merealisasi Negara berdasarkan hukum dan mewujudkan kehidupan bernegara
maka hukum menjadi pengarah, perekayasa, dan perancang bagaimana bentuk masyarakat hukum untuk mencapai keadilan. Berkaitan dengan hal tersebut harus
disesuaikan dengan perkembangan masyarakat serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam perspektif hukum penyelenggaraan perizinan berbasis pada teori negara hukum modern negara hukum demokrasi yang merupakan perpaduan
antara konsep negara hukum rechstaat dan konsep negara kesejahteraan welfare. Negara hukum secara sederhana adalah negara yang menempatkan
hukum sebagai acuan tertinggi dalam penyelenggaran negara atau pemerintah supremasi hukum.
3
Perizinan merupakan instrumen kebijakan Pemerintahpemda untuk melakukan pengendalian atas eksternalitas negatif yang mungkin ditimbulkan
3
C.J.N. Verstedon, Intelecding Algremen Bestuursrechht, Samson H.D. Tjeenk Wilink, Aphen aan den Rij. 1984, hal 71
oleh aktivitas sosial maupun ekonomi. Izin juga merupakan instrumen untuk perlindungan hukum atas kepemilikan atau penyelenggaraan kegiatan.sebagai
instrumen pengendalian perizinan memerlukan rasionalitas yang jelas dan tertuang dalam bentuk kebijakan pemerintah sebagai sebuah acuan tanpa
rasionalitas dan desain instrumen untuk membela kepentingan atas tindakan yang berdasarkan kepentingan individu.
4
Dalam pengertian yang luas, izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan
tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan sedangkan dalam pengertian sempit, izin pada umumnya berdasarkan pada keinginan
pembuat undang-undang mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-keadaan yang buruk, tercela, tidak diinginkan pemerintah dengan
diharapkan pemerintah dapat melakukan pengawasan
5
Menurut pendapat Utrecht yang di kutip oleh Sutedi
6
, pengertian vergunning atau izin yaitu bilamana pembuat peraturan pada umumnya melarang
suatu perbuatan, tetapi juga memperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal konkrit, maka perbuatan administrasi negara
yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu izin. Lebih lanjut Sutedi menyatakan
7
4
A. Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik. Jakarta: Sinar Grafika, 2010. hal 7
5
P.M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.2003 hal 7
6
A. Sutedi, Op.cit., hal 8
7
Ibid.
bahwa izin vergunning adalah suatu persetujuan dari pengusaha
berdasarkan undang-undang atau Peraturan Pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketetntuan-ketentuan larangan perundang-undangan.
Menurut pendapat Prayudi Atmosoedirjo yang dikutip oleh Philipus M Hadjon,
8
2. Pengawasan
“dispensasi atas suatu larangan’ izin beranjak dari ketentuan yang ada pada dasarnya tidak melarang suatu perbuatan tetapi untuk melakukan suatu
perbuatan dibutuhkan suatu perosedur tertentu untuk dilalui sedangkan menurut Mr WR Prins memberikan pengertian tentang izin adalah memberikan dispensasi
dari sebuah larangan, izin ini bukan dimaksudkan untuk menjadi suatu peraturan umum, jadi tidak berlaku sesuatu yang istimewa melainkan bermacam-macam
usaha yang ada. Pada hakekatnya tidak berbahaya tetapi berhubungan yang satu dan yang lain sebab dianggap baik untuk diawasi oleh administrasi negara.
Pengawasan secara umum dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh
mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi. Pengawasan secara umum juga diartikan sebagai suatu kegiatan administrasi yang bertujuan mengandalkan
evaluasi terhadap pekerjan yang sudah diselesaikan apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Karena itu bukanlah dimaksudkan untuk mencari siapa yang salah satu
yang benar tetapi lebih diarahkan kepada upaya untuk melakukan koresi terhadap hasil kegiatan. Dengan demikian jika terjadi kesalahan atau penyimpangan-
penyimpagan yang tidak sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, maka segera
8
P.M, Hadjon, Op.cit., hal 8
diambil langkah-langkah yang dapat meluruskan kegiatan berikutnya sehingga terarah pelaksanaanya.
Pengawas mempunyai peranan yang penting dalam manajemen kepegawaian. Ia mempunyai hubungan yang terdekat dengan pegawai-pegawai
perseorangan secara langsung dan baik buruknya pegawai bekerja sebagian besar akan tergantung kepada betapa efektifnya ia bergaul dengan mereka.
Untuk dapat memahami lebih lanjut mengenai pengawasan ini akan mengemukakan pendapat para sarjana di bawah ini.
Menurut Sondang P. Siagian dalam Manullang dikatakan bahwa: “Pengawasan adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjaga agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
9
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan menajemen tercapai.
10
Menurut Sarwoto, “Pengawasan merupakan kegiatan manager yang Ini berkenaan dengan cara-
cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan
pengawasan. Pengawasan adalah suatu proses kegiatan penelitian terhadap objek
pengawasan kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan fungsi objek pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
9
M. Manullang, Dasar-Dasar Management, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001, hal. 43.
10
T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 2009, hal 359.
mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan hasil yang dikehendaki “.
11
Pengawasan adalah kegiatan penilaian terhadap organisasikegiatan dengan tujuan agar organisasikegiatan tersebut melaksanakan fungsinya dengan
baik dan dapat memenuhi tujuannya yang telah ditetapkan.
12
Menurut Manullang : “Pengawasan adalah penilaian akan pekerjaan bawahan, baik yang sedang dikerjakan maupun yang sudah selesai dengan
maksud mengadakan tindakan perbaikan bila perlu agar benar- benar dapat dihasilkan tujuan yang telah digariskan.
13
F. Metode Penelitian
Dari definisi-definisi tersebut di atas penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan melihat, memeriksa,
dan menguji apakah pekerjaan itu terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kemudian dengan pengawasan ini akan dapat
diketahui kelemahan-kelemahan dari pada pelaksanaan rencana tersebut sehingga tindakan perbaikan segera dilakukan demi tercapainya tujuan tersebut.
Jadi jelaslah bahwa pekerjaan pengawasan itu merupakan fungsi pimpinan, semakin rendah tingkat pimpinan maka semakin rendah pula pekerjaan
pegawai mengawasi, begitu pula sebaliknya jika semakin tinggi tingkat pimpinan maka semakin tinggi pula tugasnya untuk melaksanakan pengawasan.
11
Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hal. 21.
12
Fahmi Irfan, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi
,
cetakan pertama, Penerbit : Alfabeta, Bandung, 2012, hal 139
13
M. Manullang, Op.Cit., hal. 44.
Untuk memperoleh, mengumpulkan serta menganalisa setiap data maupun informasi yang sifatnya ilmiah, diperlukan metode agar skripsi mempunyai
susunan yang sistematis dan konsisten. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif, penelitian hukum normatif meliputi penelitian terhadap asas-asas hukum, taraf
sinkronisasi hukum, sejarah hukum, dan perbandingan hukum.
14
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis-empiris. Pendekatan yuridis digunakan untuk menganalisis berbagai peraturan perundang-undangan
terkait dengan perjanjian perjanjian pengadaan barang dan jasa. Sedangkan pendekatan empiris digunakan untuk menganalisis hukum yang dilihat sebagai
perilaku masyarakat yang berpola dalam kehidupan masyarakat yang selalu berinteraksi dan berhubungan dalam aspek kemasyarakatan.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris
atau biasa disebut penelitian yuridis empiris. Dalam penelitian ini, hukum dikonsepkan sebagai suatu gejala empiris yang dapat diamati di dalam kehidupan
nyata.
15
14
Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001 hal. 13-14.
15
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999, hal. 36.
2. Sifat penelitian
Sifat penelitian dari skripsi ini lebih mengarah kepada sifat penelitian deskriptif yakni penelitian secara umum termasuk pula di dalamnya penelitian
ilmu hukum, penelitian deskriptif bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Dalam
penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran secara tepat mengenai Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun
2014 Studi Pemko Medan menggunakan sifat penelitian deskriptif dikarenakan sudah terdapatnya ketentuan peraturan perundang-undangan, literatur maupun
jurnal yang cukup memadai mengenai permasalahan yang diangkat. 3.
Data dan sumber data Data maupun sumber data yang digunakan sebagai bahan penelitian ini
terdiri dari data primer dan data sekunder, antara lain sebagai berikut: a.
Data Primer adalah data yang bersumber dari penelitian lapangan yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan yaitu
baik dari responden maupun informan. Data primer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan melakukan wawancara langsung
terhadap pihak terkait dalam hal ini yaitu dengan Andre F. Siregar, selaku Kepala Seksi, Kepala Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan.
b. Data sekunder adalah data yang bersumber dari penelitian kepustakaan
yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertamanya, melainkan bersumber dari data-data yang sudah terdokumenkan dalam
bentuk bahan-bahan hukum. Adapun data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1 Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri
dari instrumen hukum nasional, terdiri dari : a
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
c Undang-Undnag Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
d Peraturan daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Kepariwisataan. 2
Bahan hukum sekunder dari penelitian ini yakni bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer Pengawasan
Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Studi Pemko Medan bahan hukum sekunder
yang digunakan antara lain: pendapat para pakar hukum, karya tulis hukum yang termuat dalam media massa; buku-buku hukum text
book, serta jurnal-jurnal hukum yang membahas mengenai Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Medan Nomor 4 Tahun 2014 Studi Pemko Medan 3
Bahan hukum tersier yang penulis gunakan berupa kamus hukum dan ensiklopedia.
4. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi kepustakaan dan teknik wawancara. Studi Dokumen
merupakan teknik awal yang digunakan dalam setiap penelitian ilmu hukum, karena penelitian hukum selalu berawal dari premis atau pernyataan normatif
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengenai studi kepustakaan dilakukan atas bahan-bahan hukum yang relevan dengan
permasalahan peneliti. Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Dinas Kepariwisataan Kota Medan maupun
informan yang dirancang atau yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dan mendukung permasalahan yang
diajukan dalam penelitian mengenai Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Studi Pemko
Medan Dari jawaban ini diadakan pencatatan sederhana yang kemudian diolah dan dianalisis menjadi sebuah laporan yang runtun dan terperinci.
5. Analisis data
Dalam penelitian ilmu hukum dikenal dua model analisis yakni, analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Jenis penelitian yang dilakukan penulis
adalah penelitian hukum normatif dengan jenis pendekatan empiris, maka teknis analisis data yang penulis lakukan dalam skripsi ini adalah teknis analisis data
kualitatif atau disebut deskriptif kualitatif. Keseluruhan data yang terkumpul baik dari data primer maupun data sekunder, akan diolah dan dianalisis dengan cara
menyusun data secara sistimatis, digolongkan dalam pola dan tema,
dikatagorisasikan dan diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data dengan data lainnya, dilakukan interpretasi untuk memahami makna data dalam situasi sosial,
dan dilakukan penafsiran dari perspektif peneliti setelah memahami keseluruhan kualitas data.
Proses analisis tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di lapangan dan berlanjut terus hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan
analisis secara kualitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif kualitatif dan sistimatis.
G. Sistematika Penulisan