1.  Faktor intern faktor dari dalam diri manusia itu sendiri yang meliputi: a.  Faktor fisiologi
b.  Faktor psikologi 2.  Faktor ekstern faktor dari luar manusiameliputi:
a.  Faktor-faktor non sosial b.  Faktor-faktor sosial
Dalam  kamus  pendidikan,  Smith  menambahkan  faktor  metode  belajar  dan mengajar, masalah sosial, emosional, intelek, dan mental.
1. Faktor Intern
a Sebab yang bersifat fisik:
1  Kondisi Kesehatan Siswa Slameto  2010:54  menyebutkan  bahwa
“sehat berarti dalam keadaan baik  segenap  badan  beserta  bagian-bagiannya  atau  bebas  dari  penyakit
”. Seorang  yang  sakit  akan  mengalami  kelemahan  fisiknya,  sehingga  saraf
sensorik dan motoriknya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui indranya  tidak  dapat  diteruskan  ke  otak.  Lebih-lebih  sakitnya  lama,  sarafnya
akan bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal jauh dalam pelajarannya.
Anak  yang kurang sehat dapat mengalami kesulitaan belajar, sebab ia mudah  capek,  mengantuk,  pusing,  daya  konsentrasinya  hilang,  kurang
semangat, pikiran terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran  berkurang,  saraf  otak  tidak  mampu  bekerja  secara  optimal
memproses, mengelola, menginterpretasi dan mengorganisasi bahan pelajaran
melalui indranya. Perintah dari otak yang langsung kepada saraf motorik yang berupa  ucapan,  tulisan,  hasil  pemikiranlukisan  menjadi  lemah  juga.  Karena
itu,  maka  seorang  guru  atau  petugas  diagnosis  harus  meneliti  kadar  gizi makanan dari anak.
2  Sebab karena Cacat Tubuh Menurut  Slameto  2010:55
“cacat  tubuh  adalah  sesuatu  yang menyebabkan  kurang  baik  atau  kurang  sempurna  mengenai  tubuhbadan
”. Cacat tubuh dibedakan atas:
a  Cacat  tubuh  yang  ringan  seperti  kurang  pendengaran,  kurang penglihatan, gangguan psikomotor.
b  Cacat  tubuh  yang  tetap  serius  seperti  buta,  tuli,  bisu,  hilang tangannya dan kakinya.
b Sebab-sebab Kesulitan Belajar Karena Rohani Psikologi
Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik. Jika hal- hal di atas ada pada diri anak maka belajar sulit dapat masuk. Apabila dirinci
faktor rohani itu meliputi antara lain:
1  Intelegensi Slameto  2010:56  menyebutkan
“intelegensi  adalah  kecakapan  yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi  yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep  yang  abstrak  secara  efektif,  mengetahui  relasi  dan
mempelajarinya dengan cepat ”. Anak yang IQ-nya tinggi dapat menyelesaikan
segala  persoalan  yang  dihadapi.  Anak  yang  normal  90-110,  dapat
menamatkan  SD  tepat  pada  waktunya.  Mereka  yang  memiliki  IQ  110-140 dapat  digolongkan  cerdas,  140  ke  atas  tergolong  genius.  Golongan  ini
mempunyai  potensi  untuk  dapat  menyelesaikan  pendidikan  di  perguruan tinggi.
2  Pengembangan Bakat “Bakat  adalah  potensi  kecakapan  dasar  yang  dibawa  sejak  lahir”.
Dalyono,  234:2007.  Anak  yang  berbakat,  dan  bakatnya  selalu  diolah  di sekolah  maka  dia  akan  semakin  kompeten  dibidangnya.  Misalnya  anak  yang
mempunyai  bakat  menyanyi,  ketika  bakatya  itu  diasah  di  sekolah  atau  di ikutkan  di  les  bernyanyi  maka  bakat  anak  tersebut  semakin  terasah  dan  akan
menjadi  penyanyi  yang  profesional.  Apabila  seseorang  anak  harus mempelajari  yang  lain  dari  bakatnya,  ia  akan  cepat  bosan,  mudah  putus  asa,
tidak senang. 3  Minat
Slameto  2010:57  menyatakan  bahwa “minat  adalah  kecenderungan
yang  tetap  untuk  memperhatikan  dan  mengenang  beberapa  kegiatan ”.
Kegiatan  yang  diminati  seseorang,  akan  diperhatikan  terus-menerus  yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran,  lengkap  tidaknya  catatan,  memperhatikan  garis  miring  tidaknya
dalam  pelajaran  itu.  Tanda-tanda  tersebut  seorang  petugas  diagnosis  dapat
menemukan  apakah  sebab  kesulitan  belajarnya  disebabkan  karena  tidak adanya minat, atau oleh sebab yang lain.
4  Motivasi Motivasi  sebagai  faktor  inner  batin  berfungsi  menimbulkan,
mendasari,  mengarahkan  perbuatan  belajar.  Motivasi  dapat  mnentukan  baik tidaknya  dalam  mencapai  tujuan  sehingga  semakin  besar  motivasinya  akan
semakin besar kesuksesan belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan giat  berusaha,  tampah  gigih  tidak  mau  menyerah,  giat  membaca  buku-buku
untuk  meningkatkan  prestasinya  untuk  memecahkan  masalahnya.  Sebaliknya mereka  yang  motivasinya  lemah,  tampak  acuh  tak  acuh,  mudah  putus  asa,
perhatiannya  tidak  tertuju  pada  pelajaran,  suka  menganggu  kelas,  sering meninggalkan  pelajaran,  akibatnya  banyak  mengalami  kesulitan  belajar
Ahmadi dan Supriyono, 2003:83. 5  Faktor kesehatan mental
Dalam  belajar  tidak  hanya  menyangkut  segi  intelek,  tetapi  juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental
dan  ketenangan  emosi  akan  menimbulkan  hasil  belajar  yang  baik  demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga
diri  tumbuh  akan  merupakan  faktor  adanya  kesehatan  mental.  Individu  di dalam  hidupnya  selalu  mempunyai  kebutuhan-kebutuhan  dan  dorongan-
dorongan,  seperti:  memperoleh  penghargaan,  dapat  kepercayaan,  rasa  aman, rasa  kemesraan,  dan  lain-lain.  Apabila  kebutuhan  itu  tidak  terpenuhi  akan
membawa masalah-maslah emosional dan bentuk-bentuk maladjusment.
Maladjustment  sebagai  manifestasi  dari  rasa  emosional  mental  yang kurang  sehat  dapat  merugikan  belajarnya  misalnya,  anak  yang  sedih  akan
kacau  pikirannya,  kecewa  akan  sulit  mengadakan  konsentrasi.  Biasanya mereka melakukan kompensasi di bidang lain mungkin melakukan perbuatan-
perbuatan  agresif,  seperti  kenakalan,  merusak  alat-alat  sekolah,  dan sebagainya.  Keadaan  seperti  ini  akan  menimbulkan  kesulitan  belajar,  sebab
dirasa  tidak  mendatangkan  kebahagiaan.  Karena  itu  guru  petugas  diagnosis harus  cepat-cepat  mengetahui  keadaan  mental  serta  emosi  anak  didiknya
barangkali  faktor  ini  sebagai  penyebab  kesulitan  belajar  Ahmadi  dan Supriyono, 2003:84.
2. Faktor Ektern