BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1
Gambaran MAN Meulaboh-1
MAN Meulaboh–1 Kabupaten Aceh Barat didirikan tahun 1963 dan berstatus Madrasah Swasta, dinegerikan pada tahun 1970 dengan nama Madrasah
Aliyah Agama Islam Negeri MAAIN Meulaboh. Tahun 1973 berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri MAN Meulaboh–I Kabupaten Aceh Barat. Sebelum
musibah gempa dan tsunami tanggal 26 Desember 2004, Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh–I Kabupaten Aceh Barat terletak di Jalan Syiah Kuala desa Kuta Padang
Kecamatan Johan Pahlawan. Saat ini MAN Meulaboh-1 berada di Jalan Sisingamangaraja desa Drien
Rampak Kecamatan Johan Pahlawan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dengan luas
tanah 2 Ha.
a. Batas wilayah sebelah Barat : Jalan Sisingamangaraja
b. Batas wilayah sebelah Selatan ; RSU Cut Nyak Dhien Meulaboh c. Batas wilayah sebelah Utara
: Jalan Sentosa d. Batas wilayah sebelah Timur
: Komplek perumahan Dokter RSU CND
1. Visi dan Misi MAN Meulaboh-1
a. VISI “ Mewujudkan Madrasah yang berkualitas untuk menghasilkan siswa Imtek
dan Imtaq”
54
Universitas Sumatera Utara
b. MISI 1. Menanamkan aqidahakhlak melalui proses pembelajaran agama.
2. Menerapkan sikap berbudi pekerti yang luhur dalam kehidupan sehari-hari 3. Menerapkan disiplin yang tingi bagi guru dan siswa untuk melaksanakan
tugas dan fungsinya masing-masing 4. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan yang aktif, kreatif,
efektif, inovatif dan menyenangkan. 5. Mengembangkan pengetahuan di bidang Iptek, olahraga dan seni budaya
sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa 6. Menjalin kerja sama yang harmonis antar warga sekolah dan lingkungan.
7. Membina generasi yang memiliki jiwa pengabdian dengan penuh kejujuran dan keiklasan
2. Sarana dan Prasarana MAN Meulaboh-1
Secara struktural kelembagaan di Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh-1 Kabupaten Aceh Barat dipimpin oleh seorang Kepala Madrasah yang saat ini dijabat
oleh Suhadi, S.Ag dan didampingi oleh Kepala Urusan Tata Usaha yang saat ini dijabat oleh Teuku Darmansyah. Untuk mewujudkan media pendidikan maka MAN
Meulaboh-1 memiliki perlengkapan belajar mengajar dan guru-guru yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing berjumlah 51 orang terdiri dari 36
orang Guru PNS dan 15 orang Guru Non PNS yang telah lulus sertifikasi sebanyak 33 orang dengan jumlah tenaga administrasi sebanyak 11 orang. dan jumlah siswa
keseluruhan sebanyak 803 orang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Data Jumlah Kelas, Rombongan Belajar dan Jumlah Siswa di MAN Meulaboh-1 Tahun Pelajaran 20122013
No Kelas
Jumlah Jumlah Siswa
Jumlah Kelas
Rombel Lk
Pr
1 Kelas X
1 8
83 192
275 2
Kelas XI 1
8 108
155 263
3 Kelas XII
1 8
96 169
265
Jumlah 3
24 287
516 803
Sumber : Data Profil Sekolah MAN Meulaboh-1, 2013 Sarana dan prasarana yang ada meliputi :
1. Gedung, Kantor full AC 2. Mushalla
3. Laboratorium Komputer, Laboratorium Pratikum Fisika dan Biologi 4. Ruang PIK KRR, ruang UKS dan ruang OSIM
5. Klub bahasa Inggris, Palang Merah Remaja 6. Perpustakaan dan kantin
7. Lapangan basket, sepak bola, bola volley serta lapangan upacara
4.1.2 Gambaran SMA Negeri 2 Meulaboh
SMA 2 Meulaboh berdiri tahun 1980, beralamat di Jalan Sisigamangaraja GIP Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Tahun 1981 SMA 2
Meulaboh resmi dinegerikan menjadi SMA Negeri 2 Meulaboh dengan SK No 0306C1981 tanggal 30 Juni 1981. Luas Lokasi SMA Negeri-2 Meulaboh 13.805 m²,
a. Batas wilayah sebelah Barat : Asrama Kompi C Lapang b. Batas wilayah sebelah Selatan : Kantor DIKLAT Meulaboh
c. Batas wilayah sebelah Utara : Sekolah SMK 2 Meulaboh
Universitas Sumatera Utara
d. Batas wilayah sebelah Timur : Jalan Sisigamangaraja
1. Visi, Misi dan Motto SMAN 2 Meulaboh
a. VISI “Beriman, bertaqwa, unggul dan berbudaya”
b. MISI 1. Membina watak dan kepribadian sesuai dengan norma agama dalam rangka
mewujudkan insan yang beriman dan bertaqwa 2. Meningkatkan kinerja sekolah dalam menyelenggarakan dan memberi
pelayanan pada peserta didik 3. Meningkatkan mutu Praktek Belajar Mengajar PBM dan Kegiatan
Belajar Mengajar KBM dalam rangka meraih prestasi untuk memasuki UMPTN
4. Melaksanakan PBM dengan penuh rasa tanggung jawab dan semangat yang tinggi
5. Menumbuh kembangkan moral, bakat dalam bidang ekstra kurikuler, diskusi dan debat, kir dan olimpiade mata pelajaran
6. Mengembangkan sikap disiplin yang tinggi dalam kehidupan sekolah 7. Membina dan mengembangkan bakat olahraga prestasi
8. Meningkatkan apresiasi terhadap kebudayaan dan seni c. MOTTO
“Akhlak Mulia Jiwaku, Ilmu bermamfaat amalanku, Pemimpin bangsa masa depanku”
Universitas Sumatera Utara
2. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 2 Meulaboh
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat saat ini dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang dijabat oleh Drs. Marwanto. Dan
memiliki perlengkapan belajar mengajar dengan guru yang berjumlah 53 orang, tenaga administrasi 4 orang, dan jumlah siswa dan siswi seluruhnya 627 orang.
Tabel 4.2 Jumlah Siswa-Siswi di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun Pelajaran 20122013
No Kelas
Jumlah L
P L+P
1 X
95 150
245 2
XI IPA
34 91
125 3
IPS 43
31 74
4 XII
IPA 42
78 120
5 IPS
37 25
62
Jumlah 252
375 627
Sumber : Data Profil Sekolah SMAN 2 Meulaboh, 2013 Sarana dan prasarana yang ada meliputi :
1. Gedung kantor . 2. Laboratorium komputer
3. Laboratorium Pratikum IPA dan Biologi 4. Ruang Bimbingan Konselor
5. Mesjid 6. Perpustakaan.
7. Kantin.
8. Klub Sepak Bola.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Karakteristik Responden
Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 200 orang siswa dan siswi terdiri dari 100 orang di MAN Meulaboh-1 dan 100 orang di SMA Negeri 2 Meulaboh.
Dari hasil penelitian didapat bahwa dari 100 orang umur responden di MAN 1 berusia 16-17 tahun 88,0, menduduki kelas XI 52,0, jenis kelamin perempuan
64,0, pendidikan orangtua kebanyakan menengah 63,0, pekerjaan orangtua swastawiraswasta 61,0, dan sosial ekonomi keluarga berada pada kategori tinggi
58,0. Demikian pula halnya dengan SMAN 2, responden terbanyak berusia 16-17
tahun 84,0, kebanyakan duduk di kelas X 54,0, jenis kelamin perempuan 68,0, pendidikan orangtua terbanyak menengah 61,0, pekerjaan orang tua
kebanyakan adalah swastawiraswasta 68,0, dan sosial ekonomi keluarga berada pada kategori tinggi 65,0. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Perancu di MAN Meulaboh-1 dan SMA Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
No Variabel Perancu
MAN 1 SMAN 2
n n
1.
Umur 16-17 tahun
17 tahun
88 12
88,0 12,0
84 16
84,0 16,0
2.
Kelas X
XI
48 52
48,0 52,0
54 46
54,0 46,0
3. Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
36 64
36,0 64,0
32 68
32,0 68,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Lanjutan
No Variabel Perancu
MAN 1 SMAN 2
n n
4. Pendidikan Orangtua
Tinggi Rendah
37 63
37,0 63,0
39 61
39,0 61,0
5. Pekerjaan Orangtua
PNSTNI-Polri SwastaWiraswasta
39 61
39,0 61,0
32 68
32,0 68,0
6. Sosial Ekonomi Keluarga
Tinggi Rendah
58 42
58,0 42,0
65 35
65,0 35,0
7. Sumber Informasi
Ada Tidak ada
66 34
66,0 34,0
52 48
52,0 48,0
8. Teman Sebaya
Baik Tidak
59 41
59,0 41,0
48 52
48,0 52,0
Secara rinci, skor teman sebaya untuk MAN Meulaboh I dan SMAN 2 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Item Pernyataan Teman Sebaya di MAN Meulaboh-1 dan SMA 2 Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
No Pernyataan
MAN SMA
SS S
TS STS
SS S
TS STS
n n n n n
n n
n
1 Teman sebaya tempat
membicarakan masalah
32 32,0 51 51,0 17 17,0 0 0,0 27 27,0 59 59,0 14 14,0 0 0,0
2 Teman sebaya selalu
memberi motivasi
43 43,0 43 43,0 14 14,0 0 0,0 13 13,0 42 42,0 37 37,0 8 8,0
3 Bergabung dengan teman
membicarakan pacar dan sek
12 12,0 59 59,0 29 29 0 0,0 25 25,0 58 58,0 17 17,0 0 0,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Lanjutan No Pernyataan
MAN SMA
SS S
TS STS
SS S
TS STS
n n n n n
n n
n
4 Mengetahui tentang
Kesehatan reproduksi,
HIV AIDS
0 0,0 0 0,0 64 64,0 36 36,0 29 29,0 46 46,0 25 25,0 0 0,0
5 Informasi kesehatan
reproduksi dari teman
17 17,0 57 57,0 11 11,0 15 15,0 12 12,0 61 61,0 27 27,0 0 0,0
6 Teman sebaya membawa ke
pergaulan bebas
48 48,0 28 28,0 24 24,0 0 0,0 12 12,0 62 62,0 26 26,0 0 0,0
7 Teman sebaya membuat
percaya diri
4 4,0 48 48,0 38 38,0 10 10,0 12 12,0 63 63,0 19 19,0 6 6,0
Sumber : Data Primer 2013
Dari Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa pernyataan yang paling disetujui oleh responden di MAN Meulaboh-1 adalah teman sebaya memotivasi dalam
mengatasi masalah yang anda hadapi 43,0, dan yang paling kurang disetujui adalah pernyataan tentang dari teman anda banyak mengetahui masalah yang
berhubungan dengan kesehatan reproduksi seperti penyakit HIV, sek pranikah dan Napza 64,0.
Selanjutnya di SMA 2 Meulaboh dapat diketahui bahwa pernyataan yang paling disetujui oleh responden adalah teman sebaya merupakan tempat
membicarakan masalah yang dihadapi 59,0 dan yang paling kurang disetujui adalah pernyataan tentang teman sebaya memotivasi dalam mengatasi masalah yang
anda hadapi 37,0.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi mayoritas responden yang berasal dari
MAN Meulaboh-1 memiliki pengetahuan yang baik 52,0 tentang kesehatan reproduksi, dan pengetahuan yang tidak baik sebanyak 48,0, sedangkan di SMAN
2 Sebanyak 59,0 responden memiliki pengetahuan tidak baik hanya 41,0 pengetahuannya yang baik tentang kesehatan reproduksi. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi di MAN Meulaboh-1 dan SMA Negeri 2 Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
No Pengetahuan
MAN 1 SMAN 2
n n
1 Baik
52 52,0
41 41,0
2 Tidak
48 48,0
59 59,0
Jumlah 100
100,0 100
100,0
Sumber : Data Primer 2013
Secara rinci, skor pengetahuan untuk MAN Meulaboh I dan SMAN 2 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Item Pernyataan Pengetahuan di MAN Meulaboh-1 DAN SMAN 2 Kabupaten Aceh Barat
No Pernyataan
MAN SMA
Benar Salah
Benar Salah
n n
n n
1 Pengertian Kesehatan
reproduksi 49 49,0 40 40,0
60 60,0 51
51,0
2 Aktif sistem reproduksi pada
pria 60 60,0 40 40,0
53 53,0 47
47,0
3 Aktif sistem reproduksi pada
wanita 54 54,0 46 46,0
41 41,0 59
59,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Lanjutan
No Pernyataan
MAN SMA
Benar Salah
Benar Salah
n n
n n
4 Organ reproduksi remaja putri
72 72,0 28 28,0
70 70,0 30
30,0
5 Alat reproduksi penghasil
hormon testosteron 36 36,0 64 64,0
67 67,0 33
33,0
6 Terjadinya kehamilan
87 87,0 13 13,0
83 83,0 17
17,0
7 Pengaruh buruk hubungan
seks pra nikah 49 49,0 51 51,0
60 60,0 40
40,0
8 Bahaya aborsi
61 61,0 39 39,0
62 62,0 38
38,0
9 Dampak kehamilan tak
diinginkan pada remaja 62 62,0 38 38,0
49 49,0 51
51,0
10 Keinginan menggebu untuk berhubungan seksual
47 47,0 53 53,0
57 57,0 43
43,0
11 Penularan Penyakit Menular Seksual
90 90,0 10 10,0
90 90,0 10
10,0
12 Yang bukan penyakit menular seksual
59 59,0 41 41,0
50 50,0 50
50,0
13 Penyebab HIVAIDS 72 72,0 28 28,0
69 69,0 31
31,0
14 HIVAIDS tidak dapat ditularkan melalui
90 90,0 10 10,0
82 82,0 18
18,0
15 Cairan tubuh yang dapat mengandung HIV
84 84,0 16 16,0
90 90,0 10
10,0
16 Gejala penyakit menular seksual
84 84,0 16 16,0
80 80,0 20
20,0
17 Tanda awal terjadinya kehamilan
86 86,0 14 14,0
82 82,0 18
18,0
18 Keadaan yang berdampak buruk pada kesehatan
reproduksi remaja 85 85,0 15 15,0
81 81,0 19
19,0
Dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa hal yang paling kurang diketahui oleh remaja MAN Meulaboh-1 adalah alat reproduksi penghasil hormon testosteron
64,0, sedangkan yang paling banyak diketahui adalah tentang penularan penyakit menular seksual 91,0. Sedangkan hal yang paling kurang diketahui oleh remaja di
SMA Negeri 2 Meulaboh adalah saat aktif sistem reproduksi pada wanita 59,0,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan yang paling banyak diketahui adalah tentang penularan penyakit menular seksual dan cairan tubuh yang dapat mengandung HIV 90,0.
4.2.3 Sikap tentang Kesehatan Reproduksi
Berdasarkan hasil penelitian variabel sikap remaja tentang kesehatan reproduksi diketahui bahwa mayoritas responden yang berasal dari MAN
Meulaboh-1 memiliki sikap yang positif 51,0 tentang kesehatan reproduksi, demikian pula halnya dengan responden di SMAN 2, kebanyakan memiliki sikap
terhadap kesehatan reproduksi yang positif sebanyak 54,0, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini :
Tabel 4.7 Distribusi Responden berdasarkan Sikap tentang Kesehatan Reproduksi di MAN Meulaboh-1 dan SMA Negeri 2 Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
No Sikap
MAN 1 SMAN 2
n n
1 Positif
61 61,0
54 54,0
2 Negatif
39 39,0
46 46,0
Jumlah 100
100,0 100
100,0
Sumber : Data Primer 2013
Secara rinci, skor sikap untuk MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2 dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Item Pernyataan Sikap di MAN Meulaboh-1 dan SMA 2 Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
No Pernyataan
MAN SMA
SS S
TS STS
SS S
TS STS
n n
n N n
n n
1 Pendidikan
kesehatan reproduksi
penting ketahui 33 33,0 49 49,0 18 18,0
0,0 36 36,0 47 47,0 17 17,0 0 0,0
2 Pendidikan
kesehatan reproduksi baik
untuk dewasa saja
21 21,0 40 40,0 28 28,0 11 11,0 30 30,0 40 40,0 25 25,0 5 5,0
3 Informasi
tentang seksual penting untuk
remaja 43 43,0 56 56,0
1 1,0
0,0 44 44,0 56 56,0 0,0 0 0,0
4 Seksual pranikah
dapat dilakukan asalkan ada
persetujuan 31 31,0 62 62,0
7 7,0
0,0 33 33,0 67 67,0 0,0 0 0,0
5 Remaja boleh
melakukan hubungan
seksual pranikah 41 41,0 56 56,0
3 3,0
0,0 46 46,0 54 54,0 0,0 0 0,0
6 Keperawanan
dan keperjakaan bagi saya
bukanlah sesuatu
yang penting 22 22,0 42 42,0 26 26,0 10 10,0 24 24,0 30 30,0 21 21,0 25 25,0
7 Menurut saya
aborsi berbahaya dilakukan
36 36,0 56 56,0 8
8,0 0,0 48 48,0 51 51,0
1 1,0 0 0,0
8 Bahaya aborsi
tidak penting bagi saya
51 51,0
45 45,0
4 4,0
0,0 57 57,0 43 43,0 0
0,0 0 0,0 9
Penyakit seksual di sebabkan
karena hubungan seksual berganti
pasangan 17 17,0 60 60,0 23 23,0
0,0 19 19,0 61 61,0 20 20,0 0 0,0
10 Menguna kan kondom
mencegah penyakit menular
seksual 7 17,0 60 60,0 23 23,0
0,0 0 0,0 0
0,0 64 64,0 36 36,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Lanjutan
No Pernyataan
MAN SMA
SS S
TS STS
SS S
TS STS
n n
n N n
n n
11 Saya tidak perlu takut dengan
penyakit HIVAIDS
5 5,0 63 63,0 32 32,0
0,0 18 18,0 60 60,0 7
7,0 15 15,0
12 Hubungan seksual sebelum
menikah harus dihindarkan
16 16,0 58 58,0 19 19,0 7
7,0 72 72,0 27 27,0 1
1,0 0 0,0
13 Kita tidak boleh bersalaman
dengan penderita HIVAIDS
55 55,0 37 37,0 8
8,0 0,0
5 5,0 47 47,0 37 37,0 11 11,0
14 HIVAIDS yang diderita seorang
ibu dapat menular kepada
bayi 9
9,0 55 55,0 31 31,0 5
5,0 55 55,0 44 44,0 1
1,0 0 0,0
15 Perilaku seks dilakukan oleh
remaja lebih baik dengan cara
onani atau masturbasi
46 46,0 48 48,0 6
6,0 0,0 55 55,0 45 45,0
0,0 0 0,0
16
remaja boleh melakukan
hubungan seksual
48 48,0 51 51,0 1 11,0
0,0 47, 47,0 52 52,0
1 1,0 0 0,0
17 Aborsi kehamilan dapat
dilakukan secara diam -diam
45 45,0 50 50,0 5 5,0
0,0 14 14,0 54 54,0 18 18,0 14 14,0
18 Generasi sehat berperilaku sehat
dan menghindari narkoba dan
seksual pranikah 9
9,0 53 53,0 20 20,0 18 18,0 70 70,0 30 30,0
0,0 0 0,0
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hal yang paling didukung oleh remaja di MAN Meulaboh-1 adalah tentang pentingnya informasi tentang seksual dan
kesehatan reproduksi bagi remaja 99,0, sedangkan yang paling kurang didukung remaja adalah tentang tidak boleh bersalaman dengan penderita HIVAIDS 35,0,
Universitas Sumatera Utara
dan dapat diketahui bahwa hal yang paling didukung oleh remaja di SMAN 2 Meulaboh adalah tentang pentingnya informasi tentang seksual dan kesehatan
reproduksi bagi remaja 99,0, dan yang paling kurang didukung remaja adalah tidak boleh bersalaman dengan penderita HIVAIDS 35,0.
4.3 Analisis Bivariat
4.3.1 Hubungan Sekolah dengan Pengetahuan Remaja di MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh
Pada Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di MAN Meulaboh-1 lebih banyak pada kategori baik yaitu 52,0 sisanya
48,0 memiliki pengetahuan tidak baik. Sedangkan di SMAN 2 lebih banyak pada kategori tidak baik yaitu 59,0, sisanya memiliki pengetahuan baik yaitu 41,0.
Hasil uji statistik menunjukkan p = 0,119, hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di MAN Meulaboh I dan SMAN 2
Meulaboh.
Tabel 4.9 Hubungan Sekolah dengan Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh
Sekolah Pengetahuan
Jumlah χ
2
P Baik
Tidak Baik n
n n
MAN 1 52
52,0 48
48,0 100
100,0 2,432
0,119 SMAN 2
41 41,0
59 59,0
100 100,0
Jumlah
93 46,5
107 53,5 200
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Hubungan Sekolah dengan Sikap Remaja di MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh
Pada Tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa sikap remaja tentang kesehatan reproduksi di MAN Meulaboh-1 lebih banyak pada kategori positif yaitu 61,0
sisanya 39,0 memiliki sikap negatif. Selanjutnya di SMA lebih banyak pada kategori positif yaitu 54,0, sisanya memiliki sikap negatif yaitu 46,0. Hasil uji
statistik menunjukkan p = 0,317, hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi di MAN Meulaboh I dan SMAN 2 Meulaboh.
Tabel 4.10 Hubungan Sekolah dengan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh
Sekolah Sikap
Jumlah χ
2
P Positif
Negatif n
n n
MAN 1 61
61,0 39
39,0 100
100,0 1,003
0,317 SMAN 2
54 54,0
46 46,0
100 100,0
Jumlah
115 57,5
85 42,5
200 100,0
4.3.3 Hubungan Variabel Perancu dengan Pengetahuan Remaja di MAN
Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dijelaskan tentang hubungan variabel perancu yaitu umur, jenis kelamin, kelas, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, sosial
ekonomi keluarga, sumber informasi dan teman sebaya di MAN Meulaboh-1 dan di SMAN 2 Meulaboh. Diketahui berdasarkan umur, lebih banyak responden memiliki
pengetahuan tidak baik, yaitu pada kategori 16–17 tahun sebanyak 51,1 dan pada kategori umur 17 tahun sebanyak 70,8. Pada uji statistik diketahui p = 0,070,
yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi p0,05. Pada variabel kelas, diketahui kelas X yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan baik 46,0 dan tidak baik 54,0, sedangkan kelas XI yang memiliki pengetahuan baik 47,0 dan pengetahuan yang tidak baik 53,0. Dari hasil uji
statistik diketahui bahwa p = 0,887, yang berarti bahwa tidak ada hubungan kelas dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2
Selanjutnya pada variabel jenis kelamin lebih banyak responden perempuan yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang kesehatan reproduksi yaitu sebanyak
54,7. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,683, yang berarti tidak ada hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Untuk variabel
pendidikan, lebih banyak pendidikan responden pada kategori tinggi yang memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi yaitu 57,9 dan yang memiliki
pengetahuan tidak baik paling banyak pada kategori pendidikan rendah yaitu 60,5. Pada hasil uji statistik didapat nilai p = 0,011 yang berati ada pengaruh pendidikan
dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Pada variabel pekerjaan, sebanyak 57,7 responden yang memiliki
pengetahuan baik memiliki pekerjaan sebagai PNSTNIPolri dan yang memiliki pengetahuan tidak baik bekerja swastawiraswasta yaitu sebanyak 59,7. Hasil uji
statistik menunjukkan nilai p = 0,018 yang berarti ada hubungan pekerjaan dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Dari variabel sosial ekonomi, diketahui
responden yang memiliki pengetahuan baik adalah responden dengan sosial ekonomi tinggi yaitu 60,2 dan yang memiliki pengetahuan tidak baik lebih banyak pada
sosial ekonomi rendah yaitu 75,3. Pada hasil uji statistik nilai p = 0,001 yang
Universitas Sumatera Utara
berarti ada hubungan sosial ekonomi dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Kemudian pada variabel sumber informasi, dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak mendapat sumber informasi baik yaitu
66,1 dan yang memiliki pengetahuan tidak baik lebih banyak mendapat sumber informasi tidak baik yaitu 81,7. Pada uji statistik diketahui nilai p = 0,001 yang
berarti ada hubungan sumber informasi dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Pada variabel teman sebaya, sebanyak 64,5 responden yang memiliki teman sebaya baik juga memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi. Pada hasil
uji statistik diketahui nilai p = 0,001, yang berarti ada hubungan antara teman sebaya dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Untuk lebih jelas dapat di lihat
pada Tabel 4.11 di bawah ini :
Tabel 4.11 Hubungan Variabel Perancu dengan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi di MAN Meulaboh-1 dan di SMAN 2 Meulaboh Kabupaten
Aceh Barat Tahun 2013
Variabel Perancu Pengetahuan
Jumlah χ
2
p Baik
Tidak Baik n
n n
Umur
3,294 0,070
16-17 tahun 86
48,9 90
51,1 88
100,0 17 tahun
7 29,2
17 70,8
12 100,0
Kelas
X 46
46,0 54
54,0 100 100,0
0,020 0,887
XI 47
47,0 53
53,0 100 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 35
48,6 37
51,4 72
100,0 0,202
0,653 Perempuan
58 45,3
70 54,7 128
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Lanjutan
Variabel Perancu Pengetahuan
Jumlah χ
2
p Baik
Tidak baik n
n n
Pendidikan
Orangtua
Tinggi Rendah
44 49
57,9 39,5
32 75
42,1 60,5
76 124
100,0 100,0
6,398 0,011
Pekerjaan Orangtua PNSTNIPolri
SwastaWiraswasta 41
52 57,7
40,3 30
77 42,3
59,7 71
129 100,0
100,0 5,597
0,018
Sosial Ekonomi
Tinggi 74
60,2 49
39,8 123 100,0
23,972 0,001
Rendah 19
24,7 58
75,3 77 100,0
Sumber Informasi
Ada 78
66,1 40
33,9 118 100,0
44,451 0,001
Tidak Ada 15
18,3 67
81,7 82 100,0
Teman Sebaya
Baik 69
64,5 38
35,5 107 100,0
29.922 0,001
Tidak 24
25,8 69
74,2 93 100,0
4.3.3 Hubungan Variabel Perancu dengan Sikap Remaja di MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dijelaskan tentang hubungan variabel perancu yaitu umur, jenis kelamin, kelas, pendidikan, pekerjaan orangtua, sosial ekonomi,
sumber informasi dan teman sebaya di MAN Meulaboh-1 dan di SMAN 2 Meulaboh dengan sikap. Diketahui berdasarkan umur, lebih banyak responden memiliki sikap
positif lebih banyak pada kategori umur 17 tahun sebanyak 58,3. Pada uji statistik diketahui p = 0,930, yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan
sikap tentang kesehatan reproduksi p0,05. Pada variabel kelas, diketahui kelas X yang memiliki sikap positif 58,0 dan negatif 42,0, sedangkan kelas XI yang
memiliki sikap positif 57,0 dan sikap yang negatif 43,0. Dari hasil uji statistik
Universitas Sumatera Utara
diketahui bahwa p = 0,886, yang berarti bahwa tidak ada hubungan kelas dengan sikap tentang kesehatan reproduksi di MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh.
Selanjutnya pada variabel jenis kelamin lebih banyak responden perempuan yang memiliki sikap positif tentang kesehatan reproduksi yaitu sebanyak 52,3.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,049, yang berarti ada hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Untuk variabel pendidikan, lebih
banyak pendidikan responden pada kategori rendah yang memiliki sikap positif tentang kesehatan reproduksi yaitu 53,9 , namun yang memiliki sikap negatif paling
banyak juga pada kategori pendidikan tinggi yaitu 46,1. Pada hasil uji statistik didapat nilai p = 0,426 yang berarti tidak ada pengaruh pendidikan dengan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Pada variabel pekerjaan, sebanyak 54,9 responden yang memiliki sikap
positif bekerja di swastawiraswasta dan yang memiliki sikap negatif lebih banyak bekerja sebagai PNSTNIPolri yaitu sebanyak 45,1. Hasil uji statistik menunjukkan
nilai p = 0,585 yang berarti ada hubungan pekerjaan dengan sikap tentang kesehatan reproduksi. Dari variabel sosial ekonomi, diketahui responden yang memiliki sikap
positif adalah responden dengan sosial ekonomi tinggi yaitu 64,2 dan yang memiliki sikap negatif lebih banyak pada sosial ekonomi rendah yaitu 53,2. Pada
hasil uji statistik nilai p = 0,015 yang berarti ada hubungan sosial ekonomi dengan sikap tentang kesehatan reproduksi.
Kemudian pada variabel sumber informasi, dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki sikap positif lebih banyak mendapat sumber informasi baik yaitu
Universitas Sumatera Utara
66,9 dan yang memiliki sikap negatif lebih banyak mendapat sumber informasi tidak baik yaitu 56,1. Pada uji statistik diketahui nilai p = 0,001 yang berarti ada
hubungan sumber informasi dengan sikap tentang kesehatan reproduksi. Pada variabel teman sebaya, sebanyak 68,2 responden yang memiliki teman sebaya baik
juga memiliki sikap positif tentang kesehatan reproduksi. Pada hasil uji statistik diketahui nilai p = 0,001, yang berarti ada hubungan antara teman sebaya dengan
sikap tentang kesehatan reproduksi. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 4.12 di bawah ini :
Tabel 4.12 Hubungan Variabel Perancu dengan Sikap tentang Kesehatan Reproduksi di MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
Karakteristik responden
Sikap Jumlah
χ
2
p Positif
Negatif n
n n
Umur
0,008 0,930
16-17 tahun 101
57,4 75
42,6 176
100,0 17 tahun
14 58,3
10 41,7
24 100,0
Kelas
X 58
58,0 42
42,0 100
100,0 0,020 0,886
XI 57
57,0 43
43,0 100
100,0
Jenis Kelamin Laki-laki
48 66,7
24 33,3
72 100,0
3,868 0,049
Perempuan 67
52,3 61
47,7 128
100,0
Pendidikan Orangtua
Tinggi 41
53,9 35
46,1 76
100,0 0,633
0,426 Menengah
74 59,7
50 40,3
124 100,0
Pekerjaan Orangtua
PNSTNI-Polri 39
54,9 32
45,1 71
100,0 0,298 0,585
SwastaWiraswasta 76
58,9 53
41,1 129
100,0
Sosial Ekonomi Keluarga
Tinggi 79
64,2 44
35,8 123
100,0 5,917 0,015
Rendah 36
46,8 41
53,2 77
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Lanjutan
Karakteristik responden
Sikap Jumlah
χ
2
p Positif
Negatif n
n n
Sumber Informasi Baik
Tidak Baik 79
36 66,9
43,9 39
46 33,1
56,1 118
82 100,0
100,0 10,515
0,001
Teman Sebaya Baik
Tidak
73 42
68,2 45,2
34 51
31,8 54,8
107 93
100,0 100,0
10,830 0,001
4.4 Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen dengan variabel dependen secara bersamaan dengan menggunakan uji regresi logistik
ganda multiple logistic regression untuk mencari faktor yang dominan memengaruhi pengetahuan dan sikap remaja, melalui beberapa langkah yaitu
1. Melakukan analisis pada model deskriptif pada setiap variabel dengan tujuan untuk mengestimasi peranan variabel masing-masing.
2. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model setelah diindentifikasi variabel yang signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian secara
bersamaan dengan metode enter untuk mengidentifikasi faktor paling dominan yang berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan
reproduksi.
Universitas Sumatera Utara
4.4.1 Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di MAN Meulaboh -1 dan SMA Negeri 2 Meulaboh
Tabel 4.13 Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh
Variabel Koefisien
B P
Exp B 95 CI for Exp B
Lower Upper
Sekolah 0,172
0,650 1,187
0,565 2,494
Teman Sebaya Informasi
Sosial Ekonomi Constant
1,947 2,392
1,879
-2,565 0,001
0,001 0,001
0,001 7,011
10,932 6,545
0,077 3,206
4,786 2,915
15,322 24,968
14,692
p =
1 1+e
−a+blxl+b2x2+b3x3+b4x4+b5x5
p =
1 1+2,718
−−2,565+0,172 Sekolah+1,947 Teman sebaya+2,392Informasi+ 1,879 Sosial ekonomi
p =
1 1+2,718
−3,825
p = 0,978 Artinya Responden yang memiliki teman sebaya baik, mendapat informasi
kesehatan yang baik serta sosial ekonomi yang tinggi, berpeluang memiliki pengetahuan yang baik 97,8 . Dari tabel di atas diketahui bahwa variabel yang
paling dominan memengaruhi pengetahuan adalah sumber informasi dengan nilai Koefisien B = 2,392. Untuk mengetahui kemungkinan remaja berpeluang
berpengetahuan baik dilihat dari nilai Exp B 10,932. Remaja yang memiliki sumber informasi yang baik berpeluang 11 kali untuk memiliki pengetahuan yang
baik dibandingkan dengan remaja yang memiliki sumber informasi kurang baik.Nilai Overall Percentage adalah sebesar 77,0. Artinya pengetahuan remaja di MAN
Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh dipengaruhi oleh variabel yang dijelaskan sebesar 77,0, sedangnya sisanya sebesar 33,0 dipengaruhi oleh faktor lain.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Faktor yang Memengaruhi Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di MAN Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh
Tabel 4.14 Faktor yang Memengaruhi Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di MAN Negeri Meulaboh-1 dan SMAN 2 Meulaboh
Variabel Koefisien
B P
Exp B 95 CI for Exp B
Lower Upper
Sekolah 0,158
0,610 1,171
0,638 2,147
Teman Sebaya Informasi
Sosial Ekonomi Constant
0,850 0,798
0,642
-1,543 0,005
0,010 0,040
0,004 2,340
2,221 1,900
0,214 1,286
1,210 1,031
4,258 4,075
3,502
p =
1 1+e
−a+blxl+b2x2+b3x3+b4x4+b5x5
p =
1 1+2,718
−−1,543+ 0,158sekolah+0,850 Teman sebaya+0.798 Informasi+0,642 Sosial ekonomi
p =
1 1+2,718
−0,905
p = 0,712 Artinya responden yang memiliki teman sebaya baik, mendapat informasi
kesehatan yang baik serta sosial ekonomi yang tinggi, berpeluang memiliki sikap positif sebesar 71,2 . Dari tabel di atas diketahui variabel yang dominan
memengaruhi sikap remaja adalah teman sebaya dengan nilai Koefisien B = 0,850. Untuk mengetahui kemungkinan remaja berpeluang memiliki sikap yang positif
dilihat nilai Exp B 2,340. Remaja yang memiliki teman sebaya yang baik berpeluang 2,3 kali untuk memiliki sikap yang positif dibandingkan dengan
responden yang tidak memiliki teman sebaya baik. Nilai Overall Percentage sebesar 69,0. Artinya sikap remaja tentang kesehatan reproduksi di MAN 1 dan SMAN 2
dipengaruhi oleh variabel yang dijelaskan sebesar 69,0, sedangnya sisanya sebesar 31,0 dipengaruhi oleh faktor lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN