merupakan sekolah dengan angka putus sekolah tertinggi di Kota Semarang. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap permasalahan
tersebut, karena sepengetahuan peneliti hal yang demikian belum pernah diteliti
oleh peneliti lain. 2.
Variabel yang sama dengan penelitian Widiyantoro, akan tetapi pada variabel
tingkat pendidikan dan pendapatan pada penelitian Widiyantoro dicari apakah ada pengaruhnya terhadap anak putus sekolah dengan menggunakan uji
statistik, sedangkan pada penelitian ini untuk variabel tingkat pendidikan orang
tua dan pendapatan bersih orang tua hanya di deskripsikan oleh peneliti. 3.
Metode analisis yang sama dengan penelitian Widiyantoro dan Satriyo Utomo
yaitu deskriptif persentase, sedangkan untuk metode analisis penelitian Ni Krisna Ayu Dewi dianalisis dengan menggunakan analisis faktor Barlett`s
Tes, uji Measure of Sampling Adequacy MSA, koefisien varimax rotation dan
rotasi faktor.
2.7. Kerangka Alur Penelitian
Alur penelitian memaparkan mengenai dimensi-dimensi kajian utama serta faktor-faktor kunci yang menjadi pedoman kerja baik dalam menyusun metode,
pelaksanaan dilapangan maupun pembahasan hasil.
Masalah dalam penelitian ini adalah anak putus sekolah di tingkat SMA dan SMK dimana masalah tersebut diduga disebabkan oleh faktor yaitu faktor
kondisi sosial ekonomi, aksesbilitas wilayah dan motivasi anak. Dari faktor-faktor tersebut akan ditarik simpulan faktor yang menyebabkan anak putus sekolah pada
jenjang pendidikan menengah SMA dan SMK di SMA Negeri 16 Semarang dan SMK Palapa di kecamatan Mijen kurun waktu 2011-2014, dan faktor apa
yang bukan menjadi penyebab anak putus sekolah pada jenjang pendidikan menengah kejuruan di SMK Palapa 2011-2014. Sehingga dari simpulan penelitian
ini dapat ditarik saran bagi orang tua, sekolah dan pemerintah dalam mengatasi masalah ini. Untuk memperjelas penelitian ini dapat dilihat alur penelitian yang
ada dibawah ini:
41
Gambar 2.1 Kerangka Alur Penelitian Siswa Putus
Sekolah di Tingkat SMA
SMA Negeri 16
Siswa Putus Sekolah di Tingkat
SMK SMK Palapa
Hasil Pembahasan
Simpulan
Saran
1. Kondisi Sosial Ekonomi: a. Tingkat Pendidikan Orang Tua
b.Pendapatan Bersih Orang Tua c. Jumlah Beban Tanggungan
Keluarga d.Kondisi rumahTempat Tinggal
Putus Sekolah
1. Aksesbilitas Wilayah: a. Jarak : Jarak Tempuh Km,
Waktu Tempuh menit b.Biaya Transportasi
c. Alat Transportasi yang Digunakan
d.Faislitas Jalan -
3. Motivasi Anak: a. Motivasi Intrinsik
b.Motivasi Ekstrinsik
42
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang mengalami putus sekolahdrop out di sekolah yang ada di wilayah kecamatan Mijen yaitu SMA
Negeri 16 dan SMK Palapa pada kurun waktu 2011-2014. Secara pasti jumlah anak putus sekolah ditingkat SMA dan SMK ini berjumlah 52 anak. Dari jumlah
populasi tersebut diketahui bahwa masing-masing tersebar di Kecamatan Mijen, Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Gunung Pati, sebagian kecil lagi terdapat di
Kabupaten Kendal yaitu Boja. Tabel 3.1 Anak Putus Sekolah
SMK Palapa dan SMA Negeri 16
Tahun SMK Palapa
SMA Negeri 16 Siswa Putus Sekolah
Siswa Putus Sekolah 2011-2012
12 -
2012-2013 22
- 2013-2014
16 2
Jumlah 50
2 Sumber : Dokumen SMK Palapa dan SMA Negeri 16 Semarang
3.2. Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara menelusuri atau melacak keberadaan anak yang mengalami putus sekolah di SMA Negeri 16 dan SMK Palapa dengan
cara menyusuri data alamat rumah yang didapat dari kedua sekolah tersebut. Rencana awal penelitian, sampel yang hendak digunakan oleh peneliti adalah
sampel populasi yaitu dengan mengambil semua jumlah populasi sebanyak 52 responden. Akan tetapi pada saat terjun ke lapangan, peneliti menemui banyak