3. Biaya transportasi
Akan menjadi penghambat bagi kelancaran pendidikan apabila diperlukan biaya transportasi yang tidak sedikit untuk menuju kesekolah, sebaliknya
apabila biaya transportasi yang dikeluarkan tidak memerlukan biaya yang banyak maka kecil kemungkinan untuk ditemui kendala terhadap kelancaran
pendidikan. 4.
Fasilitas jalan Fasilitas jalan disini maksudnya adalah kondisi jalan, apakah kondisi jalan
sulit untuk di lewati ataukah mudah untuk dilewati kendaraan pribadi maupun kendaraan umum
Lokasi SMA Negeri 16 dan SMK Palapa ini jauh dari jalan raya dan tidak ada angkutan umum yang melintas menuju kesekolah tersebut dari jalan raya.
Kaitannya dengan pendidikan, bagi mereka yang tergolong dalam kondisi ekonomi rendah tanpa ada fasilitas transportasi pribadi yang dapat digunakan
untuk sekolah serta tidak ada alat transportasi umum untuk mengakses sekolah, maka hal tersebut akan menjadi penghambat dalam keberlangsungan pendidikan
anak yang bertempat tinggal jauh dari sekolah.
2.3. Motivasi Anak
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat di interpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau
pembangkit munculnya tenaga, munculnya perilaku tertentu. Motivasi merupakan
suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau
aktivitas tertentu lebih baik daripada keadaan sebelumnya Uno, 2011:9.
Motivasi menurut Handoko 1992:9 yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan
mengorganisasikan tingkah lakunya, sedangkan kata motif adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu melakukan
tindakanbersikap tertentu. Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Motif menunjukkan dorongan yang
timbul dari dalam diri seseorang sehingga mau berbuat untuk melakukan sesuatu. Motif menunjukkan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang sehingga
mau berbuat untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan atas jalarannya, maka orang membedakan adanya dua macam
motif yaitu:
1. Motif-motif ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsi karena adanya
perangsang dari luar, seperti misalnya orang belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi mau ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu
bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia dapat melamar pekerjaan, dan
sebagainya. 2.
Motif-motif Intrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar. Memang dari diri individu sendiri telah ada dorongan itu.
Motivasi terbagi menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri
seseorang tanpa adanya rangsangan orang lain, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar.
Adapun menurut Uno 2011:10 dapat pula disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut: a.
Motivasi Intrinsik, indikatornya adalah sebagai berikut: 1 Adanya hasrat atau keinginan untuk melakukan kegiatan; 2 Adanya dorongan dan kebutuhan
melkukan kegiatan; 3 Adanya harapan dan cita-cita; 4 Penghargaan dan penghormatan atas diri.
b. Motivasi Ekstrinsik, indikatornya adalah sebagai berikut: 1 Adanya
lingkungan yang baik, dan; 2 Adanya kegiatan yang menarik. Didalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mencari tahu apakah
motivasi anak sebagai faktor penyebab anak putus sekolah. motivasi didalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:
a. Motivasi Intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang tanpa
adanyatanpa dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. Indikator motivasi intrinsik dalam penelitian ini yaitu:
1. Hasratkeinginan anak untuk melanjutkan pendidikan
2. Adanya dorongan atau kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan
3. Adanya harapan dan cita-cita
4. Penghargaan atas diri
b. Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena adanya rangsangan
dari luar. Indikator motivasi ekstrinsik didalam penelitian ini adalah:
1. Lingkungan
a. Lingkungan keluarga yang berupa orang tua
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Disebut sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan yang lain,
lingkungan inilah yang pertama ada. Interaksi didalam keluarga biasanya didasarkan atas rasa kasih sayang dan tanggung jawab yang
diwujudkan dengan memperhatikan orang lain, bekerjasama, saling membantu termasuk peduli terhadap masa depan pendidikan anaknya.
Kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak akan mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya.
b. Lingkungan sekolah yang berupa guru dan teman sekolah
Lingkungan sekolah yang berperan penting terhadap perkembangan pendidikan anak adalah guru dan teman sekolah. Guru di sekolah
bertanggung jawab untuk selalu memotivasi peserta didik. Teman di lingkungan sekolah dalam kegiatan proses pembelajaran disekolah
menempati kedudukan yang sangat penting, teman sekolah dapat memberikan dampak yang positif dan sebaliknya juga dapat
memberikan dampak yang negatif bagi peserta didik dalam perkembangan pendidikan di sekolah. Teman sekolah yang baik akan
mendorong anak untuk melakukan sesuatu yang akan berdampak positif bagi diri anak, sebaliknya apabila di sekolah bergaul dengan anak-anak
yang tidak baik maka akan di pengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya akan berdampak negatif bagi diri anak.
c. Lingkungan masyarakat yang berupa teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari
teman bergaul
dilingkungan tempat
tinggalmasyarakat lebih tepat masuk dalam jiwanya. Teman bergaul yang baik akan memberikan dampak yang positif bagi anak.
Sebaliknya, teman bergaul yang tidak baik akan memberikan dampak negatif bagi anak.
2. Adanya kegiatan yang menarik di Sekolah
Kegiatan yang menarik bagi anak tentu akan membangkitkan rasa untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut. Apabila anak merasa di sekolah banyak
kegiatan yang menarik untuk dapat dilakukan, maka anak akan selalu termotivasi untuk dapat bersekolah. Sebaliknya, apabila anak merasa
bahwa kegiatan di luar lebih menarik dibandingkan dengan kegiatan di sekolah, maka anak akan menjadi malas untuk berangkat ke sekolah.
Untuk mengukur motivasi anak dengan menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
tentang fenomena sosial. Motivasi anak merupakan atribut psikologi, sehingga digunakan skala Likert untuk mengukurnya.
Skala Likert memiliki 5 kategori kesetujuan dan memiliki skor 1-5 akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan jawaban kesesuaian antara kesesuaian
lebih tepat untuk menggambarkan keadaan yang diteliti sekarang. Skor skala Likert dalam penelitian ini berkisar antara 1-4 dengan asumsi untuk memperoleh
subjek penelitian dalam memilih jawaban.
Menurut Azwar 2008:33 “tidak ada manfaatnya untuk memperbanyak pilihan jenjang karena justru akan mengaburkan perbedaan yang diinginkan
diantara jenjang yang dimaksud, pada responden yang belum cukup dewasa, diferensiasinya perlu disederhanakan. Hal ini diperkuat oleh Arikunto 2006:241
yang menyatakan bahwa “ada kelemahan dengan lima alternatif yang ada ditengah karena dirasa aman dan paling gampang serta hampir tidak berpikir.
Berdasarkan alasan penggunaan skor skala yang diungkap oleh beberapa ahli, maka penggunaan skor skala dalam penelitian ini hanya menggunakan
kisaran 1-4 pilihan skor. Karena pilihan jenjang yang terlalu banyak dapat mengaburkan maksud yang diinginkan dan dapat memunculkan pada satu
jawaban saja terutama Skor yang ditengah, sehingga sangat disarankan alternatif pilihannya 4 empat saja. Berikut gambaran alternatif jawaban skala motivasi
anak:
Tabel 2.1 Alternatif Pilihan Jawaban Skor Angket Motivasi
Alternatif + Skor
Alternatif - Skor
A 4
A 1
B 3
B 2
C 2
C 3
D 1
D 4
2.4. Anak Putus Sekolah