5
B. Gambaran Sumber Daya Alam
Dalam hal kekayaan alam, Indonesia termasuk yang terkaya di dunia. Tetapi, dalam hal kemakmuran, pendapatan perkapita rakyat Indonesia masih
tertinggal jauh di belakang. Jika kita membandingkan Indonesia dengan Singapura. “Singapura, yang tidak punya SDA, bisa maju dan pendapatan per
kapita warganya mencapai US 48. 595 per orang per tahun. Sedangkan Indonesia, negeri yang kaya SDA, pendapatan per kapita warganya hanya
US 3.452 per orang per tahun. Dari perbandingan ini membuktikan ada yang tidak beres dalam
pengelolaan SDA di Indonesia. Mengenai hal ini Pemuda di Kalteng, melalui perwakilannya dalam forum diskusi yang promotori oleh Menara News
1622014 sepakat menyatakan perbandingan itu menyingkap fakta, bahwa ada yang salah dengan kebijakan ekonomi dan tata kelola SDA kita.
Dua faktor penyebab kegagalan Indonesia mengelola SDA. Pertama, ekonomi Indonesia masih mengandalkan ekspor bahan mentah. Karena
Model ekonomi semacam ini tidak menciptakan nilai-tambah dan tidak menyediakan basis untuk industrialisasi. Kedua, pemerintah Indonesia tidak
percaya pada kekuatan sendiri untuk mengolah SDA-nya, tetapi semuanya diserahkan kepada korporasi asing. Akibatnya, sebagian besar SDA di
Indonesia sudah di bawah bendera asing. Padahal, Indonesia sudah punya konsep pengelolaan SDA sebagaimana
diatur dalam pasal 33 UUD 1945. Di situ ada penegasan mengenai kedaulatan
6
negara terhadap SDA dan pengelolaannya harus mendatangkan kemakmuran bagi rakyat.
Sebelum lebih jauh membahas mengenai pemanfaatan SDA sebagai transaksi politik, terlebih dahulu kita akan memberikan gambaran bagaimana
Pengelolaan SDA di Indonesia pada umumnya dan di Kalimantan Tengah pada khususnya.
Karena pada fakta yang terlihat melalui data-data yang terhimpun berbagai media, organisasi dan LSM serta lembaga lainnya yang terfokus
dalam menangani masalah lingkungan. Dalam hal ini Menara News mendapat data dari WALHI Kalimantan Tengah 1622014 bahwa; Laju kerusakan
hutan di Indonesia adalah 6 kali lapangan bola 300 ha per detik. Hutan Alam dan HTI hanya mampu memasok 23 dari total demand 63.4 juta ha
per tahun. Dari 673 bencana yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1998, lebih dari 65 persen diantaranya merupakan kesalahan pengelolaan
lingkungan – Banjir, longsor dan kebakaran hutan.
C. Lalu bagaimana di Kalimantan Tengah?