Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

30 Tetapi bila calon responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan responden autonomy. Penelitian ini tidak beresiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik maupun psikologis Non-maleficence. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada lembar pengumpulan data, hanya dengan menuliskan kode anonimity. Kerahasiaan informasi responden terjamin oleh peneliti, hanya data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian confidentiality. Selama proses pengumpulan data peneliti akan tetap menghargai dan menghormati responden, tidak bersikap kasar terhadap responden respect, tidak membeda-bedakan responden dan memberikan perlakuan yang sama bagi semua responden justice. Peneliti akan tetap mendampingi selama responden mengisi lembar kuesioner fidelity dan memberikan penjelasan jika ada hal yang kurang dimengerti oleh responden beneficence. Setelah data dikumpulkan, semua data-data akan dimusnahkan untuk menjaga kerahasiaan informasi dari responden.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu, bagian pertama instrumen penelitian mengenai data demografi narapidana wanita yang ada di Lapas Tanjung Gusta meliputi usia, agama, suku, status pernikahan, lamanya masa tahanan yang sudah dijalani, penyakit yang diderita dan vonis hukuman yang diterima. Universitas Sumatera Utara 31 Bagian kedua instrumen yang berkaitan dengan stres dan yang tarakhir koping narapidana. Kuesioner stres dalam penelitian ini diambil dari Hardjana 1994, dan dimodifikasi dan tidak menggunakan seluruh pernyataan dikarenakan bahasanya yang rancu dan jumlah pernyataan yang terlalu banyak. jumlah pernyataan yang diambil sebanyak 28 pertanyaan, dengan menggunakan skala likert. Komponen dari kuesioner ini berisi pernyataan mengenai gejala fisikal, gejala emosional, gejala intelektual dan gejala interpersonal, masing-masing 7 pernyataan dengan pilihan jawaban: selalu= 3, sering= 2, jarang= 1, tidak pernah= 0. Untuk penilaian stres responden, dalam penelitian ini akan dikategorikan sebagai stres ringan, sedang dan berat. Menurut Sudjana 2005 untuk menentukan kategori stres digunakan rumus statistik yaitu: Rentang kelas Berdasarkan rumus statistik P = Banyak kelas Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi rentang nilai terendah. Sehingga diperoleh rentang nilai tertinggi adalah 84 dan terendah adalah 0 dengan banyak kelas tiga kategori yaitu stres berat, stres sedang, dan stres ringan, dengan P adalah 28. Semakin tinggi skor yang diperoleh, semakin berat tingkat stresnya. Maka dapat dikategorikan tingkat stres sebagai berikut: Stres tingkat ringan -------------- 0-27 Stres tingkat sedang -------------- 28-55 Stres tingkat berat -------------- 56-84 Universitas Sumatera Utara 32 Kuesioner koping dalam penelitian ini menggunakan Ways of Coping Questionnaire Folkman Lazarus, 1988 yang dimodifikasi dan tidak mengambil keseluruhan item karena jumlahnya terlalu banyak. Pernyataan yang diambil sebanyak 20 pernyataan, dan untuk kuesioner ini peneliti menggunakan skala likert. Komponen dari kuesioner ini meliputi 10 pernyataan koping berfokus pada masalah, 10 pernyataan koping berfokus pada emosi. Pengkategorian koping narapidana wanita dihitung dengan cara menghitung skor dari pernyataan koping yang berfokus pada masalah dan koping yang berfokus pada emosi. Setelah itu skor ke dua koping tersebut dibandingkan, koping mana yang jumlah skornya paling tinggi berarti responden tersebut lebih dominan menggunakan koping tersebut.

F. Uji Validitas Reliabilitas