15 poliferasi meristem ujung, menghambat pembentukan akar dan mendorong
pembentukan klorofil pada kalus Surachman, 2011.
Oknasari dkk. 2008 menyatakan bahwa perlakuan skarifikasi memberikan pengaruh dalam memacu perkecambahan saat munculnya kecambah hari ke-45,
persentase perkecambahan 100, kecepatan perkecambahan 0,1 kecambahhari, sedangkan perlakuan air kelapa dan interaksi antara skarifikasi dan konsentrasi air
kelapa tidak memberikan pengaruh terhadap perkecambahan. Air kelapa yang diserap oleh biji nyamplung telah dapat menyebabkan embrio berkembang, tetapi
radikula tidak mampu keluar menembus kulit buah nyamplung yang keras, sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi, dan untuk radikula yang
berhasil keluar menembus kulit buah yang keras akan berkecambah dan tumbuh menjadi kecambah normal, walaupun membutuhkan waktu yang lama.
2.5 Media berkecambah
Media tumbuh untuk perkecambahan benih tidak harus memiliki kandungan unsur
hara yang banyak mengingat benih yang sedang dikecambahkan belum memerlukan zat hara, akan tetapi harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut
Indriyanto, 2013. 1.
Media perkecambahan harus mampu menyimpan air yang dibutuhkan untuk perkecambahan benih.
2. Mempunyai drainase dan aerasi yang baik. Drainase adalah sifat yang
berkenaan dengan sirkulasi air dalam media tumbuh, sedangkan aerasi adalah sifat yang berkenaan dengan sirkulasi udara gas-gas yang terkandung di
dalam udara dalam media tumbuh. Drainase dan aerasi yang baik pada media
16 tumbuh akan berpengaruh positif terhadap proses difusi gas dan infiltrasi air
kedalam media tumbuh, meningkatnya persediaan oksigen dan air dalam media tumbuh, serta meningkatakan kapasitas benih maupun akar kecambah
untuk mengabsorpsi dan mengangkut air. 3.
Media perkecambahan harus mampu mempertahankan kelembapannya. 4.
Media perkecambahan tidak mengandung racun atau zat pencemar yang dapat meracuni benih dan menghambat proses perkecambahan benih.
5. Media perkecambahan tidak menjadi sumber penyakit bagi benih yang
dikecambahkan maupun bagi kecambah itu sendiri. 6.
Media perkecambahan berupa bahan yang mudah didapatkan dan harganya murah.
Bahan-bahan yang pada umumnya digunakan untuk media perkecambahan benih antara lain : pasir dan tanah, pada skala laboratorium sering menggunakan bahan
selain pasir dan tanah untuk uji viabilitas benih dengan mengecambahkan benih secara langsung pada media kecambah berupa kertas atau kapas Indriyanto,
2013.
III. METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapangan Terpadu
Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Mei 2016.
3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih saga Adenanthera pavonina, air kelapa
muda yang diambil dari kelapa berusia lebih kurang 7 bulan, pasir dan air. Alat yang digunakan adalah botol, ember, kaliper, bak kecambah, thermometer, plastik,
sekop, lembar pengamatan dan kamera dengan resolusi 3 Mega Pixel, Software Microsoft excel.
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 5
perlakuan. Perlakuan yang diberikan pada benih, adalah sebagai berikut. 1.
P1 :benih direndam ke dalam air bersuhu awal 100
o
C didiamkan 5 menit lalu direndam dengan air dingin selama 24 jam.
2. P2 : benih direndam ke dalam air bersuhu awal 100
o
C didiamkan 5 menit lalu direndam dengan air kelapa selama 6 jam.
3. P3 : benih direndam ke dalam air bersuhu awal 100
o
C didiamkan 5 menit