9 genap dan tata daun berseling. Helaian anak daun berukuran kecil dengan lebar
0,75 —1 cm dan panjangnya 2—2.5 cm. Bentuk helaian anak daun memanjang
oblong, bentuk pangkal dan ujung helaian anak daun membulat, serta bertepi rata. Bunga pohon saga tersusun dalam bentuk bunga tandan yang panjang
tandannya 25 —40 cm, berwarna kuning dan beraroma harum. Bunga terletak
secara terminal di ujung ranting. Buah saga bertipe buah polong, jika sudah tua akan pecah. Panjang polong buah saga 5
—11 cm dan setiap buah berisi sebanyak 1
—6 butir biji. Kulit buah muda berwarna hijau dan kulit tua berwarna coklat. Biji yang telah tua berkulit keras dan berwarna merah tua Indiyanto, 2012.
2.2 Perkecambahan Benih Dormansi yaitu sifat benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah
walaupun diletakkan pada tempat yang secara umum dianggap telah memenuhi syarat bagi proses perkecambahan. Penyebab dormansi benih antara lain kulit
benih yang keras, embrio yang belum sempurna struktur dan perkemabangan jaringannya, serta adanya zat penghambat inhibitor dalam perkembangan benih.
Benih yang telah masak fisiologis memiliki viabilitas tinggi yang ditandai dengan
kemampuan benih tersebut tumbuh menjadi kecambah normal dalam kondisi optimum. Proses perkecambahan tersebut dimulai dengan imbibisi air ke dalam
benih untuk mengaktifkan kembali aktivitas pertumbuhan benih dan menginisiasi pertumbuhan embrio kemudian dilanjutkan dengan kemunculan akar yang
menembus kulit benih Widajati dkk., 2013.
10 Pertumbuhan dan perkembangan bibit di tingkat nurseri sangat ditentukan oleh
keberhasilan biji atau benih membentuk semai yang diawali dengan perkecamba- han benih. Secara agronomis, perkecambahan suatu biji benih diartikan sebagai
semai yang telah atau mulai muncul di permukaan media tanam, sehingga secara teknis agronomis perkecambahan adalah permulaan munculnya pertumbuhan aktif
yang mengakibatkan pecah kulit biji dan kemudian muncul semai di permukaan tanah Santoso dkk., 2007.
Perkecambahan merupakan suatu proses benih berkembang menjadi kecambah
yang mencapai pada stadia munculnya bagian dari struktur-struktur esensial benih. Kecambah tersebut akan menunjukkan kemampuan untuk berkembang
lebih lanjut menjadi tanaman normal dalam kondisi optimal Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2006.
Bibit yang baik dan seragam sangat bergantung pada kecepatan berkecambah dan
persentase berkecambah benih yang digunakan. Menurut Sadjad, 1989 yang dikutip oleh Santoso dkk., 2007, kecepatan berkecambah dipengaruhi pula oleh
kondisi fisiologis benih, umur benih dalam simpanan dan kesehatan pathogenisnya selain itu kekuatan tumbuh benih dipengaruhi oleh genetik dan
lingkungan pada saat proses pembentukan biji dan penyimpanan hingga kondisi saat perkecambahan. Biji yang akan dikecambahkandisemaikan harus berasal
dari buah yang sudah masak betul. Tanda-tanda tua biji saga adalah adanya polong pecah dan terbelah dan tangkupan kulit polong membentuk susunan spiral,
biji sangat keras, kulit biji berwarna merah cemerlang, serta keping biji berwarna
kuning kecoklatan Pratiwiningsih, 1984.
11
2.3 Skarifikasi Faktor internal yang berasal dari benih itu sendiri dan dapat mempengaruhi perke-
cambahan benih salah satunya adalah adanya sifat dormansi suatu benih. Widajati dkk. 2013 menyatakan dormasi benih merupakan suatu kondisi dimana benih
hidup tidak berkecambah sampai batas waktu akhir pengamatan perkecambahan walaupun faktor lingkungan optimum untuk perkecambahannya. Balai Pengem-
bangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura 2005 menyatakan struktur kulit benih sering sekali menjadi faktor pembatas pada dormansi benih.
Pembatasan tersebut dapat berupa penghambatan dalam pemasukan air dan oksigen serta pembatasan mekanik sehingga menghambat pembesaran embrio.
Pengecambahan benih bertujuan mendapatkan jumlah benih yang mampu
berkecambah lebih banyak pada kondisi yang optimum. Benih-benih yang berpo- tensi memiliki sifat dormansi diperlukan perlakuan pra perkecambahan untuk
mematahkan dormansi benih tersebut sehingga benih dapat tumbuh serempak Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2005.
Pematahan dormansi pada benih yang berkulit keras dapat dilakukan secara mekanis, salah satunya adalah skarifikasi. Teknik skarifikasi salah satunya adalah
dengan melakukan perendaman terhadap benih. Perlakuan perendaman dalam air mengalir berfungsi untuk mencuci zat-zat yang menghambat perkecambahan dan
dapat melunakkan kulit benih. Perendaman dapat merangsang penyerapan lebih cepat Silomba, 2006.
Berdasarkan hasil penelitian Yuniarti, 2002 menunjukkan bahwa perlakuan
pendahuluan yang tepat untuk benih saga pohon sebelum dikecambahkan adalah