III. METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapangan Terpadu
Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Mei 2016.
3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih saga Adenanthera pavonina, air kelapa
muda yang diambil dari kelapa berusia lebih kurang 7 bulan, pasir dan air. Alat yang digunakan adalah botol, ember, kaliper, bak kecambah, thermometer, plastik,
sekop, lembar pengamatan dan kamera dengan resolusi 3 Mega Pixel, Software Microsoft excel.
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 5
perlakuan. Perlakuan yang diberikan pada benih, adalah sebagai berikut. 1.
P1 :benih direndam ke dalam air bersuhu awal 100
o
C didiamkan 5 menit lalu direndam dengan air dingin selama 24 jam.
2. P2 : benih direndam ke dalam air bersuhu awal 100
o
C didiamkan 5 menit lalu direndam dengan air kelapa selama 6 jam.
3. P3 : benih direndam ke dalam air bersuhu awal 100
o
C didiamkan 5 menit
18 lalu direndam dengan air kelapa selama 12 jam.
4. P4 : benih direndam ke dalam air bersuhu awal 100
o
C didiamkan 5 menit lalu direndam dengan air kelapa selama 18 jam.
5. P5 : benih direndam ke dalam air bersuhu awal 100
o
C didiamkan 5 menit lalu direndam dengan air kelapa selama 24 jam.
Benih yang mendapat perlakuan di atas, kemudian dikecambahkan. Masing - masing pelakuan diulang sebanyak 3 kali. Setiap percobaan membutuhkan 100
benih saga. Penelitian ini membutuhkan benih saga sejumlah 100 benih saga x 5 x 3 = 1.500 benih. Masing
– masing unit percobaan kemudian di atur tata letak penempatannya secara acak di lapangan.
Gambar 3. Tata letak percobaan pengecambahan secara rancangan acak lengkap Keterangan :
P
11
= perlakuan P1 pada ulangan ke – 1
P
12
= perlakuan P1 pada ulangan ke – 2
P
13
= perlakuan P1 pada ulangan ke – 3
P
21
= perlakuan P2 pada ulangan ke – 1
P
22
= perlakuan P2 pada ulangan ke – 2
P
23
= perlakuan P2 pada ulangan ke – 3
P
31
= perlakuan P3 pada ulangan ke – 1
P
32
= perlakuan P3 pada ulangan ke – 2
P
33
= perlakuan P3 pada ulangan ke – 3
P
41
= perlakuan P4 pada ulangan ke – 1
P
42
= perlakuan P4 pada ulangan ke – 2
P53 P51
P13
P41 P31
P33 P32
P21 P43
P12 P22
P23 P11
P52
P42
19 P
43
= perlakuan P4 pada ulangan ke – 3
P
51
= perlakuan P5 pada ulangan ke – 1
P
52
= perlakuan P5 pada ulangan ke – 2
P
53
= perlakuan P5 pada ulangan ke – 3
Setelah semua benih dikecambahkan, benih disiram sekali dalam sehari secara rutin. Frekuensi penyiraman dapat ditambah atau dikurangi bergantung kepada
kelembapan pesemaian.
3.3.2 Pelaksanaan Penelitian
3.3.2.1 Persiapan benih
Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih yang berasal dari pohon saga yang diambil dari Arboretum Universitas Lampung. Kegiatan
penelitian dimulai dengan pengumpulan benih dengan cara memungut biji yang masak jatuh. Biji yang masak ditandai dengan berkulit keras dan
berwarna merah tua Indriyanto, 2012.
Gambar 4. Benih saga yang telah masak
3.3.2.2 Persiapan media kecambah
Media perkecambahan yang digunakan adalah pasir. Pasir kemudian dimasukkan ke dalam bak kecambah dengan ketebalan lebih kurang 5
cm.