Keadaan mempersepsi yang terbentuk dalam proses tersebut akan terus menerus dipengaruhi arus informasi baru dari lingkungannya, yang di
dalamnya menyangkut proses penginderaan yang perifeer terhadap sekitarnya dan selanjutnya melahirkan suatu bentuk yang holistik dan
dalam konstansi tinggi, yang berlaku juga pada tempat dan obyek lain Osgood dalam Simanuhuruk, 2003: 78.
Sedangkan menurut Marleau-Ponty, persepsi adalah latar belakang dari
mana terpancar semua aktifitas dan selalu diandaikan oleh aktifitas-aktifitas tersebut. Persepsi tidak hanya berupa pengandaian saja, melainkan juga
jalan menuju kebenaran, yang lahir dari empirisme dan rasionalisme atau realitas Simanuhuruk, 2003: 78
B. Tinjauan Tentang Pelayanan Publik
1. Pengertian Pelayanan Publik
Menurut Kotler dalam Sinambela 2006: 4, pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Menurut Lukman 2000: 8, pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam
suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Pelayanan merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan kepada orang lain atau pihak lain yang dapat memberikan suatu keuntungan dan dapat memberikan manfaat, hasil dari pelayanan berupa kepuasan
yang diberikan walaupun hasil dari pelayanan yang diberikan tidak terikat pada suatu benda.
Monir dalam Pasolong 2011: 128 mengatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain secara langsung. Pelayanan
publik diartikan pemberian layanan keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang
telah ditetapkan.
Menurut Keputusan
Menpan Nomor
63KepM.Pan72003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerimaan pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Senada dengan pendapat diatas Gronroos dalam Ratminto dan Atik 2012: 2,
mengatakan bahwa pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata tidak dapat diraba yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antara konsumen dengan pegawai atau hal-hal yang disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan
permasalahan konsumen atau pelanggan. Sementara itu, Lovelock dalam Duadji 2013: 30, menyebutkan bahwa pelayanan adalah hal-hal yang jika diterapkan
terhadap suatu produk akan meningkatkan daya atau nilai terhadap pelanggan service is those thing which when added to a product, increase its utility or value
to the costumer Menurut Dwiyanto 2005: 141, pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai
serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, bahwa pelayanan umum merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi kewajibannya, akan tetapi tidak