Gambaran Body Image pada para wanita di Sanggar Senam “Rita”

86 Tabel 4.16 Hasil Uji Korelasi Variabel Body Image dan Perilaku Diet Correlations Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Gambaran Body Image pada para wanita di Sanggar Senam “Rita”

Pati Body image adalah konsep penampilan fisik dan perasaan tentang hal yang berdasarkan pengalaman individu saat ini dan masa lalu dari tubuh sendiri, nyata dan khayalan Schonfeld, dalam Stewart, 1985: 614. Menurut Stuart dan Sundeen dalam Keliat, 1992: 10, body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman-pengalaman baru setiap individu. Body Image Perilaku Diet Body Image Pearson Correlation 1 -.447 Sig. 2-tailed .013 N 30 30 Perilaku Diet Pearson Correlation -.447 1 Sig. 2-tailed .013 N 30 30 87 Body image merupakan gambaran yang dimiliki dalam pikiran tentang ukuran, keadaan atau kondisi dan bentuk tubuh. Perubahan fisik yang dialami oleh seorang wanita bisa mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Sebagian wanita ingin menghindari situasi atau orang tertentu karena merasa begitu rendah diri atau malu. Semua perubahan ini ada saatnya menjadikan seorang wanita tidak merasa yakin terhadap diri sendiri karena merasa gemuk, besar, kurus yang membuatnya merasa malu seakan semua orang di dunia memperhatikan ketidaksempurnaanya. Hal ini mungkin menyebabkan sulit bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang lain. Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh gambaran bahwa body image pada para wanita di Sanggar Senam “Rita” Pati tergolong pada kriteria positif dengan persentase 56,67 17 orang , sedangkan kriteria negatif sebesar 43,33 13 orang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa body image yang dimiliki para wanita di Sanggar Senam “Rita” Pati tergolong cukup positif. Mean empirik body image dengan nilai 71,43 lebih tinggi dibandingkan mean teoritik dengan nilai 67,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki body image yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata. Hasil analisis deskriptif ini menunjukkan bahwa sebagian besar wanita sudah memiliki persepsi, perasaan, sikap dan evaluasi yang cukup baik mengenai tubuhnya yang meliputi bentuk tubuh, ukuran tubuh dan berat tubuh yang mengarah kepada penampilan fisik. Longe 2008: 116 menjelaskan bahwa body image adalah pendapat mental seseorang atau deskripsinya sendiri tentang penampilan fisiknya. Persepsi body image pada para wanita dapat berkisar dari 88 yang sangat negatif sampai ke positif. Seorang wanita yang memiliki body image yang rendah melihat tubuh mereka sebagai sesuatu yang tidak menarik bagi orang lain, sementara orang dengan body image yang baik memandang tubuh mereka sebagai sesuatu yang menarik bagi orang lain. Hasil penelitian menunjukkan body image yang tergolong kriteria positif mengindikasikan bahwa para wanita sudah baik dalam menilai kondisi tubuh mereka sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya persepsi yang dimiliki oleh para wanita terhadap dirinya sudah baik. Seorang wanita memandang dirinya sudah positif, meskipun ada beberapa hal yang dirasa masih perlu diperbaiki terutama dalam hal berat badan. Hal ini sesuai dengan pendapat Thomson 2002: 30 yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi body image seseorang adalah persepsi. Persepsi berhubungan dengan ketepatan seseorang dalam mempersepsi atau memperkirakan ukuran tubuhnya. perasaan puas atau tidaknya seseorang dalam menilai bagian tubuh tertentu berhubungan dengan komponen ini. Tingkat body image pada individu digambarkan oleh seberapa jauh individu merasa puas terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan fisik secara keseluruhan. Menurut Honigman http :www.e-psikologi.com, 110211, body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dipikirkan dan dirasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya. Persepsi yang positif atau cukup baik akan ukuran dan bentuk tubuh dan perasaan nyaman 89 dengan kondisi tubuhnya yang diekspresikan dalam sikap percaya diri dan konsep diri yang sehat akan meningkatkan body image pada ibu-ibu. Body image pada wanita dapat dilihat dari lima dimensi yaitu appearance evaluation, appearance orientation, body area satisfaction, overweight preoccupation, dan self-classified weight. Dimensi pertama yaitu appearance evaluation, tergolong positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase responden yang tergolong kriteria positif sebesar 63,67, sedangkan 33,33 sisanya tergolong negatif. Mean empirik dimensi appearance evaluation dengan nilai 15,50 lebih tinggi dibandingkan mean teoritik dengan nilai 15. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki dimensi appearance evaluation yang lebih positif dibandingkan rata-rata. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden memiliki body image berdasarkan dimensi appearance evaluation berada pada kategori positif. Hal ini berarti pula bahwa responden memiliki evaluasi penampilan yang baik mengenai dirinya sendiri. Responden mampu mengukur penampilan dari keseluruhan tubuhnya, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan atau belum memuaskan. Hal ini sesuai dengan pendapat Keliat 1992:11 bahwa pada dasarnya body image merupakan pandangan yang realistik terhadap diri, menerima dan mengukur bagian tubuh akan memberi rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Dimensi kedua yaitu appearance orientation, tergolong positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase responden yang tergolong kriteria positif sebesar 76,67, sedangkan kriteria negatif sebesar 23,33. Mean empirik dimensi 90 appearance orientation dengan nilai 19,77 lebih tinggi dibandingkan mean teoritik dengan nilai 17,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki dimensi appearance orientation yang lebih positif dibandingkan rata-rata. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden memiliki body image berdasarkan dimensi appearance orientation berada pada kategori positif. Hal ini berarti pula bahwa responden memiliki perhatian yang sangat baik terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan diri. Perhatian yang tinggi terhadap setiap penampilan sering ditunjukkan responden dengan cara berdandan dan mengenakan pakaian yang sesuai dengan tubuhnya. Dimensi ketiga yaitu body area satisfaction, tergolong negatif. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase responden yang tergolong kriteria positif sebesar 43,33, sedangkan negatif sebesar 56,67. Mean empirik dimensi body area satisfaction dengan nilai 14,53 lebih rendah dibandingkan mean teoritik dengan nilai 15. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki dimensi body area satisfaction yang lebih rendah dibandingkan rata- rata. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden memiliki body image berdasarkan dimensi body area satisfaction berada pada kategori negatif. Hal ini berarti pula bahwa kepuasan responden terhadap bagian tubuhnya rendah. Kepuasaan responden terhadap bagian tubuh secara spesifik, wajah, tubuh bagian atasdada, bahu lengan, tubuh bagian tengah pinggang, perut, tubuh bagian bawah pinggul, paha, pantat, kaki, serta bagian tubuh secara keseluruhan masih cukup rendah atau dapat dikatakan responden belum puas terhadap kondisi 91 tubuhnya. Sebagian besar responden masih belum merasa puas dengan tubuhnya, terutama dengan bentuk dan ukurannya. Mereka merasa tubuhnya belum bisa dikatakan ideal karena berat dan tinggi badan mereka tidak seimbang, juga ada beberapa bagian tubuh yang tidak mereka sukai, seperti lengan, payudara, perut, pantat, dan paha. Bagian-bagian tubuh tersebut merupakan tempat-tempat penyimpanan lemak yang paling besar di dalam tubuh wanita. Responden yang merasa tubuhnya terlalu gemuk, tentu tidak akan menyukai adanya timbunan lemak di tempat-tempat tersebut. Hasil ini sesuai sebuah penelitian Cash dan Pruzinsky, 2002: 74 menjelaskan bahwa sekitar 40-70 gadis remaja tidak puas dengan dua atau lebih aspek dari tubuh mereka. Ketidakpuasan biasanya berfokus pada jaringan adipose substansial dalam tubuh bagian tengah atau bawah, seperti pinggul, perut dan paha. Dimensi keempat yaitu overweight preoccupation, tergolong positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase responden yang tergolong kriteria positif sebesar 83,33, sedangkan 16,67 sisanya tergolong negatif. Mean empirik dimensi overweight preoccupation dengan nilai 16,37 lebih tinggi dibandingkan mean teoritik dengan nilai 15. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki dimensi overweight preoccupation yang lebih positif dibandingkan rata-rata. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden memiliki body image berdasarkan dimensi overweight preoccupation berada pada kategori positif. Hal ini berarti pula bahwa responden cenderung tidak memiliki kecemasan untuk menjadi gemuk. 92 Dimensi kelima yaitu self-classified weight, tergolong positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase responden yang tergolong kriteria positif sebesar 66,67, sedangkan 33,33 sisanya tergolong positif. Mean empirik dimensi self- classified weight dengan nilai 5,27 lebih tinggi dibandingkan mean teoritik dengan nilai 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki dimensi self-classified weight yang lebih positifi dibandingkan rata-rata. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden memiliki body image berdasarkan dimensi self-classified weight berada pada kategori positif. Hal ini berarti pula bahwa sebagian besar responden mampu mengukur atau menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai gemuk. Pengkategorian yang dilakukan responden dapat meningkatkan kepuasan dirinya terhadap kondisi tubuhnya. Semakin mendekati ke kondisi ideal, maka responden akan merasakan kepuasan. Dengan demikian, gambaran body image pada responden di sanggar senam ”Rita” Pati baik secara umum maupun spesifik tiap dimensi berada dalam kategori positif. Hal ini sangat dipengaruhi oleh berbagai variabel yang mendukung dan atau memperlemah body image sendiri, salah satunya adalah persepsi para wanita sendiri terhadap kondisi tubuhnya.

4.4.2 Gambaran Perilaku Diet di Sanggar Senam “Rita” Pati