II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Algal Blooms  dan Harmful Algal Blooms  HABs
Algal  blooms adalah  perkembangbiakan sel-sel fitoplankton secara cepat hingga mendominasi komunitas plankton di suatu perairan, penyebabnya adalah
meningkatnya konsentrasi zat hara di suatu perairan, sebagai gambaran meningkatnya kesuburan perairan tersebut, karena  fitoplankton merupakan
produsen terpenting di laut. Ledakan populasi  yang merugikan dikenal sebagai retaid atau lebih tepat disebut ‘Harmful Algal  Blooms’ HABs  Prasetyo dan
Sugestiningsih, 2000. Pada bulan mei tahun 2004 di teluk terjadi  kematian massal biota laut. Dari
hasil pemeriksaan sampel air laut di pantai Ancol,  teluk Jakarta, ternyata ditemukan cukup melimpahnya fitoplankton beracun jenis-jenis yang melimpah
antara lain :  Prorocentrum micans, Thallassiosira mala, Chaetoceros pseudocurvicetus, Pseudonitzchia pungens Skeletonema costatus,  ledakan
populasi dari jenis ini menyebabkan turunnya kandungan oksigen dalam air. Akibatnya, terjadi kematian biota laut. Selain itu, ikut mati pula biota bentuk
lainnya seperti ikan, kerang dan kepiting  KCM 2004. Ada tiga tipe HABs Hallegraeff, 1993, HABs yang disebabkan oleh :
1. Spesies yang tidak menyebabkan perubahan warna air tetapi dapat menyebabkan kematian ikan dan invertebrata karena depresi oksigen contoh:
Dinoflagelata : Gonyaulax sp. dan  Noctiluca sp. 2.  Spesies yang tidak toksik terhadap manusia tapi toksik terhadap ikan dan
invertebrata, karena antara lain dapat mematahkan insang contoh: Chaetoceros sp.
3.  Spesies yang memproduksi toksin, dapat memasuki rantai makanan hingga ke tubuh manusia dan menyebabkan berbagai gangguan pada sistem pencernaan
dan sistem saraf manusia: a. Paralytic Shellfish Poisoning PSP: Alexandrium sp.
b. Diarrhetic Shellfish Poisoning DSP:Dinophysis sp. c. Amnesic Shellfish Poisoning ASP : Nitzschia sp.
5 d. Ciguatera Fishfood Poisoning CFP : Gambierdiscus sp.
e. Neurotoxic Shellfsh Poisoning NSP : Gymnodinium sp.
Terjadinya HABs dapat berdampak terhadap lingkungan dan manusia. Dampak terhadap ekosistem seperti iritasi insang pada ikan, berkurangnya
penetrasi cahaya, menyebabkan kelaparan antara lain dengan produksi mucus berlebihan dan terganggunya mekanisme pemangsaan  dan anoxia kehabian
oksigen.  Sedangkan dampak terhadap manusia adalah akibat mengkonsumsi makanan bahari seperti ikan yang mengandung toksin.  Selain berdampak  pada
kesehatan manusia juga berdampak pada sektor pariwisata, perikanan dan perekonomian secara umumNontji,
2004. Berikut ini beberapa gejala keracunan akibat toksin dan dampaknya pada manusia:
Tabel.2.1  Beberapa gejala keracunan akibat toksin dan dampaknya pada manusia Nontji,
2004 Gejala Keracunan
Toksin Dampak pada tubuh manusia
Paralytic Shellfish Poisoning PSP
Saxitoxin Mati rasa pada mulut, lidah, rongga
diafragma, kesulitan bernafas hingga kematian
Diarrhetic Shellfish Poisoning DSP
Okadaic Acids  Diare, muntah- muntah, demam, rasa sakit pada perut hingga tumor pada sistem
pencernaan Amnesic Shellfish
Poisoning ASP Domoic Acids
Hilang kesadaran singkat, koma mendadak, muntah, kram perut, diare
Ciguatera Fishfood Poisoning CFP
Ciguatoxin Sakit kepala, muntah, diare, mati rasa
pada tangan Neurotoxic Shellfish
Poisoning NSP Brevetoxin
Gatal dan geli tingling pada bibir, mulut dan kerongkongan, gejala asma, diare dan
muntah- muntah
2.2. Sistem Peringatan Dini Algal Blooms