Sawah
Lahan sawah merupakan lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman padi sawah. Sawah-sawah yang ada di Kecamatan Pasirwangi umumnya memiliki
periode tanam 2 sampai 3 kali setahun dan sebagian diantaranya diselang dengan tanaman sayuran terutama pada sawah berteras di daerah berlereng.
Luas lahan sawah keseluruhan yang teridentifikasi di Kecamatan Pasirwangi meliputi luas 372 ha atau 6,78 dari luas wilayah Kecamatan
Pasirwangi. Lahan sawah terluas terdapat di Desa Padaasih 160 ha dan Padamukti 120 ha, desa lainnya berkisar antara 11-64 ha Lampiran 1.
Penyebaran sawah di wilayah ini terdapat pada daerah dengan selang ketinggian 900-1.350 m dpl Tabel 6 dan keadaan kemiringan lahan berkisar
antara 0-30 Tabel 7. Sebagian besar lahan tersebut terdapat pada daerah dengan elevasi 900-1.000 m dpl. dengan kemiringan lahan 0-8, sedangkan
sebagian kecil pada elevasi 1.000-1.300 m dpl dengan kemiringan 9-30 berupa lahan sawah berteras.
Berdasarkan analisis tumpang tepat antara penyebaran sawah dan jenis tanah di daerah ini, ternyata bahwa lahan sawah yang ada terdapat pada jenis
tanah Inceptisols Tabel 8. Jenis tanah ini umumnya bertekstur halus dan umumnya berdrainase agak terhambat Aquic Eutropepts.
a. Tegalan
Lahan tegalan di daerah penelitian sebagian besar digunakan untuk budidaya tanaman lahan kering seperti sayuran, dan sebagian lainnya digunakan
untuk budidaya tanaman tembakau dan akar wangi. Lahan tegalan yang teridentifikasi adalah mencakup areal yang cukup luas, yakni 2.453 ha atau 44,75
dari luas total Kecamatan Pasirwangi. Sebagian besar lahan tegalan tersebut terletak di daerah dataran tinggi dan lereng-lereng pegunungan dengan ketinggian
lebih dari 950 m diatas permukaan laut Tabel 6. Penyebaran tegalan terutama terletak di wilayah desa Padaawas, Barusari, Karyamekar, Pasirwangi, Sarimukti,
Pasirkiamis, Talaga, dan Sirnajaya. Sementara desa lainnya penggunaan lahan tegalan relatif sempit yaitu kurang dari 100 ha Lampiran 1.
Tegalan pada daerah berlereng kurang dari 8 sekitar 664 ha, pada lahan berlereng 9-30 seluas 1.666 ha dan yang berlereng lebih dari 30 adalah seluas
123 ha Tabel 7. Hal ini menunjukkan bahwa lahan tegalan yang paling luas terdapat lahan yang perlu mendapatkan perhatian dalam konservasi tanah. Dari
pengamatan lapangan tampak bahwa sebagian dari lahan tersebut sudah dilakukan dengan cara berteras, namun sebagian lainnya tanpa teras Gambar 10. Menurut
Kurnia et al., 2004, bahwa lahan berlereng yang diusahakan terutama untuk tanaman semusim seperti sayuran perlu dilakukan tindakan konservasi baik secara
teras bangku maupun bentuk teras lainnya agar erosi yang akan terjadi dapat dikurangi.
Gambar 10. a Lahan tegalan pada lereng curam yang tidak ditanami tanaman sayur. b Lahan tegalan pada daerah berlereng yang ditanami sayuran
di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut Foto : Hendra Aryadi, September 2005.
Penyebaran lahan tegalan di daerah ini umumnya terdapat pada tanah- tanah bersifat andic Typic Hapludands, Andic Humitropepts serta sebagian pada
Inceptisols Aquic Eutropepts. Pada tanah yang bersifat andic umumnya bertekstur agak kasar sampai sedang dan drainase baik atau cepat, sedangkan pada
Aquic Eutropepts bertekstur sedang dan drainase sedang sampai agak terhambat. Lahan sayur pada tanah Aquic Eutropepts tersebut tampaknya merupakan lahan
sawah irigasi atau tadah hujan yang dirubah menjadi lahan sayuran Gambar 11.
Gambar 11. a Lahan sawah yang beralih ke lahan tegalan sayur. b Lahan sawah yang dipersiapkan untuk tanaman sayur
di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut Foto : Hendra Aryadi, September 2005. a
b
a. b.
b. Kebun CampuranSemak