IV. BAHAN DAN METODE
4. 4. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Agustus 2005 sampai November 2005, terdiri atas beberapa tahap, yakni : pengumpulan data, analisisidentifikasi awal,
pengamatan lapang, pengolahan data analisis data di laboratorium dan penyusunan hasil penelitian.
4. 5. Bahan dan Alat
Bahan penelitian yang digunakan berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber baik berupa hasil penelitian
terdahulu maupun data tabular dan spasial dari berbagai instansi. Sedangkan data primer adalah data hasil pengamatan lapang yang terdiri atas hasil wawancara dan
identifikasi keadaan fisik daerah penelitian. Data tersebut adalah sebagai berikut : ♦
Peta Satuan Lahan lokasi penelitian bersumber dari hasil kajian terdahulu Barus, 2002;
♦ Citra Satelit SPOT bulan Oktober 2004 yang digunakan pada tahap
interpretasi penggunaan lahan aktual terbaru yang akan dibandingkan dengan kondisi tahun 2002;
♦ Peta Rupabumi Lembar Samarang dan Lebaksari skala 1:25.000
BAKOSURTANAL, 1999; ♦
Peta geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk skala 1:100.000 Alzwar et al., 1992;
♦ Data tingkat kerusakan bangunan dari wawancara langsung kepada
masyarakat di lokasi penelitian. Peralatan yang digunakan meliputi perangkat komputer, scanner, dan
printer untuk analisis dan pengolahan data dengan perangkat lunak ArcView GIS dan Microsoft Office. Sementara itu peralatan untuk pengamatan lapangan adalah
GPS Global Positioning System sebagai penentu lokasi atau titik posisi di lapang, clinometer untuk pengukuran lereng dan kamera dijital untuk merekam
keadaan kondisi lokasi penelitian.
4. 6. Metodologi
Metodologi penelitian ini dilakukan dalam dua tahap utama; yaitu : tahap persiapanpengumpulan data dan pengolahananalisis data. Data yang
dikumpulkan berupa dua jenis data, yakni data primer dari pengamatan langsung di lapangan, data sekunder dan data-data yang telah ada dari berbagai sumber.
Kegiatan pengamatan lapang dimaksudkan untuk mendapatkan validitas data dari data-data sekunder yang telah dikumpulkan. Selanjutnya dilakukan analisis data
atau pengolahan data di laboratorium Gambar 6.
4.3.1. Tahap PersiapanPengumpulan Data
Tahap ini diawali dengan pengumpulan data sekunder yang berupa peta satuan lahantanah dijital hasil studi terdahulu Barus, 2002, peta geologi lembar
Garut dan Pameungpeuk, peta elevasi lokasi penelitian, peta kemiringan lereng. Selanjutnya peta-peta tersebut diolah untuk menghasilkan beberapa peta melalui
kegiatan sebagai berikut:
Gambar 6. Diagram alir pelaksanaan penelitian
Peta Elevasi
Peta Kontur Interval 12,5 m
Data sekunder + Pengamatan
lapang
HUBUNGAN KARAKTERISTIK LAHAN DENGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN KERUSAKAN AKIBAT GEMPA
DEM Klasifikasi
♣ Peta Penggunaan Lahan
♣ Data Kerusakan Bangunan
♣ Peta Tanah
♣ Peta Buffer Sesar
♣ Bahan Induk Tanah
Peta Geologi
Peta Kelas Kemiringan
Lereng
Analisis Kerusakan akibat Gempa dengan Karakteristik Lahan
Analisis Karakteristik Lahan dengan Penggunaan Lahan
- Klasifikasi Tingkat Kerusakan Akibat Gempa
- Peta Tanah - Penyiaman Scanning
- Koreksi Geometrik
-
Digitasi Layar On Screen
Overlay antara Peta Elevasi, Peta Kemiringan Lereng dan Peta Tanah
dengan Peta Penggunaan Lahan Overlay antara Klasifikasi Tingkat Kerusakan
Akibat Gempa dengan Peta Jarak dari Sumber Gempa, Peta Kemiringan Lereng dan Peta Tanah
Peta Jarak Bangunan dari Sumber Gempa
1. Peta elevasi lokasi penelitian dibuat dari peta kontur pada peta rupabumi skala 1:25.000. Untuk memudahkan analisis karakteristik spasial penggunaan lahan,
maka interval kontur dibuat dengan selang 50 m. Peta elevasi dibuat dengan menggunakan perangkat lunak ArcView GIS.
2. Peta lereng dibuat dari peta kontur dengan menggunakan software ArcView GIS dan ekstensi model builder. Peta kontur dengan interval 12,5 m diubah ke
dalam bentuk Digital Elevation Model DEM. Selanjutnya diolah dengan teknik “Model Builder” untuk mendapatkan kelas kemiringan lereng yang
diinginkan. Kelas kemiringan lereng yang digunakan adalah menurut Balittanah 2004, yakni : datar lereng 0-3 , berombak lereng 3-8 ,
bergelombang lereng 8-15 , berbukit kecil lereng 15-30 , berbukit curam lereng 30-45 , terjal lereng 45-60 , sangat terjal lereng 60 .
3. Peta penggunaan lahan aktual terbaru merupakan hasil interpretasi Citra satelit SPOT tahun 2004 dan pengamatan lapang terbatas yang dibandingkan dengan
peta penggunaan lahan hasil kajian terdahulu. 4. Peta tanah yang digunakan diambil dari peta satuan lahan hasil kajian
terdahulu tahun 2002. 5. Klasifikasi tingkat kerusakan bangunan akibat gempa menggunakan data
kerusakan bangunan yang diperoleh dari pihak Kecamatan Pasirwangi dengan mengelompokkan ke dalam tiga kelas yang berbeda, yaitu rusak berat, rusak
sedang, dan rusak ringan. Kategori rusak berat adalah daerah dengan tingkat kerusakan lebih dari 20 ,
rusak sedang 11-20 dan rusak ringan kurang dari 11 . 6. Peta geologi lokasi penelitian disajikan untuk mengetahui jenis batuan induk
yang ada di lokasi penelitian dan pembuatan peta jarak dari sumber gempa sesarpatahan. Kegiatan ini terdiri dari kegiatan : penyiaman peta kasar hard
copy ke dalam bentuk soft copy dijital, registrasi peta geologi hasil penyiaman ke koordinat peta lokasi penelitian, dan dijitasi peta geologi.
7. Peta jarak pusat gempa dengan daerah sekitarnya dibuat dari informasi garis sesar yang ada di lokasi penelitian pada peta geologi dengan interval ½ km
menggunakan model “Create Buffer” dalam perangkat lunak ArcView GIS.
Setelah data sekunder terlengkapi, pengumpulan data primer dilakukan melalui kegiatan pengamatan lapang dengan mengisi kuesioner yang telah
dipersiapkan. Daftar pertanyaan meliputi tingkat kerusakan akibat gempa, persepsi masyarakat terhadap kejadian gempa, penggunaan lahan aktual, dan
kondisi tanah lokasi penelitian melalui pengamatan terbatas. Posisi atau titik di setiap lokasi pengamatan dicatat berdasarkan hasil pengukuran GPS. Data hasil
wawancara selanjutnya diubah ke dalam bentuk dijital berupa data deskriptif.
4.3.2. Tahap AnalisisPengolahan Data
Analisispengolahan data dilakukan berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil pengamatan lapang yang meliputi : peta elevasi, peta
kemiringan lereng, peta tanah, peta penggunaan lahan, peta zona buffer patahan gempa peta jarak bangunan dari sumber gempa, peta tingkat kerusakan
bangunan akibat gempa. Dalam analisis karakteristik lahan dengan penggunaan lahan; peta elevasi,
peta kelas kemiringan lereng dan peta tanah ditumpang tindihkan dengan peta penggunaan lahan. Kemudian disimpulkan mengenai pola dan distribusi masing-
masing penggunaan lahan berdasarkan karakteristik lahan yang digunakan. Analisis karakteristik lahan dengan tingkat kerusakan akibat gempa
menggunakan peta kelas kemiringan lereng, peta tanah, dan peta jarak bangunan dari sumber gempa yang kemudian ditumpang tindihkan dengan peta tingkat
kerusakan bangunan akibat gempa. Selanjutnya disimpulkan mengenai pola dan distribusi tingkat kerusakan berdasarkan karakteristik lahan yang digunakan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN