KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

3. 4. Letak dan Lokasi Kecamatan Pasirwangi

Kecamatan Pasirwangi memiliki luas 5.480 hektar. Secara geografis kecamatan ini terletak pada 7°10’–7°15’ Lintang Selatan dan 107° 41’ – 107° 50’ Bujur Timur Gambar 1. Secara administratif Kecamatan Pasirwangi, merupakan salah satu dari 42 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat, terdiri atas 12 desa; yakni : Desa Barusari, Karyamekar, Padaasih, Padaawas, Padamukti, Padamulya, Padasuka, Pasirkiamis, Pasirwangi, Sarimukti, Sirnajaya, dan Talaga. Batas wilayah Kecamatan Pasirwangi yaitu : − Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kecamatan Samarang. − Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Bayongbong − Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Bandung. − Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Samarang. Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut

3. 5. Kondisi Fisik

3.2.7. Topografi

Kecamatan Pasirwangi berada pada selang ketinggian antara 920 m sampai dengan 2.580 m diatas permukaan laut. Bentuk wilayah dan kelas kemiringan lereng di daerah ini disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kemiringan lereng di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut Kelas Kemiringan Lereng Luas Ha Datar 0-3 1.203 Berombak 3-8 294 Bergelombang 8-15 1.490 Berbukit kecil 15-30 1.818 Berbukit curam 30-45 539 Terjal 45-60 113 Sangat terjal 60 23

3.2.8. Iklim

Iklim merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan tanaman maupun faktor lingkungan lainnya. Dalam evaluasi lahan, iklim menjadi salah satu parameter penentu, selain faktor tanah dan terrain. Keadaan iklim di lokasi penelitian menurut kriteria Schmidt dan Ferguson 1951 termasuk ke dalam daerah bertipe iklim A daerah basah. Menurut zona agroklimat Oldeman curah hujan di Kecamatan Pasirwangi masuk ke dalam Zona C dan D yang berarti bahwa wilayah ini mempunyai bulan basah ≥ 200 mm berturut-turut selama 3-6 bulan dan bulan kering ≤ 100 mm berturut-turut 2-6 bulan. Curah hujan tahunan wilayah ini berkisar antara 1.750-3.000 mm tahun Barus, 2002. Daerah kecamatan Pasirwangi merupakan bagian dari wilayah iklim hujan tropika. Wilayah ini dicirikan dengan kecilnya keragaman penyinaran matahari karena letaknya yang berada pada daerah pergerakan semu matahari terhadap bumi. Oleh karena itu daerah ini memiliki suhu udara dan kelembaban yang relatif tinggi dan seragam sepanjang tahun. Variasi suhu udara rata-rata tahunan di daerah ini relatif kecil, secara umum variasi suhu di lokasi penelitian berkisar antara 14° C sampai 21,5° C.

3.2.9. TutupanPenggunaan Lahan

Secara umum tutupanpenggunaan lahan di wilayah penelitian meliputi hutan, kebun campuransemak, tegalan, pemukiman, sawah, lahan bukaan sementara lahan kosong. Pengelompokan lahan ke dalam kelas-kelas atau tipe tutupanpenggunaan lahan di Kecamatan Pasirwangi dilakukan berdasarkan hasil interpretasi data citra satelit SPOT tahun 2004, data sekunder tahun 2002, serta pengamatan secara terbatas pada saat kegiatan pengamatan lapang. Luas masing- masing penggunaan lahan di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut. Luas Jenis Penggunaan Lahan Ha Hutan 1.552 28,33 Kebun CampuranSemak 109 1,98 Lahan Bukaan Sementara 538 9,82 Pemukiman 456 8,33 Sawah 372 6,78 Tegalan 2.453 44,75 Total 5.480 100,00 3.2.10. Keadaan Geologi Berdasarkan Peta Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk skala 1 : 100.000 Alzwar et al., 1992, Kecamatan Pasirwangi tersusun oleh tiga formasi geologi yang kesemuanya berumur kuarter, yaitu Qgpk, Qko, dan Qypu. Formasi Qgpk adalah batuan gunung api Guntur-Pangkalan dan Kendang, yakni bahan remah lepas eflata dan lava bersusunan andesit dan andesit-basalan yang dihasilkan oleh kelompok gunung api tua Guntur, Gandapura, dan Pangkalan, di bagian utara, dan kelompok gunung api Kendang di bagian selatan. Tubuh-tubuh gunung api yang terbentuk di bagian timur-tengah Lembar merupakan sisa-sisa kalder G. Kendang dan G. Pangkalan dan Soma Guntur Tua. Sisa gunung api Guntur Tua sebagian besar runtuh ke arah utara dan tenggara serta tertutup oleh lava atau kerucut-kerucut gunung api muda. Dinding kaldera Pangkalan garis tengah kira-kira 3,5 km; Pasir Jawa; 1653 m bagian utara dan timur runtuh akibat terpatahkan dan tertutup oleh rempah gunung api muda. Traverne 1926 mencirikan tiga bagian kaldera, masing-masing Pangkalan, Kamojang, dan Cakra. Lava umumnya bersusunan andesit piroksen dan andesit hornblenda yang mengalami pelapukan kuat. Beberapa sumber erupsi menghasilkan lava andesit piroksen yang mengandung sedikit olivin dan andesit hornblenda. Formasi Qko adalah formasi G. Kiamis 1705 m. Sebagian besar wilayahnya merupakan kubah obsidian bersusunan asam-menengah dasitik yang diselingi oleh tuf kaca yang mengandung lapili obsidian. Satuan ini muncul sebagai parasit di sebelah utara kaldera Kendang. Formasi Qypu adalah endapan rempah lepas gunung api muda tak teruraikan. Berupa abu gunung api hingga lapili, tuf pasiran, bongkahan andesit dan basal, breksi lahar dan rempah lepas yang diendapkan melalui daya angkut air di lereng atau kaki kerucut gunung api muda atau daerah cekungan. Posisi stratigrafi ketiga formasi geologi tersebut berdasarkan ketinggian disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Stratigrafi Formasi Geologi Kecamatan Pasirwangi Berdasarkan Ketinggian Dari gambar tersebut tampak bahwa formasi termuda adalah Qypu, kemudian disusul Qko, dan Qgpk. Selain diuraikan susunan formasi geologi di daerah ini, juga dalam Peta Geologi Lembar Garut dan Pemeungpeuk digambarkan lokasi sesarpatahan yang terdapat di sekitar wilayah desa Barusari, Karyamekar, Padaawas, dan Sarimukti dengan arah seperti terlihat pada Peta Geologi lokasi penelitian Gambar 3. Gambar 3. Peta Geologi Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut

3.2.11. Fisiografi dan Bentuk Wilayah

Berdasarkan Peta Satuan Lahan dari data sekunder tahun 2002 Barus, 2002 dan hasil interpretasi foto udara skala 1 : 20.000, peta topografi skala 1:25.000 dan didukung peta geologi, daerah Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut dibedakan atas 1 Grup Fisiografi, yakni : Volkanik. Selanjutnya topografi volkanik itu dibedakan atas 5 subgrup fisiografi berdasarkan satuan landform, yakni : volkanik berbahan tua, dataran volkan, pegunungan volkan, landform volkanik pada wilayah kurang tertoreh dari Gunung Kiamis, dataran volkan sempit atau daerah yang lebih rendah Gambar 4. Bentuk wilayah datar lereng 0-3 mencakup areal dengan luas 1.203 ha 21,96 dari luas Kecamatan, terutama terdapat di Desa Pasirwangi, Sirnajaya, Barusari, Padamukti, Talaga, Padaasih, dan Padaawas. Sementara di desa lainnya memiliki luasan yang kecil 100 ha. Bentuk wilayah berombak dan agak melandai lereng 3-8 mencakup areal 294 ha 5,36 dari luas kecamatan, umumnya berupa dataran volkanik dan kaki volkanik. Bentuk wilayah bergelombang dan melandai lereng 8-15 terdapat pada lereng bawah volkanik dengan luas areal 1.490 ha 27,19 dari luas total. Bentuk wilayah yang paling umum ditemukan dilokasi ini yaitu bentuk wilayah agak curam lereng 15-30 yang umumnya dijumpai di daerah dengan tingkat torehan yang sangat tinggi, yakni di bagian barat. Sebagian sisanya yaitu : curam lereng 30–45 539 ha, sangat curam lereng 45–60 113 ha dan terjal lereng 60 23 ha. Gambar 4. Peta Fisiografi Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat

3.2.12. Tanah

Tanah merupakan hasil dari proses hancuran batuan oleh iklim dan organisme yang dipengaruhi oleh topografi dan waktu. Secara umum tanah dapat dikategorikan sebagai tanah mineral dan tanah organik. Ditinjau dari segi pertanian dan penyebarannya yang lebih luas, tanah mineral lebih dikenal dibandingkan tanah organik Soepardi, 1983. Pada tanah-tanah mineral, yang merupakan bagian terbesar dari tanah- tanah tropika, sifat bahan induk mempengaruhi kandungan haranya, stabilitas dan kerentanannya terhadap erosi, maupun kemudahan pengelolaannya. Tanah yang berasal dari batuan gunung berapi seperti ganit dan basalt seringkali sangat stabil. Tanah-tanah tersebut dapat juga memiliki permeabilitas yang baik jika terbentuk di daerah dengan curah hujan yang tinggi, karena bahan yang lebih halus akan tercuci keluar selama waktu periode geologi yang panjang. Kandungan hara seperti kalsium, magnesium dan kalium akan bervariasi. Dengan batuan masam seperti granit, sebagai bahan induk, maka kandungan hara tersebut dapat sangat rendah, tetapi dengan batuan basa seperti basalt, kandungan haranya akan tinggi atau sangat tinggi, tergantung derajat pelapukannya. Batuan gunung berapi biasanya terdapat di daerah yang bergunung. Sangat mirip dalam sifat-sifatnya dengan tanah masam, tanah basalt adalah tanah-tanah yang berasal dari batuan kapur. Ini dapat berupa tanah gunung atau tanah dataran dan merupakan bahan sisa yang tertinggal sesudah pelapukan selama periode geologi lama William et al ., 1996. Berdasarkan peta tanah Gambar 5 dari data sekunder tahun 2002 Barus, 2002, klasifikasi tanah yang terdapat di wilayah Kecamatan Pasirwangi terdiri atas 3 ordo utama menurut sistem Taksonomi Tanah, yaitu : Andisols, Entisols, dan Inceptisols Tabel 3. Andisols adalah tanah-tanah yang terbentuk dari bahan volkan dengan sifat andik atau bahan amorf. Penyebaran Andisols di Kecamatan Pasirwangi berasal dari bahan-bahan volkan Gunung Guntur, Gunung Pangkalan dan Kendang yang berumur kuarter, serta bahan volkan G. Kiamis yang berumur lebih muda. Keadaan umum tanah ini di daerah Pasirwangi mempunyai tekstur sedang sampai agak kasar dengan pH yang agak masam. Tanah ini terdiri dari great grup Hapludands. Umumnya tanah ini digunakan sebagai kebun sayuran, palawija dan sebagian masih berupa hutan dan belukar. Tan 2005 menyebutkan bahwa penggunaan lahan yang khas pada tanah Andosols Andisols ialah sayur- sayuran iklim dingin seperti kubis kol, sawi, wortel, kentang, bawang daun dan lain sebagainya. Entisols yang terdapat di Kecamatan Pasirwangi merupakan tanah-tanah yang belum berkembang dari bahan volkan. Penyebarannya tidak terlalu luas 1.131 ha atau 20,63 dari luas total Kecamatan Pasirwangi. Umumnya digunakan sebagai tegalan, berupa tanaman kentang ataupun akar wangi dan beberapa jenis sayuran, lahan terbuka, dan sebagian lainnya masih berupa hutan, baik hutan-bambu maupun hutan-primer. Jenis tanah Inceptisols di lokasi penelitian merupakan tanah-tanah yang baru berkembang dengan tingkat kesuburan yang tinggi, hal ini dikarenakan bahan induk tanah ini berasal dari bahan volkan dengan sifat andik dan eutrik. Tanah ini memiliki penyebaran paling luas di daerah Pasirwangi, yakni 2.651 ha 48,37 dari luas total. Tanah-tanah ini umumnya digunakan sebagai sawah, pemukiman, tegalan tanaman sayuran seperti kentang, bunga kol; serta akar wangi sebagai tanaman konservasi, dan beberapa masih berupa hutan primer. Tabel 3. Jenis Tanah di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut Klasifikasi Tanah USDA, 19941998 Luas Ordo SubGrup Ha Entisols Andic Troporthents 482 8,79 Lithic Troporthents 605 11,04 Andic Tropopsamments 29 0,53 Typic Udipsamments 15 0,27 Andisols Typic Hapludands 1.699 31,00 Inceptisols Andic Humitropepts 668 12,20 Aquic Eutropepts 926 16,90 Fluventic Eutropepts 97 1,77 Typic Dystropepts 448 8,17 Typic Eutropepts 512 9,34 Total 5.480 100,00 Sumber : Data sekunder hasil penelitian terdahulu Barus, 2002 Gambar 5. Peta Tanah Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut.

3. 6. Sosial dan Ekonomi

3.3.3. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Pasirwangi sebanyak 57.122 jiwa, terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak 28.505 jiwa dan wanita 28.617 jiwa. Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Penduduk per Desa di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut Penduduk No. Desa KK Laki-laki Wanita Jumlah RT RW 1 Pasirwangi 1.397 2.944 2.874 5.818 33 10 2 Pasirkiamis 997 2.118 2.079 4.197 20 5 3 Padasuka 994 2.143 2.129 4.272 18 8 4 Karyamekar 1.227 2.836 2.633 5.469 23 6 5 Padaawas 1.337 3.093 2.988 6.081 31 6 6 Barusari 1.287 2.732 2.734 5.466 30 8 7 Padaasih 1.059 2.274 2.434 4.708 28 9 8 Sirnajaya 1.030 2.150 2.148 4.298 27 6 9 Padamulya 885 1.705 1.737 3.442 16 4 10 Talaga 962 2.144 2.027 4.171 15 7 11 Sarimukti 1.091 2.119 2.563 4.682 20 6 12 Padamukti 960 2.247 2.271 4.518 27 7 Jumlah 13.226 28.505 28.617 57.122 288 82 Sumber: Statistik Kecamatan Pasirwangi, tahun 2004.

3.3.4. Mata Pencaharian dan Penggunaan Lahan

Sebagian besar penduduk di Kecamatan Pasirwangi bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan maupun hanya sebagai buruh tani. Sedangkan di sektor perdagangan dan lainnya hanya sebagian kecil. Secara rinci mata pencaharian dari lima desa yang mengalami tingkat kerusakan terparah di Kecamatan Pasirwangi disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Jenis mata pencaharian per Desa yang mengalami kerusakan parah akibat gempa di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut. Desa Jenis Mata Pencahariaan Pasirwangi Karyamekar Sarimukti Barusari Padaawas Petani 2.063 479 125 14 560 Buruh Tani 1.211 865 275 1.152 505 Buruh Swasta 512 50 110 38 Pegawai Negeri 25 16 - 2 21 Pengrajin 75 1 - - Pedagang 259 42 98 62 90 Peternak 1.500 60 - - 1 Nelayan - - - - Montir 3 - - - 3 Dokter - - - - - Bidan - 1 - - - Total 5.648 1.514 608 1.230 1.218 Sumber : Statistik Kecamatan Pasirwangi, tahun 2005.

IV. BAHAN DAN METODE

Dokumen yang terkait

Determinasi Tingkat Kebakaran Hutan dan Lahan Melalui Studi Sebaran Data Titik Panas dan Bentuk Penggunaan Lahan Dengan Sistem Informasi Geografi (SIG) di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Labuhan Batu

1 35 110

Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) Dalam Penentuan Tlpe Penggunaan Lahan Alternatlf Pada Lahan Terdegradasi/Berpotensi Terdegradasi

0 9 130

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN WILAYAH PESISIR KOTA BENGKULU MELALUI PERANCANGAN MODEL SPASIAL DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

0 2 11

PEMENFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN LANGKAT.

1 15 24

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN Analisis Spasial Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Permukiman Di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2004-2011.

0 2 13

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI Analisis Tingkat Kerusakan Penggunaan Lahan Akibat Banjir Lahar Pasca Erupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010 Di Sub Das Kali Putih.

0 0 13

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI PJ DAN SIG DI PESISIR KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Menggunakan Aplikasi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Pesisir Kecamatan

0 0 18

ANALISIS PERCEPATAN TANAH TERHADAP KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA DI PADANG PANJANG (STUDI KASUS GEMPA 6 MARET 2007).

0 0 9

PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) UNTUK PEMETAAN DAN KLASIFIKASI TANAH PADA TANAH VULKANIS KECAMATAN SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN.

0 0 6

KERUSAKAN AKIBAT GEMPA DAN METODE PERBAIKAN ELEMEN STRUKTUR PASCA GEMPA

0 2 9