Analisis Efektivitas Distribusi Beras Miskin (Raskin) di Kota Medan
i
_______ SKRIPSI
MUTIARA SANI 110304036 AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
ii
ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN
(RASKIN) DI KOTA MEDAN
__ _ SKRIPSI
MUTIARA SANI 110304036 AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui oleh : Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M. Ec Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si NIP. 196302041997031001 NIP. 1965 0926 1993 031002
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
i
Mutiara Sani (110304036) dengan judul skripsi “Analisis Efektivitas Distribusi
Beras Miskin (Raskin) Di Kota Medan” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Satia
Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli, Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, dan Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor yang ditentukan secara purposive. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Deskriptif dan metode analisis efektivitas program Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan dengan kriteria miskin menurut BPS, untuk menganalisis mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat di Kota Medan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan telah sesuai dengan kriteria miskin menurut Badan Pusat Statistik. Mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan adalah pendataan dilakukan oleh Pendataan Program Perlindungan Sosial Badan Pusat Statistik (PPLSBPS), kantor–kantor kecamatan meneruskan nama-nama penerima ke kelurahan, lalu Lurah mengadakan musyawarah kelurahan untuk pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat Raskin. Sistem pendistribusia Raskin di Kota Medan adalah Walikota Medan menerbitkan SPA (Surat Permintaan Alokasi) kepada Perum Bulog, Perum Bulog menerbitkan Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) kecamatan dan kelurahan, Perum Bulog menyalurkan beras sampai ke titik distribusi yaitu kantor kelurahan di masing-masing kecamatan di kota Medan. Selanjutnya, Rumah Tangga Sasaran menjemput sendiri beras Raskin ke Kantor Kelurahan. Di Kota Medan kantor kelurahan telah ditetapkan sebagai titik distribusi sekaligus titik bagi Raskin. Dalam pencapaian indikator keefektifan pendistribusian beras Raskin di Kota Medan dari sisi tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi, dan kualitas belum sepenuhnya efektif.
(4)
ii
RIWAYAT HIDUP
MUTIARA SANI lahir di Bekasi pada tanggal 15 Februari 1994. Anak kedua dari tiga bersaudara, seorang putri dari Ayahanda Sabaruddin Harahap dan Ibu Siti Murni Lubis.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1998 masuk Taman Kanak-Kanak di TK Kesturi Siantar dan tamat pada tahun 1999.
2. Tahun 1999 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 095552 Siantar dan tamat pada tahun 2005.
3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Siantar-Bangun dan tamat pada tahun 2008.
4. Tahun 2008 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Pematang Siantar dan tamat pada tahun 2011.
5. Tahun 2011 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.
Kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:
1. Anggota Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
2. Anggota IMASEP, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. 3. Anggota HMI, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
4. Buli Agustus-September 2014 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa Tanjung pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.
(5)
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah AWT karena atas rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN
(RASKIN) DI KOTA MEDAN”.
Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Ayahanda tercinta Sabaruddin Harahap dan Ibunda tercinta Siti Murni Lubis, saudara tersayang Muchtar Sani Harahap, S.E dan Aslamul Huda Sani Harahap yang telah memberikan doa dan begitu banyak perhatian, cinta, kasih sayang, serta dukungan baik moril maupun materil bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara. Sekali lagi teruntuk Ayahanda dan Ibunda, tiada kata yang mampu mewakilkan ucapan terima kasih Ananda atas doa, perjuangan dan pengorbanan yang tiada henti-hentinya selama ini.
2. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(6)
iv
3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M. Si dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua dan sekretaris program studi Agribisnis FP USU.
4. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis serta kepada seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Agribisnis FP USU.
5. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat kepada saya selama penyelesaian skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan penulis di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 khususnya Ade Rezkika Nasution SP, Dwi Utari SP, Risa Januarti SP, Ade Silvana Sari SP, Annisa Azzahra SP, Maya Anggraini SP, Denti Juli Irawati SP, Yuli Hariani Siregar SP, M. Sidik Pramono SP, dan teman semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan, semangat dan bantuan yang telah kalian berikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2015
(7)
v
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR BAGAN... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 5
1.3Tujuan Penelitian ... 5
1.4Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7
2.2 Landasan Teori ... 8
2.3 Penelitian Terdahulu ... 14
2.4 Kerangka Pemikiran ... 15
2.5 Hipotesis Penelitian... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18
3.2 Metode Penentuan Sampel ... 21
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 22
3.4 Metode Analisis Data ... 22
3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 23
3.5.1 Definisi ... 23
3.5.2 Batasan Operasional ... 24
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 25
4.1.1 Keadaan Geografi dan Iklim ... 25
4.1.2 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan ... 26
4.1.3 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan ... 27
(8)
vi
4.1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ... 29 4.1.6 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan.. 30 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin
di Kota Medan dengan Kriteria Miskin Menurut BPS ... 31 5.2 Mekanisme Penentuan RTS-PM Raskin di Kota Medan ... 32 5.3 Sistem Pendistribusian Raskin di Kota Medan ... 33 5.4 Keefektifan Distribusi Raskin Berdasarkan Indikator
Enam Tepat di Kota Medan ... 33 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 48 6.2 Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA
(9)
vii
No Judul Tabel Hal
1 Daftar Pagu Raskin Kecamatan se-Kota Medan Tahun 2014 18 2 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Marelan Tahun
2014
19 3 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014 20 4 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Labuhan Tahun
2014
20 5 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 21 6 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Johor Tahun 2014 21 7 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan 26
8 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan 27
9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan 28 10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur 29 11 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan 30
(10)
viii
DAFTAR GRAFIK
No Judul Grafik Hal
1 Grafik Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013
(11)
ix
No Judul Bagan Hal
(12)
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran
1 2 3 4
Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013 Karakteristik Pelaksana Distribusi Raskin
Karakteristik Sosial Ekonomi RTS Penerima Raskin
Penetapan Pagu dan Titik Distribusi Penyaluran Beras Miskin Di Kota Medan Tahun 2014
(13)
i
Mutiara Sani (110304036) dengan judul skripsi “Analisis Efektivitas Distribusi
Beras Miskin (Raskin) Di Kota Medan” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Satia
Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli, Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, dan Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor yang ditentukan secara purposive. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Deskriptif dan metode analisis efektivitas program Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan dengan kriteria miskin menurut BPS, untuk menganalisis mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat di Kota Medan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan telah sesuai dengan kriteria miskin menurut Badan Pusat Statistik. Mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan adalah pendataan dilakukan oleh Pendataan Program Perlindungan Sosial Badan Pusat Statistik (PPLSBPS), kantor–kantor kecamatan meneruskan nama-nama penerima ke kelurahan, lalu Lurah mengadakan musyawarah kelurahan untuk pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat Raskin. Sistem pendistribusia Raskin di Kota Medan adalah Walikota Medan menerbitkan SPA (Surat Permintaan Alokasi) kepada Perum Bulog, Perum Bulog menerbitkan Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) kecamatan dan kelurahan, Perum Bulog menyalurkan beras sampai ke titik distribusi yaitu kantor kelurahan di masing-masing kecamatan di kota Medan. Selanjutnya, Rumah Tangga Sasaran menjemput sendiri beras Raskin ke Kantor Kelurahan. Di Kota Medan kantor kelurahan telah ditetapkan sebagai titik distribusi sekaligus titik bagi Raskin. Dalam pencapaian indikator keefektifan pendistribusian beras Raskin di Kota Medan dari sisi tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi, dan kualitas belum sepenuhnya efektif.
(14)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Raskin merupakan program bantuan yang sudah dilaksanakan Pemerintah Indonesia sejak Juli 1998 dengan tujuan awal menanggulangi kerawanan pangan akibat krisis moneter 1997/1998. Program ini berlanjut hingga saat ini dengan tujuan utama mengurangi beban rumah tangga sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Program yang sebelum tahun 2002 bernama Operasi Pasar Khusus (OPK) ini awalnya merupakan program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun kemudian fungsinya diperluas menjadi bagian dari program perlindungan sosial, khususnya program penanggulangan kemiskinan klaster pertama (Hastuti, et.al., 2012).
Sebagai program bantuan beras, Raskin merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program ketahanan pangan karena dapat meningkatkan ketahanan pangan dengan cara peningkatan akses baik secara fisik yaitu beras tersedia di titik distribusi, maupun ekonomi yaitu harga jual yang terjangkau kepada rumah tangga sasaran. Selain itu, program Raskin memberikan banyak manfaat yaitu dapat menstabilisasi harga beras di pasaran, sebagai pengendalian inflasi melalui intervensi Pemerintah dengan menetapkan harga beras bersubsidi sebesar Rp 1.600,-/kg, menjaga stok pangan nasional, sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi, membantu pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan (Bulog, 2014).
(15)
Penentuan rumah tangga penerima Raskin harus didasarkan pada pendekatan kriteria rumah tangga miskin. Adapun kriteria tersebut antara lain (BPS, 2013): 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu. 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10.Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
11.Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
12.Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0,5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan.
13.Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.
(16)
3
14.Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Pelaksanaan program Raskin melibatkan berbagai lembaga di semua tingkat pemerintahan, dengan Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) sebagai penanggungjawab utama program. Secara teknis, penanggungjawab pelaksanaan distribusi beras sampai dengan titik distribusi adalah Perum Bulog dan penanggungjawab untuk menyampaikan beras dari titik distribusi ke setiap RTS-PM adalah pemerintah daerah. Namun, sebagai satu entitas program, sosok program Raskin secara keseluruhan jauh lebih kompleks dari gambaran mekanistis tersebut. Di dalamnya antara lain melibatkan dimensi hubungan antar lembaga dan antar tingkat pemerintahan, finansial, dan prosedur administratif (Hastuti, et.al., 2012).
Proses distribusi Raskin pada umumnya selalu mengalami berbagai masalah. Tingkat efektivitas distribusi Raskin sangat rendah hampir di setiap daerah. Pencapaian enam indikator ini sangat penting karena hal itu merupakan tolok ukur kinerja keberhasilan program. Menurut peneliti terdahulu, indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas Raskin tersebut sering tidak memenuhi ketetapan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Keberhasilan program Raskin sangat ditentukan oleh tingkat distribusi Raskin tersebut (Silalahi, 2013).
(17)
Adapun jumlah penduduk miskin menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara pada tahun 2011-2013 dapat kita lihat dari Grafik 1.
Grafik 1. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011- 2013
0 2 4 6 8 10 12 14 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Series1 Series2 Series3
Sumber: BPS 2014, (data diolah)
Dari Grafik 1 dapat kita lihat bahwa pada tahun 2011-2013 Kota Medan merupakan daerah yang jumlah penduduk miskinnya terbesar dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya di Sumatera Utara, dan hal tersebut merupakan alasan mengapa penulis mengambil wilayah tersebut sebagai daerah penelitian.
Penelitian ini dilakukan terkait dengan masalah keefektifan dalam hal pendistribusian Raskin di Kota Medan. Kajian ini dilakukan untuk menganalisis kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan dengan kriteria miskin standar BPS, tata cara penentuan rumah tangga miskin yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di daerah penelitian, untuk menganalisis tata cara pendistribusian Raskin di daerah penelitian, untuk menganalisis keefektifan program distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat di daerah penelitian.
2011
2012
(18)
5
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan telah sesuai dengan kriteria miskin menurut BPS?
2. Bagaimana mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan?
3. Bagaimana sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan?
4. Bagaimana keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat di Kota Medan?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan sesuai dengan kriteria miskin menurut BPS.
2. Untuk menganalisis mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan.
3. Untuk menganalisis sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan.
4. Untuk menganalisis keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat di Kota Medan.
(19)
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan distribusi Raskin khususnya di daerah penelitian.
(20)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Pemerintah Indonesia memberikan prioritas yang besar terhadap kebijakan ketahanan pangan nasional. Indonesia turut menandatangani kesepakatan internasional terkait dengan pangan, yaitu:Universal Declaration of Human Right (1948), Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996, Millenium Development Goals (MDGs). Dalam kesepakatan MDGs dunia internasional telah menargetkan pada tahun 2015 setiap Negara termasuk Indonesia telah sepakat menurunkan kemiskinan dan kelaparan sampai separuhnya (Bulog, 2014).
Berdasarkan data dari Bulog Tahun 2014, 95% dari jumlah penduduk Indonesiamengkonsumsi beras sebagai pangan utama, dengan rata-rata konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun.Tingkat konsumsi tersebut jauh di atas rata-rata konsumsi dunia yang hanya sebesar 60 kg/kapita/tahun. Dengan demikian Indonesia menjadi negara konsumen beras terbesar di dunia. Beras menjadi komoditas nasional yang sangat strategis.Instabilitas perberasan nasional dapat mengakibatkan gejolak dalam berbagai aspek kehidupan baik sosial, politik maupun ekonomi.
(21)
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Kemiskinan
Menurut Bappenas, kemiskinan adalah kondisi seseorang atau kelompok orang, laki-laki atau perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat (Wardan, 2009).
Prayitno dan Lincolin (1978), mengemukakan adanya karakteristik kemiskinan yang meliputi: 1). Mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan, pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri. Walaupun memiliki, tapi pada umumnya tidak mencukupi, sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan menjadi sangat terbatas. 2). Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kemampuan sendiri. 3). Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, waktu mereka umumnya habis tersisa untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu untuk belajar. 4). Pada umumnya mereka menjadi buruh tani atau pekerja diluar sektor pertanian.
Ada beberapa pendekatan dalam mengukur kemiskinan, misalnya pendekatan kebutuhan (Sayogyo, 1987), kebutuhan kalori per hari (BPS, 1990) dan pendekatan pengeluaran. Sayogyo (1987) mengembangkan cara mengukur kemiskinan dengan memperhitungkan standar kebutuhan pokok berdasarkan kebutuhan akan beras dan gizi, yaitu :
1. Golongan paling miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per kapita per tahun dalam bentuk beras sebanyak kurang dari 240 kilogram.
(22)
9
2. Golongan miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per kapita per tahun dalam bentuk beras sebanyak 240 - 360 kilogram.
3. Golongan miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per kapita per tahun beras sebanyak 360 kilogram tetapi kurang dari 480 kilogram (Bungkaes, et. al, 2013).
2.2.2 Distribusi
Distribusi merupakan penambahan kegunaan waktu, tempat dan pemilikan barang yang mencakup juga pengangkutan barang-barang dari tempat asal atau produksi lanjutan ke tempat penjualan. Dalam hal ini distribusi mencakup berbagai bidang manajemen khususnya seperti penjualan, pengiklanan, keuangan, pengangkutan dan pergudangan (Taff, 1994).
Menurut Kotler (2007) saluran distribusi merupakan organisasi- organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produksi atau jasa menjadi tersedia siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
David A. Revzan dalam Angipora (1999) menyatakan bahwa saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Pengertian distribusi yang dikemukakan tersebut masih bersifat sempit karena istilah barang sering diartikan sebagai bentuk fisik akibatnya lebih cenderung menggambarkan pemindahan jasa-jasa atau kombinasi antara barang dan jasa-jasa.
Menurut The American Marketing Association dalam Angipora (1999), saluran distribusi merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar, dan pengecer melalui mana sebuah komoditi,
(23)
produk atau jasa dipasarkan. Definisi ini lebih luas dibandingkan dengan definisi yang pertama.
Sedangkan C. Glenn Walters dalam Angipora (1999) menyatakan bahwa saluran adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antar pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan pasar tertentu. Dan terakhir, Philip Kotler dalam Angipora (1999) menyatakan bahwa saluran distribusi dapat diartikan sebagai himpunan perusahaan dan perseorangan yang mengambil alih hak atas barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada di antara berbagai lembaga yang mengadakan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dari distribusi adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu. Dengan demikian, pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran (Angipora, 1999).
2.2.3 Efektivitas
Dalam pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang bersifat universal mengenai pengertian keefektifan karena ada begitu banyak defenisi yang menjelaskan atau menggambarkan tentang keefektifan. Oleh karena itu dalam penelitian ini dikemukakan beberapa defenisi tentang keefektifan ataupun efektifitas.
Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektifitas merupakan keterkaitan antara
(24)
11
tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukkan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
Menurut Bungkaes et.al (2013), efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan. Dalam artian efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang dimaksud dengan “Efektivitas”. Bagaimana definisi efektivitas berkaitan dengan pendekatan umum. Bila ditelusuri efektivitas berasal dari kata dasar efektif yang artinya:
1. Ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya).
2. Penggunaan metode/cara, sarana/alat dalam melaksanakan aktivitas sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal).
Menurut Gibson et.al (1996) pengertian efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi. Makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka makin lebih efektif dalam menilai mereka. Dari pengertian tersebut di atas dari sudut pandang bidang perilaku keorganisasian maka dapat diidentifikasikan tiga tingkatan analisis yaitu individu, kelompok, dan organisasi. Ketiga tingkatan analisis tersebut sejalan dengan ketiga tingkatan tanggung jawab manajerial yaitu bahwa para manajer bertanggung jawab atas efektivitas individu, kelompok dan organisasi.
(25)
Ada beberapa hal yang menjadi ukuran dalam arti efektivitas yaitu efektivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, waktu) yang dicapai, semakin besar target yang dicapai maka semakin tinggi efektivitasnya. Lebih lanjut Agung Kurniawan (2005) mendefinisikan efektivitas sebagai kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak ada tekanan atau ketegangan di antara pelaksanaannya. Menurut pendapat Mahmudi (2005), efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan.
Siagian (2002) meninjau dari aspek ketepatan waktu, efektifitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditetapkan tetap pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan. Dari pengertian diatas berarti efektifitas sebagai orientasi kerja menyoroti empat hal, antara lain:
a. Sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang dapat digunakan sudah ditentukan atau dibatasi.
b. Jumlah dan mutu barang atau jasa yang dihasilkan sudah ditentukan. c. Batas waktu menghasilkan barang atau jasa tersebut sudah ditentukan. d. Tata cara yang ditempuh untuk menyelesaikan tugas sudah ditentukan.
Keefektifan distribusi Raskin ditinjau dari beberapa indikator yakni ketepatan sasaran bagi rumah tangga sasaran yang terdaftar dalam daftar penerima Raskin yang ditetapkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), ketepatan jumlah beras yang diterima rumah tangga miskin yaitu
(26)
13
sebanyak 15 kg/KK, ketepatan harga yaitu Rp 1,600/kg di titik distribusi, ketepatan waktu pendistribusian, terpenuhinya persyaratan administrasi dengan benar dan terpenuhinya persyaratan kualitas (Bulog, 2014).
Sebagaimana diketahui bahwa hanya warga yang memenuhi kriteria variabel kemiskinan yang berhak memperoleh berbagai bantuan-bantuan pengentasan kemiskinan, seperti Raskin, adalah: (1) Luas lantai rumah per anggota rumah tangga /keluarga kurang dari 8 m2. (2) Jenis lantai rumah adalah tanah, papan kualitas rendah, (3) Jenis dinding terdiri bambu, papan kualitas rendah atau tembok tanpa diplaster, (4) Tidak punya fasilitas tempat buang air (jamban), (5) Sumber air minum adalah sumur/sungai/air hujan/mata air, (6) Penerangan yang digunakan bukan listrik, (7) Bahan bakar yang digunakan adalah kayu/arang, (8) Frekuensi makan dalam sehari kurang dari 2 kali sehari, (9) Tidak ada kemampuan membeli daging/ayam/susu dalam seminggu, (10) Tidak mampu membeli pakaian baru bagi setiap anggota ruimah tangga, (tidak pernah membeli, minimal dalam satu tahun), (11) Tidak mampu berobat ke Puskesmas/Poliklinik, (12) Lapangan pekerjaan kepala rumahtangga biasanya petani gurem, nelayan, pekebun atau pekerja lain dengan pendapatan kurang Rp.600.000,-- perbulan, (13) Kepala Rumah Tangga belum pernah sekolah atau tidak tamat SD, dan, (14) Kepemilikan asset/barang berharga : yakni tidak punya tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai lebih Rp.500.000,-seperti sepeda motor, emas, ternak, perahu dan sebagainya.
Namun demikian, masih ada kebijakan-kebijakan yang bisa meringankan untuk dikategorikan miskin, tetapi tetap mengacu kepada kriteria tersebut di atas, yakni:
(27)
(1) Jika memenuhi 9 kriteria variabel kemiskinan maka dikategorikan mendekati miskin, (2) Jika memenuhi 12 kriteria variabel kemiskinan maka dikategorikan miskin, (3) Jika memenuhi 14 kriteria variabel kemiskinan maka dikategorikan sangat miskin.
2.3 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian Sari (2007) yang berjudul “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Distribusi Raskin di Desa Securai Utara, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat”, data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan tabulasi sederhana untuk menghitung harga ditingkat rumah tangga, surplus konsumen (rumah tangga) dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga antara harga patokan Pemerintah dengan harga ditingkat rumah tangga sebesar Rp 400,-. Program pendistribusian Raskin memberikan surplus kepada penerima manfaat beras miskin sebesar Rp 10,692 per kepala keluarga. Tingkat keefektifan program pendistribusian beras Raskin yaitu sebesar 33,4% menyatakan distribusi Raskin tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, dan administrasi dan 51,2% menyatakan distribusi Raskin tidak tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, dan administrasi. Pendistribusian beras Raskin di Desa Securai Utara tidak efektif.Tingkat efisiensi pendistribusian beras Raskin di Desa Securai Utara masuk dalam kategori efisien, dimana hal ini dapat dilihat dari nilai efisiensi pemasaran ≤ 1.
Dalam penelitian Damanik, et. al (2012) yang berjudul “Analisis Efektivitas Distribusi Beras Miskin (Raskin) di Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi”, hasil penelitian menunjukkan bahwa harga Raskin ditingkat rumah tangga miskin sebesar Rp 1,666,67 per kg sehingga
(28)
15
terdapat perbedaan harga antara harga patokan pemerintah dengan harga ditingkat rumah tangga miskin sebesar Rp 66,67. Selain itu, pendistribusian beras belum efektif ditinjau dari indikator efektivitas yang digunakan. Dari sisi tepat sasaran terdapat 18 sampel ( 60% ) yang tidak tepat sasaran, dari sisi jumlah sudah tepat, dari sisi harga belum tepat, serta dari sisi waktu dan administrasi dinyatakan sudah tepat.
Bakkara (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Efektifitas Distribusi Beras Miskin di Desa Sitalasari, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun”, data dianalisis dengan metode deskriptif dan penghitungan surplus konsumen (rumah tangga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa surplus konsumen yang diterima oleh tiap penerima Raskin sebesar Rp 32.942/KK yang mana jauh berada di atas total harga yang dibayarkan untuk memperoleh Raskin dengan kuantitas 9,6 kg/KK dan total persentase keefektifan pendistribusian Raskin di desa Sitalasari adalah sebesar 35,91%. Disimpulkan bahwa program pendistribusian Raskin di Desa Sitalasari sangat tidak efektif.
2.4 Kerangka Pemikiran
Kegiatan mulai dari pengangkutan Raskin dari gudang Perum Bulog sampai dengan penyaluran Raskin kepada RTS-PM merupakan kegiatan distribusi Raskin.Bulog adalah penanggungjawab pelaksana distribusi Raskin hingga titik distribusi, sedangkan dari penyaluran Raskin dari titik distribusi ke titik bagi hingga sampai ke tangan RTS-PM merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah.
(29)
Efektivitas pendistribusian Raskin dapat ditinjau dari enam indikator keefektifan yaitu enam tepat. Enam tepat tersebut adalah tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas dan tepat administrasi. Ketepatan sasaran bagi rumah tangga yang terdaftar dalam daftar penerima Raskin yang ditetapkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulan Kemiskinan (TNP2K), ketepatan jumlah beras yang diterima rumah tangga miskin yaitu sebanyak 15 kg/KK, ketepatan harga yaitu harga Raskin yang telah ditetapkan Pemerintah adalah Rp 1.600,00/kg di titik distribusi, ketepatan waktu pendistribusian, ketepatan kualitas beras yang telah ditetapkan Pemerintah, dan ketepatan administrasi yaitu terpenuhinya persyaratan administrasi dengan benar, lengkap dan tepat waktu.
(30)
17
Bagan 1. Kerangka Pemikiran Keterangan:
: Menyatakan Proses 2.5 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah distribusi Raskin di daerah penelitian sudah efektif.
Titik Distribusi
Bulog
Efektif Tidak
Efektif Tepat
Sasaran
Tepat Jumlah
Tepat Administrasi Tepat
Kualitas Tepat
Harga
Tepat Waktu Titik Bagi
RTS-PM Distribusi Raskin
Pemerintah Daerah
(31)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Adapun jumlah pagu Raskin untuk rumah tangga miskin menurut Kecamatan di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 1. Daftar Pagu Raskin Kecamatan se-Kota Medan Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah RTS
Penerima Manfaat
Jumlah Beras (15 Kg/RTS)
1 Medan Belawan 8.222 RTS 123.330 Kg
2 Medan Marelan 6.947 RTS 104.205 Kg
3 Medan Deli 6.113 RTS 91.695 Kg
4 Medan Labuhan 5.847 RTS 87.705 Kg
5 Medan Denai 4.998 RTS 74.970 Kg
6 Medan Johor 4.491 RTS 67.365 Kg
7 Medan Tembung 4.010 RTS 60.150 Kg
8 Medan Helvetia 3.558 RTS 53.370 Kg
9 Medan Amplas 3.304 RTS 49.560 Kg
10 Medan Sunggal 3.247 RTS 48.705 Kg
11 Medan Perjuangan 3.175 RTS 47.625 Kg
12 Medan Timur 3.103 RTS 46.545 Kg
13 Medan Selayang 2.502 RTS 37.530 Kg
14 Medan Tuntungan 2.278 RTS 34.170 Kg
15 Medan Barat 2.100 RTS 31.500 Kg
16 Medan Area 2.003 RTS 30.045 Kg
17 Medan Kota 1.890 RTS 28.350 Kg
18 Medan Polonia 1.837 RTS 27.555 Kg
19 Medan Maimun 1.706 RTS 25.590 Kg
20 Medan Petisah 1.280 RTS 19.200 Kg
21 Medan Baru 499 RTS 7.485 Kg
Kota Medan 73.110 RTS 1.096.650 Kg
Sumber: Kantor Walikota Medan, 2015
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa enam Kecamatan dengan jumlah pagu Raskin terbesar adalah Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Denai, dan Kecamatan Johor. Kecamatan Medan Belawan adalah Kecamatan dengan
(32)
19
jumlah RTS-PM dan beras terbesar di Kota Medan yaitu 8.222 RTS dan 123.330 kg. Berikutnya adalah Kecamatan Medan Marelan dengan jumlah RTS-PM sebesar 6.947 RTS dan jumlah beras sebanyak 104.205 kg. Kemudian Kecamatan Medan Deli dengan jumlah RTS-PM sebesar 6.113 RTS dan jumlah beras 91.695 kg. Setelah itu Kecamatan Medan Labuhan dengan jumlah RTS-PM 5.847 RTS dan jumlah beras 87.705 kg. Kemudian Kecamatan Medan Denai dengan jumlah RTS-PM sebesar 4.998 RTS dan jumlah beras sebanyak 74.970 kg, dan Kecamatan Johor dengan jumlah RTS-PM 4.491 RTS dan jumlah pagu 67.365 kg.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di lima kecamatan dimana masing-masing kecamatan dipilih satu kelurahan dengan jumlah RTS-PM dan Raskinnya terbesar diantara kelurahan lainnya. Lima kecamatan tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut termasuk enam besar kecamatan yang mempunyai jumlah distribusi Raskin terbesar di Kota Medan. Namun, karena keterbatasan peneliti, Kecamatan Medan Belawan tidak termasuk ke dalam salah satu daerah penelitian.
Untuk lebih jelasnya jumlah distribusi Raskin di Kecamatan Marelan dapat kita lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2014
No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)
1 Kel. Rengas Pulau 1.903 28.545
2 Kel. Terjun 1.533 22.995
3 Kel. Labuhan Deli 1.497 22.455
4 Kel. Tanah 600 1.318 19.77
5 Kel. Paya Pasir 696 10.44
Jumlah 6.947 104.205
(33)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kelurahan Rengas Pulau merupakan kelurahan dengan jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Marelan yaitu sebesar 1.903 KK dan 28.545 Kg.
Tabel 3. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014
No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)
1 Kel. Tanjung Mulia 1.439 21.585
2 Kel. Mabar Hilir 1.188 17.820
3 Kel. Tanjung Mulia Hilir 1.127 16.905
4 Kel. Mabar 1.051 15.765
5 Kel. Titi Papan 810 12.150
6 Kel. Kota Bangun 498 7.470
Jumlah 6.113 91.695
Sumber: Kantor Walikota Medan, 2014
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Kelurahan Tanjung Mulia merupakan kelurahan dengan jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Deli yaitu sebesar 1.439 KK dan 21.585 Kg.
Tabel 4. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2014
No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)
1 Kel. Pekan Labuhan 1.418 21.270
2 Kel. Sei Mati 1.134 17.010
3 Kel. Besar 1.033 15.495
4 Kel. Martubung 846 12.690
5 Kel. Tangkahan 772 11.580
6 Kel. Nelayan Indah 644 9.660
Jumlah 5.847 87.705
Sumber: Kantor Walikota Medan, 2014
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa Kelurahan Pekan Labuhan merupakan kelurahan dengan jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Labuhan yaitu 1.418 KK dan 21.270 Kg.
(34)
21
Tabel 5. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Denai Tahun 2014
No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)
1 Kel. Binjai 1.640 24.600
2 Kel. Tegal Sari Mandala II 1.013 15.195
3 Kel. Tegal Sari Mandala III 987 14.805
4 Kel. Denai 605 9.075
5 Kel. Medan Tenggara 540 8.100
6 Kel. Tegal Sari Mandala I 213 3.195
Jumlah 4.998 74.970
Sumber: Kantor Walikota Medan, 2014
Dilihat dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa Kelurahan Binjai mempunyai jumlah RTS-PM terbesar di Kecamatan Medan Denai yaitu sebesar 1.559 KK dan jumlah Raskin terbesar dibandingkan dengan kelurahan lainnya yaitu sebesar 23.385 Kg.
Tabel 6. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Johor Tahun 2014
No Kelurahan Jumlah RTS-PM (KK) Jumlah Raskin
(Kg)
1 Kel. Kwala Bekala 1.559 23.385
2 Kel. Pangkalan Mansyur 1.066 15.990
3 Kel. Titi Kuning 687 10.305
4 Kel. Gedung Johor 571 8.565
5 Kel. Suka Maju 358 5.370
6 Kel. Kedai Durian 250 3.750
Jumlah 4.491 67.365
Sumber: Kantor Walikota Medan, 2014
Dilihat dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa Kelurahan Kwala Bekala mempunyai jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Johor yaitu sebesar 1.559 KK dan 23.385 Kg.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penentuan sampel yang dilakukan secara acak (simpler andom sampling) dengan mengambil 5 rumah tangga sasaran yang ada di setiap kelurahan di masing-masing kecamatan. Hal ini
(35)
dapat dilakukan karena anggota populasinya bersifat homogen, maka sampel yang kecil dapat mewakili seluruh populasi (Gulo, 2002).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dihimpun dalam kegiatan penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara langsung dengan pelaksana distribusi dan responden dengan menggunakan daftar kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh melalui instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Kantor Bulog Sumatera Utara, Kantor Walikota Medan, Kantor Kecamatan dan literatur-literatur yang terkait dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, dengan mengambil data pagu Raskin tahun 2014 di 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Denai, dan Kecamatan Medan Johor.
Untuk tujuan penelitian pertama, kedua, dan ketiga analisis data dilakukan secara deskriptif. Menurut Nazir (2005), tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Untuk tujuan penelitian keempat, metode analisis yang digunakan adalah metode analisis efektivitas program Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah. Keefektifan distribusi Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah dinilai melalui indikator keberhasilan program Raskin yaitu Enam Tepat (Tepat Sasaran
(36)
23
Penerima Raskin, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat Kualitas dan Tepat Administrasi).
3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi
Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian maka dibuat definisi:
1. Distribusi Raskin adalah proses penyaluran beras dari pemerintah kepada rumah tangga sasaran penerima manfaat.
2. Titik Distribusi adalah tempat atau lokasi penyerahan Raskin dari Perum Bulog kepada Pelaksana Distribusi Raskin yang disepakati secara tertulis oleh Pemerintah Kota dengan Perum Bulog.
3. Titik Bagi adalah tempat atau lokasi penyerahan beras Raskin dari Pelaksana Raskin kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat. 4. Tepat Sasaran adalah Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga
Sasaran Penerima Manfaat hasil Mudes/Muskel yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM-1).
5. Tepat jumlah adalah jumlah Raskin yang merupakan hak Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) adalah sebanyak 15 kg/bulan atau 180 kg/tahun.
6. Tepat harga adalah harga tebus Raskin adalah Rp 1.600,00/kg netto di titik distribusi.
7. Tepat waktu adalah waktu pelaksanaan distribusi beras kepada rumah tangga miskin penerima manfaat sesuai dengan rencana penyaluran.
(37)
8. Tepat kualitas adalah terpenuhinya persyaratan layak konsumsi, kondisi baik, dan tidak berhama sesuai dengan kriteria kualitas beras Bulog.
9. Tepat administrasi adalah terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap, dan tepat waktu.
10.Efektifitas adalah kemampuan yang dilakukan berdasarkan indikator tertentu dalam mencapai tujuan program distribusi Raskin yang telah ditetapkan.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Denai, dan Kecamatan Medan Johor.
2. Efektivitas dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator enam tepat yaitu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat administrasi, dan tepat kualitas.
(38)
25
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografi dan Iklim
Kota Medan merupakan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis terletak di antara 3o.27’-2o.47’ Lintang Utara dan 98o.35’–98o.44’ Bujur Timur, dengan ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur.
Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2013 yaitu 23,99oC dan suhu maksimum yaitu 32, 11oC serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya yaitu 21,8oC dan suhu maksimum yaitu 32oC. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 79 - 80% dan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,99 m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 115,5 mm.
(39)
4.1.2 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan
Luas wilayah menurut kecamatan di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 7. berikut ini.
Tabel 7. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan No Kecamatan Luas Area (Km2
) Persentase (%)
1 Medan Belawan 26,25 9,90
2 Medan Marelan 23,82 8,99
3 Medan Deli 20,84 7,86
4 Medan Labuhan 36,67 13,83
5 Medan Denai 9,05 3,41
6 Medan Johor 14,58 5,50
7 Medan Tembung 7,99 3,01
8 Medan Helvetia 13,16 4,97
9 Medan Amplas 11,19 4,22
10 Medan Sunggal 15,44 5,83
11 Medan Perjuangan 4,09 1,54
12 Medan Timur 7,76 2,93
13 Medan Selayang 12,31 4,83
14 Medan Tuntungan 20,68 7,80
15 Medan Barat 5,33 2,01
16 Medan Area 5,52 2,08
17 Medan Kota 5,27 1,99
18 Medan Polonia 9,01 3,40
19 Medan Maimun 2,98 1,13
20 Medan Petisah 6,82 2,57
21 Medan Baru 5,84 2,20
Total 265,10 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Tabel 7 menunjukkan bahwa Kecamatan dengan luas wilayah terbesar di Kota Medan adalah Kecamatan Labuhan dengan luas area 36,67 km2 dengan jumlah persentase 13,83%. Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil di Kota Medan adalah Kecamatan Maimun dengan luas area 2,98 km2 dengan jumlah persentase 1,13%.
(40)
27
4.1.3 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan
Jumlah rumah tangga menurut kecamatan di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 8. berikut ini.
Tabel 8. Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan
No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Persentase (%)
1 Medan Belawan 21.288 4,31
2 Medan Marelan 33.781 6,84
3 Medan Deli 39.308 7,96
4 Medan Labuhan 25.156 5,09
5 Medan Denai 31.620 6,40
6 Medan Johor 29.134 5,90
7 Medan Tembung 30.186 6,11
8 Medan Helvetia 32.338 6,55
9 Medan Amplas 26.985 5,46
10 Medan Sunggal 26.395 5,34
11 Medan Perjuangan 22.545 4,56
12 Medan Timur 25.389 5,14
13 Medan Selayang 26.928 5,45
14 Medan Tuntungan 19.306 3,91
15 Medan Barat 16.550 3,35
16 Medan Area 21.762 4,41
17 Medan Kota 17.197 3,48
18 Medan Polonia 12.242 2,48
19 Medan Maimun 9.220 1,86
20 Medan Petisah 15.272 3,09
21 Medan Baru 10.764 2,18
Total 493.366 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Tabel 8 menunjukkan bahwa Kecamatan dengan jumlah rumah tangga terbesar di Kota Medan adalah Kecamatan Medan Deli sebanyak 39.308 rumah tangga dengan persentase sebesar 7,96%. Kecamatan dengan jumlah rumah tangga terkecil di Kota Medan adalah Kecamatan Medan Baru sebanyak 10.764 rumah tangga dengan persentase 2,18%.
(41)
4.1.4 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin menurut kecamatan di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 9. berikut ini.
Tabel 9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Medan Belawan 49.175 47.105 96.280
2 Medan Marelan 75.066 73.131 148.197
3 Medan Deli 86.937 85.014 171.951
4 Medan Labuhan 57.635 55.679 113.314
5 Medan Denai 71.750 71.100 142.850
6 Medan Johor 62.331 64.336 126.667
7 Medan Tembung 65.761 68.882 134.643
8 Medan Helvetia 71.586 74.805 146.391
9 Medan Amplas 57.918 59.004 116.922
10 Medan Sunggal 55.717 57.927 113.644
11 Medan Perjuangan 45.405 48.683 940.88
12 Medan Timur 52.906 56.539 109.445
13 Medan Selayang 49.525 51.532 101.057
14 Medan Tuntungan 40.097 42.437 82.534
15 Medan Barat 34.931 36.406 71.337
16 Medan Area 48.054 49.200 97.254
17 Medan Kota 35.422 37.700 73.122
18 Medan Polonia 26.460 27.413 53.873
19 Medan Maimun 19.524 20.379 39.903
20 Medan Petisah 29.526 32.701 62.227
21 Medan Baru 17.667 22.150 39.817
Total 1.053.393 1.082.123 2.135.516
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa Kecamatan dengan penduduk terbesar adalah Kecamatan Medan Deli dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 86.937 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 85.014 jiwa. Kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan Medan Baru dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 17.667 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 22.150 jiwa.
(42)
29
4.1.5 Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini.
Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 0-4 200.397 9,38
2 5-9 187.709 8,79
3 10-14 178.900 8,37
4 15-19 212.281 9,94
5 20-24 245.283 11,48
6 25-29 196.597 9,20
7 30-34 174.395 8,16
8 35-39 160.185 7,50
9 40-44 144.097 6,74
10 45-49 122.874 5,75
11 50-54 103.180 4,83
12 55-59 80.321 3,76
13 60-64 53.703 2,51
14 65-69 33.793 1,58
15 70-74 23.238 1,08
16 75+ 18.563 0,87
Total 2.135.516 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kota Medan berumur 20-24 tahun dengan jumlah 245.283 orang dengan persentase 11,48%. Sedangkan komposisi penduduk terkecil berumur lebih dari 75 tahun dengan jumlah 18.563 orang dengan persentase 0,87%.
(43)
4.1.6 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan
Jumlah kelurahan dan lingkungan menurut kecamatan di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 11. berikut ini.
Tabel 11. Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan No Kecamatan Kelurahan Lingkungan
1 Medan Belawan 6 143
2 Medan Marelan 5 88
3 Medan Deli 6 105
4 Medan Labuhan 6 99
5 Medan Denai 6 82
6 Medan Johor 6 81
7 Medan Tembung 7 95
8 Medan Helvetia 7 88
9 Medan Amplas 7 77
10 Medan Sunggal 6 88
11 Medan Perjuangan 9 128
12 Medan Timur 11 128
13 Medan Selayang 6 63
14 Medan Tuntungan 9 75
15 Medan Barat 6 98
16 Medan Area 12 172
17 Medan Kota 12 146
18 Medan Polonia 5 46
19 Medan Maimun 6 66
20 Medan Petisah 7 69
21 Medan Baru 6 64
Total 151 2.001
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Dari Tabel 11 diketahui bahwa Kota Medan memiliki 151 kelurahan dan 2.001 lingkungan. Kecamatan Medan Area adalah kecamatan yang memiliki kelurahan dan lingkungan terbanyak dengan jumlah 12 kelurahan dan 172 lingkungan. Sedangkan Kecamatan Medan Polonia adalah kecamatan yang memiliki kelurahan dan lingkungan terkecil dengan jumlah 5 kelurahan dan 46 lingkungan.
(44)
31
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan terhadap masyarakat yang mendapat beras Raskin di Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanjung Mulia, Kelurahan Pekan Labuhan, Kelurahan Binjai, dan Kelurahan Kwala Bekala. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang menerima Raskin lalu diacak secara sederhana untuk ditetapkan sebagai sampel 5 pelaksana distribusi dan 25 KK di lima kelurahan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan pendistribusian Raskin di Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanjung Mulia, Kelurahan Pekan Labuhan, Kelurahan Binjai dan Kelurahan Kwala Bekaladi Kota Medan ditinjau dari segi ketepatan sasaran penerima Raskin, ketepatan jumlah, ketepatan mutu, ketepatan harga, ketepatan waktu, ketepatan administrasi para penerima Raskin.
5.1 Kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan dengan Kriteria Miskin Menurut BPS
Rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan telah sesuai dengan kriteria miskin menurut BPS (Badan Pusat Statistik) karena pendataan dilakukan langsung oleh BPS dan dimuat didalam PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial).
Rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) Raskin adalah rumah tangga miskin yang pada tahun 1998-2005 didefinisikan sebagai rumah tangga pra sejahtera dan rumah tangga sejahtera 1 berdasarkan hasil pendataan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sejak tahun 2006, RTS-PM Raskin didefinisikan sebagai rumah tangga sangat miskin, miskin, dan hampir
(45)
miskin melalui 14 kriteria rumah tangga miskin berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Pendataan Sosial Ekonomi (PSE) 2005 dan hasil verifikasinya yang kemudian diperbarui melalui Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) pada tahun 2008 dan terakhir pada tahun 2011.
5.2 Mekanisme Penentuan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan
Mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima manfaat diawali dengan pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dalam PPLSBPS (Pendataan Program Perlindungan Sosial Badan Pusat Statistik). Lalu nama-nama hasil pendataan diserahkan ke pihak kecamatan kemudian pihak kecamatan akan mengirimkan langsung ke kantor-kantor kelurahan di kota Medan. Lalu pihak kelurahan akan melakukan pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat (DPM) Raskin melalui musyawarah kelurahan.
Musyawarah kelurahan di Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanjung Mulia, Kelurahan Pekan Labuhan, Kelurahan Binjai dan Kelurahan Kwala Bekala belum optimal dan kurang melibatkan masyarakat, dan umumnya tidak bertujuan untuk mempertajam sasaran. Kondisi tersebut sejalan dengan hasil wawancara dengan sampelyang menyebutkan bahwa mereka tidak pernah dilibatkan dalam musyawarah kelurahan tentang kesepakatan pembagian beras Raskin secara merata,seperti para penerima Raskin di Kelurahan Kwala Bekala yang hanya mendapat jatah Raskin 10 kg/bulan. Karena mereka mendapat 10 kg setiap bulannya, itu berarti bahwa ada 7.795 kg beras yang dibagikan kepada 779 rumah tangga yang tidak terdapat dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) yang
(46)
33
dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) jika rumah tangga tersebut juga mendapat jatah 10 kg/bulan.
5.3 Sistem Pendistribusian Raskin di Kota Medan
Berdasarkan pagu Raskin, Walikota Medan menerbitkan SPA (Surat Permintaan Alokasi) kepada Perum Bulog, selanjutnya Perum Bulog menerbitkan Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) beras untuk masing-masing kecamatan dan kelurahan yang diserahkan kepada kepala gudang. Sesuai dengan SPPB/DO, Perum Bulog menyalurkan beras sampai ke titik distribusi. Sebelum beras Raskin disalurkan, Tim Koordinasi Raskin di Gudang Perum Bulog melakukan pemeriksaan kualitas beras terlebih dahulu. Titik distribusi yang telah disepakati adalah seluruh kantor kelurahan di masing-masing kecamatan di Kota Medan. Selanjutnya, di titik distribusi dilakukan serah terima antara Perum Bulog dengan Pelaksana Distribusi dengan menyerahkan surat SPPB/DO sebagai bukti Raskin yang diserahkan sesuai dengan pagu Raskin yang tertera dalam SPPB/DO dan dibuat Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Selanjutnya, Rumah Tangga Sasaran menjemput sendiri beras Raskin ke Kantor Kelurahan, dimana kantor kelurahan telah ditetapkan sebagai titik distribusi sekaligus titik bagi Raskin.
5.4 Keefektifan Distribusi Raskin Berdasarkan Indikator Enam Tepat di Kota Medan
5.4.1 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan 5.4.1.1 Tepat Sasaran
Beras Raskin hanyadiberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) yang dikeluarkan oleh Tim
(47)
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Jumlah Rumah Tangga Sasaran penerima manfaat Raskin yang terdaftar dalam DPM di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan adalah sebanyak 1.903 KK. Menurut hasil wawancara dengan pelaksana distribusi, jumlah penerima Raskin di Kelurahan Rengas Pulau juga berjumlah 1.903 KK. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan tepat sasaran.
5.4.1.2 Tepat Jumlah
Pedoman Umum Raskin tahun 2014 menyatakan bahwa kuota normatif bagi setiap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) adalah 15 kg/bulan selama 12 bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel dilapangan, seluruh RTS-PM di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan menerima Raskin sebanyak 15 kg yang sudah dalam karung goni ukuran 15 kg setiap bulannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan sudah tepat jumlah.
5.4.1.3 Tepat Harga
Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin Kota Medan tahun 2014, pada Bab “Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp 1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh penerima Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan membayar dengan harga Rp 30.000 untuk 15 kg beras yang diterima. Itu berarti
(48)
35
bahwa Rumah Tangga Sasaran Penerima Maanfaat (RTS-PM) membayar dengan harga Rp 2.000/kg bukan Rp 1.600/kg. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan dari segi ketepatan harga tidak tepat.
5.4.1.4 Tepat Waktu
Berdasarkan pedoman umum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) tercapai apabila penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah ditetapkan oleh Bulog. Sejak tahun 1999, penyaluran Raskin dilakukan 12 kali dalam satu tahun, kecuali pada tahun 2006 sebanyak 10 kali, pada tahun 2007 sebanyak 11 kali, pada tahun 2010 dan 2011 sebanyak 13 kali. Frekuensi penyaluran Raskin pada tahun 2010 dan 2011 yang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya merupakan upaya untuk mengantisipasi gejolak harga beras di pasaran yang selama dua tahun tersebut terus mengalami peningkatan. Walaupun Raskin dibagikan tidak pada saat yang sama setiap bulannya karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi misalnya dikarenakan uang penjualan Raskin bulan sebelumnya belum sepenuhnya disetorkan ke Bulog dan faktor cuaca yang membuat jadwal pengiriman Raskin tertunda tetapi RTS-PM tetap menerima Raskin setiap bulan. Menurut hasil responden sampel dilapangan, pada tahun 2014 RTS-PM Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan menerima Raskin sebanyak 12 kali.
(49)
5.4.1.5 Tepat Administrasi
Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap, dan tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan responden sampel dilapangan, pembayaran dilakukan secara tunai oleh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan dengan membawa kartu Raskin pada saat pengambilan Raskin setiap bulannya. Jika telah dibayar secara tunai dan kartu Raskin telah ditandai oleh Pelaksana Distribusi maka RTS-PM dapat membawa pulang Raskin tersebut. Jika RTS-PM tidak membawa kartu Raskin dan nama RTS-PM tidak terdapat dalam Daftar Penerima Manfaat maka Raskin tidak akan diberikan.
5.4.1.6 Tepat Kualitas
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dilapangan mengenai kualitas beras yang diterima oleh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM), mutu beras yang diterima sesuai dengan kriteria mutu beras Bulog. Kriteria beras yang ditetapkan oleh Bulog adalah yang layak konsumsi untuk dikonsumsi dengan kriteria sebagai berikut:
Persyaratan kualitatif:
1) Bebas hama dan penyakit.
2) Bebas bau apek, asam atau bau asing lainnya. 3) Bebas dari campuran bekatul (kulit sekam padi).
4) Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan (Reza, 2011).
Sesuai dengan hasil pengamatan di kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan kualitas beras yang dibagikan sudah tergolong dalam kriteria layak
(50)
37
konsumsi, karena secara kasat mata peneliti tidak menjumpai adanya kulit sekam padi dan tidak berbau apek pada beras yang dibagikan. Hasil wawancara dengan sampel di Kelurahan Rengas Pulau mengatakan bahwa kualitas beras Raskin yang dibagikan tidak tetap kualitasnya, terkadang layak konsumsi dan terkadang kualitasnya tidak baik seperti beras berwarna agak kuning, terdapat kulit sekam padi, dan berkutu.
5.4.2 Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli 5.4.2.1 Tepat Sasaran
Jumlah Rumah Tangga Sasaran penerima manfaat Raskin yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli adalah sebanyak 1.439 KK. Dikatakan tepat sasaran apabila Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam DPM yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Menurut hasil wawancara, jumlah penerima Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia juga berjumlah 1.439 KK. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli tepat sasaran.
5.4.2.2 Tepat Jumlah
Jumlah Raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanyak 15 kg/bulan selama 12 bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel dilapangan, seluruh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli menerima Raskin sebanyak 15 kg yang sudah dalam karung goni ukuran 15 kg setiap bulannya. Dengan
(51)
demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli sudah tepat jumlah.
5.4.2.3 Tepat Harga
Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin Kota Medan tahun 2014, pada Bab “Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp 1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh penerima Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli membayar dengan harga Rp 25.000 untuk 15 kg beras yang diterima. Itu berarti bahwa Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) membayar dengan harga Rp 1.666,67/kg bukan Rp 1.600/kg. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli dari segi ketepatan harga tidak tepat.
5.4.2.4 Tepat Waktu
Menurut Pedum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) tercapai apabila penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah ditetapkan oleh Bulog. Penyaluran Raskin sudah direncanakan oleh Bulog untuk setiap penyaluran beras tiap bulannya. Menurut hasil responden sampel dilapangan, pada tahun 2014 RTS-PM Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli menerima Raskin sebanyak 12 kali.
(52)
39
5.4.2.5 Tepat Administrasi
Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap, dan tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan responden sampel dilapangan, pembayaran dilakukan secara tunai oleh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli dengan membawa kartu Raskin pada saat pengambilan Raskin setiap bulannya. Jika telah dibayar secara tunai dan kartu Raskin telah ditandai oleh Pelaksana Distribusi maka RTS-PM dapat membawa pulang Raskin tersebut. Jika RTS-PM tidak membawa kartu Raskin dan nama RTS-PM tidak terdapat dalam Daftar Penerima Manfaat maka Raskin tidak akan diberikan.
5.4.2.6 Tepat Kualitas
Sesuai dengan hasil pengamatan di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli kualitas beras yang dibagikan sudah tergolong dalam kriteria layak konsumsi, karena secara kasat mata peneliti tidak menjumpai adanya kulit sekam padi dan tidak berbau apek pada beras yang dibagikan. Hasil wawancara dengan sampel di Kelurahan Tanjung Mulia mengatakan bahwa kualitas beras Raskin yang dibagikan tidak tetap kualitasnya, terkadang baik dan layak konsumsi dan sering juga kualitasnya tidak baik seperti beras berwarna agak hitam, terdapat kulit sekam padi, dan pernah juga mendapat beras yang berbatu.
5.4.3 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan 5.4.3.1 Tepat Sasaran
Jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan adalah sebanyak 1.418 KK. Dikatakan tepat sasaran
(53)
apabila Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam DPM yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Menurut hasil wawancara, jumlah penerima Raskin di Kelurahan Pekan Labuhan juga berjumlah 1.418 KK. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan tepat sasaran.
5.4.3.2 Tepat Jumlah
Pedoman Umum Raskin tahun 2014 menyatakan bahwa kuota normatif bagi setiap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) adalah 15 kg/bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel dilapangan, seluruh RTS-PM di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan menerima Raskin sebanyak 15 kg yang sudah dalam karung goni ukuran 15 kg setiap bulannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan sudah tepat jumlah.
5.4.3.3 Tepat Harga
Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin Kota Medan tahun 2014, pada Bab“Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp 1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh penerima Raskin di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan membayar dengan harga Rp 25.000 untuk 15 kg beras yang diterima. Itu berarti bahwa RTS-PM membayar dengan harga Rp 1.666,67/kg bukan Rp 1.600/kg.
(54)
41
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan dari segi ketepatan harga tidak tepat.
5.4.3.4 Tepat Waktu
Menurut Pedum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada RTS-PM tercapai apabila penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah ditetapkan oleh Bulog. Penyaluran Raskin sudah direncanakan oleh Bulog untuk setiap penyaluran beras tiap bulannya. Menurut hasil responden sampel dilapangan, pada tahun 2014 RTS-PM Raskin di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan menerima Raskin sebanyak 12 kali.
5.4.3.5 Tepat Administrasi
Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap, dan tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan responden sampel dilapangan, pembayaran dilakukan secara tunai oleh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan dengan membawa kartu Raskin pada saat pengambilan Raskin setiap bulannya. Jika telah dibayar secara tunai dan kartu Raskin telah ditandai oleh Pelaksana Distribusi maka RTS-PM dapat membawa pulang Raskin tersebut. Jika RTS-PM tidak membawa kartu Raskin dan nama RTS-PM tidak terdapat dalam Daftar Penerima Manfaat maka Raskin tidak akan diberikan.
5.4.3.6 Tepat Kualitas
Sesuai dengan hasil pengamatan di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan kualitas beras yang dibagikan sudah tergolong dalam kriteria layak konsumsi, karena secara kasat mata peneliti tidak menjumpai adanya kulit sekam
(55)
padi dan tidak berbau apek pada beras yang dibagikan. Hasil wawancara dengan sampel di Kelurahan Pekan Labuhan mengatakan bahwa kualita beras Raskin yang dibagikan tidak tetap kualitasnya, terkadang kualitasnya baik dan layak konsumsi dan sering juga kualitasnya tidak baik seperti beras berwarna agak hitam, terkadang hancur dan terdapat kulit sekam padi.
5.4.4 Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai 5.4.4.1 Tepat Sasaran
Beras Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin yang terdaftar dalam DPM di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai adalah sebanyak 1.640 KK. Menurut hasil wawancara, jumlah penerima Raskin di Kelurahan Binjai juga berjumlah 1.640 KK. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tepat sasaran.
5.4.4.2 Tepat Jumlah
Jumlah Raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanyak 15 kg/bulan selama 12 bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel dilapangan, seluruh RTS-PM di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai menerima Raskin sebanyak 15 kg yang sudah dalam karung goni ukuran 15 kg setiap bulannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai sudah tepat jumlah.
(56)
43
5.4.4.3 Tepat Harga
Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin Kota Medan tahun 2014, pada Bab “Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp 1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh penerima Raskin di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai membayar dengan harga Rp 24.000 untuk 15 kg beras yang diterima. Itu berarti bahwa RTS-PM membayar dengan harga Rp 1.600/kg. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai dari segi ketepatan harga sudah tepat.
5.4.4.4 Tepat Waktu
Menurut Pedum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) tercapai apabila penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah ditetapkan oleh Bulog. Penyaluran Raskin sudah direncanakan oleh Bulog untuk setiap penyaluran beras tiap bulannya. Menurut hasil responden sampel dilapangan, pada tahun 2014 RTS-PM Raskin di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai menerima Raskin sebanyak 12 kali.
5.4.4.5 Tepat Administrasi
Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara benar, lengkap, dan tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan responden
(57)
sampel dilapangan, pembayaran dilakukan secara tunai oleh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai dengan membawa kartu Raskin pada saat pengambilan Raskin setiap bulannya. Jika telah dibayar secara tunai dan kartu Raskin telah ditandai oleh Pelaksana Distribusi maka RTS-PM dapat membawa pulang Raskin tersebut. Jika RTS-PM tidak membawa kartu Raskin dan nama RTS-PM tidak terdapat dalam Daftar Penerima Manfaat maka Raskin tidak akan diberikan.
5.4.4.6 Tepat Kualitas
Sesuai dengan hasil pengamatan di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai kualitas beras yang dibagikan sudah tergolong dalam kriteria layak konsumsi, karena secara kasat mata peneliti tidak menjumpai adanya kulit sekam padi dan tidak berbau apek pada beras yang dibagikan. Hasil wawancara dengan sampel di Kelurahan Binjai mengatakan bahwa kualitas beras Raskin yang dibagikan tidak tetap kualitasnya, terkadang kualitasnya baik dan layak konsumsi, tetapi sering juga kualitasnya tidak baik seperti beras berwarna agak kuning, terdapat kulit sekam padi, dan pernah juga mendapat beras yang sedikit berbatu.
5.4.5 Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor 5.4.5.1 Tepat Sasaran
Beras Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin yang terdaftar dalam DPM di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor adalah sebanyak 1.559 KK.
(58)
45
Menurut hasil wawancara, jumlah penerima Raskin di Kelurahan Kwala Bekala juga berjumlah 1.559 KK. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor tepat sasaran.
5.4.5.2 Tepat Jumlah
Pedoman Umum Raskin tahun 2014 menyatakan bahwa kuota normatif bagi setiap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) adalah 15 kg/bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel dilapangan, seluruh RTS-PM di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor menerima Raskin sebanyak 10 kg setiap bulannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor sudah tepat jumlah.
5.4.5.3 Tepat Harga
Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin Kota Medan tahun 2014, pada Bab “Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp 1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh penerima Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor membayar dengan harga Rp 17.000 untuk 10 kg beras yang diterima. Ditambah dengan biaya kemasan berupa karung goni sebesar Rp 1.000/karung. Itu berarti bahwa Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) membayar dengan harga Rp 1.800/kg bukan Rp 1.600/kg. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor tidak tepat harga.
(1)
4. KEC. MEDAN LABUHAN JL. M.BELAWAN KM.16 TELP. 6850773
6 1. KEL.TANGKAHAN 772 15 11.580
2. KEL.MARTUBUNG 846 15 12.690
3. KEL.PEKAN LABUHAN 1.418 15 21.270
4. KEL.SEI MATI 1.134 15 17.010
5. KEL.NELAYAN INDAH 644 15 9.660
6. KEL.BESAR 1.033 15 15.495
TOTAL 5.847 87.705
5. KEC. MEDAN TIMUR JL. H.M. SAID NO. 1 TELP. 455007
10 1. KEL.P.BRAYAN DARAT I 532 15 7.980
2. KEL.P.BRAYAN DARAT II 277 15 4.155 3. KEL.P.BRAYAN BENGKEL
BARU
416 15 6.240
4. KEL.P.BRAYAN BENGKEL 497 15 7.455
5. KEL.GLUGUR DARAT II 405 15 6.075
6. KEL.DURIAN 178 15 2.670
7. KEL.GAHARU 394 15 5.910
8. KEL.PERINTIS 95 15 1.425
9. KEL.GLUGUR DARAT I 265 15 3.975
10. KEL.SIDODADI 44 15 660
TOTAL 3.103 46.545
6. KEC. MEDAN BARAT JL. BUDI PEMBANGUNAN I TELP. 6623885
6 1. KEL.KARANG BEROMBAK 530 15 7.950
2. KEL.SEI AGUL 639 15 9.585
3. KEL.SEI SILALAS 208 15 3.120
4. KEL.PULO BRAYAN KOTA 377 15 5.655
5. KEL.GLUGUR KOTA 311 15 4.665
6. KEL.KESAWAN 35 15 525
(2)
7. KEC. MEDAN PERJUANGAN JL. PENDIDIKAN NO. 89 TELP. 6615451
9 1. KEL.TEGAL REJO 1.037 15 15.555
2. KEL.SIDORAME BARAT I 250 15 3.750
3. KEL.SIDORAME BARAT II 271 15 4.065 4. KEL.SEI KERA HILIR II 275 15 4.125
5. KEL.SIDORAME TIMUR 534 15 8.010
6. KEL.SEI KERAH HILIR I 245 15 3.675
7. KEL.SEI KERAH HULU 187 15 2.805
8. KEL.PAHLAWAN 290 15 4.350
9. KEL.PANDAU HILIR 86 15 1.290
TOTAL 3.175 47.625
8. KEC. MEDAN TEMBUNG JL. KAPT. M. JAMIL LBS TELP. 7321810
7 1. KEL.SIDOREJO HILIR 616 15 9.240
2. KEL.SIDOREJO 463 15 6.945
3. KEL.BANDAR SELAMAT 633 15 9.495
4. KEL.BANTAN TIMUR 329 15 4.935
5. KEL.BANTAN 911 15 13.665
6. KEL.INDRA KASIH 732 15 10.980
7. KEL.TEMBUNG 326 15 4.890
TOTAL 4.010 60.150
9. KEC. MEDAN KOTA JL. STADION TELADAN TELP. 7366765
11 1. KEL.TELADAN BARAT 242 15 3.630
2. KEL.SITI REJO I 256 15 3.840
3. KEL.KOTA MATSUM III 117 15 1.755
4. KEL.PASAR MERAH BARAT 105 15 1.575
5.KEL.SUDI REJO I 294 15 4.410
6. KEL.SUDI REJO II 324 15 4.860
7. KEL.MASJID 78 15 1.170
(3)
9. KEL.PUSAT PASAR 74 15 1.110
10. KEL.SEI RENGAS I 5 15 75
11. KEL.PANDAU HULU I 7 15 105
TOTAL 1.890 28.350
10. KEC. MEDAN JOHOR JL. KARYA CIPTA NO.16 TELP. 3864916
6 1. KEL.KWALA BEKALA 1.559 15 23.385
2. KEL.PNGKALAN MANSYUR 1.066 15 15.990
3. KEL.GEDUNG JOHOR 571 15 8.565
4. KEL.KEDAI DURIAN 250 15 3.750
5. KEL.TITI KUNING 687 15 10.305
6. KEL.SUKA MAJU 358 15 5.370
TOTAL 4.491 67.365
11. KEC. MEDAN POLONIA JL. DC BARITO
TELP. 3867035
5 1. KEL.SARI REJO 947 15 14.205
2. KEL.SUKA DAMAI 34 15 510
3. KEL.POLONIA 773 15 11.595
4. KEL.ANGRUNG 65 15 975
5. KEL.MADRAS HULU 18 15 270
TOTAL 1.837 27.555
12. KEC. MEDAN AREA JL. RAHMADSYAH NO.2 TELP. 7342208
12 1. KEL.KOTA MATSUM I 246 15 3.690
2. KEL.KOTA MATSUM II 149 15 2.235
3. KEL.PASAR MERAH TIMUR 322 15 4.830
4. KEL.SUKARAMAI I 218 15 3.270
5. KEL.TEGAL SARI I 253 15 3.795
6. KEL.TEGAL SARI II 189 15 2.835
7. KEL.TEGAL SARI III 275 15 4.125
8. KEL.KOTA MADSUM IV 225 15 3.375
(4)
10. KEL.SUKA RAMAI II 32 15 480
11. KEL.SEI RENGAS II 22 15 330
12. KEL.PANDAU HULU II 63 15 945
TOTAL 2.003 3.0045
13. KEC. MEDAN AMPLAS JL. GARU III NO. 111 TELP. 3862996
7 1. KEL.AMPLAS 474 15 7.110
2. KEL.TIMBANG DELI 572 15 8.580
3. KEL.BANGUN MULIA 24 15 360
4. KEL.HARJO SARI I 890 15 13.350
5. KEL.HARJO SARI II 804 15 12.060
6. KEL.SITI REJO II 140 15 2.100
7. KEL.SITI REJO III 400 15 6.000
TOTAL 3.304 49.560
14. KEC. MEDAN DENAI JL. PANCASILA NO. 96 TELP. 7322130
6 1.KEL.TEGAL SARI MANDALA I 213 15 3.195 2.KEL.TEGAL SARI MANDALA II 1.013 15 15.195 3.KEL.TEGAL SARI MANDALA III 987 15 14.805
4. KEL.BINJAI 1.640 15 24.600
5. KEL.DENAI 605 15 9.075
6. KEL.MEDAN TENGGARA 540 15 8.100
TOTAL 4.998 74.970
15. KEC. MEDAN SELAYANG JL. BUNGA CEMPAKA NO.54 TELP. 8211292
6 1. KEL.PB. SELAYANG II 585 15 8.775
2. KEL.ASAM KUMBANG 478 15 7.170
3. KEL.TANJUNG SARI 856 15 12.840
4. KEL.PB. SELAYANG I 258 15 3.870
5. KEL.SEMPAKATA 169 15 2.535
6. KEL.BERINGIN 156 15 2.340
(5)
16. KEC. MEDAN SUNGGAL JL. LETJEND TB.SIMATU- PANG NO.193
TELP. 8458374
5 1. KEL.TANJUNG REJO 675 15 10.125
2. KEL.BABURA 326 15 4.890
3. KEL.SEI SIKAMBING B 781 15 11.715
4. KEL.SUNGGAL 922 15 13.830
5. KEL.LALANG 543 15 8.145
TOTAL 3.247 48.705
17. KEC. MEDAN HELVETIA JL. BERINGIN X NO. 2 TELP. 8458374
7 1. KEL.HELVETIA TIMUR 627 15 9.405
2. KEL. HELVETIA TENGAH 415 15 6.225
3. KEL.TANJUNG GUSTA 896 15 13.440
4. KEL.SEI SIKAMBING C II 189 15 2.835
5. KEL.CINTA DAMAI 633 15 9.495
6. KEL.HELVETIA 183 15 2.745
7. KEL.DWIKORA 615 15 9.225
TOTAL 3.558 53.370
18. KEC. MEDAN MAIMUN JL. MELATI NO. 1 TELP. 8941427
6 1. KEL.KAMPUNG BARU 595 15 8.925
2. KEL.SEI MATI 353 15 5.295
3. KEL.HAMDAN 206 15 3.090
4. KEL.AUR 337 15 5.055
5. KEL.SUKA RAJA 198 15 2.970
6. KEL.JATI 17 15 255
TOTAL 1.706 25.590
19. KEC. MEDAN PETISAH JL. S. ISKANDAR MUDA NO. 270 A
TELP. 4562042
7 1. KEL.SEI PUTIH BARAT 303 15 4.545
2. KEL.SEI PUTIH TIMUR I 125 15 1.875 3. KEL.SEI PUTIH TIMUR II 110 15 1.650
4. KEL.SEKIP 94 15 1.410
(6)
6. KEL.SEI SIKAMBING D 228 15 3.420
7. KEL.PETISAH TENGAH 95 15 1.425
TOTAL 1.280 19.200
20. KEC. MEDAN TUNTUNGAN JL. BUNGA MELATI NO. 1 TELP. 8361526
9 1. KEL.BARU LADANG BAMBU 290 15 4.350
2. KEL.LAU CIH 107 15 1.605
3. KEL.SIDOMULYO 141 15 2.115
4. KEL.KEMENANGAN TANI 123 15 1.845
5. KEL.NAMO GAJAH 130 15 1.950
6. KEL.TANJUNG SELAMAT 429 15 6.435
7. KEL.SIMP. SELAYANG 427 15 6.405
8. KEL.MANGGA 267 15 4.005
9. KEL.SIMALINGKAR B 364 15 5.460
TOTAL 2.278 34.170
21. KEC. MEDAN BARU JL. REBAB NO. 34 TELP. 8211292
6 1. KEL.TITI RANTAI 102 15 1.530
2. KEL.PADANG BULAN 99 15 1.485
3. KEL.MERDEKA 93 15 1.395
4. KEL.DARAT 40 15 600
5. KEL.PETISAH HULU 69 15 1.035
6. KEL.BABURA 96 15 1.440
TOTAL 499 7.485