Bab 1-bab 4 teori lokasi

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat sehingga masyarakat berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Perumahan tidak hanya dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup tetapi juga berfungsi dalam tebentukntya pendidikan, keluarga, budaya dan peningkatan kualitas pribadi generasi yang akan datang. Karena kebutuhan terhadap rumah mengalami peningkatan terutama masyarakat di perkotaan. Populasi penduduk yang semakin lama semakin besar sehingga Pemerintah harus melaksanakan pembangunan. Pemenuhan perumahan dilakukan oleh masyarakat perorangan dan pengembang perumahan. Pemenuhan kebutuhan perumahan yang dilaksanakan oleh masyarakat perorangan dilakukan secara bertahap sedangkan pemenuhan kebutuhan perumahan secara massal dilakukan oleh Perumnas. Pembangunan Rumah Susun merupakan salah satu cara yang jitu untuk memecahkan dari permukiman dan perumahan pada lokasi yang padat dan ketersediaan lahan yang makin terbatas. Pembangunan rumah susun tentunya juga dapat membuat terbukanya ruang kota menjadi lebih lega dan membantu peremajaan kota sehingga makin hari makin berkurangnya daerah kumuh dan menjadi aman, bersih dan teratur. Pengertian rumah susun menurut UU No. 20 Tahun 2011 adalah bangunan-bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam. Suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang diinstrukturkan secara fungsional , baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah , terutama untuk tempat hunian yang dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Rumah susun terdiri dari dua bagian yaitu rumah susun sederhana milik dan rumah susun sederhana sewa.

Setiap bangunan rusun yang bertingkat tinggi dan pekarangannya harus dilengkapi dengan saluran air hujan. Sistem penyaluran air hujan harus


(2)

direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan ketinggian permukaan air tanah, permeabilitas tanah, dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan. Air hujan harus diresapkan ke dalam tanah pekarangan atau dialirkan ke sumur resapan sebelum dialirkan ke jaringan drainase lingkungan atau kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bila belum tersedia jaringan drainase, maka penyaluran air hujan harus dilakukan dengan cara lain yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang. Drainase dan sampah merupakan permasalahan yang saling berkaitan karena permbangunan rusun harus memperhatikan faktor kesehatan dan kenyamanan penghuni dengan tersedianya jaringan drainase, pembuangan sampah dll.

Rumah Susun yang berada di daerah tengah kota Palembang yaitu di kawasan 24 Ilir dibelakang Palembang Indah Mall (PIM) merupakan kawasan padat tengah kota menjadi contoh kumuhnya rusun dimana tidak adanya kesadaran diri terhadap lingkungan dan tempat tinggal yang memperhatikan kebersihan dan kenyamanan. Sembarangnya membuang sampah membuat kondisi rusun kurang enak dipandang dan menambah penurunan kualitas hunian di daerah rusun.Walaupun Pemerintah Palembang akan melakukan tindakan merevitalisasi Rumah Susun dengan tujuan mengurangi kekumuhan dan memberikan hunian perumahan murah yang nyaman.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam Laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah alat yang digunakan untuk melakukan praktikum ?

2. Bagaimana evaluasi terhadap persoalan drainase dan sampah yang selama ini berjalan?


(3)

1.3 Tujuan

Tujuan dari diadakannya penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pemahaman GPS dengan baik

2. Untuk memahami tahapan-tahapan kegiatan dalam penggunaan GPS 3. Untuk mengetahui pemahaman pada mata kuliah teori lokasi dan analisis

lokasi dengan penerapan lapangan menggunakan GPS

4. Mengavaluasi tindakan penanganan sistem jaringan drainase dan persampahan yang ada di rumah susun.

1.4 Sasaran Permasalahan

Sasaran yang ingin dicapai dalam dari diadakannya penelitian ini sebagai berikut:

1. Memahami cara penggunaan GPS.

2. Mengetahui penerapan GPS pada mata kuliah teori lokasi dan analisis lokasi

3. Memahami kondisi existing lapangan yang terjadi.

4. Mengetahui keikutseraan warga terhadapa masalah yang ada. 1.5 Manfaat

Manfaat dari penelitian analisis lokasi adalah untuk menerapkan dan mengembangkan pembelajaran yang telah diajarkan secara teori dan menyiapkan mental untuk berhadapan dengan situasi yang tidak pernah terduga saat sudah berada di lapangan.

Manfaat dari penelitian ini juga diperuntukkan untuk memampukan dalam hal mempraktikkan dan memahami ilmu pengukuran dengan GPS,serta turut berpartisipasi dalam menunjang sarana dan pra-sarana yang masih belum tercukupi dengan baik atau belum terlaksana dengan semestinya. Dan tentunya mencari pengalaman lebih yang belum dimiliki saat berada di lapangan.


(4)

Metodologi Penelitian yang kami lakukan dalam kegiatan ini,tentunya ditunjang dengan beberapa metode:

a. Metode Perangkat Keras (Hardware)

 GPS

b. Perangkat Lunak (Software)  Microsoft Word  Autocad

 Dll c. Metode Analisis

Metode ini digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan secara signifikan dalam bentuk ; keadaan,peristiwa,objek,atau segala yang terkait dengan variabel-variabel dalam bentuk angka maupun kata.

1.7 Ruang Lingkup Materi

Ruang Lingkup Pembahasan daalam penelitian ini,menyangkut beberapa hal :

1. Kondisi masing-masing lokasi yang menjadi tugas penelitian serta. 2. Luas masing-masing lokasi.

1.8 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup kawasan studi dalam penelitian ini adalah rumah susun terletak di 24 ilir.Bukit kecil jl.Radial,Palembang.dimana di bagian selatannya berbatasan dengan blok 09, 10, 11, 12, sedangkan pada sebelah utara nya berbatasan dengan blok 28, 29, 30 dan bagian timur nya berbatasan dengan masjid agamin.lalu di bagian barat-nya berbatasan dengan blok 13,14, 15, 16 ,17.


(5)

1.9 Kerangka Pikir

Latar Belakang

Rumah Susun yang berada di daerah tengah kota Palembang yaitu di kawasan 24 Ilir dibelakang Palembang Indah Mall (PIM) merupakan kawasan padat tengah kota menjadi contoh kumuhnya rusun dimana tidak adanya kesadaran diri terhadap lingkungan dan tempat tinggal yang memperhatikan kebersihan dan kenyamanan. Sembarangnya membuang sampah membuat kondisi rusun kurang enak dipandang dan menambah penurunan kualitas hunian di daerah rusun.

Rumusan Masalah 1 Apa alat yang digunakan untuk melakukan pratikum ?

2.Bagaimana evaluasi terhadap persoalan drainase dan sampah yang selama ini berjalan?

Tujuan

1. Untuk mengetahui pemahaman GPS dengan baik

2. Untuk memahami tahapan-tahapan kegiatan dalam penggunaan GPS 3. Untuk mengetahui pemahaman pada mata kuliah teori lokasi dan analisis

lokasi dengan penerapan lapangan menggunakan GPS

4. Mengavaluasi tindakan penanganan sistem jaringan drainase dan persampahan yang ada di rumah susun.

Kesimpulan & Rekomendasi re`reRRekomendas

Analisis

Survey Lapangan Identifikasi Kawasan

Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam dari diadakannya penelitian ini sebagai berikut: 1. Memahami cara penggunaan GPS.

2. Mengetahui penerapan GPS pada mata kuliah teori lokas & analisis lokasi 3. Memahami kondisi existing lapangan yang terjadi.


(6)

BAB II ISI 2.1 Global Positioning System ( GPS ) 2.1.1 Pengertian GPS

GPS atau singkatan dari Global Positioning System, merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada (secara global) di permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital. Dimanapun anda berada, maka GPS bisa membantu menunjukan arah, selama anda melihat langit. Layanan GPS ini tersedia gratis, bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya apapun kecuali membeli GPS recierver-nya.

Atau juga GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter. Gambar GPS Navigasi :


(7)

2.1.2 Kemampuan GPS

Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya. 2.1.3 Produk Yang Diberikan GPS

Secara umum produk dari GPS adalah posisi, kecepatan, dan waktu. Selain itu ada beberapa produk lainnya seperti percepatan, azimuth, parameter attitude, TEC (Total Electron Content), WVC (Water Vapour Content), Polar motion parameters, serta beberapa produk yang perlu dikombinasikan dengan informasi eksternal dari sistem lain, produknya antara lain tinggi ortometrik, undulasi geoid, dan defleksi vertical

2.1.4 Segmen Penyusun Sistem GPS Segmentasi GPS

dalam penggunaannya GPS terdiri dari 3 segmen :  Space Segment

 Control System Segment  User Segment


(8)

Space Segment : yaitu satelit yang terdiri dari 24 satelit yang memancarkan 2 Frekuensi yaitu L1 dengan panjang Frekuensi 1575,42Mhz dan L2 dengan pangjang frekuensi 1227,60Mhz. L1 membawa 2 kode binner yaitu code (Precise or private code) dan C/A-code (Clear Acces or Coarse Acquisition), dan L2 hanya membawa P-code saja.

Control System Segment : merupakan stasiun-stasiun yang mengontrol pergerakan dari ke 24 satelit tersebut. Stasiun ini antara lain berada di Pulau Ascension, Diego Garcia, Hawaii, Colorado Springs, dan lain lain.

User Segment : yaitu pangguna atau bisa disebut Receiver GPS.

Gambar Pergembangan Sistem Informasi Geografis Pada Segmentasi GPS

Gambar : Elemen penting dari GPS: satelit, pengendali dan pengguna

2.1.5 Fungsi dan keuntungan memiliki GPS

GPS sebenarnya sudah lama dipakai di berbagai sistem navigasi seperti pada pesawat dan kapal laut. Namun karena kelebihan dari GPS yang bisa menunjukkan lokasi, lama perjalanan yang akan ditempuh, seberapa banyak bensin yang akan dibutuhkan untuk menempuh suatu perjalanan, dan berbagai manfaat lainnya, GPS


(9)

menjadi barang yang banyak dicari khalayak umum. Terutama bagi mereka yang sering bepergian ke luar kota.

Sayangnya, GPS memiliki beberapa kelemahan yang masih harus diperbaiki. Kelemahan yang pertama, GPS sulit dipakai bagi mereka yang memakai kendaraan roda dua. Dan yang kedua, kualitas baterai yang kurang memadai bila dipakai untuk jarak jauh. Namun untuk masalah baterai, sudah ada solusinya berupa charger mobile. Jadi GPS dipakai sambil di charge.

2.1.6 Type Receiver GPS

Type reciever GPS yang dibagi berdasarkan tingkat ketelitiannya/ keakuratannya :

 Tipe Navigasi : Digunakan untuk alat navigasi atau pengukuran-pengukuran yang tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi. Tingkat kesalahan / eror dari tipe navigasi berkisar dari 2 m – puluhan meter.  Tipe Geodetic : merupakan Tipe Reciever yang memliki akurasi yang

tinggi, bisanya digunakan untuk pengukuran yang menuntut ketilitian tinggi, misalnya untuk titik kontrol (referensi), ketelitian militer yang menggunakan peralatan Geodetic dengan menggunakan metode diferensial dan dengan perencanaan dan pelaksanaan yang tepat.

Tipe ini di bagi menjadi 2 yaitu :

1. Geodetic Single Frequency : merupakan tipe yang biasa digunakan dalam survey pemetaan yang membutuhkan ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa desimeter. Harga nya berkisar dari 1 sampai 4 juta rupiah per unit nya

2. Geodetic Dual Frequency : merupakan tipe yang biasa digunakan untuk pembangunan jarring titik control, survey deformasi, dan geodinamika. Tipe ini dapat memberikan ketelitian hingga millimeter. Harga nya dapat mencapai ratusan juta per unitnya.


(10)

2.1.7 Metode Penentuan Posisi

Dalam penentuan posisi ada beberap metode yang umum di lakukan dalam pengamatan :

1. Static : dimana reciever GPS tidak bergerak pada waktu melakukan pengamatan, biasanya dilakukan dalam waktu yang lama.

2. Rapid Static : pada dasarnya sama dengan metode Static cuma lama pengamatan metode ini hanya berkisar 5 menit sampe 20 menit saja.

3. Pseudo Static : Pada dasarnya sama dengan Rapid Static, bedanya pada Pseudo Static di lakukan dua kali pengamatan dengan selang waktu lebih besar dari pengamatan pertama.

4. Stop and Go : biasa juga disebut Semi Kinematis dimana reciever berhenti sejenak beberapa menit di tempat yang di tentukan dan bergerak lagi menuju titk selanjutnya dalm keadaan on dan tetap menangkap sinya.

5. Kinemati : dimana Reciever terus bergerak dalam keadaan on tanpa berhenti.

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi ketelitian dari sebuah Reciever GPS antara lain :

1. Jenis reciever yang di gunakan (Geodetic, Navigasi)

2. Jenis data yang di ambil (Pseudorange atau Fase Pembawa) 3. Metode Penentuan Posisi (Diferensial, Absolute, dll)


(11)

5. Efek Multipath

6. Ketelitian Data (Ephemeris) 7. Geometri Satelit

8. Teknik Pemrosesan Data

2.1.8 Aplikasi Penggunaan GPS

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia pada saat ini, baik di darat, laut, udara, maupun angkasa.

Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup marak saat ini antara lain meliputi : survei pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. Di Indonesia sendiri penggunaan GPS sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu dan terus berkembang sampai saat ini baik dalam volume maupun jenis aplikasinya.

2.2 Autocad

Autocad adalah perangkat lunak kom[iter CAD untuk menggambar 2 dimensi maupun 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Keluarga produk AutoCad secara keseluruhan adlaah software CAD yang paling banyak digunakan di dunia. CAD dipakai berbagai bidang terkait, terutama yang berhubungan dengan industry dan rancang bangun.


(12)

secara umum didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sebagai fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

Menurut letak bangunan nya, drainase dibagi menjadi drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah untuk mencegah adanya genangan. Dan drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage) yaitu suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air di bawah tanah. Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Permasalahan Drainase:

 Peningkatan sampah merupakan salah satu akibat kurang baiknya penanganan sampah dan kurang kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya membuat saluran drainase menurun kinerjanya

 Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti bertambahnya peningkatan limbah baik cair maupun sampah

2.4 Sampah

Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sumber-sumber sampah bisa dari:

1) Rumah Tangga 2) Pertanian 3) Perkantoran


(13)

4) Perusahaan 5) Rumah Sakit 6) Pasar dll.

Sampah dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu 1) Sampah An Organik/kering

Contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami pembususkan secara alami.

2) Sampah Organik/basah

Contoh : Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara alami. 3) Sampah berbahaya

contoh : Baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll

Permasalahan sampah secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan :

1) Tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus 2) Menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara

3) Menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.

2.5 Teori Lokasi

Landasan dari teori lokasi dan analisis lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi. Dalam studi tentang wilayah, yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan bumi baik yang ada diatasnya maupun yang ada dibawahnya sepanjang manusia awam masih bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat ditentukan bujur dan lintangnya). Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu


(14)

kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegitan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Dalam mempelajari lokasi berbagai kegitan, ahli ekonomi regional atau geografi terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah datar dan kondisinya disemua arah adalah sama. Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan ‘gangguan’ ketika manusia berhubungan atau berpegian dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu hal yang banyak dibahas dalam teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi kelokasi lainnya.

Walaupun teori yang menyangkut pola lokasi ini tidak berkembang tetapi telah ada sejak awal abad ke-19. Secara empiris dapat diamati bahwa pusat-pusat pengadaan dan pelayanan barang dan jasa yang umumnya adalah perkotaan (central places), terdapat tingkat penyelidikan pelayanan yang berbeda-beda. Pelayanan masing-masing kota untuk tingkat yang berbeda bersifat tumpang tindih, sedangkan untuk yang sentingkat walaupun tumpang tindih tetapi tidak begitu besar. Keadaan ini bersifat universal dan dicoba dijelaskan oleh beberapa ahli ekonomi atau geografi yang dirintis oleh Walter Christaller. Ahli ekonomi Von Thunen melihat perbedaan penggunaan lahan dari sudut perbedaan jarak ke pasar yang tercermin dalam sewa tanah. Weber secara khusus menganalisis lokasi industri. Ketiga tokoh diatas dianggap pelopor atau pencipta landaan dalam hal teori lokasi. Tokoh yang muncul belakangan pada umumnya memperdalam atau memodifikasi salah satu teori atau menggabung pandangan dari tiga tokoh yang disebutkan di atas.


(15)

BAB III

GAMBARAN UMUM 3.1 Kota Palembang

3.1.1 Geografis

Secara Geografis, posisi Kota Palembang terletak antara 20 52’ sampai 305’ Lintang Selatan dan 1040 37’ sampai 104°52’ Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut.


(16)

Peta Administrasi Kota Palembang

3.1.2 Tata Guna Lahan

Keadaan topografi Kota Palembang, pada umumnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata + 4 – 12 meter di atas permukaan laut, dengan komposisi: 48% tanah dataran yang tidak tergenang air, 15% tanah tergenang secara musiman dan 35% tanah tergenang terus menerus sepanjang musim.

Sebagian besar dari wilayah Kota Palembang merupakan dataran rendah yang landai dengan ketinggian tanah rata-rata + 12 meter di atas permukaan laut, sedangkan daerah yang bergelumbang ditemukan di beberapa tempat seperti Kenten, Bukit Sangkal, Bukit Siguntang dan Talang Buluh-Gandus.

3.1.3 Kependudukkan

Jumlah penduduk Kota Palembang pada pertengahan tahun 2012 adalah sebesar 1.523.310 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 762.382 jiwa dan Perempuan sebesar 760.928 jiwa; sedangkan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2011 adalah 1.481.814 jiwa dengan pertumbuhan penduduk dari tahun 2000- 2011 adalah sekitar 1,76 persen.


(17)

Rasio jenis kelamin di Kota Palembang pada tahun 2012 sebesar 100,19 persen yang berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Untuk Wilayah kecamatan rasio jenis kelamin yang tertinggi terdapat di kecamatan Gandus sebesar 103,40 persen. 3.2 Kawasan Rumah Susun

3.2.1 Kondisi Kawasan

Kawasan Rumah Susun berada di 24 ilir belakang PIM ( Palembang Indah Mall) yang terletak di kawasan Ilir barat, kota Palembang. Saat ini, Makin kumuhnya kondisi rumah susun (Rusun) serta Hak Guna Bangunan (HGB) telah habis 2013 lalu membuat pemerintah segera bertindak. Rencannya bangunan ini akan direvitalisasi.

3.2.2 Kondisi Bangunan

Berikut beberapa gambar kondisi bangunan yang ada di kawasan Rumah susun:

3.3 RUMAH SUSUN BLOK 18, 19, 20, 21 DAN 22”


(18)

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Fisik

Analisis fisik merupakan suatu analisis yang sangat menentukan arahan perkembangan suatu daerah, karena tanpa analisis fisik daerah yang dikembangkan tersebut sulit dalam pelaksanaan penetuan daearah yang akan direncanakan untuk dikembangkan.Dampak fisik yang ditimbulkan dari pembangunan Apartemen sederahana yang berlantai 20 adalah sebagai berikut :

 Tersedianya permukiman yang lebih layak untuk di huni.

 Memberikan citra yang lebih positif terhadap Rusun itu sendiri yang akan berganti menjadi Apartemen yang akan jauh lebih baik.

4.2 Analisis Dampak Lingkungan

Setiap pembangunan pasti menimbulkan dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif Lingkungan yang menjadi kawasan studi dalam


(19)

didominasikan sebagai tempat bermukim dengan masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah.

Akibat yang ditimbulkan terhadap pembangunan apartemen dari pembangunan Rusun ini adalah sebaagai berikut:

 Masyarakat harus kehilangan tempat tinggal saat pelaksanaan pembangunan berlangsung.

 Berkurangnya minat masyarakat yang pernah tinggal di Rusun tersebut,karena harus membayar biaya kepemilikan apartemen

 Kualitas sistem jaringan drainase dan persampahan teratasi. 4.3 Analisis Dampak Sosial

Dampak sosial yang ditimbulkan dari pembangunan kompleks Rusun ini adalah sebagai berikut :


(1)

kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegitan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Dalam mempelajari lokasi berbagai kegitan, ahli ekonomi regional atau geografi terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah datar dan kondisinya disemua arah adalah sama. Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan ‘gangguan’ ketika manusia berhubungan atau berpegian dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu hal yang banyak dibahas dalam teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi kelokasi lainnya.

Walaupun teori yang menyangkut pola lokasi ini tidak berkembang tetapi telah ada sejak awal abad ke-19. Secara empiris dapat diamati bahwa pusat-pusat pengadaan dan pelayanan barang dan jasa yang umumnya adalah perkotaan (central places), terdapat tingkat penyelidikan pelayanan yang berbeda-beda. Pelayanan masing-masing kota untuk tingkat yang berbeda bersifat tumpang tindih, sedangkan untuk yang sentingkat walaupun tumpang tindih tetapi tidak begitu besar. Keadaan ini bersifat universal dan dicoba dijelaskan oleh beberapa ahli ekonomi atau geografi yang dirintis oleh Walter Christaller. Ahli ekonomi Von Thunen melihat perbedaan penggunaan lahan dari sudut perbedaan jarak ke pasar yang tercermin dalam sewa tanah. Weber secara khusus menganalisis lokasi


(2)

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Kota Palembang

3.1.1 Geografis

Secara Geografis, posisi Kota Palembang terletak antara 20 52’ sampai 305’ Lintang Selatan dan 1040 37’ sampai 104°52’ Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut.


(3)

Peta Administrasi Kota Palembang 3.1.2 Tata Guna Lahan

Keadaan topografi Kota Palembang, pada umumnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata + 4 – 12 meter di atas permukaan laut, dengan komposisi: 48% tanah dataran yang tidak tergenang air, 15% tanah tergenang secara musiman dan 35% tanah tergenang terus menerus sepanjang musim.

Sebagian besar dari wilayah Kota Palembang merupakan dataran rendah yang landai dengan ketinggian tanah rata-rata + 12 meter di atas permukaan laut, sedangkan daerah yang bergelumbang ditemukan di beberapa tempat seperti Kenten, Bukit Sangkal, Bukit Siguntang dan Talang Buluh-Gandus.


(4)

Rasio jenis kelamin di Kota Palembang pada tahun 2012 sebesar 100,19 persen yang berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Untuk Wilayah kecamatan rasio jenis kelamin yang tertinggi terdapat di kecamatan Gandus sebesar 103,40 persen. 3.2 Kawasan Rumah Susun

3.2.1 Kondisi Kawasan

Kawasan Rumah Susun berada di 24 ilir belakang PIM ( Palembang Indah Mall) yang terletak di kawasan Ilir barat, kota Palembang. Saat ini, Makin kumuhnya kondisi rumah susun (Rusun) serta Hak Guna Bangunan (HGB) telah habis 2013 lalu membuat pemerintah segera bertindak. Rencannya bangunan ini akan direvitalisasi.

3.2.2 Kondisi Bangunan

Berikut beberapa gambar kondisi bangunan yang ada di kawasan Rumah susun:


(5)

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Fisik

Analisis fisik merupakan suatu analisis yang sangat menentukan arahan perkembangan suatu daerah, karena tanpa analisis fisik daerah yang dikembangkan tersebut sulit dalam pelaksanaan penetuan daearah yang akan direncanakan untuk dikembangkan.Dampak fisik yang ditimbulkan dari


(6)

didominasikan sebagai tempat bermukim dengan masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah.

Akibat yang ditimbulkan terhadap pembangunan apartemen dari pembangunan Rusun ini adalah sebaagai berikut:

 Masyarakat harus kehilangan tempat tinggal saat pelaksanaan pembangunan berlangsung.

 Berkurangnya minat masyarakat yang pernah tinggal di Rusun tersebut,karena harus membayar biaya kepemilikan apartemen

 Kualitas sistem jaringan drainase dan persampahan teratasi. 4.3 Analisis Dampak Sosial

Dampak sosial yang ditimbulkan dari pembangunan kompleks Rusun ini adalah sebagai berikut :