Manfaat penelitian Penutupan rekening nasabah oleh Bank Umum sebagai tertarik Daftar Hitam

1.5 Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan terhadap permasalahan ini. Beberapa pihak yangdapat mengambil manfaat dari penlitian ini adalah : 1. Bagi Bank Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan, khususnya dalam pengembangan Sistem Kliring Nasional. 2. Penulis, penelitian ini akan memberikan pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah maupun studi secara mandiri. 3. Pihak – pihak lain yang berminat terhadap masalah ini, diharapkan hasil dari penelitian ini akan memberikan sumbangan pikiran sebagai bahan kajian lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Kliring

2.1.1 Pengertian Kliring

Sebagaimana dirumuskan dalam pasal 8 Undang Undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah adalah mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran. Kliring merupakan pertukaran warkat atau data keuangan elektronik alat pembayaran bukan tunai yang diatur dalam perundang-undangan antar Bank atas nama Bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan dalam waktu tertentu pbi no.131999 pasal 1 ayat 3 Proses kliring dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia BI dengan menggunakan sistem Sistem Kliring Nasional SKN, sistem ini merupakan sistem yang baru yang mulai berlaku sejak Juni 2006. Sebelum diberlakukannya sistem SKN sistem yang digunakan adalah SOKL Sistem Otomasi kliring Lokal. Pada daerah wilayah Indonesia tidak ada Bank Indonesia, maka proses kliring dilakukan oleh suatu Bank yang telah diunjuk oleh Bank Indonesia sehingga Bank tersebut selain berfungsi sebagai Bank Umum juga berfungsi sebagai Bank pelaksana kliring. Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Bank Peserta Kliring

Bank yang termasuk penyelenggara kliring adalah Bank Umum yang berada dalam wilayah kliring tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring oleh Bank Indonesia BI.Sebuah Bank dapat dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alasan, pada dasarnya alasan tersebut berkenaan dengan penyelenggaraan – penyelenggaraan terhadap ketentuan Bank Indonesia atau ketidak mampuannya untuk meyelesaikan kewajiban giralnya. Kliring diselenggarakan setiap hari jam kerja, sedangkan pertemuan kliring diadakan dua kali sehari yang jadwalnya ditetapkan oleh penyelenggara. Hasil kliring dilakukan setiap hari, hal itu bertujuan untuk mengetahui apakah Bank tersebut menang kliring atau kalah kliring bagi Bank yang menang kliring artinya jumlah tagihan warkat kliringnya melebihi pembayaran warkat kliringnya, sehingga terhadap saldo kemenangan.Sebaliknya bagi Bank yang kalah kliring pembayaran warkat kliring lebih besar dari penerimaan warkat kliringnya. Bagi Bank yang kalah kliring akan menutup sejumlah kekalahan kliring pada hari yang bersangkutan dan apabila tidak ditutupi maka Bank tersebut kalah kliring tersebut dapat memperoleh pinjaman call money yang relatif singkat. Pinjaman call money dibayar pada saat Bank memberikan call money menagihnya, apabila pada saat jangka waktu yang telah ditentukan Bank yang bersangkutan belum dapat membayar, maka pinjaman call money tersebut menjadi pinjaman biasa dalam hal ini akan menyebabkan hilangnya kepercayaan Bank memberikan fasilitas pinjaman call money tersebut termasuk Bank – Bank lainnya. Universitas Sumatera Utara Jika salah satu peserta kliring karena suatu hal tidak dapat serta dalam kliring, peserta tersebut wajib mengajukan permohonan pada penyelenggaraan kliring sepeluh hari sebelumnya. Alasan pengunduran diri antara lain : a. Kesulitan keuangan sehingga tidak dapat membantah syarat – syarat ikut kliring b. Masalah dalam kepengurusan seperti perselisihan dan lain – lain Bila permohonan telah disetujui maka peserta yang bersangkutan diwajibkan mengemukakan hal tersebut dalam surat kabar yang mempunyai peredaran yang luas ditempat tersebut. Penyelenggaraan akan mengemukakan hal tersebut pada pesera kliring dua hari kerja sebelum hari efektif Bank yang bersangkutan tidak ikut kliring. Hal ini dikecualikan untuk kejadian yang sifatnya force majeur seperti bencana alam, kebakaran, pemogokan, dan lain – lain. Ada dua Jenis pesera kliring, yaitu : a. Peserta langsung merupakan perhitungan warkat secara langsung dalam pertemuan kliring, dan yang dapat ikut dalam penyertaan langsung adalah kantor Bank Indonesia dan kantor pusat Bank Umum beserta kantor cabangnya. b. Peserta tidak langsung merupakan perhitungan warkat dalam pertemuan kliring oleh suatu kantor Bank pusat dari Bank tersebut atau melalui salah satu kantor cabang lain. Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Syarat Peserta

Kliring Ada dua Jenis pesera kliring, yaitu : a. Peserta langsung merupakan perhitungan warkat secara langsung dalam pertemuan kliring, dan yang dapat ikut dalam penyertaan langsung adalah kantor Bank Indonesia dan kantor pusat Bank Umum beserta kantor cabangnya. b. Peserta tidak langsung merupakan perhitungan warkat dalam pertemuan kliring oleh suatu kantor Bank pusat dari Bank tersebut atau melalui salah satu kantor cabang lain. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Kantor Bank Umum agar dapat menjadi kliring langsung yaitu : a. Suatu kantor Bank Umum diwajibkan ikut serta dalam kliring, setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. b. Mempunyai izin usaha yang sah c. Keadaan administrasi dan keuangan yang memungkinkan Bank itu untuk memenuhi kewajibannya dalam kliring. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Warkat Kliring

Warkat merupakan alat pembayaran yang bukan tunai yang diperhitungkan melalui kliring. Jenis warkat yang akan dikliringkan, adalah : a. Cek Merupakan surat perintah tanpa syarat kepada Bank tertarik untuk membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan jumlah nominal yang tertera didalamnya kepada pemegang atau pembawa cek tersebut. b. Bilyet Giro Merupakan surat perintah dari nasabah kepada Bank penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah dana dari rekening nasabah yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya, baik nasabah pada Bank yang sama maupun nasabah pada Bank lainnya. c. Surat Bukti Penerimaan Transfer Merupakan surat bukti penerimaan transfer uang dari luar kota yang dapat ditagih kepada Bank Peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal. d. Wesel Bank untuk Transfer Merupakan surat perintah pembayaran tanpa syarat kepada Bank tertarik untuk membayar sejumlah uang terterntu kepada pemegang atau penggantinya pada tanggal dan tempat tertentu. e. Nota Debet Merupakan warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk keuntungan Bank nasabah Bank yang menyampaikan warkat tersebut. Universitas Sumatera Utara Nota Debet terdiri atas : a. Nota Debet Keluar Merupakan warkat yang disetorkan oleh nasabah pada Bank lain b. Nota Debet Masuk Merupaka warkat yang diterima oleh suatu Bank atas cek sendiri yang telah ditarik oleh nasabahnya. f. Nota Kredit Merupakan warkat yang digunakan Bank untuk menyampaikan dana pada Bank lain untuk keuntungan Bank nasabah yang menerima warkat tersebut. Nota kredit terdiri atas : a. Nota kredit keluar Merupakan warkat dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah pada Bank lain. b. Nota Kredit Masuk Merupakan warkat yang diterima oleh suatu Bank untuk keuntungan rekening nasabah Bank tersebut.

2.1.5 KewajibanPeserta Kliring

Setiap peserta Kliring memiliki kewajiban untuk : a. Mengikuti penyelenggaraan kliring setiap hari kerja sesuai dengan jadwal kliring yang telah ditetapkan penyelenggara. b. Menyediakan dana yang cukup pada rekening giro di Bank Indonesia untuk memenuhi kewajiban yang timbul dalam rekening. Universitas Sumatera Utara c. Menyediakan saran kliring dengan jelas den spesifikasi yang ditentukan oleh penyelenggara. d. Menunjukkan petugas kliring untuk mewakili peserta, yaitu petugas internal Bank yang diberi kuasa atau wewnang tertentu untuk mewakili peserta dalam kliring e. Segera melaporkan setiap ada nama, status, alamat, dan lain-lain yang berkaitan dengan operasional kliring secara tertulis kepada penyelenggara.

2.1.6 Kliring Antar

Negara Pengaturan sisitem kliring lintas Negara diantanya mencakup antara lain : a. Penetapan persyaratan bagi Bank Indonesia atau Bank Umumdalam keanggotaan pada system kliring yang bersifat regional atau internasional. b. Pengaturan mengenai kesepakatan antar Bank Indonesia atau lembaga lain sebagai penyelenggara system pembayaran dengan Bank Sentral dan lembaga penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar Bank. Universitas Sumatera Utara

2.2 Kegiatan Kliring

2.2.1 Kliring Penyerahan

Merupakan proses penerimaan warkat dari nasabahnya untuk kemudian diserahkan kepada Bank yang dituju. Bagi Bank yang dituju maka warkat tersebut akan diproses untuk diperiksa keabsahannya dan ini lah yang dinamakan dengan kliring penermiaan atau kliring masuk bagi Bank yang dituju. Skema proses Kliring Penyerahan keluar Paling lambat pada pukul 11:00 WIB

2.2.2 Kliring Penerimaan

Merupakan proses penerimaan warkat Bank penarik Bank mandiri yang berasal dari Bank lain melalui Bank Indonesia. Skema proses kliring Penerimaan Pukul 12:30 WIB diterima warkat dari Bank Indonesia Warkat masuk dari Bank Indonesia Warkat diperiksa keabsahannya oleh petugas Warkat dibagikan kepada petugas untuk diposting Warkat yang ditolak dikembalikan ke BI disertai dengan surat keterangan penolakan Petugas mendebet biaya penolakan Hasil posting diversifikasi oleh perugas yang berwenang Warkat dikirim ke GA General Affair Warkat masuk Proses encode dan stempel kliring Warkat dibawa untuk dikliringkan Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Kliring

Retur tolakan keluar Merupakan proses warkat – warkat Bank tertarik Bank Mandiri yang diterima dari Bank lain yang tidak memenuhi persyaratan formal ditolak diserahkan ke Bank Indonesia. Skema Proses tolakan keluar proses pengembalian. Pengembalian kliring dilakukan pada pukul 14:30 WIB

2.2.4 Kliring Retur Tolakan kedalam

Merupakan proses penerimaan warkat dari Bank penarik Bank Mandiri yang berasal dari Bank lain yang tidak memenuhi syarat ditolak yang diterima oleh Bank Mandiri melalui Bank Indonesia. Warkat yang diguanakan dalam mekanisme ini terdiri atas 2 dua bagian, yaitu : 1. Warkat Kliring Kleuar Merupakan warkat keseluruhan yang masuk dari setiap cabang Bank yang akan diserahkan ke Bank Indonesia. 2. Warkat Kliring Masuk Merupakan warkat yang diterima oleh Bank sewaktu mengikuti proses kliring di Bank Indonesia Warkat keluar yang ditolak masuk dari Bank Warkat diposting didata Warkat yang ditolak dikembalikan kecabang dengan disertakan surat pemberitahuan penolakan kepada nasabah Universitas Sumatera Utara Warkat Kliring Masuk terdiri atas : a. Warkat Debet Masuk Merupakan warkat yang mewakili transaksi dimana saldo nasabah Bank penerima warkat akan berkurang, sedangkan saldo nasabah pengirim warkat akan bertambah. b. Warkat Kredit Masuk Merupakan warkat yang mewakili transaksi dimana saldo nasabah Bank penerima warkat akan bertambah, sedangkan saldo nasabah pengirim warkat akan berkurang.

2.2.5 Waktu Pelaksanaan Kliring

Waktu pelaksanaan kliring ditentukan oleh Bank Indonesia, warkat penyerahan dalam bentuk Cek dan Bilyet Giro dari seluruh Bank Peserta kliring yaitu pukul 11:00 WIB. Warkat yang telah diterima oleh Bank Indonesia akan diproses dan dikelompokkan sesuai dengan Bank tujuan warkat, Bank yang menerima warkat dari Bank peserta kliring akan memproses warkat yang diterima di Bank masing – masing. Apabila terdapat warkat yang tidak cukup dana serta diragukan keabsahannya warkat tersebut akan ditolak, warkat tersebut akan dikembalikan ke Bank Indonesia dengan batas waktu pengembalian warkat tersebut adalah pukul 14:30 WIB. Universitas Sumatera Utara

2.2.6 Alasan Penolakan Kliring

Warkat yang dikliringkan pada umumnya tidak semuanya dapat dikliringkan, ada warkat yang ditolak yaitu dengan alasan sebagai berikut : a. Saldo tidak cukup b. Rekening telah ditutup termasuk ditutup atas permintaan sendiri c. Beberapa syarat formal cek Bilyet Giro tidak terpebuhi d. Tanggal efektif belum sampai e. Cek ditarik kembali oleh nasabah penarik setelah berakhirnya masa waktu f. Telah kadaluarsa g. Coretan atau perubahan tidak ditandatangani h. Bea materai belum lunas i. Tanda tangan tidak sesuai dengan specimen j. Stempel kliring tidak ada k. Stempel kliring tidak sesuai dengan Bank penerima

2.3 Cek

2.3.1 Defenisi Cek

Pada saat ini cek merupakan warkat yang sepenuhnya berkaitan dengan Bank, di Indonesia penggunaan cek terkait dengan giro. Cek merupakan salah satu jenis warkat yang digunakan untuk melakukan penarikan dana dari giro, selain itu nasabah penyimpan sering pula melakukan penyetoran dana ke gironya dalam bentuk cek yang diterimanya dari pihak lain. Cek dikategorikan sebagai surat berharga dan merupakan surat penagih hutang yang memuat perintah untuk membayar sejumlah uang oleh Bank Umum sebagai pihak tertarik. Sehubungan dengan Universitas Sumatera Utara pencanuman perintah untuk membayar sejumlah uang tertentu dalam teksnya, cek juga disebut sebagai alat pembayaran.

2.3.2 Syarat Formal

Cek Mengenai penggunaan cek yang telah lama dikenal dalam lalu lintas pembayaran dimasyarakat dapat dikemukakan secara singkat sebagai berikut yaitu cek diatur oleh ketentuan KUH dagang pasal 178 sampai dengan pasal 229 d. Beberapa ketentuan mengenai cek dalam KUH Dagang tersebut mengatur tentang syarat formal cek, cek harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam pasal 178 antara lain : a. Penyebutan istilah cek pada teksnya b. Pencantuman perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang c. Pencantuman tempat pembayaran d. Pencantuman tempat dan tanggal penerbitan e. Pencantuman nama tertarik f. Tertera tanda tangan penarik Menurut pasal 179, apabila suatu cek tidak memenuhi syarat tersebut diatas, cek yang bersangkutan tidak berlaku kecuali dalam hal – hal berikut a. Jika tidak ditetapkan tempat pembayaran secara khusus, tempat yang tertulis disamping nama tertarik dianggap sebagai tempat pembayaran atau dikantor pusat tertarik. b. Jika disebutkan tempat diterbitkannya, dianggap ditandatangani ditempat yang tertulis disamping nama penarik. Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Jenis Cek

Dalam pasal 182 yang mengatur tentang kepada siapa pembayaran cek dilakukan, maka dibedakan sebagai berikut : a. Cek atas unjuk Bank akan membayar kepada siapa saja yang membawa, meunjukkan dan menguangkan cek pada Bank. b. Cek atas nama Bank akan membayar kepada orang atau badan yang namanya tertera diatas cek. c. Cek silang Cek ini tidak dapat diuangkan, cek silang diberi tanda dua garis parallel diujung atas sebelah kiri dan biasanya diantara kedua garis tersebut dibubuhi tulisan “hanya untuk disetorkan” d. Cek atas nama atau sipembawa Bank akan memperlakukan cek semacam in, sebagai cek atas unjuk biasa akan tetapi apabila sebutan “ atau sipembawa” dicoret maka cek ini berlaku atas nama. e. Cek yang diberi tanggal kemudian, atau yang sering disbut post date check

2.3.4 Kewajiban dan Tanggung Jwab Penarik

Yang menjadi tanggung jawab dan kewajiban si penarik cek yang ditariknya diedarkannya sebagai berikut : a. Menyediakan dana yang cukup pada tertarik. b. Sebagai wajib regres dalam hal terjadi non pembayaran. c. Bertanggung jawab terhadap pemegang cek yang memperolehnya secara jujur dengan itikad baik. Universitas Sumatera Utara

2.3.5 Tenggang Waktu Pembayaran Cek

Suatu cek dikeluarkan atau harus dibayar di Indonesia harus ditunjukkan untuk pembayarannya dalam tenggang waktu 70 tujuh puluh hari terhitung sejak tanggal penggeluarannya penarikannya

2.3.6 Kegunaan Cek

a. Bagi Nasabah Giro 1. Sebagai alat penarik dana dari Bank 2. Sebagai lat pembukuan transaksi – transaksi penarikan pengurangan dana dari Bank. 3. Sebagai salah satu alat pengawasan sisa dana yang ada di Bank. 4. Sebagai salah satu alat penyelesaian utang – piutang dengan pihak ketiga. b. Bagi Bank 1. Sebagai alat pembayaran tunai, pemindah bukuan dari rekning satu kerekening giro lainnya dan pengurangan dana dari penarik cek. 2. Sebagai alat pembukuan dokumen pembukuan. c. Bagi Pemegang Cek 1. Sebagai alat pengganti uang tunai.

2.4 Bilyet Giro

2.4.1 Defenisi Bilyet

Giro Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya warkat lain yang sangat berkaitan dengan giro adalah Bilyet Giro, Bilyet Giro merupakan salah satu warkat perbankan di Indonesiayang digunakan untuk melakukan penarikan dana dari rekening gironya oleh nasabah penyimpan. Universitas Sumatera Utara Bilyet Giro diatur dalam SK Direksi BI no 2832KEPDIR tentang Bilyet Giro, istilah Bilyet Giro mulai digunakan secara tegas dalam pengertian tentang giro yang ditetapkan dalam UU no.7 tahun 1992 tentang perbankan dan perubahannya dengan UU no.10 Tahun 1998. Bilyet Giro merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada Bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya.

2.4.2 Syarat Formal

Bilyet Giro Dalam pasal 2 ayat 1 telah diatur syarat formal Bilyet Giro, yaitu : a. Nama “Bilyet Giro” dan nomor Bilyet Giro yang bersangkutan. b. Nama tertarik. c. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan dana atas beban rekening penarik. d. Nama dan nomor rekening pemegang. e. Nama Bank penerima f. Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya. g. Tempat dan tanggal penarikan. h. Tandatangan, nama jelas, dan atau dilengkapi dengan capstempel sesuai dengan persyaratan pembukaan rekening. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Tenggang Waktu

penawaran Ketentuan tenggang waktu penawaran Bilyet giro ditetapkan dalam pasal 6 diantaranya : a. Terhitung waktu penawaran Bilyet Giro adalah 70 hari terhitung sejak tanggal penarikan ayat 1. b. Bilyet Giro ditawarkan kepada Bank sebelum tanggal efektif atau sebelum tanggal penarikan harus ditolak oleh Bank, tanpa memperhatikan tersedia atau tidak tersedianya dana dalam rekening penarik ayat 2. c. Bilyet Giro yang diterima oleh Bank setelah tanggal berakhirnya tenggang waktu penawaran dapat dilaksanakan perintahnya sepanjang dananya tersedia dan tidak dibatalkan oleh penariknya ayat 3.

2.4.4 Pembatalan

Ketentuan mengenai pembatalan Bilyet Giro sebagaimana yang diatur dalam pasal 7, diantaranya : a. Penarik tidak boleh membatalkan Bilyet Giro selama tenggang waktu penawaran ayat 1. b. Pembatalan Bilyet Giro hanya dapat dilakukan setelah tanggal berakhirnya tenggang waktu penawaran dengan suatu surat pembatalan yang ditujukan kepada tertarik dengan menyebutkan nomor Bilyet Giro, tanggal penarikan, dan jumlah dana yang dipindahbukukan ayat 2. Universitas Sumatera Utara

2.4.5 Penolakan Bilyet

Giro Ketentuan pasal 12 mengatur tentang penolakan Bilyet Giro yang dananya tidak cukup,yaitu : a. Bank wajib menolak Bilyet Giro yang dananya tidak cukup ayat 1. b. Bilyet Giro yang ditolak dalam tenggang waktu adanya kewajiban penyediaan dana oleh penarik karena dananya tidak cukup dikategorikan sebagai Bilyet Giro kosong ayat 2. c. Penarikan Bilyet Giro dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan mengenai penarikan cek Bilyet Giro ayat 3. d. Bank yang tidak mematuhi ketentuan kewajiban penolakan Bilyet Giro yang dananya tidak cukup dikenakan sanksi dalam rangka pembinaan dan pengawasan Bank karena ketidakpatuhan ketentuan yang berlaku ayat 4.

2.5 Perbedaan Bilyet Giro dengan Cek

2.5.1 Berdasarkan Hukum

Berdasarkan hukum pemberlakuan Bilyet Giro adalah SK Direksi BI No.2832KEPDIR yang dilengkapi dengan SEBI no.2332UPG, sedangankan Cek dasar hokum pemberlakuan adalah KUH Dagang pasal 178 sampau pasal 229 Direksi BI dan SEBI tersebut diatas mengambil persamaan dengan ketentuan cek yang tercantum dalam KUH Dagang. Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Berdasarkan isi dan pelaksanaannya

Perintah yang tercantum dalam Bilyet Giro adalah berupa perintah kepada tertarik untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening penarik ke rekening pemegang sebagaimana yang tercantum pada Bilyet Giro, sedangkan cek pada prinsipnya memuat perintah kepada tertarik untuk melakukan pembayaran melalui penyerahan sejumlah uang secara tunai pada saat diunjukkan kecuali untuk cek perhitungan.

2.5.3 Tanggal efektif

Dalam ketentuan Bilyet Girodimungkinkan kepada penarik untuk mencantumkan tanggal efektif yaitu tanggal untuk dapat dilaksanakannya perintah pemindahbukuan, tanggal efektif harus dicantumkan dalam tenggang waktu penawarannya. Sebaliknya cek tidak mengenal ketentuan mengenai tanggal efektif tersebut, setiap cek harus dibayar pada saat diunjukkan kepada tertarik sepanjang dana penarik masih cukup tersedia pada Bank tertarik. Bila pada Bilyet Giro tidak dicantumkan tanggal efektifnya, tanggal penarikan berlaku sebagai tanggal efektif. Universitas Sumatera Utara

2.6 Penutupan rekening nasabah oleh Bank Umum sebagai tertarik

Terhadap nasabah penyimpanan yang telah memenuhi persyaratan sebagai Bank penarik Cek Bilyet Giro kosong dilakukan penutupan rekening oleh Bank Umum yang bersangkutan, ketentuan yang mengatur penutupan rekening nasabah mencakup tentang : a. Kewajiban Bank Umum menutup rekening giro nasabah dan persyaratannya. b. Cara perhitungan cek Bilyet Giro kosong dikaitkan dengan suatu periode tertentu untuk menetapkan frekuensi penarikan. c. Cara perhitungan penarikan cek Bilyet Girokosong antara lain mengenai penggolongan sebagai penolakan cek Bilyet Giro kosong, cek Bilyet Giro yang diunjukkan berulang- ulang, penghitungan jumlah lebar cek Bilyet Giro yang ditolak sehubungan dengan pengunjukkan melalui kliring.

2.7 Daftar Hitam

Nasabah penyimpanan sebagai penarik cek Bilyet Giro kosong yang telah ditutup rekeningnya oleh Bank Indonesia dicantumkan dalam daftar hitam, ketentuan mengenai daftar hitam mencakup tentang : a. Masa berlaku daftar hitam, yaitu selama satu tahun sejak tanggal penerbitan. b. Wilayah berlakunya daftar hitam, yaitu wilah kliring setempat. c. Sifat daftar hitam yaitu bersifat rahasia dan hanya dipergunakan secara terbatas untuk keperluan intern Bank Umum. d. Periode penerbitan daftar hitam yaitu setiap akhir bulan oleh Bank Indonesia yang mewilayahi. Universitas Sumatera Utara

2.8 Sanksi