BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup
Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data maupun informasi empiris guna memecahkan permasalahan dalam menguji
hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut adapun yang menjadi ruang lingkup yang diambil
oleh penulis dilakukan pada PT. Bank Mandiri persero Tbk cabang Tebing Tinggi.
3.2 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah melihat secara langsung ssberapa banyak warkat yang akan dikliringkan, seberapa banyak warkat yang akan dikliringkan
akan ditolak, dan seberapa banyak warkat yang akan dikliringkan diproses.
3.3 Populasi
Populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap yang berupa orang, atau transaksi kejadian dimana penulis tertarik untuk mempelajarinya dan menjadikannya objek
penelitian.
Populasi merupakan
keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti, dalam hal ini adalah melihat perputaran warkat yang akan dikliringkan yang ada dikota Tebing Tinggi melalui
web Bank Indonesia.
3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Jenis dan sumber data yang digunakan penulis adalah jenis data time series 4 tahun yaitu dari tahun 2008 – 2011, untuk memperoleh data yang diperlukan secara kualitatif yang
relevan maka dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data skunder.
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pihak Bank Mandiri selaku Bank pelaksana Kliring.
3.4.2 Data Skunder
Data skunder adalah data yang bersumber dari web Bank Indonesia, perpustakaan, dan sumber – sumber lainnya seperti jurnal dan hasil – hasil penelitian sebelumnya.
3.5 Model Analisis Data
3.5.1 Analisa Deskriptif
Metode analisa dekriptif adalah metode analisis dengan pendeskripsian variabel – variabel yang berhubungan dengan pemasalahan yang diteliti sebagai pendukung hasil dari
analisis yang dilakukan oleh penulis, pendeskripsian variabel – variabel tersebut adalah : 1.
Ada 10 faktor yang menyebabkan kenapa warkat yang akan dikliringkan ditolak, apabila warkat yang akan dikliringkan ditolak maka akan timbul SP1,2 dan SPPR Surat
Pemberitahuan Penutupan Rekening.
2. Apabila nasabah yang menerbitkan cek atau Bilyet Giro kosong telah menerima SP1,2
dan SPPR hal itu akan berdampak kepada kredibilitas nasabah tersebut.
3. Dari warkat yang telah dikliringkan, ada yang ditolak dan ada juga yang diterima. Hal itu
tidak lepas dari factor umum dan factor khusus, dimana yang menjadi factor umumnya adalah warkat yang diterbitkan yang akan dikliringkan tidak memenuhi syarat 10 faktor
umum tersebut.
3.6 Defenisi Operasional
1. Warkat yang akan dikliringkan ditolak adalah permintaan kualitas terhadap kinerja Bank
2. Kredibilitas seorang nasabah sangat berpengaruh terhadap warkat yang akan dikliringkan.
3. faktor umum dan faktor khusus dapat membantu petugas kliring akanmengkliringkan
warkat yang akan dikliringkan, apakah warkat tersebut akan ditolak atau tidak.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Kegiatan Kliring Lokal
4.1.1 Sejarah
PT. Bank Mandiri persero Tbk cabang Tebing Tinggi ditetapkan sebagai penyelenggara Kliring Lokal Wilayah tebing Tinggi sesuai surat Keputusan Kantor pusat Bank Indonesia
No201329YPGLPG tanggal 4 Desember 1987, pada saat itu adalah Bank Bumi Daya Cabang Tebing Tinggi. Sebagai kelanjutannya terhitung sejak tanggal 30 november 2004 PT. Bank
Mandiri persero Tbk ditetapkan kembali sebagai penyelenggara kliring di wilayah Kliring Lokal Tebing Tinggi , sesuai surat Keputusan Pimpinan Bank Indonesia Nomor :
620KEP.PBI2004tanggal 30 November 2004.
Jumlah peserta Kliring Lokal Wilayah Tebing Tinggi ada 11 sebelas peserta, diantaranya yaitu :
1. PT. Bank Mandiri persero Tbk
2. PT. Bank Negara Indonesia persero Tbk
3. PT. Bank Rakyat Indonesia persero Tbk
4. PT. Bank Sumut
5. PT. CIMB Niaga Tbk
6. PT. Bank Central Asia Tbk
7. PT. Bank Danamon Indonesia Tbk
8. PT. Bank BTN persero
9. PT. Bank Syariah Mandiri
10. PT. Bank Mestika Mandiri
11. PT. Bank Panin
Dalam pelaksanaannya menggunakan Aplikasi Sistem Otomasi Kliring Lokal – Real Time Gross Sattlement SOKL – RTGS versi 5.0 dimana dengan menggunakan versi ini Cek
dan Bilyet Giro oleh suatu Kantor bank dapat dikliringkan diwilayah kliring secara nasional sepanjang bank penerbit Cek atau BG sudah terdaftar sebagai peserta Intercity Clearing dan
terdapat kantor cabang bank penerbit.
Sistem pelaporan hasil hasil saldo Kliring ke Bank Indonesia setiap harinya
menggunakan sarana telekomunikasi Telex facs setelah dilakukan Test Key Arrangement Angra.
4.2 Pelaksanaan Kliring Lokal
4.2.1 Jam Kliring Lokal
Pelaksanaan Jam Kliring Lokal di Wilayah Kliring Lokal Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :
Senin sd Kamis Kliring Pertama
Jam 11.00 sd 12.00 WIB Kliring Kedua
Jam 13.30 sd 14.30 WIB
Jumat Klring Pertama
Jam 10.30 sd 11.30 WIB Klriing Kedua
jam 13.30 sd 14.30 WIB
Jadual yang telah ditetapkan tersebut wajib dipatuhi oleh semua bank peserta termasuk penyelenggara, apabila diabaikan akan dikenakan sanksi terhadap bank dan petugas yang lalai.
4.2.2 Kelengakapan Sarana Administrasi
Dalam pelaksanaan kliring baik bank penyelenggara maupun bank peserta wajib mematuhi kelengkapan administrasi yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia antara lain :
4.2.2.1 Sebagai Penyelenggara
Adapun yang menjadi kewajiban sebagai penyelenggara sebagai berikut : 1.
Melaporkan data perputaran kliring tepat waktu 2.
Melaporkan saldo hasil kliring setiap hari 3.
Menyediakan sarana dan prasarana yang ditetapkan Bank Indonesia 4.
Menatausahakan daftar wakil kliring dengan baik 5.
Menatausahakan specimen warkat peserta 6.
Menatausahakan specimen contoh tandatangan peserta 7.
Menatausahakan contoh stempel kliring dan kliring dibatalkan 8.
Membuat penanggulangan dalam keadaan darurat 9.
Kelengkapan lainnya untuk mendukung pelaksanaan kliring.
4.2.2.2 Sebagai Peserta
Adapun yang menjadi kewajiban sebagai peserta kliring sebagai berikut : 1.
Menyerahkan specimen warkat kliring 2.
Menyerahkan specimen contoh tandatangan peserta golongan A dan B 3.
Wajib mengenakan tanda pengenal peserta kliring 4.
Kelengkapan administrasi lainnya yang diwajibkan oleh Bank Indonesia.
4.3 Penyelenggaraan Kliring selain Bank Indonesia Medan
Penyelenggaraan kliring tidak hanya dilaksanakan oleh Bank Indonesia akan etapi juga diselenggarakan oleh bank lain jika diwilayah tersebut tidak ada Bank Indonesia, hal itu
merupakan kebijakan bank Indonesia dalam mengembangkan perekonomian daerah khususnya dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran giral.
Kliring diselenggarakan selain Bank Indonesia Medan dilaksanakan oleh Bank yang ditunjuk langsung oleh Bank Indonesia di Tebing tinggi, Kabanjahe, Pematang Siantar, Padang
sidempuan, Kisaran, rantau Parapat yang sampai saat ini masih menggunakan Sistem Otomasi Kliring Lokal SOKL.
Beberapa permasalahan yang timbul antara Bank Indonesia Medan dengan Bank penyelenggara kliring lokal, diantaranya adalah :
1. Penyampaian data hasil perhitungan kliring lokal masih melalui media faksimili yang
dilengkapi dengan angka rahasia yang kurang tepat dan hasil faksimili yang kurang jelas akan memperlambat proses pengambilalihan hasil kliring lokal
Dampak yang ditimbulkan dari keterlambatan proses pengolahan tersebut akan sangat mempengharui likuiditas bank peserta kliring SOKL, oleh karena itu agar tidak merugikan
bank peserta kliring maka penyelnggara sudah seharusnya bertanggung jawab atas
pelaksanaan atas hasil kliring tersebut. 2.
Adanya gangguan pada peralatan faksimili atau saluran komunikasi. 3.
Kurang tertibnya dalam penetapan jadwal penyerahan warkat baik pada kliring penyerahan maupun pada kliring retur hanya beberapa penyelenggara.
4. Administrasi penatusahaan penyelenggaraan kliring lokal beberapa penyelenggara belum
ditatausahakan tertib dan baik 5.
Penyampaian warkat klring Intercity yang belum dilengkapi dengan data nasabah yang lengkap, dan sebagian penyelenggara baru menyampaikan warkat intercity yang
dikliringkan diwilayah kliring lokal tersebut dikirim pada hari yang sama dalam bentuk faksimile kepada Bank Indonesia.
6. Peserta petugas kurang memahami tentang warkat intercity warkat kliring Luar wilayah.
4.4 Kualitas SDM Petugas Kliring