BAB III GAMBARAN DATA PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI
3.1 Pengertian Pajak
Pada hakekatnya pengertian pajak berbeda-beda tergantung dari sudut pandang mana kita memandang masalah pajak ini, namun substansi dan tujuan
dari pajak itu sama. Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan
Umum dan Tatacara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Defenisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat. Soemitro, S.H. dalam bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan 1990: 5 menyatakan “pajak
adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan denga tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi, yang
langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Defenisi pajak menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam buku Pengantar
Ilmu Hukum Pajak 1991: 2 “pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.”
Universitas Sumatera Utara
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut:
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang
sifatnya dapat dipaksakan. b.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan kontraprestasi individual oleh pemerintah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari
pemasukannya terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.
3.2 Fungsi Pajak
Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai defenisi, terlihat adanya dua fungsi pajak yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi Penerimaan Budgeter
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
Contoh: dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. b.
Fungsi Mengatur Reguler Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di
bidang sosial dan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: 1.
Dikenakan pajak terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras.
2. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk
mengurangi gaya hidup konsumtif. 3.
Tarif pajak untuk ekspor adalah sebesar 0 untuk mendorong produk Indonesia di pasaran dunia.
3.3 Perpajakan di Indonesia